Anda di halaman 1dari 36

Clinical Science Session

Trauma Tumpul pada Mata


PENDAHULUAN
M ata tidak terhindarkan dari
Trauma
berbagai mdapat
acam mengenai
trauma yang
palpebra,
m engenainyakonjungtiva,
meskipun telahkornea,
m endapat
uvea, perlindungan
lensa, dari kelopak
retina, papil saraf
m ata, batas-batas orbita, hidung dan
optik, dan orbita
bantalan lemak dari belakang

Trau
ma
tump
ul
pada
waja
h
serin
g
men
genai
area
orbit
a
deng
an
segal
a
akiba
tnya,
mula
i dari
seke
dar
mem
ar di
pelp
ebra
hing
ga
kerus
akan
bagi
an
dala
m
bola
mata
yang
dapa
t
bera
khir
pada
kebu
taan.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFENISI

Trauma tumpul okuli adalah trauma pada mata yang diakibatkan


benda yang keras atau benda tidak keras dengan ujung tumpul,
dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan kencang atau
lambat sehingga terjadi kerusakan pada jaringan bola mata atau
daerah sekitarnya.
KLASIFIKASI

TRAUMA MATA

NON
MEKANIK
MEKANIK
KLASIFIKASI
ETIOLOGI

Penyebab dari trauma tumpul adalah :


1. Benda tumpul
Bisa terjadi di rumah, tempat kerja, sekolah, jalan, tempat olahraga,
biasanya karena:
- Terkena pukulan kayu, besi
- Saat olahraga terkena pukulan badminton, football, tennis, golf
2. Benturan atau ledakan di mana terjadi pemadatan udara
- Kecelakaan lalu lintas, berkelahi, terjatuh
- Ledakan bom
PATOFISIOLOGI

• Trauma tumpul dapat bersifat counter coupe, yaitu terjadinya tekanan akibat trauma
diteruskan pada arah horisontal di sisi yang bersebrangan sehingga jika tekanan benda
mengenai bola mata akan diteruskan sampai dengan makula
MANIFESTASI KLINIS

Trauma tumpul mata dapat mengenai struktur:


• Palpebra
• Konjungtiva
• Kornea
• Uvea
• Lensa
• Retina
• Saraf optikus
MANIFESTASI KLINIS

TRAUMA TUMPUL MATA

PALPEB KONJU KORNE


RA NGTIVA A
MANIFESTASI KLINIS

Trauma Tumpul Mata

Uvea Lensa
MANIFESTASI KLINIS

Trauma Tumpul Mata

Perubahan Tekanan
Retina Saraf Optik
Bola Mata
Hematoma Palpebra

• Merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di


bawah kulit palpebra akibat pecahnya pembuluh darah
palpebra.
• Hematoma palpebra sering terlihat pada trauma tumpul
akibat tinju, atau benda-benda keras lainnya.
• Pada hematoma palpebra yang dini dapat diberikan
kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan
hematoma palpebra
menghilangkan rasa sakit.
• Bila telah lama dapat diberikan kompres hangat untuk
memudahkan absorpsi darah
KONJUGTIVA

• Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat


menjadi kemotik pada setiap kelainannya, demikian
pula akibat trauma tumpul.
• Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva
secara langsung kena angin tanpa dapat mengedip,
maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema
pada konjungtiva.
Edema Konjungtiva
• Jika terjadi perdarahan subkonjungtiva (hematoma
subkonjungtiva), maka konjungtiva akan tampak merah
dengan batas tegas, yang pada penekanan tidak
menghilang atau menipis.
Perdarahan subkonjungtiva
Edema Kornea

• Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata


dapat mengakibatkan edema kornea bahkan ruptur
membran Descemet
• Edema kornea akan memberikan keluhan penglihatan
kabur dan terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau
sumber cahaya yang dilihat.
• Kornea akan terlihat keruh,
• Ruptur membrane descemet di tandai dengan adanya
Edema Kormea, ruptur membran descement
garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea, yang
sebenarnya adalah lipatan membrane descement,
Hifema
• Hifema adalah adanya darah di dalam kamera anterior.
• Hifema terjadi karena robeknya pembuluh darah iris ataupun
badan siliar

Hifema dapat diklasifikasi menjadi:


1. Hifema tingkat I : perdarahan mengisi 1/3 bagian bilik depan
mata
2. Hifema tingkat II : perdarahan mengisi ½ bagian bilik depan mata
3. Hifema tingkat III: perdarahan mengisi ¾ bagian bilik depan mata
4. Hifema tingkat IV: perdarahan mengisi penuh bilik depan mata
Hifema
• Pengobatan dengan merawat pasien dengan tidur di tempat tidur
yang ditinggikan 30 derajat pada kepala, diberi koagulasi, dan mata
ditutup. Pada anak yang gelisah dapat diberikan obat penenang.
Asetazolamida diberikan bila terjadi penyulit glaukoma. Biasanya
hifema akan hilang sempurna
Iridoplegia, Iridodialisis
Iridoplegia adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga
terjadi midriasis. Pasien akan sukar melihat dekat karena gangguan
akomodasi, silau akibat gangguan pengaturan masukna sinar pada
pupil, Pupil terlihat tidak sama besar dan bentuk pupil dapat menjadi
ireguler. Pupil ini tidak bereaksi terhadap sinar. Iridoplegia akibat
Iridoplegia trauma akan berlangsung beberaapa hari sampai beberapa minggu.1,3

Iridodialisis adalah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya,


pupil menjadi tidak bulat dan di sebut dangan pseudopupil. Pasien
akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis akan
terlihat pupil lonjong. Biasanya terjadi bersamaan dengan
terbentuknya hifema.1,3,4

Iridodialisis
Subluksasi lensa, Luksasi lensa
• Subluksasi Lensa adalah lensa yang berpindah tempat akibat putusnya
sebagian zonula zinn
• Akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada maka lensa yang elastis
akan menjadi cembung dan mata akan menjadi lebih miopik.

Subluksasi Lensa

• Luksasi Lensa Anterior yaitu bila seluruh zonula zinn di sekitar ekuator
putus akibat trauma sehingga lensa masuk ke dalam bilik mata depan.
• Pada luksasi lensa anterior sebaiknya pasien segera diantarkan ke dokter
mata untuk dikeluarkan lensanya dengan terlebih dahulu diberikan
asetazolamida untuk menurunkan tekanan bola matanya
Luksasi Lensa anterior
Ablasio Retina
• Penderita ablatio retina akan mengeluh penglihatan nya kabur secara mendadak
• Timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan. Harus di lakukan operasi.
• Pada awalnya sebelum terjadi ablatio retina seseorang akan merasakan penglihatannya
seperti ada bintik bintik hitam atau bayang bayang hitam pada lapangan penglihatannya
(floaters) dan dapat juga disertai adanya sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi)
selanjutnya secara cepat penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan gelap sama sekali.
• Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan
pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelok

Ablasio Retina
Nervus Optikus
Avulsi Papil Saraf Optik
Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola
mata yang disebut sebagai avulsi papil saraf optik. Keadaan ini akan mengakibatkan turunnya
tajam penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan kebutaan. Penderita ini perlu
dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi retina dan saraf optiknya.

Optik neuropati traumatik


Trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi pada saraf optik, demikian pula
perdarahan dan edema sekitar saraf optik. Penglihatan akan berkurang setelah cedera mata.
Terdapat reaksi defek aferen pupil tanpa adanya kelainan nyata pada retina. Tanda lain yang
dapat ditemukan adalah gangguan penglihatan warna dan lapang pandang. Papil saraf optik
dapat normal beberapa minggu sebelum menjadi pucat. 1,3
Glaukoma Sekunder

Glaukoma kontusio sudut


Trauma dapat mengakibatkan tergesernya pangkal iris ke belakang sehingga terjadi
robekan trabekulum dan gangguan fungsi trabekulum dan ini akan mengakibatkan
hambatan aliran keluar aquoeus humor.
Pengobatan: biasanya dilakukan seperti mengobati glaukoma sudut terbuka yaitu dengan
obat lokal atau sistemik. Bila tidak terkontrol dengan pengobatan maka dilakukan
pembedahan.
Glaukoma Sekunder
Glaukoma dengan dislokasi lensa
Akibat trauma tumpul dapat terjadi putusnya Zonula Zinn, yang akan mengakibatkan
kedudukan lensa tidak normal. Kedudukan lensa ini akan mendorong iris ke depan sehingga
terjadi penutupan sudut bilik mata. Penutupan sudut bilik mata akan menghambat
pengaliran keluar cairan mata sehingga akan menimbulkan glaukoma sekunder.
Pengobatan: yang dilakukan adalah mengangkat penyebab atau lensa sehingga sudut
terbuka kembali.
Diagnosis
a. Anamnesis
• Benda yang mengenai mata apakah dari kayu, besi, bola, atau bahan lainnya, ukurannya,
• Waktu kejadian
• Proses kejadian, arah datang benda, kecepatannya mengenai mata
• Apakah sudah mendapat pertolongan sebelumnya
• Jika ada penurunan penglihatan ditanyakan apakah sebelum trauma sudah seperti itu atau setelah
trauma
• Riwayat kesehatan mata sebelum terjadi trauma; ambliopia, glaukoma, riwayat gangguan bekuan
darah, atau penggunaan obat-obatan antikoagulan sistemik seperti warfarin dan aspirin
Diagnosis
b. Pemeriksaan mata
Pemeriksaan oftalmologi harus dilakukan secara lengkap.
• Kartu snellen: tajam penglihatan mungkin akan terganggu karena kerusakan
kornea, aqueous humor, iris, lensa, dan retina
• Pergerakan bola mata: untuk melihat apakah mata masih bisa digerakkan ke segala
arah atau ada lesi di sebagian maupun seluruh mata.
• Lapang penglihatan: mungkin karena gangguan vaskuler okuler atau glaukoma
sekunder
• Pengukuran tonografi: mengkaji tekanan intraokuler (TIO)

Pada trauma yang berat, kita harus selalu mengingat kemungkinan timbulnya
kerusakan lebih lanjut akibat manipulasi yang tidak perlu sewaktu berusaha melakukan
pemeriksaan mata lengkap.
Diagnosis
c. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan slit lamp juga dapat dilakukan untuk melihat lebih jelas cedera yang
menyebabkan kerusakan pada mata terutama di kornea dan segmen anterior bola
mata.
• Funduskopi untuk melihat bagian lebih dalam dari mata yaitu melihat retina dan
perdarahannya
• Lokalisasi ultrasonografi. Penggunaan ultrasonografi merupakan prosedur non-
invasif yang mampu mendeteksi struktur berdensitas radiopak dan non-radiopak.
Mengkaji struktur internal okuler, edema retina
• CT-Scan. CT-Scan potongan aksial dan koronal saat ini merupakan metode terbaik
yang lebih unggul dalam sensitivitas dan spesifisitas dibanding foto polos dan
ultrasonografi. Untuk melihat struktur disekitar mata seperti tulang sekitar orbita,
perdarahan sektar orbita1,3,5
Tatalaksana
Pada trauma mata bergantung pada beratnya trauma ataupun jenis trauma itu
sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus
trauma ocular adalah :1,4

1. Memperbaiki penglihatan.
2. Mencegah terjadinya infeksi.
3. Mempertahankan arsitektur mata.
4. Mencegah sekuele jangka panjang.

Analgetik, aneiemetik, dan antitoksin tetanus diberikan sesuai kebutuhan, dengan restriksi makan
dan minum.
Tatalaksana

• Cedera yang cukup parah untuk menyebabkan perdarahan intraokular sehingga


meningkatkan risiko perdarahan sekunder dan glaukoma memerlukan perhatian
yang serius, yaitu pada kasus hifema
• Kelainan pada palpebra dan konjungtiva akibat trauma tumpul, seperti edema
dan perdarahan tidak memerlukan terapi khusus, karena akan menghilang sendiri
dalam beberapa jam sampai hari. Kompres dingin dapat membantu mengurangi
edema dan menghilangkan nyeri, dilanjutkan dengan kompres hangat pada
periode selanjutnya untuk mempercepat penyerapan darah
Komplikasi
1. Infeksi ; endoftalmitis, jarang terjadi, lebih sering terjadi pada trauma perforasi.
2. Katarak traumatik
Komplikasi
Adapun komplikasi dari hifema traumatik yaitu:3,5
1. Peningkatan Tekanan Intraokular
Pada keadaan akut peningkatan tekanan intraokuler dapat terjadi di akibatkan
oleh bekuan dan menyebabkan oklusi dari trabekular meshwork dan akhirnya dapat
menyebabkan Glaukoma sekunder
Komplikasi
2.Kornea Bloodstaining
• Kornea bloodstaining biasanya terjadi dari hifema dan peningkatan tekanan intraokuler,
dan juga karena hifema yang banyak, rebleeding, durasi bekuan yang lama dan disfungsi
dari sel endotel kornea.
• Kornea akan berwarna merah kecoklatan atau hijau kekuningan dan kornea akan jernih
kembali dengan sangat lambat dari perifer ke sentral dan proses keseluruhannya akan
memakan waktu lebih dari 2 tahun.
• Kornea bloodstaining dapat menyebabkan penurunan visus setelah hifema teresolusidan
dapat menyebabkan amblyopia pada anak
Prognosis

Prognosis tergantung dari ringan beratnya kerusakan yang dialami mata,


semakin berat kerusakan, semakin buruk prognosis. Selain itu tergantung
juga dari ketepatan waktu dan ketepatan tatalaksana pasien tauma tumpul
mata. Semakin cepat kemungkinan prognosis semakin baik, sebaliknya
semakin lama jarak waktu kejadian dengan pasien mendapat pertolongan,
maka semakin kearah buruk prognosis nya.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Trauma tumpul okuli adalah trauma pada mata yang diakibatkan benda yang keras atau benda tidak keras dengan ujung tumpul, dimana benda tersebut dapat
mengenai mata dengan kencang atau lambat sehingga terjadi kerusakan pada jaringan bola mata atau daerah sekitarnya.

Trauma tumpul bersifat counter coupe, yaitu terjadinya tekanan akibat trauma diteruskan pada arah horisontal di sisi yang bersebrangan sehingga jika tekanan
benda mengenai bola mata akan diteruskan sampai dengan makula.

Trauma tumpul pada mata dapat mengenai bagian-bagian mata luar maupun dalam. Bagian yang dapat terkena adalah: palpebra, konjungtiva dan sklera,
kornea, iris, lensa, vitreous humor, retina, koroid, dan nervus opticus.
Kesimpulan
Prinsip pengobatannya adalah memperbaiki penglihatan, mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan
arsitektur mata, dan mencegah sekuele jangka panjang.

Prognosis tergantung tingkat kerusakan dan progres perjalanan penyakit pasien.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai