Anda di halaman 1dari 21

FARMASETIKA

● Daru Estiningsih, M. Sc., Apt.

Farmasetika ● Introduction
PEMBAGIAN DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK

Daftar Dosen Pembimbing Akademik Prodi Farmasi Universitas Alma Ata`


Tahun ajaran 2016/2017

Dosen Pembimbing
No. NIM Nama Mahasiswa Akademik
1 Eva Nurinda, M. Sc., Apt
2     Eva Nurinda, M. Sc., Apt
3     Eva Nurinda, M. Sc., Apt
4     Eva Nurinda, M. Sc., Apt
5     Eva Nurinda, M. Sc., Apt
6     Emelda, M. Pharm, Apt
7     Emelda, M. Pharm, Apt
8     Emelda, M. Pharm, Apt
9     Emelda, M. Pharm, Apt
10     Emelda, M. Pharm, Apt
11     Daru Estiningsih, M. Sc., Apt

Farmasetika ● Introduction
TAHAP MENGURUS KRS MABA

3.Bimbingan
2.
1. Mencetak KRS
Mahasiswa
3.Bimbingan
melalui
2.
1.
ke
Mencetak KRS
Mahasiswa
menginput
dosen PA KRS
portal.almaata.ac.id
melalui
menginput
ke dosen PA KRS
portal.almaata.ac.id

4.
K
RS
KRS yang dicetak di
dillampiri ku
m
a. Pas foto ukuran 3x4 p
dg jas almamater ul
(background merah) ka
n
b. Foto copy slip ke
pembayaran m
ba
c. Foto cop0y KTM (KTP) li
ke
ba
gi
an
pe
ng
aj
ar
an

Farmasetika ● Introduction
FARMASETIKA

Daru Estiningsih, M. Sc., Apt.

Introduction to Pharmacy

Farmasetika ● Introduction
2. Sejarah farmasi
1.Introduction
dan ruang lingkup
to pharmacy profesi farmasi

3.Peran organisasi
profesi (Ikatan
Apoteker Indonesia)

Farmasetika ● Introduction
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu
Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang
mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang
menyiapkan obat

Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun
pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri

Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara


resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two
Silices”.

Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi
dan ilmu kedokteran adalah sama.

Farmasetika ● Introduction
Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-
industri obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat
dan di bidang “penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian
kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada
apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan teknologi pembuatan
obat

Farmasetika ● Introduction
Zaman pra sejarah, manusia dan penyakit adalah 2 hal yang
terkait


Manusia berusaha mencari pengobatan dari alam

penemuan arkeologi mengenai tulisan-tulisan mengenai


farmasi yang terkenal adalah penemuan catatan-catatan yang
disebut 'Papyrus Ebers'


berisi lebih dari 800 formula atau resep, disamping itu disebutkan juga 700 obat-obatan yang
berbeda antara lain obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti akasis,biji jarak (castrol),
anisi dll serta mineral seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. 

Farmasetika ● Introduction
Hippocrates (450-370 SM) 


merupakan seorang dokter yunani yang dihargai karna memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah, ia membuat sistematika
dalam pengobatan, serta menyusun uraian tentang beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga dinobatkan sebagai bapak dari ilmu
kedokteran.

Dioscorides (abad ke-1 M),


seorang dokter yunani yang merupakan seorang ahli botani, yang merupakan orang pertama yang menggunakan ilmu-tumbuh
tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, hasil karyanya berupa De Materia Medika. selanjutnya mengembangkan ilmu farmakognosi.
obat obatan yang dibuat dioscoridaes antara lain napidium, opium, ergot, hyosciamus, dan cinnamon..

Galen (120-130 M),


seorang dokter dan ahli farmasi bangsa yunani berkewarganegaraan romawi, yang menciptakan suatu sistim pengobatan, fisiologi, patologi yang merumuskan kaidah yang banyak diikuti
selama 1500 tahun, dia merupakan pengarang buku terbanyak dizamannya, ia telah meraih penghargaan untuk 500 bukunya tentang ilmu kedokteran-farmasi serta 250 buku lainnya
tentang falsafal, hukum, maupun tata bahasa. hasil karyanya dibidang farmasi uraian mengenai banyak obat, cara pencampuran dsb, sekarang lazim disebut farmasi 'galenik'.

Farmasetika ● Introduction
Abad kegemilangan Farmasi di peradaban Arab-Islam


Kebangkitan di dunia farmasi selanjutnya diilhami dengan turunnya Al-Qur'an seiiring dengan
kemajuan bangsa arab yang merupakan pusat peradaban dunia termaju saat itu, dimana ilmuan
ilmuan islam berpatokan pada Al-Qur'an dan Metode pengobatan nabawi (Nabi), disamping
penelitian dan pengembangan lainnya.
(Abu'l-Muna Al-Kohen al-Attar, Yuhanna bin Masawayah (777-875), Abu Hasan Ali Bin Sahl
Rabban Al-tabari (808), Sabur bin Sahl, Zayd Hunayn bin Ishaq al ibadi (809-873), dan lain lainnya.

Farmasetika ● Introduction
Menjelang Abad pertengahan dan Abad ke 20


Seiring meningkatnya jenis obat-obatan, rumitnya ilmu mengenai obat dan penanganan serta penggunaannya, yang
dulunya pekerjaan ini masih dipelajari dan dikerjakan dalam kedokteran. Pada tahun 1240 raja  jerman frederick
II secara resmi memisahkan ilmu farmasi dari kedokteran, sehingga sekarang dikenal ilmu farmasi dan ilmu kedokteran.

Philippus Aureolus Theopharastus Bombastus von hoheaheim, juga


dikenal dengan nama paracelcus (1493-1542 M) 


seorang dokter dan ahli kimia, yang merubah paradigma ilmu farmasi yang mulanya berdasarkan
ilmu tumbuhan menjadi profesi yang berkaitan erat dengan ilmu kimia, paracelcus juga berhasil
menyiapkan obat kimiawi yang dipakai sebagai obat internal untuk melawan penyakit tertentu.

Farmasetika ● Introduction
Karl Wilhelm (1742-1786) 


seorang ahli farmasi swiss berhasil menemukan zat kimia seperti asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.
Scheele juga berhasil mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru membuat calomel, dan asam benzoat serta menemukan oksigen.

Friedrick seturner 


merupakan ahli farmasi jerman (1783-1841) berhasil mengisolasi morpin dari opium, pada tahun 1805, seturner juga
menganjurkan suatu seri isolasi dari tumbuhan lainnya juga.

Joseph Caventou (1795-1877) dan joseph pelletier (1788-1842) 


menggabungkan keahlian mereka dalam mengisolasi kina dan sinkonin dari sinkona.

Joseph pelletier (1788-1842) dan pirre robiquet (1780-1840) 


mengisolasi kafein dan robiquet sendiri memisahkan kodeina dari opium. s, serta diidentifikasi sebagai zat yang bertanggung
jawab terhadap aktifitas medis tanamannnya. dieropa abad ke 18 dan 19

Farmasetika ● Introduction
Instansi
Pabrik pemerinta
farmasi h
Rumah
sakit

Institusi
pendidika
n RUANG
RUANG
LINGKUP
LINGKUP

kllinik

Sarana
distribusi
apotek

Farmasetika ● Introduction
Farmasetika ● Introduction
Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia
yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang
kefarmasian, yang· dapat· dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan,
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, bagi pengembangan pribadi Warga
Negara Republik Indonesia, untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Bahwa Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia merupakan satu-satunya organisasi


para Apoteker Indonesia, yang merupakan perwujudan dari hasrat murni dan
keinginan luhur para anggotanya, yang menyatakan untuk menyatukan diri
dalam upaya mengembangkan profesi luhur kefarmasian di Indonesia pada
umumnya dan martabat anggota pada khususnya

Farmasetika ● Introduction
Visi

Terwujudnya Profesi Apoteker yang paripurna, sehingga mampu mewujudkan


kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.

MISI

Menyiapkan Apoteker yang berbudi luhur, profesional, memiliki kesejawatan


yang tinggi dan inovatif serta berorientasi ke masa depan;

Membina, menjaga dan meningkatkan profesional-isme Apoteker sehingga


mampu menjalankan praktek kefarmasian secara bertanggung jawab;

Melindungi Anggota dalam menjalankan profesinya.

Farmasetika ● Introduction
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia mempunyai fungsi
:


Sebagai wadah berhimpun para Apoteker Indonesia.

Menampung, memadukan, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi Apoteker Indonesia.

Membina para anggota dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan Profesi Farmasi
dan IPTEK kefarmasian

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia mempunyai Tugas


Pokok :


Mengadakan serta menyelenggarakan program kegiatan melalui pertemuan  ilmiah yang bersifat lokal, nasional dan internasional;

Mengadakan dan membina hubungan dan kerjasama dengan organisasi nasional yang berkaitan dengan kefarmasian, kedokteran dan organisasi internasional serupa;

Meningkatkan mutu pelayanan anggota kepada kemanusiaan dan masyarakat luas;

Memantapkan peran anggota dalam usaha :

Melindungi masyarakat terhadap pencemaran profesi, bahaya narkotika dan penyalahgunaan obat-obatan.

Pengawasan kesehatan lingkungan, pemanfaatan dan pengamanan obat-obatan, makanan, minuman, kosmetika serta obat tradisional.

Memberikan advokasi kepada anggota berkaitan dengan masalah  yurisprudensi;

Mengadakan berbagai kegiatan lain yang dipandang perlu untuk mencapai Visi dan Misi Organisasi

Farmasetika ● Introduction
Sumpah Apoteker


SAYA BERSUMPAH / BERJANJI AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA GUNA KEPENTINGAN PERIKEMANUASIAAN TERUTAMA DALAM BIDANG KESEHATAN.

SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI KARENA PEKERJAAN SAYA DAN KEILMUAN SAYA SEBAGAI APOTEKER.

SEKALIPUN DIANCAM, SAYA TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN PENGETAHUAN KEFARMASIAN SAYA UNTUK SESUATU YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
PERIKEMANUSIAAN.

SAYA AKAN MENJALANKAN TUGAS SAYA DENGAN SEBAIK - BAIKNYA SESUAI DENGAN MARTABAT DAN TRADISI LUHUR JABATAN KEFARMASIAN.

DALAM MENUNAIKAN KEWAJIBAN SAYA, SAYA AKAN BERIKHTIAR DENGAN SUNGGUH - SUNGGUH SUPAYA TIDAK TERPENGARUH OLEH PERTIMBANGAN
KEAGAMAAN, KEBANGSAAN, KESUKUAN, KEPARTAIAN, ATAU KEDUDUKAN SOSIAL.

SAYA IKRAR SUMPAH / JANJI INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DENGAN PENUH KEINSYAFAN

Farmasetika ● Introduction
Farmasetika ● Introduction
Kode Etik Apoteker


Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam mengamalkan
keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker. Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral yaitu :

MUKADIMAH


Pa sa l 1
Se orang Apote ker ha rus menj unj ung tingg i, mengha yati da n me nga ma lka n S umpa h / Janji Apotek er.

Pa sa l 2
Se orang Apote ker ha rus berus aha de ng an sungg uh-sungg uh meng hay ati dan mengamal kan Kode Etik Apoteke r Indone sia.

Pa sa l 3
Se orang Apote ker ha rus s ena ntia sa me nja la nka n profe sinya se sua i k ompete ns i Apoteke r Indones ia serta s ela lu me ng utamak an dan berpega ng teg uh pa da prinsip ke ma nusia an dal am me lak sa nak an kewaj iba nnya.

Pa sa l 4
Se orang Apote ker ha rus s elal u a ktif me ng ikuti perk embanga n di bi dang k ese ha ta n pa da umumny a dan di bida ng farma si pada khus us ny a.

Pa sa l 5
Di da la mmenjala nka n tug asnya Seorang Apotek er harus me nja uhk an diri da ri usa ha me nca ri k euntunga n diri s emata y ang be rtentanga n dengan ma rta ba t dan tradisi l uhur j abatan ke farmas ia n.

Pa sa l 6
Se orang Apote ker ha rus berbudi luhur dan menja di contoh ya ng ba ik bagi ora ng la in.

Pa sa l 7
Se orang Apote ker ha rus menj adi sumbe r i nforma si ses uai de ng an profesi nya .

Pa sa l 8
Se orang Apote ker ha rus a ktif me ngik uti pe rk embangan pe ratura n perunda ng-unda nga n di bidang k es eha tan pa da umumny a dan di bida ng farma si pada k husus nya .

BAB II - KEWAJIBAN APO TE KER TE RH ADAP PASIEN

Pa sa l 9
Se orang Apote ker da lam mela kukan pra ktik kefa rmasia n harus me ngutamak an ke pentingan ma sy ara kat. meng horma ti hak az asi pas ie n dan me lindung i ma khluk hidup insa ni .

BAB III - KE WAJIBANAPO T EKE RT ERH ADAP TE MAN S EJAWAT

Pa sa l 10
Se orang  Apoteke r harus mempe rlak uk an te man Se jawatnya s eba gai mana i a s endiri ingin diperl ak uka n.

Pa sa l 11
Se sa ma Apote ker ha rus s elal u s aling mengi nga tka n da n s al ing me na sehati untuk me ma tuhi ke te ntuan-ketentuan kode Etik.

Pa sa l 12
Se orang  Apoteke r harus mempe rgunak an s etia p k ese mpata n untuk  me ningk atk an kerjasa ma y ang ba ik ses ama Apotek er di da lam me mel iha ra k eluhuran ma rta bat jabata n kefa rmasia n,
 se rta  memperteba l   ras a  s ali ng memperc aya i di da lam menuna ika n tuga snya .

BAB IV - KE WAJIBANAPO T EKE RT ERH ADAP SE JAWAT PET UG AS KESE HATAN L AIN

Pa sa l 13
Se orang Apote ker ha rus mempergunaka n se tiap ke sempa tan untuk membangun dan me ning ka tka n hubung an profes i, sali ng mempe rc ay ai, mengha rga i dan me ng hormati   se jawat petugas k es eha tan lain.

Pa sa l 14
Se orang Apote ker he ndak nya me nja uhk an diri dari tindaka n ata u perbuata n y ang dapat mengak ibatk an berkura ng ny a a tau hil ang nya k eperca ya an masya rak at k epada se jawa t pe tug as k es ehata n la in.

BAB I - KEWAJIBAN UMUM


Pasal 15
Seorang  Apoteker  bersungguh-sungguh  menghayati  dan  mengamalkan  kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan  menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

BAB V - PENUTUP

Farmasetika ● Introduction
Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani
“pharmakon”, yang berarti cantik atau elok, yang
kemudian berubah artinya menjadi racun, dan
selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan
obat. Oleh karena itu seorang ahli farmasi (Pharmacist)
ialah orang yang paling mengetahui hal ihwal obat. Ia
satu-satunya ahli mengenai obat, karena pengetahuan
keahlian mengenai obat memerlukan pengetahuan
yang mendalam mengenai semua aspek kefarmasian
seperti yang tercantum pada definisi di atas.

Farmasetika ● Introduction

Anda mungkin juga menyukai