Anda di halaman 1dari 20

Chronic Kidney Disease

KELOMPOK A :
• Albana Wintara (2002001)
• Asnila (2002003)
• Auliana Huwaida Nurulhuda (2002004)
• Desmariani (2002007)
• Edri Rovi (2002011)
• Faricha Ulfa (2002013)
• Fitra Annisa (2002014)
• Gema Ananda Surya (2002015)
• Joel Lam Parulian (2002019)
• Rohil Suci Febrianti (2002028)
• Sherina Putri (2002029)
• Windy Gusdilla Putri (2002035)
• Wulan Suci Ningrum (2002036)
• Yoenda Octavina Putri (2002037)
Chronic Kidney Disease
Symptomp and Sign of Chronic Kidney Disease
Progression of Chronic Disease
CKD Risk Factor
CKDs Stage
Terapi Non-Farmakologi pada CKD

Mengatur Pola Makan

Hemodialisis

Transplantasi Ginjal
Case of Chronic Kidney Disease
Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun datang ke RS STIFAR
dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari SMRS. Sesak tidak
dipengaruhi aktifitas, cuaca dan makanan. Sesak tidak
berbunyi menciut, demam (-), batuk (-), nyeri dada (-),
keringat dingin (-). Menurut keluarga pasien tampak pucat
sejak 1 bulan ini, muntah darah dan BAB berdarah tdk ada.
Nyeri pinggang tidak ada. BAK pasien volumenya mulai
berkurang sejak 3 bulan ini. Maksimal hanya sebanyak 1
gelas air. Pasien sebelumnya sudah dikenal menderita
diabetes, tetapi tidak pernah control sejak 1 tahun ini
karena setiap cek gula darah mandiri nilainya selalu normal.
Dari tanda vital ditemukan KU sedang, Pasien didiagnosis dengan CKD stage 5
kesadaran CMC, TD 140/80 mmHg, nadi ec penyakit ginjal diabetes, asidosis
102 x/menit, nafas 29 x/menit (cepat dan metabolic, hiperkalemia, anemia berat
dalam / kussmaul). Dari pemeriksaan fisik normositik normokrom ec penyakit
didapatkan konjungtiva mata anemis.
kronis, DM tipe 2, hipoalbumin.
Pemeriksaan jantung dan paru DBN.
Pemeriksaan abdomen DBN. Pemeriksaan Pasien dirawat inap dan diberikan
ekstremitas ditemukan udem pada kedua terapi diet diabetes 1700 kkal, IVFD
tungkai. Dari pemeriksaan urinalisa NaCl 0.9 %/24 jam, asam folat 1x5
didapatkan protein +3. Pemeriksaan darah mcg, bicnat 3x500 mg po, kalitake 3x1
Hb 6,5 g/dL, leukosit 8500/mm3, sachet po, glikuidon 1x30 mg po.
hematokrit 21 %, trombosit 170.000/mm3,
Pasien diberikan koreksi bicarbonate
ureum 250 mg/dl, kreatinin 8,5 mg/dl,
albumin 2,1 g/dl, elektrolit kalium 5,2
iv drip 200 meq dan ditranfusi PRC 3
mmol/l, gula darah sewaktu 185 mg/dl, unit dan tranfusi albumin 20 % 100 cc.
dari AGD didapatkan kesan asidosis Pasien direncanakan utk HD.
metabolic.
Subjective
• Mr. X (50 Tahun)
• Keluhan : sesak nafas sejak 3 hari SMRS. Sesak tidak
dipengaruhi aktifitas, cuaca dan makanan. Sesak tidak
berbunyi menciut, demam (-), batuk (-), nyeri dada (-),
keringat dingin (-). Menurut keluarga pasien tampak pucat
sejak 1 bulan ini, BAK pasien volumenya mulai berkurang
sejak 3 bulan ini. Maksimal hanya sebanyak 1 gelas air.
Pasien sebelumnya sudah dikenal menderita diabetes,
tetapi tidak pernah control sejak 1 tahun ini karena setiap
cek gula darah mandiri nilainya selalu normal.
• Riwayat Penyakit : Diabetes Melitus
Riwayat Pengobatan
No. Pengobatan yang diterima
1. terapi diet diabetes 1700 kkal
2. IVFD NaCl 0.9 %/24 jam
3. asam folat 1x5 mcg
4. bicnat 3x500 mg po,
5. kalitake 3x1 sachet po
6. glikuidon 1x30 mg po
7. koreksi bicarbonate iv drip 200 meq dan ditranfusi PRC 3 unit,
8. tranfusi albumin 20 % 100 cc
9. Pasien direncanakan utk HD
Data Objective
• KU sedang • Pemeriksaan darah Hb 6,5 g/d
• kesadaran CMC, • Dari pemeriksaan urinalisa didapatkan
• TD 140/80 mmHg (dalam batas normal) protein +3.
• nadi 102 x/menit, • L (13-16 g/dL)
• nafas 29 x/menit (cepat dan dalam / • leukosit 8500/mm3 (
kussmaul). • hematokrit 21 %,
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan • trombosit 170.000/mm3
konjungtiva mata anemis. • ureum 250 mg/dl
• Pemeriksaan jantung dan paru dalam • kreatinin 8,5 mg/dl
batas normal. • albumin 2,1 g/dl
• Pemeriksaan abdomen dalam batas • elektrolit kalium 5,2 mmol/l
normal.
• gula darah sewaktu 185 mg/dl, dari AGD
• Pemeriksaan ekstremitas ditemukan didapatkan kesan asidosis metabolic.
udem pada kedua tungkai.
Assesment
• Penggunaan glikuidone kurang tepat karena
terindikasi tidak aman bagi pasien yang menderita
kerusakan ginjal sehingga disarankan untuk mengganti
obat antidiabetic oral dengan pioglitazone yang lebih
aman bagi pasien yang mengalami kerusakan ginjal
dengan dosis 2x1 hari (15 mg).
• Pemberian asam folat seharusnya diberikan setelah
pemeriksaan serum darah pasien, untuk mengetahui
kadar mana yang menyebabkan anemia pada pasien.
Planning
• Diperlukan pemeriksaan HbA1C untuk melihat
apakah gula darahnya masih dalam batas normal
atau tidak.
• Menghitung laju filtrasi glomerulus dan kadar klirens
kreatinin untuk menentukan terapi anemia yang
akan diberikan.
• Diperlukan pemeriksaan serum untuk mengetahui
kadar Fe, Folic acid, Vit. B12 dalam darah untuk
mengambil pengobatan anemia yang dialami pasien.
• Pasien diberikan diuretik untuk meredakan edema dengan
memberikan furosemide. Untuk dosis awal dapat diberikan
furosemide 20 mg perhari dengan dosis terbagi maupun
dosis tunggal. Apabila tidak terjadi perbaikan gejala yang
dilihat dari perbandingan cairan yang masuk dan cairan
yang keluar maka dosis dapat ditingkatkan.
• Pemberian pioglitazone 2x1 hari (15mg). untuk mengontrol
kadar gula darah pasien. Pemberian pioglitazone diberikan
setelah kadar albumin darah pasien dalam batas normal.
• Pasien dengan CKD Stage V disarankan melakukan
transplantasi Ginjal.
KIE
Kelola Stress

Diet Sehat

Istirahat Cukup

Monitoring Penggunaan Obat yang


digunakan Oleh Pasien

Anda mungkin juga menyukai