Anda di halaman 1dari 43

08/01/2021

Sosialisasi tenaga kesehatan


tentang vaksinasi untuk
menanggulangi COVID-19

Gatot Soegiarto

Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI Cabang Jawa Timur


Divisi Alergi dan Imunologi Klinik, SMF/Departemen Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Dr. Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya

Topik bahasan
 Tantangan virus corona di masa pandemi COVID-19
 Pendekatan pengobatan untuk pasien COVID-19
 Vaksinasi untuk COVID-19
 Jenis vaksin COVID-19 yang akan dipakai di Indonesia
 Amankah vaksin untuk pencegahan infeksi COVID-19 ?
 Halalkah vaksin untuk COVID-19 yang akan di pakai di tanah air ?
 Apakah vaksin pasti memberikan perlindungan ?
 Siapa saja yang boleh atau belum boleh divaksin ?
 Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia
 Perilaku pasca vaksinasi COVID-19
 Ringkasan

 Gatot Soegiarto 2021

1
08/01/2021

SARS-CoV-2 virus
 Termasuk dalam group
Betacoronavirus dari famili
Coronaviridae
 Virus RNA untai tunggal, positive-
sense
 Ditemukan sejak tahun 1960an,
sebenarnya ada 7 virus corona
yang pernah menyerang manusia,
yaitu. HCoV-229E, HCoV-OC43,
HCoV-NL63, HCoV-HKU1, SARS-
CoV, MERS-CoV, and SARS-CoV-2
 Hanya 3 jenis virus yang diketahui
dapat menimbulkan penyakit
pernapasan yang mematikan
 SARS-CoV
 MERS-CoV
 SARS-CoV-2

Tang D, et al., PLoS Pathog. 2020;16(5): e1008536. doi:  Gatot Soegiarto 2021
10.1371/journal.ppat.1008536

2
08/01/2021

Asal muasal virus SARS-CoV-2

Dhama K, et al. Clin Microbiol Rev. 2020; 33:e00028-20. doi: 10.1128/CMR.00028-20.  Gatot Soegiarto 2021

Penularan dan penyebaran virus SARS-CoV-2

Dhama K, et al. Clin Microbiol Rev. 2020; 33:e00028-20. doi: 10.1128/CMR.00028-20.  Gatot Soegiarto 2021

3
08/01/2021

Struktur virus SARS-CoV-2

Spike glycoprotein (S)


Viral envelope
Hemagglutinin esterase
Membrane protein (M)
RNA and nucleocapsid
(N) protein
Envelope small
membrane protein (E)

Adedokun KA, et al. Infect Dis Poverty. 2020; 9:77. doi: 10.1186/s40249-020-00688-1  Gatot Soegiarto 2021

Virus SARS-CoV-2: cara masuk & replikasi

Bergmann CC & Silverman RH. Cleveland Clinic Journal of Medicine June 2020, 87 (6) 321-327; doi: 10.3949/ccjm.87a.20047

4
08/01/2021

Situasi terkini kasus COVID-19 berdasarkan WHO

 Jumlah kasus dan kematian kumulatif masih terus meningkat di seluruh dunia. Per tanggal 7
Januari 2021 total terdapat 85.509.194 kasus dengan 1.868.622 kematian (2.18%).
 Di beberapa negara Eropa bahkan sedang terjadi second atau third wave setelah sebelumnya
sempat menurun.
 Gatot Soegiarto 2021 https://covid19.who.int/?gclid=Cj0KCQjwxNT8BRD9ARIsAJ8S5xYbXqzpqnXUSB-nY-v9Mi6mPwUw1prVR9nJ0FHOnegEt9CcKwmtOVYaAl28EALw_wcB

COVID-19
cases are
still on
the rise

https://covid19.who.i
nt/?gclid=Cj0KCQjwxN
T8BRD9ARIsAJ8S5xYb
XqzpqnXUSB-nY-
v9Mi6mPwUw1prVR9
nJ0FHOnegEt9CcKwmt
OVYaAl28EALw_wcB

 Gatot Soegiarto 2021 https://covid19.who.int/?gclid=Cj0KCQjwxNT8BRD9ARIsAJ8S5xYbXqzpqnXUSB-nY-v9Mi6mPwUw1prVR9nJ0FHOnegEt9CcKwmtOVYaAl28EALw_wcB

5
08/01/2021

Jumlah kasus
baru dan jumlah
kumulatif kasus
COVID-19 di
Indonesia

Jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi


Tambahan kasus baru per hari

 Per tanggal 7 Januari 2021


(jam 21.00) di Indonesia
tercatat 797.723 total kasus
COVID-19 terkonfirmasi,
dengan kasus aktif pada
114.766 pasien (14.38%)
dan kematian sejumlah
23.520 pasien (2.94%).
 Jumlah kasus baru pada
tanggal tersebut adalah
9.321 kasus (rekor baru).

 Gatot Soegiarto 2021

Banyak pasien COVID-19 yang harus dirawat


di RS sakit dan tidak sedikit yang akhirnya
meninggal dunia
 Dari semua orang yang terinfeksi virus
SARS-CoV-2 memang tidak semuanya
bergejala berat. Sekitar 70-75% hanya
bergejala ringan seperti umumnya orang
Image credit: www.freepik.com

sakit flu atau bahkan tidak bergejala


(simptomatik).
 Mereka yang tidak bergejala atau
bergejala ringan itu mungkin disebabkan
oleh jumlah virus yang menulari dirinya
cuma sedikit atau karena kebetulan daya
tahan tubuhnya kuat, atau gabungan dari
kedua faktor itu.
 Namun sekitar 20-25% pasien lainnya
terpaksa harus dirawat di Rumah Sakit,
khususnya yang memiliki penyakit
penyerta tertentu atau daya tahan
tubuhnya lemah. Tidak sedikit yang
akhirnya meninggal dunia.

 Gatot Soegiarto 2021

6
08/01/2021

Clinical aspects of the cytokine storm

Matricardi PM, et al., Pediatric Allergy and Immunology 2020. doi: 10.1111/pai.13271  Gatot Soegiarto 2021

Clinical aspects
Prosentase of the klinis
tingkat keparahan cytokine storm
pasien COVID-19
2.9%

6.4%
Dideteksi
11.03% Kritis dari data
pasien
Berat
13.97% RS
65.7%
Dideteksi
Gejala ringan dari hasil
dan sedang pelacakan
kasus

Asimptomatik Gejala ringan Asimptomatik


Gejala sedang Gejala berat
Gejala kritis

Pongpirul WA, et al. PLoS Negl Trop Dis. 2020; 14(10): e0008806 Verity R, et al. Lancet Infect Dis. 2020; 20(6):669-677.

 Gatot Soegiarto 2021

7
08/01/2021

Clinical aspects of the cytokine storm

Case fatality ratio


Age, years

Proportion of cases Age (years)

Verity R, et al. Lancet Infect Dis. 2020; 20(6):669-677. doi: 10.1016/S1473-3099(20)30243-7  Gatot Soegiarto 2021

Clinical aspects of the cytokine storm


Asimptomatik atau Gejala Ringan Gejala sedang Gejala berat Gejala kritis
Presimptomatik

Ciri-ciri dan Positif SARS-CoV-2 Gejala ringan (mis. Bukti klinis dan Saturasi oksigen <94%; Gagal napas, syok,
tes, tanpa gejala demam, batuk, radiologis adanya infeksi frekwensi napas 30 gangguan atau
tanda gejala perubahan rasa
pengecpan atau
saluran napas bagian kali/menit, kegagalan fungsi multi
organ, trombosis,
bawah (paru), saturasi perselubungan di paru
penghiduan); tidak oksigen 94% 50% atau bertambah penyumbatan
sesak napas pembuluh darah
parah

Menular ? Menular Menular Lebih menular Sangat menular Sangat menular

Isolasi Ya Ya Ya Ya Ya

Tempa Isolasi mandiri,


pemantauan gejala
Isolasi mandiri,
pemantauan gejala
Jika memungkinkan
drawat di Rumah Sakit,
Harus rawat inap di
Rumah Sakit, observasi
Harus rawat di ICU,
observasi sangat ketat,
t isolasi klinis, vitamin, klinis, obat pemantauan gejala ketat, terapi oksigen, alat bantu pernapasan,
imunomodulator simptomatik, klinis, terapi suportif, terapi suportif, terapi oksigen, terapi
atau imunomodulator Remdesivir (?), plasma Remdesivir (?), suportif, terapi spesifik
perawatan konvalesen (?) Dexamethasone,
Tocilizumab
(Dexamethason,
antikoagulan, anti-
dan jenis sitokin)
pengobatan

Patogenesis Replikasi virus


Inflamasi  Badai sitokin
penyakit
Terap Terapi antivirus (?)
i
potensial Terapi antibodi (plasma konvalesen) Terapi anti-inflamasi

Gandhi RT, et al. N Engl J Med 2020; 383:1757-1766. doi: 10.1056/NEJMcp2009249  Gatot Soegiarto 2021

8
08/01/2021

Spektrum klinis infeksi SARS-CoV-2


Exposure to  Spektrum klinis ditentukan
SARS-CoV-2
oleh respons imun yang
dipengaruhi oleh beberapa
No
infection
Infection variabel epidemiologis
(intensitas dan durasi
paparan virus, variasi
Symptomatic
virulensi virus) dan variabel
pejamu (kerentanan
genetik, kondisi kesehatan
Asymptomatic Mild Moderate Severe
saat paparan, adanya
penyakit komorbid)

Recovery Recovery Recovery Death


 Kondisi klinis asimptomatik
dan ringan membutuhkan
adanya imunitas yang
PROTECTIVE IMMUNITY protektif.
Neutralizing anti-S antibodies
Cytotoxic CD8 cells
Th1 responses IMMUNE DYSREGULATION
Acute inflammation 
cytokine storm
 lung injury  ARDS 
coagulopathy
 multiorgan system
Garcia LF. Front Immunol. 2020; 11: 1441. doi: 10.3389/fimmu.2020.01441 dysfunction  Gatot Soegiarto 2021

Gejala klinis
pasien COVID-19
bukan hanya di
paru-paru
 Gejala klinis COVID-19 juga
dapat muncul pada beberapa
organ tubuh lain selain paru
 Hal ini disebabkan karena
reseptor virus yaitu ACE2 juga
diekspresikan oleh berbagai
organ lainnya seperti tampak
pada gambar.

Gupta A, et al. Nat Med. 2020; 26:1017–1032. doi: 10.1038/s41591-020-0968-3  Gatot Soegiarto 2021

9
08/01/2021

Pendekatan
pengobatan
untuk COVID-19
 Terapi ditujukan pada beberapa
target molekuler SARS-CoV-2
atau proses biologis terkait:
 HR1-HR2 inhibitors
 Spike-ACE2 interaction
inhibitor
 TMPRSS2 inhibitor
 Viral entry inhibitor
 Endocytosis inhibitor
 Protease inhibitors
 Viral genome replication
inhibitors
 Inflammation
modulators
 Neutralizing antibodies

Hozhabri H, et al. Int. J. Environ. Res. Public Health. 2020:17(16): 5648. doi: 10.3390/ijerph17165648.  Gatot Soegiarto 2021

Repurposing
of existing
drugs for
COVID-19
 Strategi awal adalah
dengan mengalihkan
penggunaan obat-
obatan yang sudah ada
sebelumnya
 Saat ini, belum ada
satupun obat yang
dinyatakan benar-
benar terbukti efektif
untuk mengatasi SARS-
CoV-2.

https://www.invivogen.com/spotlight-covid-19-treatment-repurposed-drugs  Gatot Soegiarto 2021

10
08/01/2021

Menjaga integritas sistem imun


Bagaimana strategi kita supaya sistem imun kita kuat dan
dapat menolak infeksi virus SARS-CoV-2 ?
Image credit: www.freepik.com

 Gatot Soegiarto 2021

11
08/01/2021

Perang melawan kuman di luar sel

Antibodi

Limfosit B

Perang melawan kuman di dalam sel

Antibodi

Limfosit B

Perforin

Granzyme

Limfosit T
sitotoksik

12
08/01/2021

Jika untuk COVID-19 ini belum ada satupun


obat-obatan yang bisa diandalkan, adakah
upaya lain yang bisa kita lakukan ?

Vaksin

 Gatot Soegiarto 2021

Vaksin terbukti melindungi masyarakat


dari penyakit menular
Number of reported cases (thousands)

 Gatot Soegiarto 2021

13
08/01/2021

Vaksin terbukti melindungi masyarakat


dari penyakit menular
Number of reported cases (thousands)

 Gatot Soegiarto 2021

Kebutuhan vaksin untuk COVID-19 adalah


sesuatu yang mendesak
 Vaksinasi (imunisasi) merupakan layanan kesehatan esensial yang bertujuan
melindungi individu dan masyarakat dari penyakit-penyakit infeksi yang
dapat dicegah dengan vaksin (VPD). Kebutuhan vaksin untuk COVID-19
sangat mendesak.
 Saat ini laboratorium riset di seluruh dunia berlomba-lomba memproduksi
vaksin yang efektif melawan SARS - CoV-2 secepatnya, guna menghentikan
penyebaran virus Corona baru ini.
 Pengembangan vaksin merupakan proses yang kompleks dan memakan
waktu lama, berbeda dengan pengembangan obat konvensional.
 Biasanya, masa pengembangan vaksin adalah 12-15 tahun. Untuk
vaksin
COVID-19 terjadi percepatan yang luar biasa.

 Gatot Soegiarto 2021

14
08/01/2021

Kebutuhan vaksin untuk COVID-19 adalah


sesuatu yang mendesak
 Kandidat vaksin untuk COVID-19
Classical vaccines COVID-19 vaccines mengalami proses percepatan.
 Dua diantara kandidat vaksin tsb
Preclinical stage Preclinical stage bahkan tidak melalui tahap uji
18-30 months 0 months
pada hewan coba, yaitu jenis
mRNA-1273 dan jenis Ad5-nCoV.
Phase I (1-100) Phase I (1-100)
 30 months  6 months  Walaupun demikian, keamanan
tetap merupakan syarat utama
Phase II (100-1000) Phase II (100-1000) kandidat vaksin sebelum diuji
 32 months  6 months
lebih lanjut untuk menilai
efektivitasnya.
Phase III (1000-100.000) Phase III (1000-100.000)
 30 months  6 months

Approval, Manufacture, Approval, Manufacture,


Vaccination 12-24 months Vaccination  6 months

Calina D, et al. International Journal of Molecular Medicine. 2020; 46(1): 3-16  Gatot Soegiarto 2021

Percepatan pembuatan vaksin untuk COVID-19

Funk CD, et al. Front. Pharmacol. 2020;11:937. doi: 10.3389/fphar.2020.00937  Gatot Soegiarto 2020

15
08/01/2021

Percepatan pengembangan vaksin


 Pengembangan vaksin
tradisional membutuhkan
waktu bertahun-tahun.
 Pengembangan vaksin
sebagai respons terhadap
pandemik mengalami
percepatan karena fase-fase
penelitian yang dilakukan
secara overlap dan adanya
kemungkinan penggunaan
secara emergency (EUA) jika
hasil-hasil uji klinis
memenuhi beberapa
persyaratan tertentu.

Lurie N, et al. N Engl J Med 2020; 382:1969-1973. doi: 10.1056/NEJMp2005630  Gatot Soegiarto 2021

WHO Solidarity Vaccines Trial

Krause P, et al. The Lancet, 2020;396(10253):741-743.  Gatot Soegiarto 2021

16
08/01/2021

Negara-negara yang terlibat dalam


penelitian vaksin untuk COVID-19

 Gatot Soegiarto 2021

Berlomba-lomba mengembangkan vaksin


untuk COVID-19
 Saat ini terdapat sekitar 135 kandidat vaksin yang masih sedang dikembangkan,
dan uji klinis pertama untuk suatu vaksin sudah dimulai pada bulan Maret 2020.
 Untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah bahwa hanya dalam 60 hari setelah
sequencing genom virus sudah dilakukan percepatan pengembangan vaksin.
 WHO memperkirakan bahwa vaksin yang efektif melawan COVID-19 baru akan
tersedia paling cepat pada bulan Desember 2020 (selambatnya April 2021).
 Terdapat berbagai macam platform untuk pembuatan vaksin untuk COVID-19:
 Live attenuated virus  Nucleic acid-based (DNA or RNA)
 Whole inactivated virus  Protein-based
 Recombinant viral vectors  Lain-lain
 Beberapa jenis vaksin saat ini sedang dalam uji klinis fase III, termasuk
vaksin buatan SINOVAC yang diuji klinis di Bandung.

 Gatot Soegiarto 2021

17
08/01/2021

Types of
coronavirus
vaccine
approach
 Berbagai
platform
pengembangan
vaksin untuk
SARS-CoV-2
penyebab
COVID-19

 Gatot Soegiarto 2021

Platform pengembangan vaksin untuk COVID-19

 Berbagai platform
pengembangan
vaksin untuk SARS-
CoV-2 penyebab
COVID-19

Liu X, et al. Theranostics. 2020; 10(17): 7821-7835. doi: 10.7150/thno.47987.  Gatot Soegiarto 2021

18
08/01/2021

Menyeimbangkan efikasi dan keamanan

Terdapat beberapa jenis teknologi untuk mengembangkan vaksin virus. Beberapa diantaranya merupakan
vaksin yang memiliki efikasi paling tinggi yang digunakan saat ini, misalnya vaksin untuk measles, mumps,
and rubella (MMR) yang merupakan jenis vaksin live-attenuated viruses. Walaupun vaksin jenis virus hidup
memiliki efikasi paling tinggi, namun juga terdapat risiko yang lebih besar karena virus hidup masih mampu
bereplikasi dalam tubuh penerima vaksin. Vaksin yang dikembangkan dari virus yang tidak mampu bereplikasi
memang lebih aman namun efikasinya lebih rendah, misalnya vaksin untuk Hepatitis B (subunit), HPV (virus-
like particle), dan vaksin polio (inactivated virus).
 Gatot Soegiarto 2020

Penambahan
adjuvan untuk
Replicating
meningkatkan
Live-attenuated pathogen

Immunogeni
city imunogenisitas
vak
decreasing
Tolerability improving

sin
Pathogen
Adjuvants are added to restore or improve
immunogenicity to antigens, with as little
impact as possible on tolerability

Non-replicating Subunit Purified antigens Purified antigens


Inactivated Toxoids, split virus, Antigens, + adjuvant
whole-pathogen fragments of pathogens recombinant proteins Single adjuvant or
combinations
 Gatot Soegiarto 2021

19
08/01/2021

Jalur pemberian beberapa jenis vaksin


 Terdapat beberapa jalur
atau cara pemberian
vaksin
 Jalur pemberian vaksin
direkomendasikan oleh
masing-masing produsen
untuk memaksimalkan
efektivitas vaksin dan
membatasi terjadinya
efek samping.

https://vaccine-safety-training.org/adverse-events-causes.html

Vaksin untuk COVID-19 Phases of


Clinical
Trial
 Discovery
 Basic research
 Preclinical research
 Clinical reseach
 Phase 1
 Phase 2
 Phase 3
 Phase 4

 Gatot Soegiarto 2020

20
08/01/2021

Uji klinis vaksin untuk COVID-19


New additions and recent updates
Jan. 6 The European Union authorizes Moderna’s vaccine.

Jan. 4 Israel authorizes Moderna’s vaccine.

Jan. 4 Mexico authorizes the Oxford-AstraZeneca vaccine.

Jan. 3 India authorizes a vaccine from Bharat Biotech.

Jan. 3 India and Argentina authorize the Oxford-AstraZeneca vaccine.

Dec. 31 WHO gives emergency validation to the Pfizer-BioNTech vaccine

Dec. 30 China approves the Sinopharm vaccine.

Britain authorizes the Oxford-AstraZeneca vaccine for emergency


Dec. 30
use.

Dec. 30 Sinopharm announces an efficacy rate of 79 percent.

Dec. 28 Novavax begins a Phase 3 trial in the United States.

The FDA authorizes the Pfizer-BioNTech vaccine for


Dec. 11
emergency use.

AstraZeneca joins forces with Russia’s Gamaleya


Dec. 11
Institute.

https://www.nytimes.com/interactive/2020/science/coronavirus-vaccine-tracker.html.

Bagaimana vaksin bekerja?


Live attenuated virus Inactivated virus
virus hidup yang dilemahkan virus yang dimatikan
 Live attenuated virus
Virus dilemahkan dengan
cara dipindahkan berkali-
kali melalui sel hewan
atau sel manusia hingga
mengalami mutasi yang
melemahkan daya
infeksinya (virulensinya)
 Inactivated virus
Virus dimatikan dengan
menggunakan bahan
kimia (misalnya
formaldehyde) atau
Respons dipanaskan, namun masih
imun memiliki bentuk dan
struktur yang utuh.
Diperlukan virus dalam
jumlah yang banyak
Virus bereplikasi

Nature analysis based on: WHO COVID-19 Vaccine Landscape/Milken Institute COVID-19 Treatment and Vaccine Tracker/T. Thanh Le et al. Nature
Rev. Drug. Disc. http://doi.org/ggrnbr (2020)/F. Amanat & F. Krammer Immunity 52, 583–589 (2020)/W. Shang et al. npj Vaccines 5, 18 (2020).  Gatot Soegiarto 2021

21
08/01/2021

Bagaimana vaksin bekerja?


 Nucleic acid vaccines Diperlukan proses
elektroporasi untuk
Dengan cara reverse melubangi membran
genetic dapat dibuat kode sel agar DNA
dapat masuk ke
genetik virus (mRNA atau dalam sel
DNA) yang menyandi
spike protein virus. Asam
nukleat itu lalu disisipkan
ke dalam sel agar sel kita
membuat spike protein
virus SARS-CoV-2.
D
N
A
vacc
 DNA and RNA vaccines ine Respons imun
Lebih mudah, dan lebih
cepat dibuat, tetap aman. mRNA
RNA dibungkus
Belum pernah ada vaksin vaccin dalam nano particles
e berupa lipid agar mudah
yang dibuat dengan masuk ke dalam sel
teknologi ini sebelumnya.

Nature analysis based on: WHO COVID-19 Vaccine Landscape/Milken Institute COVID-19 Treatment and Vaccine Tracker/T. Thanh Le et al. Nature
Rev. Drug. Disc. http://doi.org/ggrnbr (2020)/F. Amanat & F. Krammer Immunity 52, 583–589 (2020)/W. Shang et al. npj Vaccines 5, 18 (2020).  Gatot Soegiarto 2021

Bagaimana vaksin bekerja?


Replicating viral vector Non-replicating viral vector
(misalnya virus measles) (misalnya adenovirus)  Non-replicating viral
vector
Teknik ini sudah lama
digunakan dalam terapi
gen. Vektor yang sering
digunakan adalah
adenovirus. Gen yang
menyandi spike protein
virus SARS-CoV-2
disisipkan pada gen
adenovirus yang sebagian
sudah diinaktivasi.
Adenovirus akan
mengekspresikan spike
Respons protein SARS-CoV-2 pada
permukaannya.
imun Imunitas terhadap
adenovirus sebelumnya
dapat mengganggu efikasi
vaksin ini.
Virus bereplikasi

Nature analysis based on: WHO COVID-19 Vaccine Landscape/Milken Institute COVID-19 Treatment and Vaccine Tracker/T. Thanh Le et al. Nature
Rev. Drug. Disc. http://doi.org/ggrnbr (2020)/F. Amanat & F. Krammer Immunity 52, 583–589 (2020)/W. Shang et al. npj Vaccines 5, 18 (2020).  Gatot Soegiarto 2021

22
08/01/2021

Bagaimana vaksin bekerja?


Suntikan pertama Suntikan kedua
Pembuatan vector (vector Ad5)  Vaksin Gamaleya
(vector Ad26)
Vector umumnya berupa (Sputnik V)
virus yang tidak lagi Vaksin ini menggunakan
memiliki gen untuk
bereplikasi, tetapi dapat teknologi yang unik
disisipi gen virus lainnya karena menggunakan
dua vector adenovirus
yang berbeda pada
suntikan pertama dan
kedua. Strategi ini
dikembangkan untuk
menghindari adanya
gangguan oleh antibodi
yang muncul terhadap
adneovirus yang
digunakan sebagai
vector pada suntikan
pertama.
Gen virus SARS-CoV-2 Gen virus SARS-CoV-2 tetap menyandi
menyandi pembentukan pembentukan protein spike yang sama protein
spike oleh tubuh kita. oleh tubuh kita. Vector virus kedua tidak Timbul
antibodi terhadap terganggu oleh adanya antibodi terhadap
protein spike virus tersebut vector virus pertama.
Nature analysis based on: WHO COVID-19 Vaccine Landscape/Milken Institute COVID-19 Treatment and Vaccine Tracker/T. Thanh Le et al. Nature
Rev. Drug. Disc. http://doi.org/ggrnbr (2020)/F. Amanat & F. Krammer Immunity 52, 583–589 (2020)/W. Shang et al. npj Vaccines 5, 18 (2020).  Gatot Soegiarto 2021

Bagaimana vaksin bekerja?


Replicating viral vector Non-replicating viral vector Protein subunits  Protein subunits
(misalnya virus measles) (misalnya adenovirus) (spike protein virus) Vaksin ini dibuat dengan
mengandung beberapa
protein virus corona tanpa
material genetik
Virus-like particles
(cangkang virus (mengandung seluruh
kosong, tanpa jenis protein virus atau
material genetik) hanya sebagian protein
tertentu seperti receptor
binding domain atau
protein spike) dibungkus
dalam nano particles
 Virus-like particles
Vaksin ini tidak
mengandung material
genetik virus, hanya
mengekspresikan protein
spike pada
permukaannya

Nature analysis based on: WHO COVID-19 Vaccine Landscape/Milken Institute COVID-19 Treatment and Vaccine Tracker/T. Thanh Le et al. Nature
Rev. Drug. Disc. http://doi.org/ggrnbr (2020)/F. Amanat & F. Krammer Immunity 52, 583–589 (2020)/W. Shang et al. npj Vaccines 5, 18 (2020).  Gatot Soegiarto 2021

23
08/01/2021

Respons imun terhadap vaksinasi


Cross-presentation : peptide
presented into MHC class I
molecules Cytolytic T
Interaction and Lymphocyte
peptide
CD8+ T
lymphocytes s (CTL)
internalization

Cellular
immune
Vaccine materials APCs (DCs)
captured by APC response

Cytokines (e.g., IL-12)


Macrophage activation:
destruction of the
Vaccine Vaccine IFN-
injection
phagocyted antigen
material

Macrophages Humoral
immune
response
Peptide presented into Th1 (CD4+)
MHC class II lymphocytes Antibodies
molecules B lymphocytes

Martínez AS, et al. Journal of Drug Delivery. 2011(1):181646. doi: 10.1155/2011/181646  Gatot Soegiarto 2021

Cara kerja respons imun humoral (antibodi)

Antibodi

Limfosit B
 Gatot Soegiarto 2020

24
08/01/2021

Cara kerja respons imun seluler

Antibodi

Limfosit B

Perforin

Granzyme

Limfosit T
sitotoksik
 Gatot Soegiarto 2020

Respons
imun yang
diharapkan
dari
vaksinasi
terhadap
SARS-CoV-2

https://www.invivogen.com/spotlight-covid-19-treatment-repurposed-drugs  Gatot Soegiarto 2021

25
08/01/2021

Target vaksinasi: neutralizing antibodies


Dengan vaksinasi
diharapkan tubuh
membentuk antibodi
spesifik terhadap
protein spike SARS-
CoV-2 yang mampu
menetralisasi virus,
mencegah virus
berikatan dengan
reseptor spesifiknya
(ACE2 receptor).

https://ib.bioninja.com.au/higher-level/topic-11-animal-physiology/111-antibody-production-and/antibodies.html  Gatot Soegiarto 2021

Beberapa
kemungkinan
respons antibodi

26
08/01/2021

Apakah
vaksin
COVID-19
ama
n?
 Beberapa efek
simpang lokal
maupun sistemik
yang tercatat pada
uji klinis berbagai
platform vaksin
COVID-19

https://ib.bioninja.com.au/higher-level/topic-11-animal-physiology/111-antibody-production-and/antibodies.html  Gatot Soegiarto 2021

Apakah vaksin COVID-19 aman ?


 Pada umumnya semua vaksin berpotensi menimbulkan efek simpang lokal
maupun sistemik dengan derajat yang bervariasi, sama halnya dengan efek
simpang pada vaksin-vaksin yang sudah ada dan digunakan sebelumnya
(misalnya: BCG, DPT, Campak, Influenza, atau meningitis).
 Pemberian dosis vaksin yang lebih besar juga akan menghasilkan prosentase
kejadian efek simpang yang lebih besar
 Vaksin jenis mRNA pada umumnya menyebabkan lebih banyak kejadian efek
simpang pada suntikan kedua, sementara kejadian itu lebih jarang dijumpai pada
vaksin jenis inactivated virus. Tidak ada satupun yang mengalami efek simpang
serius.
 Nyeri pada tempat suntikan
 Kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan
 Malaise (rasa capek)
 Nyeri kepala
 Nyeri otot (myalgia)
 Demam >38C

Flanagan KL, et al. Front Immunol. 2020; 11: 579250. doi: 10.3389/fimmu.2020.579250  Gatot Soegiarto 2021

27
08/01/2021

Risiko terjadinya ADE: antara teori dan fakta


 Antibody-dependent enhancement pada infeksi virus lain pada manusia:
 Virus Dengue
 Respiratory syncytial virus (RSV)
 Measles virus
 Antibody-dependent enhancement pada uji hewan coba / in vitro
 Chinese rhesus macaques (SARS-CoV)
 Human monocyte-derived macrophage cell line
 HL-CZ human pro-monocyte cell line
 Vero-E6 cell line
 Antibody-dependent enhancement pada uji klinis yang sudah atau sedang
berlangsung
 Fenomena ADE tidak dijumpai pada penelitian infeksi HCoV-229E pada manusia
 Uji klinis pemberian plasma konvalesen pada 20,000 pasien, juga tidak menimbulkan
fenomena ADE, tidak memperburuk kondisi COVID-19 (efek samping hanya 1-3%)
 Dari 60 jenis vaksin yang saat ini sedang menjalani uji klinis fase 1 s/d 3 tidak dilaporkan
adanya reaksi adversi yang berat, tidak satupun menemukan adanya ADE

 Gatot Soegiarto 2021

Apakah vaksin COVID-19 halal ?


 Sejak awal pemerintah telah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI)
untuk mengawal dan memeriksa pembuatan vaksin COVID-19 yang akan
digunakan di Indonesia untuk memastikan bahwa vaksin tersebut halal.
 Untuk itu pada bulan Oktober 2020 yang lalu, telah berangkat ke China
rombongan peninjau dari Indonesia ke pabrik Sinovac Biotech di Beijing yang
terdiri dari perwakilan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) yaitu:
 Komisi Fatwa MUI
 Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI
bersama beberapa perwakilan Biopharma dan Balai POM
 Sejauh ini disimpulkan bahwa produk vaksin yang akan digunakan di Indonesia
tersebut tidak berasal atau tidak mengandung bahan yang haram atau najis, dan
dalam proses produksinya tidak terkontaminasi oleh bahan haram atau najis.
 Wakil presiden RI menyatakan bahwa label halal untuk vaksin COVID-19 itu
akan dikeluarkan oleh MUI sebelum vaksinasi massal di lakukan. Pihak
Majelis Ulama di Uni Emirat Arab juga sudah meloloskan sertifikat halal untuk
penggunaan vaksin yang sama di negara tersebut.
 Gatot Soegiarto 2021

28
08/01/2021

Apakah Herd Immunity itu ?


 Disebut juga kekebalan kelompok, adalah perlindungan secara tidak langsung kepada
anggota masyarakat (populasi) yang tidak kebal ketika sebagian besar dari suatu
populasi masyarakat sudah memiliki kekebalan terhadap suatu infeksi.
 Anggota populasi yang kebal tidak akan dapat tertular dan tidak akan menularkan
infeksi ke orang lain disekitarnya, sehingga dapat memutus rantai penularan, dan
dengan demikian akan menghambat atau akhirnya dapat menghentikan penyebaran
penyakit dan menyudahi pandemi ini.
 Kekebalan anggota populasi atau masyarakat dapat diperoleh dari:
 Infeksi alami, sakit kemudian sembuh dan selanjutnya memiliki kekebalan
 Vaksinasi, lalu sistem imunnya dirangsang membentuk antibodi dan selanjutnya memiliki kekebalan
 Semakin besar proporsi anggota masyarakat yang sudah memiliki kekebalan, akan
semakin besar perlindungan tidak langsung yang akan dialami oleh anggota
masyarakat lain yang belum kebal, atau semakin kecil kemungkinannya mereka akan
tertular oleh kuman penyebab wabah.
 Sedikitnya diperlukan sekitar 70% dari populasi sudah divaksinasi agar tercapai
adanya herd immunity (kekebalan kelompok) ini.
 Gatot Soegiarto 2021

Pada populasi yang tidak memiliki kekebalan


terhadap suatu kuman wabah, infeksi dapat dengan
cepat menyebar mengenai seluruh populasi

 Gatot Soegiarto 2021

29
08/01/2021

Jika hanya sebagian kecil dari populasi memiliki


kekebalan, hanya mereka saja yang terlindung, dan
infeksi masih dapat menyebar ke anggota populasi
lainnya

 Gatot Soegiarto 2021

Jika >70% populasi sudah menjalani imunisasi,


maka infeksi tidak dapat (sulit) menyebar ke
anggota populasi lainnya karena sedikit anggota
populasi yang rentan

 Gatot Soegiarto 2021

30
08/01/2021

Untuk mencapai Herd Immunity, mengapa vaksinasi lebih


baik daripada membiarkan masyarakat terinfeksi dan
mendapatkan imunitas secara alamiah?
 Infeksi alamiah tidak bisa diprediksi dan dibatasi “outcome”nya
 mengharuskan > 70% populasi terinfeksi secara langsung
 obat antivirus definitif belum ada (belum terbukti)
  menimbulkan kecacatan dan kematian
  membebani (melebihi kemampuan) fasilitas kesehatan
  menurunkan produktivitas, membebani ekonomi
 Vaksinasi dapat memicu kekebalan tanpa harus mengalami sakit
dan efeknya bisa diprediksi serta dikendalikan
 menimbulkan respons memori imunitas seluler & antibodi
 dalam uji klinis vaksin akan dipastikan bahwa vaksin yang nantinya
digunakan secara massal adalah vaksin yang aman dan efektif
memberikan perlindungan

 Gatot Soegiarto 2021

Berapa banyak orang yang harus


diimunisasi agar tercapai Herd Immunity ?

268.583.016 jiwa

188.008.111 jiwa

ProgramDibiayai
Pemerintah
oleh Pemerintah
Mandiri

 Gatot Soegiarto 2021

31
08/01/2021

Pelaksanaan vaksinasi bergelombang


sesuai prioritas
 Semua tenaga kesehatan di seluruh propinsi di Indonesia
 TNI, Polri, aparat penegak hukum, petugas pelayanan publik yang
harus terlibat langsung dalam pelayanan masyarakat, usia lanjut
 Tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat
daerah kecamatan, desa, kelurahan, hingga RT/RW
 Guru, tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA hingga PT
 Aparatur pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan anggota
legislatif
 Kelompok usia produktif dan berkontribusi dalam sektor
perekonomian, termasuk anggota BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI)
 Anak-anak, dan kelompok rentan lainnya yang oleh dokter ahli
dinyatakan aman untuk menerima vaksin.
 Gatot Soegiarto 2021

Vaksin yang mana yang akan tersedia


di Indonesia ?

Sumber: Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, PT. Biofarma  Gatot Soegiarto 2021

32
08/01/2021

Vaksin akan diberikan dalam 2 kali


suntikan  Pada umumnya vaksin harus diberikan
dalam 2 kali (atau 3 kali suntikan) agar
dapat merangsang terbentuknya titer
Titer antibodi dalam darah

antibodi yang tinggi


 Suntikan pertama disebut suntikan
Respons Respons primer, belum menghasilkan titer
Primer Sekunder antibodi yang protektif (titernya masih
rendah)
 Suntikan kedua (atau ketiga) disebut
suntikan booster, akan merangang titer
antibodi sekunder yaitu IgG yang tinggi
dengan afinitas yang lebih kuat.
Diharapkan hal ini akan memberikan
perlindungan yang lebih baik dan dalam
jangka waktu yang lebih lama.
Hari  Peserta vaksinasi COVID-19 harus
mendapat kedua suntikan itu
Suntikan Suntikan dengan lengkap.
pertama kedua (booster)

 Gatot Soegiarto 2021

Siapa saja yang boleh divaksin ?


 Untuk vaksin Sinovac (CoronaVac), penerbitan EUA oleh BPOM akan didasarkan pada hasil uji
klinis fase 1/2 di China (Jiangsu & Hebei) dan uji klinis fase 3 di Bandung, Turki, Brazil, Chile, dan
Saudi Arabia
 Subyek yang diikutsertakan pada uji klinis fase 1/2 di China, di Bandung (1620 subyek), dan Turki
(13.000 subyek) adalah subyek sehat dengan usia 18-59 tahun.
 Uji klinis fase 3 di Brazil (13.060 subyek) juga melibatkan subyek usia >60 tahun tanpa atau dengan
penyakit komorbid. Uji klinis fase 3 di Chile (3000 subyek) melibatkan subyek usia 18-65 tahun.
 Uji klinis fase 3 di Arab Saudi dilakukan pada personil Saudi Arabian National Guard (white Army).
 Turki menyatakan efikasinya 91.25%, sedangkan Brazil mengumumkan efikasinya sebesar 78%
 Keamanan vaksin akan selalu dinomorsatukan, sedangkan untuk efikasi WHO sebenarnya hanya
mensyaratkan efikasi > 50%.
 Berdasarkan hal tersebut maka untuk gelombang pertama, vaksinasi di Indonesia akan diberikan
kepada:
 Semua Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di seluruh propinsi di Indonesia
 Berusia 18-59 tahun, sehat dan tanpa penyakit komorbid
 Memiliki penyakit komorbid yang oleh tim dokter ahli yang berkompeten dinyatakan aman
untuk mendapatkan vaksin jenis Sinovac (CoronaVac)
Zhang Y, et al. Lancet Infect Dis. 2020; DOI:https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30843-4; https://
www.globaltimes.cn/content/1210971.shtml; https://asia.nikkei.com/Spotlight/Coronavirus/Coronavirus-Free-to-
read/Coronavirus-latest-China-vaccine-heads-for-Brazil-review-with-78-efficacy  Gatot Soegiarto 2021

33
08/01/2021

Siapa saja yang boleh divaksin ?


 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor
HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka penanggulangan
pandemi Corona virus disease 2019 (COVID-19) menyebutkan bahwa akan dilakukan skrining untuk
kelompok berikut:
 Pernah terkonfirmasi menderita COVID-19
 Ada keluarga serumah yang kontak erat/suspek/konfirmasi/ sedang dirawat karena COVID-19
 Sedang mengalami gejala ISPA dalam 7 hari terakhir
 Sedang hamil atau menyusui
 Menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung koroner)
 Menderita penyakit ginjal (gagal ginjal kronik/hemodialisis/peritoneal dialisis/sindroma nefrotik)
 Menderita penyakit autoimun (SLE/Sjogren syndrome/artritis rheumatoid/ penyakit
Graves’/Tiroiditis Hashimoto/Multiple sclerosis/penyakit Crohn’s/ulcerative colitis/ dll.)
 Menderita penyakit kelainan darah
 Menderita penyakit keganasan
 Menderita Diabetes Mellitus yang tidak terkendali dengan baik
 Menderita infeksi HIV/kondisi imunokompromais
 Menderita penyakit PPOK atau asma atau tuberkulosis
 Mengalami riwayat penyakit alergi atau mengalami alergi berat pada suntikan vaksin pertama

 Gatot Soegiarto 2021

Mengapa belum boleh divaksin ?


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?
Kondisi Klinis Alasan dan Pertimbangan
Pernah terkonfirmasi menderita COVID-19  Dianggap sudah memiliki antibodi yang protektif yang terbukti
sudah berhasil mengalahkan penyakitnya dan sembuh
 Bukan prioritas utama
 Termasuk dalam perhitungan herd immunity yaitu mereka yang
memperoleh kekebalannya dari infeksi alami
 Andaikata yang bersangkutan tidak mengetahui bahwa dirinya
pernah terinfeksi (OTG), tetap masih dapat menerima vaksinasi
dan suntikan vaksin tersebut dapat dianggap sebagai booster
Ada keluarga serumah yang kontak  Dengan alasan yang sama seperti di atas
erat/suspek/konfirmasi/sedang dirawat  Sebaiknya dipastikan lebih lanjut apakah terkonfirmasi COVID-19
karena COVID-19
atau tidak (periksa swab PCR dalam rangka tracing)
Sedang mengalami gejala ISPA dalam 7 hari  Sistem imunnya sedang teraktivasi
terakhir  Menyulitkan pemantauan dan penentuan KIPI
 Sebaiknya ditunggu sampai sembuh dan dipastikan bahwa bukan
karena COVID-19
 Setelah sembuh boleh mendapatkan vaksin Coronavac

Zhang Y, et al. Lancet Infect Dis. 2020; DOI:https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30843-4;  Gatot Soegiarto 2021

34
08/01/2021

Mengapa belum boleh divaksin ?


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?
Kondisi Klinis Alasan dan Pertimbangan
Sedang hamil atau menyusui  Belum ada data keamanan yang meyakinkan untuk kelompok ini
dari semua uji klinis fase 3 vaksin yang sudah dilakukan
Menderita penyakit jantung (gagal  Penderita penyakit jantung koroner dan gagal jantung sebenarnya
jantung/penyakit jantung koroner) berada dalam kondisi inflamasi kronik
 Menyebabkan respons imun yang berbeda terhadap vaksin
 Dari pengalaman terhadap vaksinasi lainnya (influenza atau
pnemococcus): titer antibodi yang dihasilkan lebih rendah
dibandingkan orang normal, mengalami immunosenescence
relatif sehingga jumlah limfosit T efektor maupun limfosit T
memory menurun
 Respons imun lebih mengarah ke respons tipe Th2 yang memicu
inflamasi  meningkatkan risiko KIPI
 Mereka yang mendapat terapi beta blocker titer antibodinya lebih
rendah
 Mereka yang mendapat terapi statin dapat menurunkan respons
terhadap vaksin karena efek statin menekan aktivasi sel T
 Menunggu laporan detail dari penelitian di Brazil

Kwetkat A & Heppner HJ. Comorbidities in the Elderly and Their Possible Influence on Vaccine Response. Interdiscip Top Gerontol Geriatr.
Basel, Karger, 2020, vol 43, pp 73–85. doi: 10.1159/000504491  Gatot Soegiarto 2021

Mengapa belum boleh divaksin ?


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?
Kondisi Klinis Alasan dan Pertimbangan
Menderita penyakit ginjal (gagal ginjal  Bergantung kepada stadium penurunan fungsi ginjalnya, akan
kronik/hemodialisis/peritoneal mengalami kondisi yang disebut uremic immunodeficiency
dialisis/sindroma nefrotik) syndrome yang menurunkan respons terhadap vaksinasi
 Vaksinasi yang dilakukan pada stadium yang lebih dini akan
memberikan hasil yang lebih baik
 Seroconversion ratenya lebih rendah (30-40%) dibandingkan
individu yang normal (70-80%)
 Berdasarkan pengalaman terhadap vaksinasi lainnya (influenza,
pneumococcus, hepatitis B): didapatkan titer antibodi yang
menurun setelah 12 bulan.
 Tetap merupakan kandidat vaksinasi karena merupakan kelompok
rentan, namun memerlukan strategi khusus
 Menunggu laporan detail dari penelitian di Brazil

Menderita penyakit autoimun (apapun)  Berisiko mengalami aktivasi sistem imun akibat adanya fenomena
molecular mimicry yang dapat menyebabkan disease flare-up.
 Menunggu laporan detail penelitian di Brazil dan lainnya

Kwetkat A & Heppner HJ. Comorbidities in the Elderly and Their Possible Influence on Vaccine Response. Interdiscip Top Gerontol Geriatr.
Basel, Karger, 2020, vol 43, pp 73–85. doi: 10.1159/000504491  Gatot Soegiarto 2021

35
08/01/2021

Mengapa belum boleh divaksin ?


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?
Kondisi Klinis Alasan dan Pertimbangan
Menderita penyakit kelainan darah (chronic  Individu yang mendapatkan kemoterapi atau terapi dengan
leukemia, myeloproliferative atau Rituximab maupun antibodi anti-CD20 lainnya akan mengalami
myelodysplastic disorders, atau limfoma penurunan sel B dan menyebabkan kegagalan vaksinasi
Hodgkin dan non-Hodgkin)  Dianjurkan vaksinasi sebelum mendapatkan kemoterapi atau
ditunda 6-12 bulan setelah kemoterapinya selesai
 Belum ada data keamanan dan efikasi yang meyakinkan
 Menunggu hasil penelitian pada kelompok ini yang mungkin akan
dipublikasikan di literatur
Menderita penyakit keganasan  Dengan alasan yang sama seperti di atas
 Perlu strategi khusus
Menderita Diabetes Mellitus yang tidak  Diabetes Mellitus yang tidak terkendali menyebabkan kondisi
terkendali dengan baik imunokompromais yang akan menurunkan respons terhadap
vaksinasi
 Tetap merupakan kandidat vaksinasi, karena merupakan
kelompok rentan
 Dianjurkan untuk mengendalikan agar tercapai HbA1c < 7.5%
terlebih dahulu baru dapat diberikan vaksinasi

Kwetkat A & Heppner HJ. Comorbidities in the Elderly and Their Possible Influence on Vaccine Response. Interdiscip Top Gerontol Geriatr.
Basel, Karger, 2020, vol 43, pp 73–85. doi: 10.1159/000504491  Gatot Soegiarto 2021

Mengapa belum boleh divaksin ?


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?
Kondisi Klinis Alasan dan Pertimbangan
Menderita penyakit saluran pencernaan  Penyakit Crohn’s dan ulcerative colitis termasuk penyakit
kronis (yang dimaksud adalah penyakit inflamasi saluran cerna karena proses autoimun
inflamasi kronis saluran cerna seperti
penyakit Crohn’s dan ulcerative colitis),  Lihat penjelasan pada penyakit autoimun
bukan gastritis kronis atau GERD)  Gastritis kronis dan GERD bukan merupakan kontraindikasi untuk
vaksinasi, jadi tetap boleh mendapatkan vaksinasi CoronaVac
Pendonor darah  Tetap boleh mendapatkan vaksinasi
 Sebaiknya baru bisa menjadi donor kembali setelah 6-8 minggu
sesudah vaksinasi (titer antibodi sudah tinggi dan ada sel memori,
jadi tidak berkurang walaupun darahnya didonasikan)
Menderita gangguan psikosomatis  Sebaiknya diperbaiki terlebih dahulu kondisi stressnya
(kecemasan/depresi), berpotensi mengalami sinkop
Hipertensi  Sebenarnya bukan merupakan kontraindikasi vaksinasi
 Tetap dapat divaksinasi, terutama pada hipertensi yang terkendali
(dibawah 140/90 mmHg)
 Diperkuat oleh laporan detail dari penelitian di Brazil dan lainnya

Kwetkat A & Heppner HJ. Comorbidities in the Elderly and Their Possible Influence on Vaccine Response. Interdiscip Top Gerontol Geriatr.
Basel, Karger, 2020, vol 43, pp 73–85. doi: 10.1159/000504491  Gatot Soegiarto 2021

36
08/01/2021

Mengapa belum boleh divaksin ?


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?
Kondisi Klinis Alasan dan Pertimbangan
Menderita infeksi HIV/kondisi  Tidak dianjurkan untuk mendapatkan vaksin jenis live attenuated
imunokompromais lainnya jika hitung CD4 < 200
 Dapat menerima vaksin dengan lebih aman jika CD4 > 200
 Menunggu hasil penelitian pada kelompok ini dari uji klinis fase 3
yang mungkin akan dipublikasikan di literatur
Menderita PPOK  Mengalami inflamasi kronis yang menurunkan respons terhadap
vaksinasi
 Menunggu hasil penelitian pada kelompok ini dari uji klinis fase 3
yang mungkin akan dipublikasikan di literatur
Menderita asma atau infeksi tuberkulosis  Vaksinasi ditunda sampai asma terkendali dengan baik
 Penderita tuberkulosis masih tetap boleh mendapatkan vaksinasi
setelah lebih dari 2 minggu mendapatkan terapi OAT
Memiliki riwayat penyakit alergi atau  Berisiko mengalami reaksi alergi berat (khususnya jika
mengalami alergi berat pada suntikan vaksin menggunakan vaksin jenis mRNA)
pertama Perlu observasi lebih ketat dengan disiapkan obat dan alat-alat

untuk mengatasi reaksi alergi berat dan resusitasi.

Kwetkat A & Heppner HJ. Comorbidities in the Elderly and Their Possible Influence on Vaccine Response. Interdiscip Top Gerontol Geriatr.
Basel, Karger, 2020, vol 43, pp 73–85. doi: 10.1159/000504491  Gatot Soegiarto 2021

Vaksinasi pada usia lanjut


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?

 Vaksin mRNA
buatan Pfizer-
BioNTech
ternyata
memiliki efikasi
yang tidak
terlalu berbeda
pada subyek
usia > 65 tahun,
seperti yang
dilaporkan pada
uji klinis fase 3
nya

Baden LR, et at. Efficacy and Safety of the mRNA-1273 SARS-CoV-2 Vaccine. N Eng J Med, 2020. doi: 10.1056/NEJMoa2035389  Gatot Soegiarto 2021

37
08/01/2021

Vaksinasi pada usia lanjut


Apa pertimbangannya ? Apa solusinya ?

 Vaksin mRNA
buatan
Moderna
ternyata juga
memiliki
efikasi yang
tidak terlalu
berbeda pada
subyek usia
> 65 tahun,
seperti yang
dilaporkan
pada uji klinis
fase 3 nya

Poack FP, et at. Safety and Efficacy of the BNT162b2 mRNA Covid-19 Vaccine. N Eng J Med, 2020. doi: 10.1056/NEJMoa2034577  Gatot Soegiarto 2021

Walaupun vaksinasi sudah dimulai, masih perlu waktu lama


untuk mencapai minimal >70% populasi yang sudah
menjalani vaksinasi, karena itu masyarakat masih tetap
perlu menjalani protokol kesehatan yang ketat

 Gatot Soegiarto 2021

38
08/01/2021

Jika terpaksa harus keluar rumah untuk


urusan yang sangat penting, gunakan masker
dengan benar

 Gatot Soegiarto 2021

CEGAH PENULARAN VIRUS

 Gatot Soegiarto 2021

39
08/01/2021

Penularan virus pada masyarakat yang tidak


menjaga jarak sosial

= Tidak imun = Tidak imun, sakit, dan


masih sehat ikut menularkan virus

Tidak ada
jarak sosial

Tidak ada
yang kebal,
maka virus
menyebar
dengan cepat
dalam populasi
 Gatot Soegiarto 2021

Penularan virus pada masyarakat yang menjaga


jarak sosial  virus sulit / tidak menyebar

= Tidak imun = Tidak imun, sakit, dan


masih sehat ikut menularkan virus

Ada jarak
sosial

maka virus
tidak
menyebar
dengan
cepat dan
sebagian
besar
 Gatot Soegiarto 2021
populasi
tetap sehat

40
08/01/2021

Menjaga integritas sistem imun


Bagaimana strategi kita supaya sistem imun kita kuat dan
dapat menolak infeksi virus SARS-CoV-2 ?
Image credit: www.freepik.com

 Gatot Soegiarto 2021


Image credit: www.freepik.com

Makanan bergizi

Konsultasi
ke dokter
Tidur yang berkualitas

Olahraga teratur Suplemen ? Memohon kepada Allah


Kendalikan stress
 Gatot Soegiarto 2021

41
08/01/2021

Bersama
kita
bisa
!!!

Image credit: www.freepik.com  Gatot Soegiarto 2021

Ringkasan
 Pandemi COVID-19 disebabkan oleh virus Corona baru yang disebut SARS-CoV-2. Sudah banyak
sekali korban yang berjatuhan dan penularan masih terus terjadi di masyarakat yang tidak patuh
protokol kesehatan.
 Sampai sejauh ini belum ada satupun obat-obatan yang terbukti efektif untuk menanggulangi
pandemi COVID-19. Sembuh tidaknya pasien COVID-19 lebih ditentukan oleh kwalitas sistem imun
pasien serta ada / tidaknya penyakit penyerta (komorbid). Karena itu selain menjalani 3M (memakai
masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan) vaksin
merupakan tumpuan harapan untuk memutus mata rantai penularan SARS-CoV-2, sehingga pandemi
ini bisa segera diusir.
 Vaksin COVID-19 yang ideal diharapkan dapat merangsang timbulnya respons imun yang lengkap
(seluler maupun humoral), dengan titer antibodi netralisasi yang tinggi, dan respons imun tipe Th1.
Umumnya vaksin akan diberikan dengan dua dosis (dua kali penyuntikan).
 Berdasarkan hasil analisis interim beberapa uji klinis fase 3 yang sedang berjalan atau sudah selesai
di seluruh dunia, vaksin COVID-19 pada umumnya aman, dapat ditoleransi, dan dapat merangsang
timbulnya antibodi yang cukup tinggi. Untuk mencapai herd-immunity diperlukan vaksinasi
terhadap sekurangnya 70% anggota populasi.
 Vaksinasi di Indonesia akan dimulai segera setelah vaksin itu (Sinovac, Sinopharm, Pfizer- BioNTech,
Moderna, AstraZeneca-Oxford, Novavax, dll) dinyatakan efektif, aman, mendapat sertifikat halal
oleh MUI dan mendapatkan surat Emergency Use Authorization dari lembaga yang berwenang
(WHO atau BPOM).
 Gatot Soegiarto 2021

42
08/01/2021

Thank
you for
your
time ...

 Gatot Soegiarto 2020

43

Anda mungkin juga menyukai