DINAS PERHUBUNGAN
KAB. BONE
Situasi Pelabuhan Tujutuju Kabupaten
Bone melayani kapal dengan ukuran GT 7
s/d GT 35 yang melakukan bongkar muar
Situasi diPelabuhan Siwa/
Bangsalae Kabupaten Wajo,
Dasar Hukum Pembentukan
UPT Pelabuhan Pengimpan Regional
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Noor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5601);
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151).
Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Pengumpan Regional pada Dinas
Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 432 Tahun 2017 tentang Rencana
Induk Pelabuhan Nasional
Point-point di dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2008 tentang Pelayaran, antara lain :
Unit penyelenggara
pelabuhan yang belum
diusahakan secara
Paragraf 3 Pasal 81 komersial, dapat
ayat (4) membentuk unit
penyelenggara pelabuhan
pemerintah dan unit
penyelenggara pelabuhan
pemerintah daerah.
unitpenyelenggara
pelabuhan daerah
Paragraf 3 Pasal 82 bertanggung jawab
ayat (2),
huruf b
kepada Gubernur
atau
Bupati/Walikota
Pembangunan pelabuhan
laut dilaksanakan
berdasarkan izin dari
Menteri
untuk pelabuhan
Pasal 86 ayat (1) utama dan pelabuhan
pengumpul dan
Gubernuratau
Bupati/Walikota
Pelabuhan Pengumpan
Izin mengoperasikan
pelabuhan laut diberikan
oleh :
Menteri
untuk pelabuhan
Pasal 97 ayat (2)
utama dan pelabuhan
pengumpul dan
Gubernuratau
Bupati/Walikota
Pelabuhan Pengumpan
Pointer pada Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah : Daerah Otonom yang selanjutnya
disebut Daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang
BAB I mempunyai batas-batas wilayah
KETENTUAN UMUM yang berwenang mengatur dan
PASAL 1, AYAT 12 mengurus Urusan Pemerintahan
dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Wilayah Administratif adalah
wilayah kerja perangkat
Pemerintah Pusat termasuk
gubernur sebagai wakil
BAB I Pemerintah Pusat untuk
KETENTUAN UMUM menyelenggarakan Urusan
PASAL 1, AYAT 13 Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah
Pusat di Daerah dan wilayah
kerja gubernur dan
bupati/wali kota dalam
melaksanakan urusan
pemerintahan umum di
Daerah.
UrusanPemerintahan
Wajib adalah Urusan
BAB I
KETENTUAN UMUM Pemerintahan yang
PASAL 1, AYAT 14 wajib diselenggarakan
oleh semua Daerah
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak
berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11
ayat (2) meliputi:
a. tenaga kerja;
Sub Urusan
Huruf i... :
i. Pembangunan,
2. PELAYARAN penerbitan izin
pembangunan dan
pengoperasian
pelabuhan pengumpan
regional.
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang
Kepelabuhanan
A.
Jenis Kegiatan
Penyediaan dan/ atau pelayanan jasa kapal,penumpang, dan barang terdiri atas :
Keberadaan UPT pelabuhan laut regional wilayah I, II, III, dan IV akan
membawa dampak positif bagi Pemerintah maupun masyarakat sekitar
pelabuhan Serta Hinterlandnya. Adapun manfaat langsung yang dapat
dirasakan oleh masyarakat antara lain :
■ Ketersediaan lapangan kerja dalam kegiatan bongkar muat barang dan / hewan;
■ Terbukanya peluang usaha untuk berjualan kebutuhan pokok/ membuka warung;
■ Membuka peluang usaha bagi masyarakat di sekitar pelabuhan;
■ Terjaminnya keselamatan, ketertiban/keteraturan dan keamanan pengguna jasa
transportasi laut;
■ Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
■ Tersedianya informasi arus kunjungan kapal dan data bongkar muat kapal;
■ Terwujudnya sinergitas seluruh stakholder antara pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta pelaku usaha jasa transportasi
laut yang tertata dan akuntabel.
D. Ketersediaan Sumber Daya :
1. Peta Jabatan
PETA JABATAN UPT LAUT WIL II.pdf
2. Pembiayaan kegiatan pada UPT Pelabuhan
Pengumpan Regional
J
na
N
NA
O PEMOHON
ggu
OH
ERM
P
Pen
Fa
sili
sa
ta
rik
Pe
s
Per
ik sa
Teknologi
Lingkungan
Analisis beban kerja dilaksanakan berdasarkan organisasi Untuk mengukur beban kerja kongkret
diperlukan beberapa informasi antara lain :
Rincian / Uraian Tugas Jabatan
Satuan Hasil Kerja
Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas
Target waktu kerja dalam satuan waktu
Volume kerja merupakan perkalian beban kerja dengan norma waktu
Waktu efektif
Salah satu tujuan pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia adalah untuk tingkat
kemandirian keuangan daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014,
otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban Daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Belanja pegawai adalah semua pengeluaran negara yang digunakan untuk membiayai
kompensasi dalam bentuk uang yang diberikan kepada pegawai pemerintah, pensiunan,
Anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pejabat
Negara, baik yang bertugas di dalam negeri maupun di luar negeri, sebagai imbalan
atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jenis-jenis belanja pegawai adalah gaji pokok,
tunjangan anak dan istri, tunjangan beras, uang lembur, belanja makan minum
pegawai, Honorarium dan tunjangan tambahan penghasilan (fakasi).
Belanja pegawai Dinas Perhubungan Provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2016 adalah sebesar Rp.
29.600.820.771 dari total belanja tidak langsung
Rp.119.791.128.771 sebesar 24,71% dan pada tahun
2017 adalah sebesar Rp. 88.499.352.158 sehingga
dapat diketahui penganggaran belanja pegawai
tidak melebihi 50% dari total belanja pegawai Dinas
Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan.
TERIMA