Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 14

Vinsensia Tri Arisa (30828)


Vira Yuniar Samsul (30874)
Willy Edonanda Anugrah PR (28071)
Yunita Dewi Seran (30704)
Distribusi Pendapatan
Topik:
1 Definisi Distribusi Pendapatan

2 Tujuan Distribusi Pendapatan

3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Pendapatan

4 Bentuk Ketimpangan Dalam Distribusi Pendapatan

5 Penyebab Ketimpangan dalam Distribusi Pendapatan

6 yebab ketimpangan
Pengukuran dalamPendapatan
Ketimpangan Distribusi distribusi pendapatan
1 Definisi Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Dengan
pemerataan distribusi pendapatan di suatu wilayah maka tingkat kesenjangan
antara si kaya dan si miskin pun tidak akan tinggi. Hasilnya setiap orang menda-
patkan fasilitas dan penghidupan yang layak dan setara. Sayangnya pemerata-
an ini bukanlah perkara mudah.

Distribusi pendapatan memiliki pengertian penyebaran pendapatan pada suatu


wilayah geografis. Distribusi ini juga bisa memiliki makna penyaluran pendapa-
tan melalui penyelesaian pekerjaan dalam pengadaan barang, jasa dan bidang
niaga. Adapun yang mengartikannya sebagai suatu proses pembagian pada fak-
tor produksi yang mengikuti pendapatan.
Distribusi pendapatan dikatakan adil bila merata ke seluruh lapisan masyara-
kat yang benar-benar membutuhkan dan sesuai target. Hal ini dapat dikata-
kan efektif bila merata sehingga tidak terjadi ketimpangan. Apabila si miskin
tidak mendapatkan fasilitas yang sama dengan lainnya maka pemerintah bisa
memberikan bantuan baik tunai, skill dan kesempatan kerja maupun program
pemerintah lainnya.
2 Tujuan Distribusi Pendapatan
Tujuan dari ini bukan hanya persoalan memperkecil kesenjangan sosial saja.
Konsep distribusi pendapatan nyatanya memiliki beberapa tujuan sebagai
berikut :

• Meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik. Masyarakat bisa


membangun kesejahteraan umum.

• Memberikan hak dan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap orang
dapat menikmati fasilitas yang sama dan setara.

• Menghindarkan dari resiko kriminalitas khususnya perampokan, penipuan


maupun pencucian uang. Setiap orang mampu memenuhi kebutuhannya
sehingga tindak kejahatan bisa dihindari.
• Menumbuhkan rasa solidaritas dan sosial yang tinggi antar lapisan
masyarakat. Sebagai contoh berupa penyaluran zakat kepada yang
membutuhkan.
3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Pendapatan

Dalam distribusi ini ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya.


Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
• Pemerataan pembangunan di setiap wilayah juga berdampak pada
distribusi ini. Infrastruktur nyatanya menjadi bagian dari transportasi,
teknologi industri dan sistem pendidikan suatu wilayah

• Pertumbuhan penduduk juga ikut berpengaruh karea semakin tinggi


pertumbuhan penduduk yang tidak diselingi dengan kenaikan
pendapatan nasional akan membuat pendapatan per kapita lebih kecil.

• Nilai tukar mata uang mempengaruhi distribusi ini khususnya atas


penyelesaian pekerjaan. Industri kecil yang membantu perekonomian
negara kesulitan dalam melakukan produksi karena pengadaan barang
impor diikuti dengan nilai tukar mata uang asing yang tinggi pula.
• Investasi juga bagian dari pendapatan. Investasi yang terlalu banyak
pada proyek padat modal akan menghambat pendistribusian
pendapatan kepada pekerja. Pengangguranpun bertambah dan
kesenjangan ekonomi juga ikut meningkat.

• Kebijakan pemerintah seperti sistem ekonomi pancasila mempenga-


ruhi pendistribusian pendapatan. Misalnya saja kebijakan subsidi
pajak untuk jenis usaha UMKM untuk meningkatkan kapasitas
produksi. Peran lembaga keuangan juga penting dalam menyalurkan
dana untuk kebutuhan konsumsi maupun bisnis.
4 Bentuk Ketimpangan Dalam Distribusi Pendapatan

 
Ketimpangan distribusi pendapatan adalah suatu konsep yang menjelaskan
perbedaan kemakmuran, standar hidup, serta pendapatan yang diterima atau
dihasilkan oleh individu atau rumah tangga dalam masyarakat sehingga
mengakibatkan tidak meratanya distribusi antar wilayah disebabkan oleh
perbedaan faktor produksi dan sumber daya yang tersedia.

Ketimpangan distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan


yang perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif,
yaitu perhitungan kemiskinan berdasarkan proporsi distribusi pendapatan
daerah. Ketimpangan pendapatan mencerminkan pemerataan hasil
pembangunan suatu daerah atau negara baik yang diterima masing - masing
orang ataupun dari kepemilikan faktor-faktor produksi dikalangan
penduduknya.
Ketimpangan pendapatan lebih besar terjadi di negara - negara yang baru
memulai pembangunannya, sedangkan bagi negara maju atau lebih tinggi
tingkat pendapatannya cenderung lebih merata atau tingkat ketimpangannya
rendah.

Menurut Sukirno (2006), terdapat dua konsep mengenai pengukuran ketimpa-


ngan pendapatan, yaitu konsep ketimpangan absolut dan ketimpangan relatif.
Konsep ketimpangan absolut merupakan konsep pengukuran ketimpangan
yang menggunakan parameter dengan suatu nilai mutlak. Sedangkan konsep
ketimpangan relatif merupakan konsep pengukuran ketimpangan distribusi
pendapatan yang membandingkan besarnya pendapatan yang diterima oleh
seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dengan besarnya total pen-
dapatan yang diterima oleh masyarakat secara keseluruhan.
Berikut definisi dan pengertian ketimpangan pendapatan dari beberapa sumber
buku:

• Menurut Smith dan Todaro (2006), ketimpangan pendapatan adalah


terdapatnya perbedaan pendapatan yang diterima atau dihasilkan oleh
masyarakat sehingga mengakibatkan tidak meratanya distribusi
pendapatan nasional di antara masyarakat. 

• Menurut Baldwin (1986), ketimpangan pendapatan adalah perbedaan ke-


makmuran ekonomi antara yang kaya dengan yang miskin, hal ini tercermin
dari adanya perbedaan pendapatan
• Menurut Kuncoro (2006), ketimpangan pendapatan adalah standar hidup
yang relatif pada seluruh masyarakat, karena kesenjangan antar wilayah
yaitu adanya perbedaan faktor produksi dan sumber daya yang tersedia. 

• Menurut Sukirno (2006), ketimpangan pendapatan merupakan suatu kon-


sep yang membahas tentang penyebaran pendapatan setiap orang atau
rumah tangga dalam masyarakat.
 
5 Penyebab Ketimpangan dalam Distribusi Pendapatan

- Menurut Hajiji (2010), ketimpangan pendapatan dapat ditentukan oleh tingkat


pembangunan suatu negara, heterogenitas etnis, dan adanya kediktaktoran
dan pemerintahan yang gagal di suatu negara. Ketimpangan pendapatan akan
terjadi pada tahap awal pertumbuhan ekonomi. Pada masa ini distribusi pen-
dapatan akan memburuk, namun, di tahap selanjutnya, distribusi pendapatan
akan mengalami peningkatan dan ketimpangan akan terkikis, sehingga nanti-
nya akan menciptakan masyarakat yang lebih setara.

- Menurut Todaro (2006), semakin tidak merata pola distribusi pendapatan,


semakin tinggi pula laju pertumbuhan ekonomi karena orang-orang kaya me-
miliki rasio tabungan yang lebih tinggi dari pada orang orang miskin sehingga
akan meningkatkan aggregate saving rate yang diikuti oleh peningkatan inves-
tasi dan pertumbuhan ekonomi.
- Menurut Arsyad (2010), terdapat delapan faktor yang menyebabkan terjadinya
ketimpangan pendapatan dalam suatu daerah, yaitu sebagai berikut:

• Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan menurunnya pendapatan


perkapita.

• Inflasi dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara


proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.

• Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.

• Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (Capital
Insentive), sehingga persentase pendapatan modal dari kerja tambahan besar
dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehing-
ga pengangguran bertambah.
• Rendahnya mobilitas sosial.

• Pelaksanaan kebijakan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan


harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan
kapitalis.

• Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi negara sedang berkembang


dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelas-
tisan permintaan negara-negara maju terhadap barang-barang ekspor negara
sedang berkembang.

• Hancurnya industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tang-


ga, dan lain-lain.
6 Pengukuran Ketimpangan
ab ketimpangan Distribusi
dalam distribusi Pendapatan
pendapatan

Distribusi Ukuran Kurva Lorenz

Metode

Indeks Gini Bank Dunia


Distribusi Ukuran
Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang
diterima oleh setiap individu atau rumah tangga.

Menurut Hudiyanto (2014), derajat ketimpangan pendapatan berda-


sarkan distribusi ukuran yaitu:
• Tingkat ketimpangan berat, apabila 40% penduduk paling miskin
menerima kurang dari 12% pendapatan nasional.
• Tingkat ketimpangan sedang, apabila 40% penduduk paling mis-
kin menerima antara 12-17% dari pendapatan nasional.
• Tingkat ketimpangan ringan, apabila 40% penduduk paling miskin
menerima di atas 17% dari pendapatan nasional.
Kurva Lorenz
• Kurva Lorenz merupakan suatu kurva yang digunakan untuk menganalisis
distribusi pendapatan perorangan.

• Kurva lorenz menggambarkan hubungan antara kelompok-kelompok pen-


duduk dan pangsa (share) pendapatan mereka. Kurva ini menggambarkan
hubungan antara persentase jumlah penduduk dengan persentase penda-
patan yang diterima (Arsyad, 2010).

• Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menyirat-


kan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata. Sebaliknya, jika
kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal (semakin lengkung), maka ia
mencerminkan keadaan yang semakin buruk, distribusi pendapatan
nasional semakin timpang dan tidak merata.
Indeks Gini
Koefisien Gini atau Gini Ratio digunakan untuk mengukur tingkat ketidakme-
rataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) memiliki nilai antara
nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna).
Rumus Gini Ratio:
GR = 1 - ∑fi [Yi + Yi-1]
Ket : fi = jumlah persen (%) penerima pendapatan kelas ke i.
Yi = jumlah kumulatif (%) pendapatan pada kelas ke i.

- Nilai GR terletak antara nol sampai dengan satu.


- Bila GR = 0, ketimpangan pendapatan merata sempurna, artinya
setiap orang menerima pendapatan yang sama dengan yang
lainnya.
- Bila GR = 1 artinya ketimpangan pendapatan timpang sempurna
atau pendapatan itu hanya diterima oleh satu orang atau satu
kelompok saja.
 
Atau
Rumus yang digunkan untuk menghitung Koefisien Gini adalah:

Keterangan:
G = Koefisien Gini
Xk = kumulatif proporsi populasi
Yk = kumulatif proporsi income/pendapatan, Yk diurutkan dari kecil ke
besar.

Atau
Koefisien Gini =
Patokan Nilai Koefisien Gini

Nilai Koefisien Distribusi Pendapatan


< 0,4 Tingkat ketimpangan rendah
0,4 – 0,5 Tingkat ketimpangan sedang
> 0,5 Tingkat ketimpangan tinggi
Bank Dunia
Menurut Bank Dunia, ketimpangan pendapatan diukur dengan menghitung per-
sentase jumlah pendapatan masyarakat dari kelompok yang berpendapatan ren-
dah dibandingkan dengan total pendapatan penduduk.

Terdapat tiga klasifikasi ketimpangan pendapatan menurut Bank Dunia, yaitu:

• Ketimpangan Tinggi. 40% penduduk berpendapatan rendah dan menerima


< 12% dari total pendapatan. 

• Ketimpangan Sedang. 40% penduduk berpendapatan rendah dan menerima


12-17% dari total pendapatan.
 
• Ketimpangan Rendah. 40% penduduk berpendapatan rendah dan menerima
> 17% dari total pendapatan.
Sekian dan terima
kasih 

Anda mungkin juga menyukai