Anda di halaman 1dari 31

KONSEP PEMERIKSAAN FISIK

HASNI, S.ST.,M.Keb

1
2/10/21
2
2/10/21
• Pemeriksaan fisik adalah salah satu teknik pengumpulan
data untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan
kesehatan.
• Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang lengkap
dari penderita unutk mengetahui keadaan atau kelainan
dari penderita. Tujuannya adalah untuk bagaimana
keadaan kesehatan umum ibu, bila keadaan umumnya
baik agar dipertahankan jangan sampai daya tahan tubuh
menurun, untuk mengetahui adanya kelainan, bila ada
kelainan, kelainan itu lekas diobati dan disembuhkan agar
tidak mengganggu.

PENGERTIAN 3
2/10/21
• untuk mengetahui keadaan kesehatan umum ibu, bila
keadaan umumnya baik agar dipertahankan jangan
sampai daya tahan tubuh menurun
• untuk mengetahui adanya kelainan, bila ada kelainan,
kelainan itu lekas diobati dan disembuhkan agar tidak
mengganggu.

TUJUAN 4
2/10/21
1. Selalu meminta kesediaan atau izin pada pasien untuk
setiap pemeriksaan fisik
2. Jagalah privasi pasien
3. Pemeriksaan harus seksama dan sistematis
4. Jelaskn apa yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan
( tujuan, kegunaan, cara dan bagian yang akan diperiksa )
5. Beri instruksi spesifik yang jelas
6. Berbicaralah yang komunikatif
7. Ajaklah pasien untuk bekerja sama untuk pemeriksaan
8. Perhatikanlah ekspresi atau bahasa konverbal dari pasien

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


pemeriksaan fisik 5
2/10/21
1. mencuci tangan, memasang sarung tangan steril, memasang
masker, dan membantu klien mengenakan baju.
2. Kontrol lingkungan yaitu memastikan ruangan dalam
keadaan nyaman, hangat, dan cukup penerangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik.
3. Komunikasi (penjelasan prosedur).
4. Privacy dan kenyamanan klien.
5. Sistematis dan konsisten ( head to toe, dari eksternal ke
internal).
6. Berada di sisi kanan klien.

Prinsip–Prinsip
Pemeriksaan Fisik 6
2/10/21
dalam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar
yang perlu dipahami, diantaranya:
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi

Teknik-teknik
pemeriksaan fisik 7
2/10/21
• Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan menggunakan
indra penglihatan untuk mendeteksi karakteristik normal atau
tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. Inspeksi
digunakan untuk mendeteksi bentuk, warna, posisi, ukuran, tumor
dan lainnya dari tubuh pasien
• Mrpkn proses observasi yg dilaksanakn scr sistemik
• Mggnkn indra penglihatan, pendengaran dan penciuman 
mengumpulkan data
• Dimulai saat interaksi
• Fokus : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris
• Bandingkan hasil normal dan abnormal

1. Pemeriksaan inspeksi 8
2/10/21
yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah
langkah kedua pada pemeriksaan pasien dan digunakan
untuk menambah data yang telah diperoleh melalui
inspeksi sebelumnya.
Pengkajian lebih lanjut terhadap bagian tubuh yang
dilakukan melalui indera peraba.
Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang
lembut dan sensitif terhadap tanda fisik termasuk posisi,
ukuran, kekenyalan, kekasaran, tekstur dan mobilitas.

Palpasi
Tekhnik menggnkn indera peraba
Instrumen : tangan dan jari-jari
Data yg dpt dikumpulkan : temperatur, turgor,
bentuk, kelembaban, vibrasi

Palpasi
• Cara pemeriksaan
1. Posisi pasien dapat tidur, duduk, atau berdiri
2. Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka ( diupayakan
pasien membuka sendiri pakaiannya sebaiknya pakaian
tidak dibuka sekaligus, namun dibuka seperlunya untuk
kepentingan pemeriksaan sedangkan bagian lain ditutupi
selimut )

11
2/10/21
• Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh
dengan menggunakan jari atau tanagn. Palapasi dapat
digunakan menggunakan deteksi suhu tubuh, adanya
getaran, pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran. Rasa
nyri tekan dan kelainan dari jaringan atau organ tubuh.
Dengan kata lain papasi merupakan tindakan penegasan
dari hasil inspeksi, disamping tiu menemukan yang tidak
terlihat.

2. PEMERIKSAAN PALPASI 12
2/10/21
Cara pemeriksaan
• Posisi pasien bisa tidur, duduk, atau berdiri tergantung bagian mana yang
diperiksa dan bagian tubuh nyang diperiksa harus terbuka
• Pastikan pasien dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman, untuk
menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan
• Kuku jari-jari pemeriksaan harus pendek, tangan hangat dan kering
• Minta pasien untu menarik nafas dalam agar meningkatkan relaksasi otot
• Lakukan palpasi dengan sentuhn perlahan-lahan yaitu dengan tekanan ringan
dan sebentar-sebentar.
• Palapsi daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan
• Lakukan palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya praktur tulang

13
2/10/21
• Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah
• Lakukan palpasi ringan apabila memeriksa organ atau jaringan yang
dalamnya kurang dari 1 cm
• Lakukan palpasi agak dalam apabila memeriksa organ atau jaringan
dengan kedalaman 1-2.5 cm
• Lakukan palpasi bimanual apabila melakukan pemeriksaan dengan
kedalaman lebih dari 2.5 cm
• Rasakan dengan seksama kelainan organ atau jaringan, adanya
nodul, tumor bergerak atau tidak dengan konsistensi atau kenyal,
bersifat kasar atau lembut, ukurannya dan ada tidaknya getaran atau
trill, serta rasa nyeri raba atau tekan.
• Catatlah hasil pemeriksaan yang didapat

Next… 14
2/10/21
Tekhnik menggnkn indera peraba
Instrumen : tangan dan jari-jari
Data yg dpt dikumpulkan : temperatur, turgor,
bentuk, kelembaban, vibrasi
Langkah-langkah :
- ciptakn lingkngan yg kondusif, nyaman
- tangan prwt hrs kering dan hangat, kuku jari2
dipotong pendek
- bagian nyeri dipalpasi paling akhir

Palpasi
A. Palpasi ringan : perawat memberikan tekanan
perlahan, lembut dan hati2, sedalam kira2 1 cm
B. Palpasi dalam : untuk memeriksa kondisi organ,
penekanan sedalam 2-4 cm

JENIS PALPASI
• Penggunaan suara untuk menetapkan struktur, densitas,
dan isi.
• Metode klasik perkusi adalah menimbulkan getaran
dengan mengetuk permukaan tubuh, mendengarkan dan
merasakan perbedaan dalam konduksi gelombang suara.

3. PEMERIKSAAN PERKUSI 17
2/10/21
• Pemeriksaan dg jalan mengetuk utk mmbndgkn
kiri dan kanan pd setiap daerah permukaan tbh
dg tujuan menghasilkan suara.
• Tujuan : identfikasi lokasi, ukuran, bentuk dan
konsistensi jaringan
• Suara-suara yg dihslkan :
Sonor : suara perkusi jaringan normal
Redup : lebih padat atau konsolidasi paru 
pneumonia

Perkusi
Lanjutan Perkusi

• Pekak : suara perkusi jarngn padat  adanya


cairan di rongga pleura, perkusi pd daerah
jantung dan hepar
• Hipersonor/timpani : suara perkusi pd daerah
berongga kosong astma kronik
1. Pemeriksaan punggung dibagian ginjal
• Tepuk punggung dibagian ginjal, dengan
bagian sisi tangan yang dikepalkan, bila ibu
merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan
ginjal dan saluranya.

PEMERIKSAAN PERKUSI MELIPUTI 20


2/10/21
2. Dada
• lakukan juga perkusi pada dada dengan cara : Atur posisi
klien terlentang untuk perkusi paru anterior perkusi
dimulai dari atas klavikula ke bawah spasium
interkostalis dengan interval 4 – 5 cm mengikuti pola
sistemik.
• Anjurkan posisi klien duduk atau berdiri. Untuk perkusi
paru posterior lakukan perkusi mulai dari puncak paru ke
bawah, bandingkan sisi kanan dan sisi kiri. Tandai area
redupanya bunyi dengan pensil dan spidol. Instruksikan
klien untuk menghembuskan nafas secara maksimal dan
menahanya.
21
2/10/21
3. Ekstermitas atas dan bawah
• Raba tendon dibawah lutut. Dengan menggunakan
hammer ketuklah tendon pada lutut bagian depan.
Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
diketuk. Bila refleks lutut negatif, mungkin klien
kekurangab B1. Bila gerakan berlebihan dan cepat, hal
ini menunjukkan preeklamsi.
• Lakukan perkusi pada kaki untuk melihat refleks patela.

22
2/10/21
• Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut
stetoskop. Penggunaan stetoskop untuk menilai
pergerakan gas, cairan atau organ dalam kompartemen
tubuh. Auskultasi perut di 4 kuadran, dengar peristaltik
usus. Normal : 5-35 kali dan dengarkan bunyi jantung,
suara nafas, dan bising usus.
• Bunyi jantung fetus : normalnya 120x/mnt -160 x/mnt

4. PEMERIKASAAN AUSKULTASI 23
2/10/21
• Pemeriksaan dg jalan mendengarkan suara yg dihasilkan
oleh tubuh dg menggunakan stetoskop
• 4 ciri suara yg perlu dikaji :
1. Pitch : suara yg tinggi ke rendah
2. keras : suara yg halus ke rendah
3. kualitas : meningkat sampai lemah
4. lama : pendek – menengah – panjang

Auskultasi
Suara tambahan / tdk normal
• Rales /krepitasi / crackles
 bunyi yg dihslkan oleh eksudat lengket saat
saluran-saluran halus pernafasn mengembang pd saat
inspirasi
 rales halus, sedang dan kasar
 dijumpai pd peradangan paru (pneumonia, TBC)
• Ronchi
nada rendah dan kasar, terdengar baik pd inspirasi
maupun ekspirasi
Ciri khas : hilang pd saat klien batuk
Dijumpai pd klien edema paru
Lanjutan

• Stridor/ngorok
penyempitan saluran nafas bagian atas
• Wheezing /”mengi”
 bunyi musikal terdengar “ngiiiiii…..ik”
 dijumpai pd fase inspirasi dan ekspirasi
 dijumpai pd klien bronchitis akut, astma bronkhial
• Pleural Friction Rub
bunyi yg terdengar “kering” sprt suara gosokan
amplas pd kayu
dijumpai pd klien dg peradangan pleura/pleuritis
1. Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,5)
2. Tekanan darah (Normal : 120/80 mmHg)
3. Nadi
a)     Frekuensi= Normal : 60-100x/menit; Takikardia: >100 ;
Bradikardia: kurang dari 6
b) Keteraturan = Normal : teratur
c) Kekuatan = 0: Tidak ada denyutan; 1+:denyutan kurang teraba; 2+:
Denyutan mudah teraba, tak mudah lenyap; 3+: denyutan kuat dan
mudah teraba.
4. Pernafasan
a) Frekuensi= Normal= 15-20x /menit; >20: Takipnea; <15 Bradipnea
b) Keteraturan= Normal : teratur
c) Kedalaman= Dalam/dangkal
d) Penggunaan otot bantu pernafasan= Normal : tidak ada

PENGUKURAN TTV 27
2/10/21
• Menimbang berat badan adalah mengukur berat tubuh dengan
menggunakan timbangan badan.
• Cara mengukur berat badan seseorang. Salah satu yang paling
sederhana adalah dengan menimbang berat badan dengan
menggunakan alat timbangan berat badan yang dinyatakan dalam
satuan kilogram (kg).
• Berat badan sebenarnya ditentukan oleh jumlah cairan, kadar
lemak, protein dan lemak yang ada pada tubuh manusia kurang
lebih 60 %.
• Berat badan pada tubuh juga dipengaruhi oleh faktor usia dan
kegiatan fisik serta temperatur tubuh.
• Bertujuan Untuk mengetahui berat badan pasien, untuk
mengetahui naik turunnya berat badan, membantu menegakkan
diagnosis, menentukan dosis pengobatan.

Pengukuran Berat Badan 28


2/10/21
Tujuan
• Untuk mengetahui tinggi badan pasien
• Membantu menegakkan diagnosis
• Menentukan prognosis

Pengukuran Tinggi Badan 29


2/10/21
Tujuan
• Untuk mengetahui status gizi
• Membantu menegakkan diagnosis
• Menentukan prognosis

Pengukuran Lingkar Lengan atas 30


2/10/21
31
2/10/21

Anda mungkin juga menyukai