kelompok 2 Rita yuniarti ( 010.01.31.17 ) Siti aminah ( 011.01.31.17 ) Konsep lansia
Lanjut Usia (Lansia) merupakan masa akhir
dewasa dan cenderung melakukan cerminan diri di masa lalu. Seseorang disebut lansia setelah berusia 60 tahun atau lebih. Konsep hipertensi • Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. • Hipertensi merupakan gejala yang paling sering ditemui pada orang lanjut usia dan menjadi faktor risiko utama insiden penyakit kardiovaskular. Karenanya, kontrol tekanan darah menjadi perawatan utama orang-orang lanjut usia. Batasan lansia Departemen Kesehatan RI (dalam Mubarak et all, 2006) membagi lansiasebagai berikut: • Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) • Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) • Kelompok usia lanjut (65 tahun >) Etiologi • Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). • Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan / sebagai akibat dari adanya penyakit lain. ( Nanda Nic Noc,2016 ) Gejala hipertensi • sakit kepala • Mimisan • jantung berdebar-debar • sering buang air kecil di malam hari • sulit bernafas • mudah lelah • Wajahmemerah • telinga berdenging • vertigo • pandangan kabur. PATOFISIOLOGI Komplikasi 1. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau akibatembolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena tekanan darah. 2. Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidakmenyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yangmenghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. 3. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi padakapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna.Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanankapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang interstisium di seluruh susunansaraf pusat (Huda Nurarif & Kusuma H, 2015). pencegahan • Penurunan berat badan • Mengurangi tingkat stress • Olahraga • Mengontrolkan diri jika mempunyai riwayat hipertensi keturunan(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015) Pemeriksaan diagnostik • Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan • BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal. • Glukosa : hiperglikemi dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin • Urinalisa :darah, protein, glukosa • CT Scan :mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati • EKG • IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi • Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung ( Grace, dan borley,2007 ) penatalaksanaan 1. Penanganan secara farmakologi • Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan penghambatkonversi rennin angiotensi (Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
2. Penanganan secara non-farmakologi1)
• Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah,dan inisiasi respon relaksasi. • Menurunkan berat badan apabila terjadi obesitas • Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik • Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol (Widyastuti, 2015) Diagnosa keperawatan (Nanda Nic Noc, 2016 )
• Penurunan curah jantung b.d peningkatan
afterload • Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler • Kelebihan volume cairan • Intoleransi aktivitas b.d kelemahan • Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak Daftar Pustaka • Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002 • Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001 • Nanda Nic Noc, 2016