Anda di halaman 1dari 32

REFLEKSI KASUS

EPISODE
DEPRESI

FAIRUZ SA’ADAH

1810029052
BAB 1

KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.A
Usia : 53 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Alamat : Batuah, Loa Janan
AUTOANAMNESIS
ANAMNESIS Pasien datang ke poliklinik psikiatri RSJD Atma Husada
Mahakam dengan keluhan merasa tertekan. Pasien
Anamnesis dilakukan pada mengaku sudah mulai merasa tertekan semenjak
tanggal 17 september 2019
didiagnosis kanker serviks 5 tahun yang lalu. Pasien juga
pukul 14.15 WITA di Poliklinik
RSJD Atma Husada Samarinda susah memulai tidur dan terkadang terbangun pada malam
hari serta apabila sudah terbangun pasien akan susah

KELUHAN untuk tidur kembali. Pasien merasa dirinya dihukum oleh


UTAMA Tuhan dan semua yang terjadi di hidupnya akibat dosa
besar yang dia lakukan. Pasien merasa dirinya sangat
sensitif. Pasien juga mengeluhkan cepat merasa lelah,
Merasa tertekan
lemas, dan sering tiba-tiba menangis tanpa sebab.
HETEROANAMNESIS

Pasien sehari-hari sering mengurung diri di kamar, menangis,


ANAMNESIS
dan tampak melamun. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1
tahun yang lalu dan seminggu terakhir pasien ingin melakukan
Anamnesis dilakukan pada percobaan bunuh diri. Semua bermula semenjak didiagnosis
tanggal 17 september 2019
pukul 14.15 WITA di Poliklinik
kanker serviks 5 tahun yang lalu. Pasien semenjak remaja
RSJD Atma Husada Samarinda memang pendiam dan bersifat tertutup. Jarang bersosialisasi
dengan teman maupun tetangga. Di rumah pun pasien lebih
banyak diam. Pasien juga semakin parah ditambah dengan 2
tahun lalu ayah kandung pasien bunuh diri, semenjak itu dirasa
pasien mulai muncul ide untuk bunuh diri.
RIWAYAT

GENOGRAM

PENYAKIT DAHULU KELUARGA


Pasien pernah dirawat di
Ayah kandung pasien
RSJD Atma Husada
Samarinda tahun 2018. Saat mengalami hal serupa dan
itu pasien mengaku merasa
melakukan bunuh diri 2
“down” dan merasa putus
asa, kehilangan tujuan tahun yang lalu.
Perempuan
hidupnya dan sempat
Laki
memiliki ide bunuh diri
Meninggal
namun tidak dilakukan.
Pasien
RIWAYAT HIDUP

- Riwayat Prenatal, MASA - Hubungan dengan


kehamilan, dan kelahiran KANAK- teman sebaya - Riwayat pekerjaan
- Perkembangan Awal KANAK - Riwayat sekolah - Aktivitas sosial
(0-3 tahun) PERTENGAH - Latar belakang agama - Masalah emosi
AN (pubertas hingga remaja) REMAJA

MASA MASA DEWASA


KANAK- - lingkungan pasien KANAK- - Aktivitas sehari-hari

KANAK - Kepribadian pasien KANAK - Masalah emosi

AWAL (3-11 tahun) AKHIR


PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Komposmentis, GCS E4V5M6


Tanda Vital : TD 130/70 mmHg RR 18x/menit
N 69x/menit T 36,5oC
Keadaan gizi : Baik
PEMERIKSAAN Kepala : Anemis (-/-), Ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Dada : Simetris
Paru : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : S1 S2 tunggal reguler
Perut : Soefl, BU (+) normal
Anggota gerak : Edema (-/-), akral hangat
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

GCS : E4V5M6
Refleks fisiologis : tidak dievaluasi PEMERIKSAAN
Refleks patologis : tidak dievaluasi
Meningeal sign : tidak dievaluasi
PEMERIKSAAN HDRS
NO Aspek-Aspek HDRS Nilai NO Aspek-aspek HDRS Nilai
1 Keadaan perasaan depresi 4 12 Gejala somatik gastrointestinal 1
2 Perasaan bersalah 2 13 Gejala somatik umum 1
3 Bunuh diri 3 14 Genital 0
4 Insomnia (initial) 2 15 Hipokondriasis 0
5 Insomnia (middle) 2 16 Kehilangan berat badan ( A + B) 1
6 Insomnia (late) 2 17 Insight (pemahaman diri) 0
PEMERIKSAAN
7 Kerja dan kegiatannya 2 18 Variasi lain 0
8 Kelambanan kegelisahan/ agitasi 2 19 Depersonalisasi dan derealisasi 0
9 Kegelisahan/ agitasi 0 20 Gejala-gejala paranoid 0
10 Ansietas somatik 1 21 Gejala-gejala obsesi dan kompulsi 0
11 Ansietas psikis 2
Total 25
Interpretasi Depresi Berat
DIAGNOSIS TATALAKSANA

• Aksis I : Episode Depresif Non farmakoterapi


Berat (F32.2) • Motivasi pasien agar tetap
• Aksis II : - semangat (mendukung pasien)
• Aksis III : Ca. serviks dan meminum obat rutin
• Aksis IV : - Farmakoterapi:
• Aksis V : GAF scale 70-61 • Olanzapin tab 5 mg 2x1
• Merlopam tab 2 mg 2x1
• Elnac tab 20 mg 1x1
BAB 2

TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Depresi adalah suatu gangguan perasaan hati


dengan ciri sedih, merasa sendirian, rendah diri,
putus asa, biasanya disertai tanda–tanda retardasi
psikomotor atau kadang-kadang agitasi, menarik diri
dan terdapat gangguan vegetatif
seperti insomnia dan anoreksia
FAKTOR
RESIKO
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Status Perkawinan
4) Faktor Sosioekonomi dan Budaya
5) Pendidikan
ETIOLOGI
1) Faktor Biologis
• Neuroimaging
• Neurokimiawi
• Regulasi Neuroendokrin
2) Faktor Genetik
3) Faktor Psikososial
4) Peristiwa Hidup dan Stres Lingkungan
5) Faktor Kepribadian
ETIOLOGI
1) Faktor Biologis
• Neuroimaging
• Neurokimiawi
• Regulasi Neuroendokrin
2) Faktor Genetik
3) Faktor Psikososial
4) Peristiwa Hidup dan Stres Lingkungan
5) Faktor Kepribadian
- Afek depresif
GEJALA - Kehilangan minat dan kegembiraan
UTAMA
- Berkurangnya energi dan mudah lelah

 Konsentrasi dan perhatian berkurang


 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna GEJALA
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
TAMBAHAN
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
F 32.0
depresi seperti disebut diatas;

• Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya EPISODE DEPRESIF RINGAN

• Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

• Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-


kurangnya sekitar 2 minggu

• Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan


sosial yang biasa dilakukannya.
• Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
F 32.1
depresi seperti pada episode depresi ringan;

• Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari EPISODE DEPRESIF SEDANG

gejala lainnya;

• Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2


minggu.

• Menghadapi kesulitan nyata utnuk meneruskan kegiatan


sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.
• Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat. F 32.2
• Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu utnuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci. EPISODE DEPRESIF BERAT
TANPA GEJALA PSIKOTIK
• Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode
depresif berat masih dapat dibenarkan.
• Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2
minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,
maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu
kurang dari 2 minggu.
• Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
• Episode depresi berat yang memenuhi kriteria
meurut F32.2 tersebut diatas; F 32.3
• Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif.
Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, EPISODE DEPRESIF BERAT
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan DENGAN GEJALA PSIKOTIK
pasien merasa bertanggungjawab atas hal itu.
Halusianasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa
suara yang menghina atau menuduh, atau bau
kotoran atau daging membusuk. Retardasi
psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
• Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat
ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan
afek (mood-congruent).
TATALAKSANA
• Kebutuhan prosedur diagnosis, Antidepresan yang digunakan adalah:
• Risiko bunuh diri atau membunuh, • Selective Serotonine Reuptake
dan
• Kemampuan pasien yang menurun Inhibitor (SSRI)
drastis untuk mendapatkan • Trisiklik
makanan dan tempat tinggal. • Obat lain seperti bupropion, ELECTROCONV
• Riwayat gejala yang berkembang
venlafaxine, nefazodone (serzone)
cepat serta TERAPI ULSIVE
• Rusaknya sistem dukungan pasien dan mirtazapine (remeron)
KELUARGA THERAPY

Gangguan yang FARMAKOTERAPI Electroconvulsive Therapy (ECT)


biasanya digunakan jika pasien tidak
INDIKAS membahayakan berespon terhadap farmakoterapi
I RAWAT perkawinan pasien atau dengan dosis yang sudah adekuat atau
INAP tidak dapat mentoleransi
fungsi keluarga atau jika
farmakoterapi atau pada tampilan
gangguan mood didasari klinis yang sangat berat yang
atau dapat ditangani oleh memperlihatkan perbaikan sangat
situasi keluarga. cepat dengan penggunaan ECT
Alur
tatalaksana
Prognosis baik:
• Episode ringan
• Tidak ada gejala psikotik
• Singkatnya waktu rawat inap
• Mempunyai teman akrab selama remaja
• Fungsi keluarga stabil
• Lima tahun sebelum sakit secara umum fungsi sosial baik.
PROGNOSIS • Tidak ada komorbiditas dengan gangguan psikiatri lain
• Tidak lebih dari sekali rawat inap dengan depresi berat
• Onsetnya awal pada usia lanjut.

Prognosis buruk jika


• Bersamaan dengan distimik, penyalahgunaan alkohol dan zat
lain
• Ditemukan gejala gangguan cemas
• Ada riwayat lebih dari sekali episode depresi sebelumnya
BAB 3

PEMBAHASAN
THROUGHT
PROVOKING
TOPIC

Lorem ipsum dolor sit amet,


consectetur adipiscing elit, sed
do eiusmod tempor incididunt ut
labore et dolore magna aliqua.
Ut enim ad minim veniam, quis
nostrud exercitation ullamco
laboris nisi ut aliquip ex ea
commodo consequat.
FINE TIMELINE

Lorem ipsum dolor sit amet, Lorem ipsum dolor sit amet, Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed consectetur adipiscing elit, sed consectetur adipiscing elit, sed
do eiusmod tempor incididunt do eiusmod tempor incididunt do eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna. ut labore et dolore magna. ut labore et dolore magna.
YESTERDAY TOMORROW

PAST TODAY FUTURE


Lorem ipsum dolor sit amet, Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed consectetur adipiscing elit, sed
do eiusmod tempor incididunt do eiusmod tempor incididunt
ut labore et dolore magna. ut labore et dolore magna.
Teori Kasus
Etiologi
Faktor resiko: - Usia pasien 53 tahun
- Usia - Jenis kelamin perempuan
- Jenis Kelamin - Pasien berstatus menikah
- Status perkawinan - Status sosieoekonomi menengah
- Faktor sosioekonomi dan budaya - Pasien seorang pendidikan SD
- Pendidikan - Pasien memiliki kepribadian
  tertutup
Etiologi
- Faktor biologis
- Faktor genetik
- Faktor psikososial
Teori Kasus
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
F32 Episode Depresif - Sulit tidur
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat)
- Sering menutup diri dan menangis tiba-
- Afek depresif,
- Kehilangan minat dan tiba
kegembiraan, dan - Keinginan bunuh diri
- Berkurangnya energi, mudah lelah - Mudah merasa lelah danlemas untuk
(rasa lelah yang nyata sesudah
beraktivitas
kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas (Maslim, 2013). - Keluhan sejak 5 tahun terakhir
Gejala lainnya : - Merasa diri mempunyai dosa besar
 Konsentrasi dan perhatian berkurang;  
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
 Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis;
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau
bunuh diri;
 Tidur terganggu;
 Nafsu makan berkurang.
Teori Kasus
Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
F32.2 Episode Depresif Berat tanpa gejala psikotik - PEMERIKSAAN PSIKIATRI
Semua 3 gejala utama depresi harus ada. Kesan umum: Tampak rapi, kooperatif
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan Kontak: Verbal (+) lancar dan relevan, Visual (+), Non-verbal
beberapa diantaranya harus berintensitas berat. (+)
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi Kesadaran: Komposmentis, Orientasi (tempat, waktu,
psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak orang) baik
mau atau tidak mampu utnuk melaporkan banyak gejalanya Emosi/afek: Mood sedih, afek sesuai
secara rinci. Proses Berpikir: Koheren
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap Persepsi: Halusinasi (-), Ilusi (-)
episode depresif berat masih dapat dibenarkan. Intelegensi: Cukup
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang- Kemauan : Aktivitas sehari-hari mandiri
kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan Psikomotor: Tidak menunjukkan adanya kelainan
beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk Tilikan: 6 (menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 disertai
minggu. motivasi untuk mencapai perbaikan)
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan  
kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, Pemeriksaan HDRS (Hamilton Depression Rating Scale), skor
kecuali pada taraf yang sangat terbatas. HDRS adalah 25, maka termasuk dalam kategori depresi
berat
Teori Kasus
Penatalaksanaan

Antidepresan yang digunakan adalah Selective Pasien diberikan obat:


Serotonine Reuptake Inhibitor (SSRI) seperti  Olanzapin tab 5 mg 2x1
fluoxetine, paroxetine (paxil), dan sertraline  Merlopam tab 2 mgm2x1
(Zoloft). Antidepresan golongan lain misalnya  Elnac tab 20 mg 1x1
bupropion, venlafaxine, nefazodone (serzone) dan  
mirtazapine (remeron), menunjukkan secara klinis
hasil yang sama efektif dengan obat terdahulu
tetapi lebih aman dan toleransinya lebih baik.
 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai