KITAB THOHAROH
BAB 3
Permasalahan Buang Hajat dan Adab-adabnya
SEMESTER GENAP
KELAS X
بسم هللا الرحمن الرحيم
، فليستطب بثالثة أحجار، (إذا ذهب أحدكم إلى الغائط:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم – قال
َ – عن النبي،• وعن عائشة رضي هللا عنها
. والجمع بينهما أفضل.)2( )فإنها تُجزئ عنه
Artinya : Dan diriwayatkan dari A-isyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shalallahu •
alaihi wa salam, beliau berkata : “Jika seseorang dari kalian pergi ke tempat
buang hajat, hendaklah ia membersihkan diri dengan tiga buah batu, maka hal itu
.sudah cukup baginya” Menggabungkan keduanya lebih utama
• Istijmar dilakukan dengan batu atau dengan yang berfungsi serupa dengannya dari
benda-benda suci dan menyucikan serta dibolehkan (mubah). Seperti tisu kertas,
kayu dan semacamnya, karena dulu Rosulullah pernah beristijmar dengan batu,
maka sama dengannya apa-apa yang serupanya dengannya dalam fungsi
membersihkan.
Permasalahan Buang Hajat dan Adab-adabnya
• Tidak boleh istijmar lebih lebih sedikit dari tiga gosokan, sebagaimana dalam hadist
Salman radhiyallahu ‘anhu :
وأن نستنجي برجيع أو عظم، وأن نستنجي بأقل من ثالثة أحجار،صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم) – أن نستنجي باليمين
َ ( يعني النبي- • نهانا
Artinya : Telah dilarang oleh Beliau – yakni Nabi shalallahu alaihi wa salam – beristinja
dengan tangan kanan, dan beristinja dengan kurang dari tiga batu, beristinja dengan
kotoran hewan atau tulang.
PERMASALAHAN YANG KEDUA :
APA YANG DISUNNAHKAN UNTUK DIKERJAKAN SAAT MASUK TEMPAT BUANG HAJAT
• Tidak boleh menghadap dan membelakangi kiblat saat membuang hajat di lapangan
yang tidak ada penghalangnya.
،(إذا أتيتم الغائط فال تستقبلوا القبلة:- صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ – قال رسول هللا:- • لحديث أبي أيوب األنصاري – رضي هللا عنه
( ولكن َش ِّرقوا أو َغ ِّربوا،وال تستدبروها
seperti yang telah di riwayatkan Abu Ayub Al-Anshori ra : “Jika engkau buang hajat,
maka janganlah menghadap ke arah kiblat, dan jangan pula membelakanginya,
”tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat
Abu Ayyub berkata : kami datang ke Syam dan melihat tempat buang hajat-
dibangun menghadap kiblat, kemudian kami memalingkannya (merubah arah tempat
.buang hajat tersebut) dan kami meminta ampun kepada Allah
Permasalahan Buang Hajat dan Adab-adabnya
- Adapun jika buang hajat di dalam bangunan, atau antara pelaku dengan kiblat
ada penghalang, maka hal tersebut tidak mengapa. Berdasarkan hadits Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma :
)صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم – يبول في بيته مستقبل الشام مستدبر الكعبة
َ – )أنه رأى رسول هللا
Artinya : Bahwa beliau melihat Rasulullah shalallahu alaihi wa salam – buang
.air kecil di rumahnya dengan menghadap ke Syam dan membelakangi kiblat
Dan yang lebih utama adalah menghindarinya meskipun berada di dalam -
.bangunan
PERMASALAHAN YANG KETIGA :
APA YANG DISUNNAHKAN UNTUK DIKERJAKAN SAAT MASUK TEMPAT BUANG
HAJAT
• Disunnahkan saat masuk ke tempat buang hajat untuk menyebut :
“"بسم هللا اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث
Artinya : Dengan nama Allah. Ya Allah sungguh aku berlindung kepadamu dari setan
.laki-laki dan setan perempuan
• Dan ketika selesai dan keluar mengatakan :
.”“غفرانك
Artinya : (Aku Mohon) ampunanMu (Ya Allah)
• Mendahulukan kaki kiri ketika masuk dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar,
serta tidak menyingkap aurat sehingga telah dekat dengan tanah.
Permasalahan Buang Hajat dan Adab-adabnya
• Bila dilakukan di tempat terbuka, maka lebih baik untuk menjauh dan menutupi diri sehingga
tidak terlihat. Yang mendasari semua itu adalah hadits yang diriwayatkan Jaabir radhiyallahu
‘anhu, beliau berkata :
ص َّلى ُهَّللا َعَل ْي ِه َو َس َّلَم –اليأتي البراز حتى يتغيب فال يُرى
َ– ص َّلى ُهَّللا َعَل ْي ِه َو َس َّلَم– في سفر وكان رسولهللا
َ– خرجنا مع رسولهللا
Artinya : Kami pernah keluar bersama Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dalam sebuah
safar. Dan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam tidaklah mendatangi tanah (tempat buang
hajat) sehingga beliau menghilang dan tidak terlihat.
PERMASLAHAN YANG KEEMPAT :
• Tidak boleh buang air kecil di air yang menggenang, sebagaimana disampaikan hadits yang diriwayatkan oleh Jaabir dari Nabi
shalallahu alaihi wa salam :
)(أنه نهى عن البول في الماء الراكد:- صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم
َ – لحديث جابر عن النبي
Artinya : Rosulullah SAW melarang buang air kecil di air menggenang.
• Tidak boleh memegang kemaluan dengan tangan kanan saat buang air kecil, juga tidak boleh saat istinja, sebagaimana sabda
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam :
) وال يستنجي بيمينه،)إذا بال أحدكم فال يأخذن ذكره بيمينه
Artinya : Jika seorang diantara kalian buang air kecil maka jangan memegang kemaluannya dengan tangan kanan, dan jangan
ber-istinja dengan tangan kanan.
• Tidak boleh buang air kecil dan besar di jalan, atau di tempat berteduh, atau di taman umum, atau di bawah pohon yang
berbuah atau di saluran air.
) والظل، وقارعة الطريق، البراز في الموارد:(اتقوا المالعن الثالث:- صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ – قال رسول هللا: لما روى معاذ قال
Artinya : sebagaimana diriwayatkan oleh Mu’adz, beliau mengatakan : Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda
:Takulah pada tempat terlaknat yang tiga : buang air di saluran air, di tengah jalan dan di tempat berteduh.
Permasalahan Buang Hajat dan Adab-adabnya
• Juga diharamkan untuk membaca Al Quran saat buang hajat, diharamkan pula
istijmaar dengan kotroan hewan atau tulang atau makanan yang berharga.
• Diharamkan pula buang hajat diantara makam kaum muslimin.
sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wa salam :
(سوق؟bbي أو وسط لا
، اجتbضيتحbbقبور قbbيأوسط لاbbبا
لb أb)ال
Artinya : aku tidak peduli apakah ditengah makam atau di pinggirnya, atau
ditengah pasar (semuanya sama buruknya).
PERMASALAHAN YANG KELIMA :
• Dimakruhkan juga masuk ke tempat buang hajat dengan sesuatu yang padanya ada
dzikir kepada Allah, kecuali jika ada kebutuhan tertentu. Karena Nabi shalallahu
alaihi wa salam jika masuk ke dalam tempat buang hajat maka beliau meletakkan
cincinnya.
• Adapun ketika ada keperluan dan kedaruratan, maka tidak mengapa. Seperti
kebutuhan membawa uang kertas yang tertulis padanya nama Allah, sebab jika
ditinggalkan diluar ada kemungkinan lupa atau dicuri.
• Adapun mushaf Al Quran, maka diharamkan membawanya masuk ke tempat buang
hajat, baik secara nampak maupun tersembunyi, karena dia adalah Kalam Allah dan
merupakan Kalam Yang Paling Mulia. Membawanya masuk ke dalam tempat buang
hajat adalah termasuk merendahkannya.
وهللا أعلم بالصواب
الحمدهلل رب العالمين
اللهم ال سهل اال ما جعلته سهال و انت تجعل الحزن اذا شئت سهال
“Ya Allah,tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat
mudah,dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau
kehendaki pasti akan menjadi mudah”
Amiiin….
شكرا...
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته