Pratyaksa Pramana
Agama Pramana
SVĀMĪ HARSHĀNANDA
Dia dapat dilihat dalam suatu wujud yang mereka sukai untuk
pemujaan dan menanggapinya melalui wujud tersebut. Dia juga
dapat menjelmakan Diri-Nya di antara mahluk manusia untuk
membimbingnya menuju kerajaan Kedewataan-Nya. Dan
penjelmaan ini merupakan suatu proses berlanjut yang mengambil
tempat dimanapun dan kapanpun yang dianggap-Nya perlu.
Kemudian ada aspek Tuhan lainnya sebagai Yang Mutlak, yang
biasanya disebut sebagai “Brahman”; yang berarti besar tak
terbatas. Dia adalah Ketakterbatasan itu sendiri. Namun, Dia juga
bersifat immanent pada segala yang tercipta. Dengan demikian
tidak seperti segala yang kita kenal bahwa Dia menentang segala
uraian tentang-Nya. Telah dinyatakan bahwa jalan satu-satunya
untuk dapat menyatakan-Nya adalah dengan cara negative: Bukan
ini! Bukan ini!
LALU APAKAH ATAU SIAPAKAH YANG
DIMAKSUD DENGAN TUHAN ITU?
Tuhan dalam agama Hindu sebagaimana yang disebutkan
dalam Weda adalah Tuhan tidak berwujud dan tidak
dapat digambarkan, bahkan tidak bisa dipikirkan. Dalam
bahasa Sanskerta keberadaan ini disebut Acintyarupa
yang artinya: tidak berwujud dalam alam pikiran
manusia.
Untuk pertama kali difinisi tentang Tuhan dijumpai dalam
kitab Brahma Sūtra I.1.2 (Pudja, 1999 : 10), lengkapnya
berbunyi demikian :
Janmādyasya yatah.
Artinya :
utāmṛtatvasyeśā no
yadannenāti rohati.
(Ṛgveda X.90.2)
(Tuhan sebagai wujud kesadaran agung merupakan
asal dari segala yang telah ada dan yang akan ada. Ia
adalah raja di alam yang abadi dan juga di bumi ini
yang hidup dan berkembang dengan makanan)
Yo bhūtaṁ ca bhavyaṁ ca
sarvaṁ yaś cādhitiṣṭhati
(Atharvaveda X.8.1)
Manakala dunia beserta isinya berada dalam ancaman pengaruh buruk sifat
manusia, yang ditandai dengan kejahatan merajalela, wanita tidak lagi
diberikan kemuliaan dan penghormatan, perang terjadi di mana-mana, maka
Brahman atau Sang Hyang Widhi turun ke dunia dengan mengambil wujud
sesuai dengan keadaan zaman. Tujuannya untuk menyelamatkan umat
manusia, alam semesta beserta isinya dari kehancuran.