Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN PERUNDANGAN

DASAR HUKUM

1. UU No 1 Tahun 1970: Keselamatan Kerja


2. UU No 13 Tahun 2003: Ketenaga Kerjaan
3. UU No 22 Tahun 2001: Minyak dan Gas Bumi
4. UU No 32 Tahun 2009: Perlidungan dan Pengelolaan LH
5. MPR (Mijn Politie Reglement) No 341 Tahun 1930
6. PP No 19 Tahun 1973: Pengaturan Dan Pengawasan Keselamatan Kerja Di Bidang
Pertambangan
DASAR HUKUM
UU RI No. 1 TAHUN 1970

Bab I : Tentang Istilah-Istilah


Pasal 1:
1. Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja,
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua
ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja.

2. Pengurus ialah orang yang memimpin langsung tempat kerja.

3. Pengusaha ialah :
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan usaha milik sendiri yang
mempergunakan tempat kerja;
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan usaha
bukan miliknya yang mempergunakan tempat kerja;
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud (a) dan (b), jika yang diwakili berkedudukan di luar
Indonesia.
DASAR HUKUM

4. Direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan undang-undang ini.
5. Pegawai Pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen
Tenaga Kerja.
6. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya undang-undang ini.

BAB II : RUANG LINGKUP

Pasal 2 :
7. Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik didarat, didalam tanah,
dipermukaan air, didalam air maupun diudara, yang berada didalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
DASAR HUKUM

4. Direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan undang-undang ini.
5. Pegawai Pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen
Tenaga Kerja.
6. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya undang-undang ini.

BAB II : RUANG LINGKUP

Pasal 2 :
7. Keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik didarat, didalam tanah,
dipermukaan air, didalam air maupun diudara, yang berada didalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
DASAR HUKUM
BAB II : RUANG LINGKUP
1. Berlaku dalam tempat kerja dimana :
1. dibuat, dicoba, dipakai, diolah atau dipergunakan dengan alat apapun atau
dengan bahan atau barang apapun yang dapat membahayakan atau
menimbulkan : kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
2. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan,
pembongkaran, bongkar muat, penyelaman, dalam ketinggian, diatas
permukaan tanah atau perairan, dibawah tekanan udara, suhu yang tinggi
atau rendah, dalam tangki, penbuangan atau pemusnahan sampah atau
limbah, kelistrikan, gas, minyak atau air.
3. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pertambangan, pendidikan,
penyelidikan atau penelitian, rekreasi.

2. Dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan


lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja dan
atau yang berada diruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian dalam
ayat (2).
DASAR HUKUM

BAB III: SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA


Pasal 3:
1. Syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
o Mencegah, mengurangi, mengendalikan, mengamankan, memberi
pertolongan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan, kebakaran,
peledakan, suhu, kelembaban, timbulnya penyakit, peracunan, infeksi,
terkena listrik yang berbahaya.
2. Ketentuan tersebut ayat (1) dapat dirubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan baru dikemudian hari.

Pasal 4 :
3. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, pengguinaan, pem,eliharaan dan penyimpanman
bahan, barang dan produk teknik dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
DASAR HUKUM

2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip teknis ilmiah yang terumus secara


teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahanpengolahan
dan pembuatan, perlengkapan alat-alat pelindung, pengujian dan
pengesahan, pengepakan, pemberian tanda pengenal atas bahan, produk
teknis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang, keselamatan
tenaga kerja dan keselamatan umum.

BAB IV PENGAWASAN

Pasal 8
• Pengurus wajib memeriksakan kesehatan, kondisi mental dan kemampuan
fisik dari tenaga kerja yang akan diterima maupun yangkan dipindahkan .
• Pengurus wajib memeriksakan secara berkala kepada Dokter yang ditunjuk.
• Norma pengujian kesehatan diatur dalam peraturan perundangan.
DASAR HUKUM

Bab V Pembinaan
Pasal 9
1. Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan :
a. Kondisi dan bahaya yang timbul ditempat kerja.
b. Alat pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja.
c. APD bagi tenaga kerja.
d. Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan.

Bab VI. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pasal 10
1. Menaker berwenang membentuk P2K3, guna mengembangkan kerjasama saling
pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang K3.
2. Susunan P2K3 ditetapkan oleh Menaker.
DASAR HUKUM
Bab VII Kecelakaan
Pasal 11
1. Pengurus wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja
yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk Menaker.
2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan oleh pegawai termaksud ayat (1)
diatur dengan peraturan perundangan.

Pasal 12
Kewajiban dan hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar.
b. Memakai APD.
c. Memenuhi dan mentaati syarat K3.
d. Meminta pengurus melaksanakan syarat K3.
e. Menyatakan keberatan kerja, dimana syarat K3 dan APD diragukan.
DASAR HUKUM

Bab IX Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja


Pasal 13
Siapapun wajib mentaati semua petunjuk K3 dan memakai APD yang diwajibkan.

Bab X Kewajiban Pengurus


Pasal 14
Pengurus wajib :
a. Menempatkan/ menempelkan semua syarat K3, pada tempat yang mudah
dilihat dan terbaca.
b. Memasang gambar K3 pada tempat yang mudah dilihat dan terbaca.
c. Menyediakan secara cuma-cuma semua APD bagi setiap orang yang memasuki
tempat kerja disertai petunjuk yang diperlukan.
DASAR HUKUM

UU RI No. 13 TAHUN 2003

BAB X, Pasal 86

1. Setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :


• keselamatan dan kesehatan kerja;
• moral dan kesusilaan; dan
• perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama;

2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna mewujudkan produktivitas kerja


yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
STANDAR HSE

Anda mungkin juga menyukai