Anda di halaman 1dari 57

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BIDANG KELUARGA BERENCANA


DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Oleh:
Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip.Com.
DEPUTI BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN
REPRODUKSI

TEMU KERJA PENGUATAN KB JALUR SWASTA DI KLINIK PRATAMA


DAN DPS MELALUI PKFI DAN ASKLIN
Surabaya, 19 Juli 2018
Reviu Capaian Program 2017
PROFIL PROGRAM KB INDONESIA
PENCAPAIAN TFR, CPR, UNMET NEED, ASFR15-19 (SDKI)
TFR CPR
140
3.5 3 60.3 61.4 61.9 63.6
2.85 2.75 2.63
57.4
3 2.6 2.6 2.4
120
49.7
54.7
2.5 100

2 80
57.9
52.1 54.7 56.7 57.4 57.2
1.5 6047.1
1 40
TARGET RPJMN 2019 : TARGET RPJMN 2019 : All
0.5 TFR : 2,28 Per WUS 20 methods
CPR : 66% Modern
0 0
1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017 1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017

Unmet Need ASFR 15-19


80
1817
15.3 70
67
16
14 TARGET 13.6 13.2 13.1
11.4
60 61 62

RPJMN
50
12 48
10 10.6 40 39 36
8
6
2019 : 30
35

4 UNMET 20
10
TARGET RPJMN 2019 :
2 ASFR 15-19 : 38 per 1000 Kelahiran
0 NEED : 0
1991 1994 1997 2002 2007 2012 2017
1991
9.91%
1994 1997 2002-
03
2007 2012 2017

Source : SDKI 1991-2017


TOTAL FERTILITY RATE (TFR) PER PROVINSI
NTT 3.4
Papua
Maluku
3.3
3.3
TFR menurut karakteristik
Papua Barat 3.2
Maluku Utara 2.9
Riau 2.9
Sumatera Utara 2.9
Sulawesi Tenggara 2.8
Kalimantan Utara 2.8
Sulawesi Barat 2.7
Sulawesi Tengah 2.7
Kalimantan Timur 2.7
Kailmantan Barat 2.7
Aceh 2.7
Sumatera Selatan 2.6
Gorontalo 2.5
Kalimantan Tengah 2.5
NTB 2.5
Sumatera Barat 2.5
Indonesia 2.4
Sulawesi Selatan 2.4
Kalimantan Selatan 2.4
Jawa Barat 2.4
Banten 2.3
Jawa Tengah 2.3
Bangka Belitung 2.3
Lampung 2.3
Bengkulu 2.3
Jambi 2.3 Sumber : SKAP 2017
Sulawesi Utara 2.2
D.I Yogyakarta 2.2 Target Renstra 2015-2019
DKI Jakarta 2.2
Kepulauan Riau 2.2 INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Bali 2.1
Jawa Timur 2.1 Angka kelahiran total 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 (total fertility rate/TFR)
3.5
per WUS (15-49 tahun)
Sumber : Hasil SDKI 2017
UNMET NEED PER PROVINSI (%)

Nas
Unmet need Prov > Unmet need
Papua Barat 11 12.7 23.7
Maluku 8.8 10.2 19
Maluku Utara 7.7 10 17.7
NTT 9.8 7.7 17.6
Kalimantan Utara 6.2 9.6 15.8
NTB 7.9 7.7 15.7
DKI Jakarta 6.5 9.2 15.7
Papua 6 9.2 15.2
Sulawesi Tenggara 8.2 7 15.2
Sulawesi Barat 7 7.6 14.6
Sulawesi Selatan 6.3 8 14.4
Gorontalo 3.9 9.1 12.9
Sulawesi Utara 4.8 7.6 12.4
Aceh 5.6 6.7 12.3
Riau 5.8 5.5 11.3
Jawa Barat 4 7 11
Jawa Tengah 3.7 7.1 10.8 19 Prov
Bali 2.6 8 10.7
Sumatera Utara 3.8 6.9 10.7
Indonesia 4.1 6.5 10.6
Target Renstra 2015-2019 15 Prov

need Nas
Unmet need Prov < Unmet
Kalimantan Timur 4 6.2 10.2
Kepulauan Riau 3.7 6.3 10.1
Kalimantan Barat 5.3 4.5 9.8
Banten 4.2 5.7 9.8 INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
Sulawesi Tengah 3.1 6.3 9.4
Sumatara Barat 2.9 6.2 9.1 Persentase kebutuhan ber- 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91
Sumatera Selatan 2.7 5.9 8.6 KB yang tidak terpenuhi
Kalimantan Selatan 2.5 6 8.5 (unmet need)(%)
Lampung 3.2 5.2 8.4
Jawa Timur 2.7 5 7.8 Penjarangan
Bengkulu 2.8 4.1 6.9 Pembatasan
Jambi 2.9 3.9 6.8 Total Unmet Need
Kalimantan Tengah 2.1 4.2 6.3
D.I Yogyakarta 1.8 4.4 6.3
Bangka Belitung 1.5 4.1 5.6
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Sumber : Hasil SDKI 2017
PA MKJP DAN NON MKJP TERHADAP CPR CARA MODERN (%)
NTT 57.63 42.37
Sumatera Utara 59.82 40.18
Gorontalo 62.18 37.82
Bali 62.41 37.59
D.I Yogyakarta 67.82 32.18

%PA MKJP Prov > %PA MKJP Nas


DKI Jakarta 68.71 31.29 Target Renstra 2015-2019
Jawa Tengah 70.99 29.01
Papua 71.79 28.21 INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
NTB 72.58 27.42
Meningkatnya 20,5 21,1 21,7 22,3 23,5
Sumatera Barat 72.80 27.20
penggunaan
Sulawesi Utara 73.28 26.72
MKJP
Maluku Utara 73.65 26.35
(persen)
Sumatera Selatan 74.27 25.73
Bengkulu 75.12 24.88
Papua Barat 75.77 24.23
Sulawesi Tengah 76.01 23.99 16 Prov
Indonesia 76.64 23.36
Maluku 76.73 23.27

%PA MKJP Prov < %PA MKJP Nas


Kepulauan Riau 77.00 23.00 18 Prov
Sulawesi Barat 77.16 22.84
Jawa Timur 77.18 22.82
Sulawesi Selatan 78.64 21.36
Lampung 78.69 21.31
Sulawesi Tenggara 78.71 21.29
Kalimantan Timur 80.13 19.87
Bangka Belitung 80.87 19.13
Jawa Barat 81.48 18.52
Jambi 81.57 18.43
Kalimantan Utara 81.88 18.12
Aceh 83.41 16.59
Riau 83.60 16.40
Kalimantan Barat 84.87 15.13
Kalimantan Tengah 85.71 14.29
Banten 87.09 12.91
Kalimantan Selatan 88.18 11.82
0 20 40 60 80 100 120

NON MKJP MKJP


Sumber : Hasil Sementara SDKI 2017
TINGKAT EFEKTIFITAS METODE KONTRASEPSI
Kehamilan per 100 perempuan dalam 12 Pedoman
bulan pertama pemakaian
Metode Kontrasespi
Dipakai secara tepat Dipakai secara Biasa
dan konsisten

Implan 0,05 0,05 0 – 0,9


MKJP
Kontap Pria (Vasektomi) 0,1 0,15 Sangat efektif
IUD Levonorgestrel 0,2 0,2
Kontap wanita (tubektomi) 0,5 0,5 1–9
IUD Tcu 380A 0,6 0,8 Efektif
Suntikan kombinasi sebulan sekali 0,05 2
Suntikan progestin 0,3 3 10 - 25
non-
MKJP Pil Kombinasi 0,3 8 Cukup efektif
Pil Progestin 0,3 8
Kondom Pria 2 15 26 - 32
Metode Laktasi Amenorea 0,9 2 Kurang efektiif
Metode Kalender 5
Senggama terputus 4 27
Tidak menggunakan kontrasepsi 85 85

Sumber: WHO, MEC Wheel Indonesia 2017


POLA PENGGUNAAN KB MKJP

70

60
0.9 1.3 1.8
2.5
0.7
0.9
50 13.2 13.2 13.6 12.1
0.8 15.4
17.1
40 14.8

30
21.1 27.8 29
15.2 31.8 31.9
11.7

20
3.1
4.9
6
4.3
10 13.3 4.7
10.3 2.8 3.3
8.1 6.2 4.7
4.9 3.9
0.6 0.7 0.4 0.4 0.2 0.2 0.2
2.7 3.1 3 3.7 3 3.2 3.8
0
SDKI 1991 SDKI 1994 SDKI 1997 SDKI 2002 SDKI 2007 SDKI 2012 SDKI 2017

MOW MOP IUD IMPLAN


SUNTIKAN PIL KONDOM

Sumber : SDKI 1991 , 1994, 1997, 2002, 2007, 2012 dan 2017
TOTAL DEMAND UNTUK KELUARGA BERENCANA (%)

Nas
Total Demand Prov > Total Demand
D.I Yogyakarta 6.3 76 82.2
Sulawesi Utara 12.4 67.4 79.8
Kalimantan Tengah 6.3 73.2 79.5
Bali 10.7 67.3 78
Lampung 8.4 69.6 77.9
Jawa Timur 7.8 69.8 77.6
Bengkulu 6.9 70.5 77.4
Bangka Belitung 5.6 71.1 76.8
Kalimantan Timur 10.2 66.5 76.7
Kalimantan Barat 9.8 66.9 76.7
Kalimantan Selatan 8.5 68.1 76.6
Jawa Tengah 10.8 65.7 76.5
Jambi 6.8 69.7 76.5 17 Prov
Sumatera Selatan 8.6 67.8 76.4
Sulawesi Tengah 9.4 65.4 74.9
Gorontalo 12.9 61.6 74.5
Jawa Barat 11 63.3 74.3 Total Demand = Unmet Need+Met Need
Indonesia 10.6 63.6 74.2
DKI Jakarta 15.7 56.9 72.6
Riau 11.3 60.3 71.6

Nas
Total Demand Prov < Total Demand
Banten 9.8 61.6 71.4
Sulawesi Selatan 14.4 56.8 71.1
17 Prov
Maluku Utara 17.7 51.9 69.6
Sumatera Utara 10.7 58.9 69.5
Sumatera Barat 9.1 60.1 69.2
Kepulauan Riau 10.1 59 69.1
Sulawesi Tenggara 15.2 53.8 69
Sulawesi Barat 14.6 54.2 68.8
Kalimantan Utara 15.8 52.8 68.6
NTB 15.7 52.3 68
NTT 17.6 50.2 67.7
Maluku 19 46.9 65.8
Papua Barat 23.7 40.5 64.2
Aceh 12.3 51.6 63.9
Papua 15.2 38.4 53.6
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Sumber : Hasil SDKI 2017


% Tingkat Putus Pakai Per Metode % Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi
Kontrasepsi berdasarkan Alasannya

Semua Metoda 28.8 Ketidakberlangsungan 28.8


PIL 46.1 Efek Samping/Masalah Kesehatan 11.4
SUNTIK 27.8 Keinginan Hamil 5.2
KONDOM 26.6
Kesuburan lainnya terkait alasan )* 4.5
Pantang Berkala 26.5
Ingin Metoda Lain yang efektif 2.9
Senggama Terputus 25.5

IUD 9
Alasan Lainnya 1.9

IMPLAN 6.4 Kegagalan Metoda 1.6


MOW 0.7 Metoda lain terkait alasan )** 1.3
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 0 5 10 15 20 25 30 35

Target Renstra 2015-2019 Keterangan :


)* Termasuk Frekuensi tidak berhubungan seks/ suami
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 jauh, susah hamil/menolak menopause dan
Menurunnya tingkat 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 pisah/cerai
putus pakai )** Termasuk kurang akses/ jauh, baiya mahal, dan
kontrasepsi tidak nyaman digunakan
Sumber : Hasil SDKI 2017
JUMLAH KEMATIAN IBU TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017

900
797
800
700 602
600 534
Total : 4,912
500 TAHUN 2016
400
300 253 240
182 169 156
200 142 139 130 108
103 97 96 95 94 92 92 86 74 73 73
100 61 59 54 50 49 47 46 41 39
24 15
0

800 695
700
600 529
TAHUN 2017
Total : 4,294
475
500
400
300 230 193
200 147 138 119 119 117 113 110
107 103 97 91 86 86 75 74
100 61 59 53 53 53 45 44 43 39 34 33 28 24
21
0

DIY
RIAU

NTB
NTT

Bali
JATIM

KALTIM

KALSEL
Banten

ACEH

SULUT
JABAR

KALBAR

PAPBAR
SUMUT

SULSEL

SULTENG
PAPUA

SULTRA

JAMBI

KALTARA
MALUT
MALUKU

SULBAR
JATENG

SUMSEL
LAMPUNG

KALTENG
SUMBAR

Kep. BABEL
Kep. RIAU

BENGKULU
DKI JAKARTA

GORONTALO
Sumber : Data Rutin Kesga, 2016-2017
STATUS KESEHATAN PEREMPUAN INDONESIA

Ibu rumah Anemia


tangga dgn Bumil
Perempuan WUS
AIDS 12.219 dgn HIV
4.389
23,9% KEK:
(#2) Bumil 37,1%
20,8%

Infeksi HIV: 90%


WUS
pada usia
reproduksi (15-
AKI 305 hipertensi
21,3%
49 th) /100.000
KH

Nikah Kehamilan
Ca Ca cervix remaja (15- remaja (15-
12,8% Kekerasan: 1
payudara dari 3 19 th) 19 th)
28,7% perempuan 23,9% 48/1000

Ketidaksetaraan Gender:
Keterbatasan Diskriminasi, Subordinasi, Rentan
Persepsi Budaya Kondisi Geografis
Sosial-Ekonomi Mengalami Kekerasan,
Peran Ganda

SUPAS 2015 Laporan HIV AIDS Triwulan IV/2016


Riskesdas 2013
KB DAN KEMATIAN IBU DAN ANAK

64,2% * telah 44% Jumlah kematian ibu


CPR Global (2012)

70% Jumlah kehamilan tak direncanakan


100% ** akan (unintended pregnancy)
Bila seluruh
kebutuhan Jumlah aborsi yang tidak aman
kontrasepsi
74%
(unsafe abortion)
modern terpenuhi
(met need for +
modern Jumlah kematian ibu
contraceptives) 25%

Jumlah kematian bayi baru lahir


* Ahmed et al, the Lancet 2012 18%
** WomenDeliver
Jumlah Kepesertaan Program JKN
Per 1 Februari dan 1 Juli 2018

Jumlah kesertaan Program JKN meningkat terus menerus

(Sumber : www. bpjs-kesehatan,go.id, feb dan Juli 2018)


Jumlah Fasilitas Kesehatan
yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

No. JENIS FASKES BEKERJASAMA DENGAN BPJS KESEHATAN


Agust-17 Feb-18 Jul-18
FKTP
1. PUSKESMAS 7.754 7.018 6.501
2. PUSKESMAS INAP 2.086 2.839 3.380
3. DOKTER PRAKTIK 4.550 4.888 5.019
4. DOKTER GIGI 1.160 1.184 1.207
5. KLINIK PRATAMA 4.189 4.309 4.283
6. KLINIK TNI 691 664 647 Sinkronisasi data faskes
7. KLINIK POLRI 563 554 560 yang melayani KB dan
8. RS D PARATAMA 13 18 20
berikan K/0/KB
FKRTL (pemutahkhiran)
1. RS TIPE A 19 19 19
2. RS TIPE B 162 164 169
3. RS TIPE C 334 338 344
4. RS TIPE D 165 164 165
5. RS SWASTA 1.123 1.204 1.257
6. RS TNI/POLRI 142 140 140
7. RS KHUSUS 246 258 271
8. KLINIK UTAMA 192 213 225
FASKES YANG BEKERJASAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
TOTAL 23.389 23.974 24.207 JUMLAHNYA MENINGKAT

(Sumber : www. bpjs-kesehatan,go.id, Agustus 2017, Februari dan Juli 2018)


Jumlah
Jumlah Faskes
Faskes KB
KB yang
yang Bekerjasama
Bekerjasama dengan
dengan BPJS
BPJS Kesehatan
Kesehatan
dan
dan Teregister
Teregister di
di SIM
SIM BKKBN
BKKBN

25.000 SEMESTER 1 2016


SEMESTER 2 2016
21.349 21.246 SEMESTER 1 2017
19.973
20.000 SEMESTER 2 2017
18.786

15.000 14.211
13.209 Target
Target2017
2017
57,2%
57,2%dari
dari
target
targetRenstra
Renstra
10.428 10.462
10.000 9.511 53.342Faskes
53.342 Faskes
8.037 8.358
7.138

5.000

-
Total Faskes Faskes Bekerjasama BPJS Faskes Belum Bekerjasama BPJS

Keterangan:
• Jumlah faskes yang teregistrasi mengalami penurunan terus menerus (pembersihan data)
• Jumlah yang bekerjasama dengan BPJS mengalami peningkatan

Sumber : Data Potensi Klinik Semester 1 & 2 tahun 2016 serta semester 1 dan 2 tahun 2017
Jenis faskes yang teregistrasi dalam SIM BKKBN 2017
25.000

19.973
20.000 18785

15.000

9.807
9697
10.000
?
6.722
5822
5.000
1.778
1783
816 744 586 590
252 139 12 11
-
Nasional Puskesmas Lainnya RS RS bersalin Pustu Praktik dokter Praktik Bidan
Mandiri
catatan:
Pustu dan praktik bidan mandiri harusnya tidak berdiri sebagai Faskes KB karena merupakan
jejaring/jaringan Faskes KB; Faskes lainnya terlalu banyak dan harus didentifikasi lagi lebih lanjut
(dibanding semester 1 sudah mulai ada perbaikan)
Sumber : Data Potensi Klinik Semester 1 dan 2 tahun 2017
Faskes KB yang bekerjasama dengan BPJS Kes
SUL. BARAT 0.00 100.00
BENGKULU 7.69 92.31
GORONTALO 8.92 91.08
KALTARA 14.58 85.42
SUMSEL 16.36 83.64
LAMPUNG 17.44 82.56
DIY 20.43 79.57
BALI 20.61 79.39
SULSEL 26.08 73.92
BABEL 28.74 71.26
JATIM 29.75 70.25
JAMBI 30.59 69.41
KALTIM 31.01 68.99
RIAU 33.47 66.53
SULTENG 38.04 61.96
JABAR 39.47 60.53
SUMUT 41.75 58.25
Tidak bekerja
BANTEN 42.22 57.78
sama
NASIONAL 44.49 55.51
KALSEL 44.54 55.46 Bekerja sama
JATENG 44.59 55.41
KEP. RIAU 48.78 51.22
NAD 49.82 50.18
NTT 57.17 42.83
KALTENG 59.85 40.15
NTB 61.63 38.37
DKI 61.63 38.37
KALBAR 62.61 37.39
SULTERA 65.25 34.75
SUMBAR 70.52 29.48
SULUT 74.44 25.56
MALUT 85.71 14.29
PAPUA BARAT 92.79 7.21
PAPUA 94.61 5.39
MALUKU 99.21 0.79
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sumber : Data Potensi Klinik Semester 2 tahun 2017


IDENTIFIKASI FASKES YANG BEKERJASAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
UNTUK DILAKUKAN REGISTRASI DALAM SIM BKKBN
www.bpjs-kesehatan.go.id

BAGI FASKES YANG


MELAYANI KB UNTUK DI
REGISTRASI (K/0/KB)

Alat dan Obat Kontrasepsi

Sarana Penunjang

Peningkatan kapasitas tenaga


kesehatan
Peserta KB Aktif dan Peserta KB Baru

Peserta KB Aktif Peserta KB Baru


Capaian peserta
34,87
35,84 35,27
35,2 35,79 36,3 35,8 KB baru (PB)
33,71
31,44
32,41 28.0 setiap tahunnya
Jumlah Peserta KB (Juta)

tidak
29,75
28,65 26.70
27,32 SDKI

memberikan
2012

SDKI

dampak yang
2007

signifikan
terhadap
9,58 9,4
pertambahan
Peserta KB aktif
8,65 8,5
7,68 7,76
6,8 6,41 6,66 6,39
5,7
5,08
4,23

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Laporan umpan balik Pelkon dan Dallap 2005 – 2017


KB Pasca Persalinan (PP) dan Pasca Keguguran (PK)
tahun 2013 - 2017

KB Pascapersalinan (KB PP) adalah


Capaian % peserta KB Baru (PB)
100.0
upaya pencegahan kehamilan
dengan menggunakan
90.0 86.7 86.4
80.1
metode/alat/obat kontrasepsi
80.0 78.7 77.6 segera setelah melahirkan sampai
70.0 dengan 42 hari/6 minggu setelah
60.0
melahirkan.
50.0 PB non PP dan
PK
PB PP dan PK KB Pascakeguguran (KB PK) adalah
40.0
30.0 upaya pencegahan kehamilan
19.9 21.3 22.4 dengan menggunakan alat atau
20.0
13.3 13.6 obat kontrasepsi setelah
10.0 mengalami keguguran sampai
0.0 dengan kurun waktu 14 hari.
2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Laporan Pelkon, Ditlaptik – BKKBN 2013, 2014, 2015, 2016 dan
2017
• Cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran masih rendah dan pilihan kontrasepsi
lebih banyak non MKJP
PENAMBAHAN PA TAHUN 2017
Tahun Bulan Jumlah PA Penambahan PA dibandingkan
Des 2016

Capaian 2016 Desember 36.306.662

Capaian 2017 Desember 35,823,514 (483.148)


Target PA Tambahan 2017 1.150.000

Sumber Data: Laporan umpan balik Pengendalian Lapangan Des 2016 – Des 2017

Berdasarkan tabel diatas, PA per Desember 2017 berkurang (483.148) dibandingkan PA


per Desember 2016, disisi lain target PA tambahan 2017 yang harus dicapai sebesar
1.150.000, sehingga PA tambahan 2017 tidak tercapai sebesar
1.633.148 atau - 142,01 % dari target yg diharapkan.
PA TAMBAHAN PER PROVINSI (1)
CAPAIAN PA
NO PROVINSI PA TAMBAHAN
2016 2017
1 DKI JAKARTA 1.370.787 1.422.198 51.411
2 JAWA BARAT 7.129.900 6.930.849 (199.051)
3 JAWA TENGAH 5.290.679 5.082.844 (207.835)
4 DI YOGYAKARTA 431.813 391.811 (40.002)
5 JAWA TIMUR 6.105.646 6.023.407 (82.239)
6 BANTEN 1.782.734 1.835.339 52.605
7 BALI 532.114 540.316 8.202
8 ACEH 678.513 724.369 45.856
9 SUMATERA UTARA 1.636.590 1.708.879 72.289
10 SUMATERA BARAT 499.358 562.876 63.518
11 SUMATERA SELATAN 1.281.575 1.308.889 27.314
12 LAMPUNG 1.261.744 1.298.283 36.539
13 BANGKA BELITUNG 229.251 194.385 (34.866)
14 NUSA TENGGARA BARAT 799.120 785.250 (13.870)
15 KALIMANTAN BARAT 670.174 641.919 (28.255)
16 KALIMANTAN SELATAN 589.920 508.076 (81.844)
PA TAMBAHAN PER PROVINSI (2)
CAPAIAN PA
NO PROVINSI PA TAMBAHAN
2016 2017
17 SULAWESI UTARA 365.784 284.942 (80.842)
18 SULAWESI SELATAN 1.024.418 992.180 (32.238)
19 GORONTALO 174.132 142.554 (31.578)
20 SULAWESI BARAT 161.532 132.579 (28.953)
21 RIAU 788.988 735.830 (53.158)
22 JAMBI 545.297 565.952 20.655
23 BENGKULU 253.911 272.017 18.106
24 KEPULAUAN RIAU 259.540 301.423 41.883
25 NUSA TENGGARA TIMUR 445.037 426.908 (18.129)
26 KALIMANTAN TENGAH 368.652 373.140 4.488
27 KALIMANTAN TIMUR 367.079 406.259 39.180
28 KALIMANTAN UTARA 54.265 38.325 (15.940)
29 SULAWESI TENGAH 413.944 392.558 (21.386)
30 SULAWESI TENGGARA 327.872 337.047 9.175
31 MALUKU 144.131 156.003 11.872
32 MALUKU UTARA 36.873 84.831 47.958
33 PAPUA 225.716 158.427 (67.289)
34 PAPUA BARAT 59.573 62.849 3.276
TOTAL 36.306.662 35.823.514 (483.148)

Sumber Data: Laporan umpan balik Pengendalian Lapangan Des 2016 dan Des 2017
ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KEGIATAN STRATEGIS
Peraturan Presiden RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan

Pasal 21
(4). Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c meliputi konseling, pelayanan kontrasepsi termasuk
vasektomi dan tubektomi, bekerjasama dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(4a) Ketentuan mengenai pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi
bagi peserta jaminan kesehatan di fasilitas kesehatan diatur dengan
Peraturan Kepala Badan kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional
(5). Vaksin untuk imunisasi rutin serta alat dan obat kontrasepsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4a) disediakan oleh Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PERMENKES RI NO. 52 TAHUN 2016 TENTANG
STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Tarif Pelayanan KB :
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) : kapitasi & non kapitasi
a. Tarif Kapitasi: Pil dan Kondom
b. Tarif non kapitasi

2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) : INA CBGS


Kampung KB
KRITERIA PROGRAM
• Jumlah Keluarga Pra sejahtera di
atas rata-rata tingkat desa dimana
kampung tersebut berada.
• Jumlah peserta KB di bawah rata-
Telah diresmikan oleh Presiden RI pada
tanggal 14 Januari 2016 di Desa rata pencapaian peserta KB tingkat
Mertasinga Kecamatan Gungung Jati desa dimana kampung tersebut
Kabupaten Cirebon
berlokasi.
DIRANCANG SEBAGAI BENTUK KRITERIA WILAYAH
PENGGARAPAN PROGRAM
• Kumuh
KKBPK SECARA TOTAL DI LINI
LAPANGAN
• Pesisir/Nelayan;
• Daerah Aliran Sungai (DAS);
INTEGRASI SELURUH • Bantaran Kereta Api;
BIDANG DI LINGKUNGAN
BKKBN • Kawasan Miskin (termasuk Miskin
SERTA KOORDINASI, Perkotaan);
KERJASAMA DAN
PARTISIPASI BERSAMA • Terpencil;
K/L/SEKTOR TERKAIT • Perbatasan;
LAINNYA
• Kawasan Industri;
Kampung KB disetujui oleh Presiden RI • Kawasan Wisata;
sebagai kegiatan prioritas untuk untuk • Padat Penduduk.
mengimplementasikan Cita ke-3, 5 dan 8.
INDIKATOR KEBERHASILAN KAMPUNG KB
Kependudukan, KB, dan Sektor Pembangunan lainnya
Pembangunan Keluarga

1. Setiap keluarga mampu • Disesuaikan dengan


melaksanakan fungsinya secara sasaran/indikator
optimal; kebehasilan yang
2. Terbinanya kesertaan KB; disusun/ditentukan oleh
3. Tersedinya pusat-pusat pelayanan
sektor yang bersangkutan
KKBPK (BKB, BKR, PIK, BKL,
UPPKS, Posyandu, dll) yang
bersinergi dengan sektor lainnya
dan dapat diakses keluarga
dengan baik;
4. Meningkatnya ketahanan dan
kesejahteraan keluarga;
5. Tumbuh dan berkembangnya
“gotong royong” masyarakat
dalam membangun Kampung KB.
Isu strategis & tantangan (1)
No Isu strategis Tantangan
1. Kesertaan ber KB 1. KB all method meningkat menjadi 63,6%, namun KB modern
mengalami penurunan (57,2%), hal ini karena adanya peningkatan
metode KB tradisional dari 4% menjadi 6,4% (SDKI 2017)
2. Disparitas Kesertaan Ber KB antar provinsi belum merata (25,8% di
Papua Barat sampai 35,59% di Kalimantan Tengah 69,4% (laporan SDKI
2017)
3. Unmet Need masih Tinggi sebesar 10,46 (SDKI 2017)
4. Angka Putus Pakai masih Tinggi Pil sebesar 46,1% dan Suntik sebesar
28,7% (SDKI 2017)
5. Capaian peserta KB baru (PB) tidak berdampak terhadap penambahan
Peserta KB aktif (PA) modern bahkan mengalami minus (laporan
umpan balik Dallap 2017)
6. Kontribusi KB Pascapersalinan dan Pascakeguguran terhadap capaian
PB masih rendah hanya sebesar 22,4% (Laporan umpan balik Pelkon
2017)
7. KB MKJP mengalami peningkatan, namun angka putus pakai MKJP
masih cukup tinggi (IUD 9%, Implan 6,4%) (SDKI 2017)
8. Belum opimalnya pelaksanaan dan masih lemahnya sisitem verifikasi
penggerakan pelayanan KB MKJP.
Isu strategis & tantangan (2)
No Isu strategis Tantangan
2. Faskes yang 1. Jumlah Faskes KB yang bekerjasama dengan BPJS Kes masih rendah
memperoleh sarana (55,51%);
dan alokon 2. Penetapan klasifikasi Faskes KB dalam K/0/KB masih belum sesuai
dengan definisi (93% dominasi Faskes KB SEDERHANA=hanya mampu
melayani pil, suntik dan kondom)
3. Kebijakan distribusi alokon nasional terkait penyesuaian lingkungan
strategis masih dalam proses revisi;
4. Utilisasi laparoskopi masih belum optimal

3. Faskes & jejaring 1. Kebijakan sertifikasi dan kompetensi serta penyelenggara pelatihan
dengan nakes terlatih (terkait lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh PPSDM Kemenkes
RI);
2. Retensi pelayanan KB MKJP pasca pelatihan;
3. Bidan yang terlatih belum berjejaring dengan FKTP
4. Belum semua tenaga yang dilatih memiliki sertifikat kompetensi

4. Kab galciltas dan kota 1. Belum sinkronnya pelayanan KB bergerak dengan kebijakan SJSN
(miskot) yang Bidang Kesehatan;
difasilitasi kesertaan 2. Belum optimalnya pelayanan KB di wilayah DTPK, dan miskin
ber KB perkotaan;
3. Masih rendahnya kesertaan KB pria
4. Penggarapan wilayah unmet need belum optimal.
5. Kurangnya kompetensi motivator KB Pria dalam memberikan
motivasi
Isu strategis & tantangan (3)
No Isu strategis Tantangan
5. Peningkatan kualitas 1. Belum optimalnya promosi dan konseling KBKR di faskes dan
kesehatan reproduksi kelompok kegiatan, tribina dan UPPKS
di Faskes KB dan 2. Belum meratanya pengetahuan tenaga penyuluh KB
poktan (PKB/PLKB) tentang program KB dan KR
3. Bahan promosi dan konseling hak-hak reproduksi yang belum
merata penyebarannya;
4. Mekanisme promosi dan konseling hak-hak reproduksi di
Faskes dan poktan;

6. Sistem rujukan 1. Belum berjalannya sistem rujukan horisontal antar FKTP untuk
horisontal pelayanan KB yang terkendala dari aspek SDM atau sarana;
2. Belum tersedia sistem informasi /kerjasama (termasuk sistem
klaim) antar FKTP yang merujuk/menerima rujukan.

7. Pelayanan KB di faskes 1. Belum semua FKTP mampu melayani MOP;


2. Batasan pelayanan KB di Rumah Sakit (karena sist rujukan);
3. Rendahnya cakupan pelayanan KB pasca persalinan/pasca
keguguran di FKTP dan RS;
4. Multi persepsi sistem klaim antar dokter, koder, verifikator RS
dan verifikator BPJS Kes.
5. Bergesernya pola fee for service menjadi pola asuransi bagi
nakes dan sistem pembiayaan berbasis grouping
Kebijakan pelayanan KB dan KR
SASARAN PEMBANGUNAN BIDANG KEPENDUDUKAN DAN KB
(RPJMN 2015-2019)
No INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 2015-
2019

1 Angka kelahiran total 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 2,28


(total fertility rate/TFR)
per WUS (15-49 tahun)

2 Persentase pemakaian 65,2 65,4 65,6 65,8 66,0 66,0


(all (all (all (all (all (all
kontrasepsi methods) methods) methods) methods) methods)
methods)
(contraceptive prevalence
rate/CPR)

3 Menurunnya tingkat 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 24,6


putus pakai kontrasepsi

4 Meningkatnya 20,5 21,1 21,7 22,3 23,5 23,5


penggunaan MKJP
(persen)

5 Persentase kebutuhan 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91 9,91


ber-KB yang tidak
terpenuhi (unmet need)
(%)
34
SASARAN, INDIKATOR KINERJA & TARGET PROGRAM
KKBPK
Program Sasaran Indikator kinerja Target Target
2017 2018
Program Terlaksananya 1. Jumlah peserta KB baru/ PB (juta) 7.43 7.39
Kependudu program
kan, KB & Kependudukan 2. Age Spesific Fertility Rate (ASFR) 42/1000 40/1000
Pembangun , KB dan 15-19 tahun Perempuan Perempuan
an Keluarga Pembangunan 15 -19 th 15-19 th
Keluarga di 3. Persentase PUS yang memiliki 31 50
seluruh pengetahuan dan pemahaman
tingkatan tentang semua jenis metode
wilayah kontrasepsi modern
4. Persentase keluarga yang memiliki 30 40
pemahaman dan kesadaran tentang
fungsi keluarga
5. Indeks pengetahuan remaja tentang 50 51
generasi berencana
6. Persentase masyarakat yang 46 48
mengetahui tentang isu
kependudukan
7. Jumlah ketersediaan data dan 1 1
informasi keluarga (Pendataan
keluarga yang akurat dan tepat
waktu) 35
PERATURAN KEPALA BKKBN NOMOR 199 TAHUN 2016
TENTANG RENSTRA BKKBN TAHUN 2015 - 2019
KEBIJAKAN
Meningkatkan akses pelayanan KB dan KR yang merata dan
berkualitas
STRATEGI
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan dalam sistem SJN
Kesehatan (kemudahan akses terhadap fasilitas pelayanan KB
di setiap tingkatan wilayah);
2. Penggerakan pelayanan MKJP serta KB Pascapersalinan dan
Pascakeguguran;
3. Peningkatan jaminan ketersediaan alokon & sarana pelayanan KB;
4. Peningkatan pelayanan secara statis dan dan bergerak di DTPK;
5. Peningkatan kapasitas tenaga medis dan penguatan kapasitas
tenaga lapangan untuk mendukung penggerakan dan
penyuluhan KB;
6. Promosi dan konseling kesehatan dan hak-hak reproduksi;
7. Penguatan kemandirian ber-KB.
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA DEPUTI BIDANG KB DAN KR
TAHUN 2015-2019

Sasaran Strategis:
1. Meningkatnya jumlah PA tambahan
2. Meningkatnya persentase kesertaan ber KB di daerah
tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan terluar (DTPK)

NO INDIKATOR BASELINE RENSTRA TARGET KINERJA


TARGET 2015 2016 2017 2018 2019
2014

1 Jumlah PA - - - 1.150.000 965.000 744.000


Tambahan
2 Persentase 122 12% 24% 36% 48% 60%
peningkatan Kabupaten
kesertaan KB di
Daerah Terpencil,
Perbatasan dan
Kepulauan
Terluar (DTPK)
Kebijakan penyediaan alat dan obat kontrasepsi

Berdasarkan perhitungan Perkiraan Permintaan Masyarakat


(PPM) dengan arah kebijakan:

1. Pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi bagi seluruh keluarga


pra sejahtera dan sejahtera I

2. Pemenuhan seluruh kebutuhan alat dan obat kontrasepsi di 7 provinsi:


Aceh, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat

3. Pemenuhan kebutuhan IUD, implan dan kondom bagi seluruh PUS

4. Pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi bagi seluruh peserta


JKN (PUS)

CATATAN:
UNTUK PERENCANAAN KEBUTUHAN PIL, SUNTIK DAN KONDOM TAHUN
2018, SELAIN DATA PPM MENGGUNAKAN KOMBINASI DATA KONSUMSI DAN
DATA PELAYANAN  ACUAN BUKU REFERENSI KUANTIFIKASI ALOKON
KEBIJAKAN PENYEDIAAN SARANA PENDUKUNG PELAYANAN KB

Tahun 2018
IUD KIT Penyediaan
melalui DAK
Kabupaten/Kota
GYNECOLOGY BED

IMPLAN REMOVAL KIT

VASEKTOMI TANPA PISAU (VTP) KIT


Pemetaan kebutuhan
sarana pelayanan KB
di faskes oleh
Kab/Kota
KEBIJAKAN TERKAIT FASKES
Berdasarkan Permenkes 71/2013 tentang pelayanan Kesehatan dalam JKN

FKRTL Klinik Utama RS Umum RS Khusus


(tipe A, B, C, D) termasuk RSIA
Fasilitas
Kesehatan
Rujukan Tingkat
Lanjutan

FKTP Puskesmas Praktik Dokter Klinik Pratama RS D Pratama

Fasilitas
Kesehatan
Tingkat Pertama

Jaringan Jejaring Jejaring Jejaring Jejaring


• Dalam Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas memiliki jaringan pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Pembantu
(Pustu), Bidan di desa, dan Puskemas Keliling (Pusling)
 
• Bidan Praktik Mandiri dapat menjadi jejaring dari puskesmas atau FKTP lainnya yang telah
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Klasifikasi Pelayanan KB di Faskes
Konseling
Faskes
tingkat a. Faskes yang Pemberian pil, suntik dan kondom
pertama melayani KB Penanggulangan efek samping & komplikasi
(FKTP) Sederhana sesuai dengan kemampuan
- Puskesmas Upaya rujukan
1.
- Klinik
Pratama
b. Faskes yang Pelayanan KB sederhana Plus pemasangan
- Praktik
dokter melayani KB IUD/implan
- RS Tipe D
pratama
Lengkap Dan atau pelayanan vasektomi

c. Faskes yang Pelayanan KB lengkap pada pasca persalinan


Faskes
melayani KB Plus pemberian layanan tubektomi
rujukan
tingkat Sempurna dan vasektomi
2. lanjutan
(FKRTL)
- RS d. Faskes yang Pelayanan KB Sempurna Plus pemberian
- Klinik melayani KB layanan rekanalisasi dan penanggulangan
Utama Paripurna infertilitas
Arah Kebijakan Lansia

Continuum of Care remaja


• Kualitas
• Degenerasi
Life Cycle
• Kespro
dupan remaja
kehi • Konseling:
a
e rtam Gizi
arip Pelayanan HIV/AIDS,
00 0h NAPZA dll
1 bagi balita
• Kespro Catin
Persalinan, Pelayanan
• Pemantauan
nifas & bagi bayi pertumbuhan &
Pemeriksaan neonatal perkembangan
• PMT
Kehamilan • ASI eksklusif
Pelayanan • Imunisasi dasar
PUS & WUS lengkap
• Gizi
• Inisiasi Menyusu Dini • Tumbuh
• Materi KIA • Perawatan masa nipas Kembang Anak
• ANC terpadu • Perawatan bayi baru
• Konseling • Kelas Ibu Hamil lahir
• Pelayanan KB dan • TT ibu hamil • Imunisasi Dasar
Kespro • KB pasca persalinan
• PKRT
KESEHATAN REPRODUKSI
SEPANJANG SIKLUS USIA REPRODUKSI
Pendidikan Pelayanan
Kespro Remaja KB Pasca
Promosi KB pasca Persalinan
Promosi & Pelayanan
persalinan
KB pada PUS

Promosi Kespro/KB
pada Catin

Keberhasilan program KB ditentukan oleh pelayanan kesehatan yang


diberikan sepanjang siklus usia reproduksi, termasuk: 1) pendidikan dan
konseling kesehatan reproduksi pada remaja dan calon pengantin, 2)
konseling dan pelayanan KB pada PUS, 3) promosi KB pasca persalinan pada
bumil, 4) pelayanan KB pasca persalinan pada ibu bersalin dan nifas, dan 5)
pelayanan KB interval.
Menunda hubungan
seksual pertama 37%

Menurunkan
hubungan seksual
remaja 31 %

Mengurangi remaja
berganti-ganti
pasangan 44%
Pendidikan
Meningkatkan
Kesehatan penggunaan alat
Reproduksi kontrasepsi 33%
Bermutu
Mengurangi perilaku
seksual beresiko 50%

Sumber Data: Badan Pendanaan Kependudukan PBB Regional Asia


Pasifik
KEGIATAN STRATEGIS KEDEPUTIAN KBKR (1)
1. Peningkatan CPR terutama MKJP
 Pemenuhan kebutuhan alokon sistem cafetaria (khususnya MKJP) dan sarana di faskes
 Perluasan dan peningkatan pelayanan KB MKJP di faskes, jaringan dan jejaringnya
 Peningkatan penggerakan dan pelayanan KB termasuk KB pasca persalinan dan
pasca keguguran antara lain melalui Pengembangan Pelayanan KB PP dan PK
melalui pembentukan Center Of Excellence
 Pelatihan teknis medis pelayanan KB dan kualifikasi pasca pelatihan bagi tenaga
kesehatan
 Penguatan koordinasi dalam peningkatan cakupan dan kualitas pencatatan dan
pelaporan pelayanan KB serta laporan pengendalian lapangan

2. Penurunan unmet need


 Pemetaan wilayah garapan unmet need menggunakan data basis yang tersedia
 Optimalisasi penggerakan dan pelayanan KB di wilayah legok unmet need
 Mendekatkan akses pelayanan KB di DTPK dan miskin perkotaan melalui
pelayanan KB bergerak
 Memperluas jejaring kemitraan pelayanan KB terutama di kampung KB
 Peningkatan kesertaan KB pria
KEGIATAN STRATEGIS KEDEPUTIAN KBKR (2)
3. Penurunan angka putus pakai
 Penguatan konseling pada pra dan pasca pelayanan KB
 Penguatan poktan melalui penyediaan materi konseling kesehatan reproduksi
 Memastikan ketersediaan alokon yang tepat jumlah dan tepat waktu di fasilitas
kesehatan
 Pembinaan kesertaan berKB melalui PLKB, PKB, PPKBD, sub PPKBD, Kader
kelompok-kelompok kegiatan
4. Peningkatan kualitas pelayanan KB
 Penetapan standarisasi pelayanan KB
 Penetapan standarisasi kompetensi tenaga pelayanan KB
 Penetapan standarisasi FKTP swasta penyelenggara pelayanan KB
 Penguatan Tim Jaga Mutu pelayanan KB melalui kemitraan (antara lain kerja
sama dengan organisasi profesi).
5. Penurunan Unmet Need Karena Takut Efek Samping
 Pengembangan Materi KIE dan Konseling tentang Pemakaian Kontrasepsi
( bekerjasama dengan ADPIN)
 Sosialisasi Materi KIE dan Konseling tentang Pemakaian Kontrasepsi melalui
Faskes, Poktan dan Mitra Kerja.
STANDARISASI KOMPETENSI PROVIDER

MONIKA (Aplikasi Monitoring Capaian Standar Kompetensi


Pemetaan Kompetensi Bagi Dokter dan Bidan)

we
Verifikator
bsit
P2KS/ P2KP
e:
Websit
e
Server Jika
Jika
Kompe
Kompe
android ten
ten

Aktivasi
dan
Upload
Jika gagal aktivasi,
BKKBN
Email ke : (provinsi)
kompetensictu@gmail.com provinsi
++ Sertifikat
Sertifikat Training
Training CTU
CTU dengan
dengan logo
logo Tuliskan Nama, No. KTP, bidang
JNPK
JNPK Tanggal lahir, jenis kelamin Latbang/
++ Kartu
Kartu KIV
KIV atau
atau Surat
Surat Rekomendasi
Rekomendasi dan lampirkan photo KTP adpin
dari
dari P2KS/P2KP
P2KS/P2KP Dan tunggu 2 x 24 untuk
++ KTP
KTP proses aktivasi
SKB PENILAIAN KOMPETENSI DOKTER DAN BIDAN
PESERTA PELATIHAN CTU PERIODE 2011 – 2016
OLEH BKKBN

Dokter/ Bidan yang mengikuti pelatihan CTU dan mendapatkan sertifikat


kehadiran dengan logo JNPK/ P2KS/ P2KP, maka dinyatakan kompeten
bila:
a. Memberikan pelayanan KB Implan dan AKDR pada satu tahun
terakhir, dibuktikan dengan fotokopi kartu K/IV
b. Jika tidak dapat menyerahkan fotokopi kartu K/IV maka dapat
diganti dengan Surat Rekomendasi dari tim penilai P2KS/ P2KP
setelah dikualifikasi P2KS/ P2KP sebagai pengelola bekerjasama
dengan IDI dan IBI setempat

Bila dinyatakan kompeten maka akan diberikan sertifikat kompetensi


(kualifikasi)
PENGGERAKAN DAN PELAYANAN KB

Peraturan Kepala BKKBN Nomor 14 Tahun 2017


tentang
Penggerakan Pelayanan KB serta Ayoman Komplikasi
dan Kegagalan Kontrasepsi

Surat Edaran Plt. Kepala BKKBN


nomor: 637/I/KB.06/E1/2018 tentang Penggerakan Pelayanan
KB MKJP; diterbitkan pada tanggal 28 Juni 2018
PELAYANAN KB BERGERAK
Regulasi pelayanan KB bergerak telah ditetapkan oleh Kepala BKKBN pada
tanggal 28 Januari 2018
PERATURAN
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR 10 TAHUN 2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BERGERAK
SISTEMATIKA Pelayanan KB Bergerak merupakan
BAB I Ketentuan Umum pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang
Bab II Tugas Dan Tanggung Jawab dilaksanakan di suatu daerah yang belum
Bab III Penyelenggaraan Pelayanan KB tersedia fasilitas kesehatan yang
Bergerak memenuhi syarat atau tidak tersedia
Bab IV Tim Pelayanan KB Bergerak. tenaga medis yang kompeten ataupun
Bab V Mekanisme Pelaksanaan KB Bergerak. daerah yang memerlukan bantuan
Bagian Kesatu Persiapan
pelayanan KB Bergerak seperti pelayanan
dalam rangka bhakti sosial atau sejenisnya,
Bagian Kedua Pelaksanaan
dengan maksud untuk mendekatkan akses
Bab VI Pencatatan Dan Pelaporan
pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang
Bab VII Pendanaan bisa dilakukan dengan kunjungan
Bab VIII Monitoring Dan Evaluasi pelayanan dan atau menggunakan fasilitas
Bab IX Ketentuan Lain-lain pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Bab X Ketentuan Penutup Bergerak.
Pengembangan Pelayanan KB PP dan PK melalui
pembentukan Center Of Excellence
6 provinsi
MOT Tingkat Pusat Pelatihan
(4 provinsi my choice, Jatim dan
Nasional KB PP dan PK
Jabar), MoT untuk 2 provinsi ; 1 tim
@ 4 orang (@1 SPOG dan 3 bidan)

Pusat training/FKRTL  Sumut


TOT tingkat di lakukan di 6 provinsi  DKI
provinsi 1 tim 4 orang (@1 SPOG dan 3  Jawa Tengah
bidan)  Sulsel
 Jatim
 Jabar

Bidan dari FKTP


Training tingkat
(1 faskes @3 tenaga Pelatih ;
Kabupaten
bidan/1 dokter umum & yang telah mengikuti TOT
2 bidan)
PENGEMBANGAN PELATIHAN KB PP
DAN PK SECARA KOMPREHENSIF
MELALUI PEMBENTUKAN CENTER OF MOT
EXCELLCENCE DI TAHUN 2018 (Prov. Jawa Tengah)

1 Tim FKRTL 1 Tim FKRTL


(yang akan dijadikan (yang akan dijadikan
COE) COE)
Jawa Timur Jawa Barat
4 Provinsi yang pernah pelatihan dan pelayanan KB PP dan PK yang bekerjasama dengan
JHPIEGO dan JHCCP yakni Provinsi: Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan
DKI Jakarta

TOT TOT TOT TOT TOT TOT


3 Tim 3 Tim 3 Tim 3 Tim 3 Tim 3 Tim
Tiap Tim: 1 Tiap Tim: 1 Tiap Tim: 1 Tiap Tim: 1 Tiap Tim: 1 Tiap Tim: 1
FKRTL FKRTL FKRTL FKRTL FKRTL FKRTL
Kabupaten / Kabupaten / Kabupaten / Kabupaten / Kabupaten / Kabupaten /
Kota Kota Kota
Kota Kota Kota
Prov . Jatim Prov . Jateng Prov . DKI
Prov . Jabar Prov . Prov . Sulsel
Jkt Sumut

Training Training Training Training Training Training


5 Tim 5 Tim 5 Tim 5 Tim 5 Tim 5 Tim
FKTP;@ 3 FKTP;@ 3 FKTP;@ 3 FKTP;@ 3 FKTP;@ 3 FKTP;@ 3
orang orang orang orang orang orang
STRATEGI KB
BERBASIS HAK
Prinsip2 “HAK” dalam
Strategy KB Berbasis Hak
1. Akses terhadap informasi dan pelayanan dengan standar tertinggi
2. Berkeadilan
3. Menggunakan pendekatan sistem kesehatan untuk diterapkan di
sektor pemerintah dan swasta:
– Integrasi KB dalam continuum of care pada pelayanan kesehatan
reproduksi
– Standar etika dan professional dalam memberikan pelayanan
keluarga berencana
4. Perencanaan program berbasis bukti
5. Transparansi dan akuntabilitas
6. Pelayanan Sensitif Gender
7. Sensitivitas Budaya
8. Kemitraan
Kerangka Strategi
Tujuan Strategis 1 Tujuan Strategis 2 Tujuan Strategis 3 Tujuan Strategis 4
Tersedianya
sistem yan KB Meningkatnya Meningkatnya
penggunaan penatalayanan/ Pengembangan
yang merata &
metode KB pengelolaan prog dan aplikasi
berkualitas di
modern yg KB disemua jenjang inovasi & riset
sektor
berkesinambunga & lingkungan yg operasional
pemerintah &
swasta n mendukung
Output 1.1 Pelayanan Output 4.1 Model
KB sektor pemerintah Output 2.1 Output 3.1
Penatalayanan internal terbaik utk
Output 1.2 Pelayanan Komunikasi
dan lintas institusi kerjasama Selatan-
KB sektor swasta perubahan perilaku
Output 3.2 Koordinasi dg Selatan
Output 1.3 Jaminan yg komprehensif Kemenkes Output 4.2
ketersediaan Output 2.2 Output 3.3 Kapasitas Penelitian
komoditas Keterlibatan nakes, pejabat SKPD KB dan
operasional utk
Output 1.4 Kapasitas kel perempuan, pejabat dinkes
Output 3.4 Advokasi efisiensi dan
SDM toma dan toga dlm
berbasis bukti di semua efektifitas prog KB
Output 1.5 Sistem prog KB
jenjang
informasi manajemen Output 2.3 Output 3.5 Kebijakan
Output 1.6 Pelayanan Pengetahuan dan berbasis bukti
KB yang berbasis hak pemahaman Output 3.6 Sistem
sepanjang kontinuum mengenai KB akuntabilitas fungsional
siklus kesehatan 55
reproduksi
Kerangka Kerja Model Perencanaan dan
Pelaksanaan KB Berbasis Hak Terintegrasi

Kegiatan: Outcome: Dampak:


Isu: Capacity Buidling Output:
Meningkat Meningkat
(bridging Meningkatnya
Perencanaan leadership) kapasitas nya kualitas nya CPR
Fasilitasi dan
dan asistensi teknis
kabupaten dalam
menyusun
pelayanan Menurunny
Meningkat a Unmet
Penganggara dalam menyusun perencanaan dan
perencanaan dan penganggaran nya akses Need
n KB, penganggaran yang berbasis hasil
dan Menurunny
yang berbasis Tersusunnya
kesehatan ibu hasil (result-based Perencanaan dan pelayanan a TFR
management) Penganggaran KB KB dan Menurunny
yang belum Advocacy dan Kesehatan Ibu
yang Terintegrasi kesehatan a kematian
efektif di kab pengalokasian
anggaran ibu ibu

56
Sukseskan KB dalam

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai