Trau
ma
tump
ul
pada
waja
h
serin
g
men
genai
area
orbit
a
deng
an
segal
a
akiba
tnya,
mula
i dari
seke
dar
mem
ar di
pelp
ebra
hing
ga
kerus
akan
bagi
an
dala
m
bola
mata
yang
dapa
t
bera
khir
pada
kebu
taan.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFENISI
TRAUMA MATA
NON
MEKANIK
MEKANIK
KLASIFIKASI
ETIOLOGI
• Trauma tumpul dapat bersifat counter coupe, yaitu terjadinya tekanan akibat trauma
diteruskan pada arah horisontal di sisi yang bersebrangan sehingga jika tekanan benda
mengenai bola mata akan diteruskan sampai dengan makula
MANIFESTASI KLINIS
Uvea Lensa
MANIFESTASI KLINIS
Perubahan Tekanan
Retina Saraf Optik
Bola Mata
Hematoma Palpebra
Iridodialisis
Subluksasi lensa, Luksasi lensa
• Subluksasi Lensa adalah lensa yang berpindah tempat akibat putusnya
sebagian zonula zinn
• Akibat pegangan lensa pada zonula tidak ada maka lensa yang elastis
akan menjadi cembung dan mata akan menjadi lebih miopik.
Subluksasi Lensa
• Luksasi Lensa Anterior yaitu bila seluruh zonula zinn di sekitar ekuator
putus akibat trauma sehingga lensa masuk ke dalam bilik mata depan.
• Pada luksasi lensa anterior sebaiknya pasien segera diantarkan ke dokter
mata untuk dikeluarkan lensanya dengan terlebih dahulu diberikan
asetazolamida untuk menurunkan tekanan bola matanya
Luksasi Lensa anterior
Ablasio Retina
• Penderita ablatio retina akan mengeluh penglihatan nya kabur secara mendadak
• Timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan. Harus di lakukan operasi.
• Pada awalnya sebelum terjadi ablatio retina seseorang akan merasakan penglihatannya
seperti ada bintik bintik hitam atau bayang bayang hitam pada lapangan penglihatannya
(floaters) dan dapat juga disertai adanya sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi)
selanjutnya secara cepat penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan gelap sama sekali.
• Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang berwarna abu-abu dengan
pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkelok-kelok
Ablasio Retina
Nervus Optikus
Avulsi Papil Saraf Optik
Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya di dalam bola
mata yang disebut sebagai avulsi papil saraf optik. Keadaan ini akan mengakibatkan turunnya
tajam penglihatan yang berat dan sering berakhir dengan kebutaan. Penderita ini perlu
dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi retina dan saraf optiknya.
Pada trauma yang berat, kita harus selalu mengingat kemungkinan timbulnya
kerusakan lebih lanjut akibat manipulasi yang tidak perlu sewaktu berusaha melakukan
pemeriksaan mata lengkap.
Diagnosis
c. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan slit lamp juga dapat dilakukan untuk melihat lebih jelas cedera yang
menyebabkan kerusakan pada mata terutama di kornea dan segmen anterior bola
mata.
• Funduskopi untuk melihat bagian lebih dalam dari mata yaitu melihat retina dan
perdarahannya
• Lokalisasi ultrasonografi. Penggunaan ultrasonografi merupakan prosedur non-
invasif yang mampu mendeteksi struktur berdensitas radiopak dan non-radiopak.
Mengkaji struktur internal okuler, edema retina
• CT-Scan. CT-Scan potongan aksial dan koronal saat ini merupakan metode terbaik
yang lebih unggul dalam sensitivitas dan spesifisitas dibanding foto polos dan
ultrasonografi. Untuk melihat struktur disekitar mata seperti tulang sekitar orbita,
perdarahan sektar orbita1,3,5
Tatalaksana
Pada trauma mata bergantung pada beratnya trauma ataupun jenis trauma itu
sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus
trauma ocular adalah :1,4
1. Memperbaiki penglihatan.
2. Mencegah terjadinya infeksi.
3. Mempertahankan arsitektur mata.
4. Mencegah sekuele jangka panjang.
Analgetik, aneiemetik, dan antitoksin tetanus diberikan sesuai kebutuhan, dengan restriksi makan
dan minum.
Tatalaksana
Trauma tumpul bersifat counter coupe, yaitu terjadinya tekanan akibat trauma diteruskan pada arah horisontal di sisi yang bersebrangan sehingga jika tekanan
benda mengenai bola mata akan diteruskan sampai dengan makula.
Trauma tumpul pada mata dapat mengenai bagian-bagian mata luar maupun dalam. Bagian yang dapat terkena adalah: palpebra, konjungtiva dan sklera,
kornea, iris, lensa, vitreous humor, retina, koroid, dan nervus opticus.
Kesimpulan
Prinsip pengobatannya adalah memperbaiki penglihatan, mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan
arsitektur mata, dan mencegah sekuele jangka panjang.