Anda di halaman 1dari 37

Bagian THT-KL REFERAT

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Juni 2016

SKIRINING PENDENGARAN
PADA ANAK

Oleh:
St. Nursyamsiah
C111 11 174
Kartika Pelango
C111 11 298

Residen Pembimbing:
dr. Amelia Dian Utami
PENDAHULUAN

 Gangguan pendengaran adalah gangguan pada proses
mendengar baik dalam menerima informasi dalam
bentuk suara maupun dalam memproses informasi
tersebut.

 Insidens gangguan pendengaran pada neonatus di


Amerika berkisar 1-3 dari 1000 kelahiran hidup.
Sedangkan US Preventive Services Task Force melaporkan
bahwa prevalensi gangguan pendengaran neonatus di
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) 10- 20 kali lebih besar
dari populasi neonatus.
Skrinin
g

Gangguan pendengaran pada anak perlu dideteksi seawal
mungkin mengingat pentingnya peranan fungsi pendengaran
dalam proses perkembangan bicara

The Joint Committee on Infant Hearing merekomendasikan


deteksi gangguan pendengaran harus dilakukan sebelum usia
3 bulan dan dilakukan intervensi sebelum usia 6 bulan.

Untuk memberikan habilitasi sedini mungkin pada bayi/anak


dengan gangguan pendengaran sehingga fungsi komunikasi
saat usia sekolah sama dengan anak normal.
Dampak gangguan pendengaran??


Gangguan mendengar
pada anak

Berkuragnya
informasi yang
diterima anak

Berkurangnya
Gangguan berbicara Gangguan
perbendaharaan kata
pada anak berkomunikasi
yang disimpan di otak
Anatomi

Fisiologi Pendengaran
 Bunyi diperbesar
Menggetarkan perilimfe
pada skala vestibuli

Bunyi ditangkap Membrane Tulang- tulang Tingkap lonjong


oleh daun telinga timpani pendengaran

Membrane reisner

Pelepasan Kanal ion terbuka Defleksi stereo sel- Rangsangan


neurotransmitter sel silia rambut mekanis
ke pusat
pendengaran di
otak
Jenis gangguan pendengaran

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
etiologi bagian telinga saat terjadinya

Kongenital Konduktif Prenatal

Didapat Sensorineural Perinatal

Mixed Postnatal
Jenis gangguan pendengaran
Kongenital
 Didapat
1. Infeksi pada masa kehamilan 1. Infeksi telinga tengah yang
2. Konsumsi obat-obatan ototoksik tidak diobati
selama kehamilan
2. Perforasi membrane
3. Komplikasi saat kelahiran
timpani
4. Kelainan pada otak atau system
saraf khususnya system saraf 3. Mendengar bunyi yang
yang berperan untuk mendengar terlalu kuat
5. Sindrom genetic seperti down 4. Penyakit pada telinga
syndrome seperti otosklerosis atau
6. Ada riwayat keluarga yang meniere’s disease
mengalami gangguan
pendengaran
Jenis gangguan pendengaran

Tuli Konduktif
Gangguan pendengaran
Tuli Sensorineural
yang disebabkan adanya
gangguan penghantaran Gangguan pendengaran
suara pada telinga bagian akibat adanya kelainan
luar dan tengah pada telinga bagian dalam
dan saraf-saraf
Mixed pendengaran pada pusat
kombinasi tuli konduktif pendengaran
dan tuli saraf
Jenis gangguan pendengaran

Prenatal Perinatal Postnatal
 Ibu kekurangan  Bayi lahir  Bayi terinfeksi
gizi prematur dan tidak
 Ibu terkena  Berat badan lahir tertangani
infeksi saat bayi rendah dengan baik
hamil  Bayi lahir tidak  Perdarahan/
 Ibu konsumsi langsung trauma pada
obat-obatan menangis telinga atau
yang berbahaya kepala bayi
buat janin
Respon mendengar pada anak
berdasarkan usia
0-4 bln 
• Saat bayi tidur tenang tiba-tiba terbangun ketika
mendengar suara atau bergerak kaget ketika
mendengar suara keras

4-7 bln • Bayi dapat menoleh saat mendengar


suara

7-9 bln • Bayi dapat menoleh untuk mencari sumber


suara bila diberi rangsang suara

9-13 bln • Bayi dapat menoleh bila dan mencari suara


yang datang dari arah belakang

13-24 bln • Anak dapat mendengar suara dari sebelah


ruangan dan langsung datang ke anda
Kapan dicurigai adanya gangguan
pendengaran pada anak?

Usia 12 bulan
belum bisa mengoceh (babbling) atau meniru
bunyi
Usia 18 bulan
tidak bisa menyebut 1 kata yang mempunyai arti
Usia 24 bulan
perbendaharaan kata < 10 kata
Usia 30 bulan
belum dapat merangkai 2 kata
Kapan dicurigai adanya gangguan
pendengaran pada anak?

Kurang responsif terhadap suara-suara yang
ada di sekitarnya: vacuum cleaner , klakson
mobil, petir.
Anak kelihatannya kurang perhatian
Anak tidak mudah tertarik dengan pembicaraan
atau suara-suara yang ada di sekelilingnya.
Cenderung berusaha melihat muka lawan bicara
Anak kurang responsif apabila diajak bicara
Sering minta kata-kata diulang lagi.
Kapan dicurigai adanya gangguan
pendengaran pada anak?

 Jawaban yang salah dengan pertanyaan atau perintah
sederhana.
 Kesulitan menangkap huruf mati atau konsonan.
 Anak hanya memberikan respons terhadap suara
tertentu atau dengan kekerasan tertentu.
 Anak memberikan respons yang tidak konsisten pada
waktu yang berbeda
 Kesulitan menangkap pembicaraan di dalam ruangan
yang ramai.
 Ucapan anak yang sulit dimengerti merupakan salah
satu kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
Kapan dicurigai adanya gangguan
pendengaran pada anak?

 Bicara anak lemah atau bahkan terlalu keras. Anak yang
bicaranya pelan kemungkinan mengalami tuli konduktif
karena anak dapat menangkap suaranya sendiri melalui
jalur hantaran tulang. Anak dengan tuli sensorineural
akan berbicara lebih keras supaya bisa menangkap
suaranya sendiri.
 Kemampuan berbicara dan pemahaman kata-kata
terbatas.
 Nilai di sekolah menurun atau di bawah rata-rata kelas.
 Masalah tingkah laku, baik di sekolah maupun di
rumah.

Deteksi gangguan
pendengaran harus
dilakukan segera !!!
 Karena usia 0-3 tahun merupakan
waktu kritis  terjadi proses
pematangan otak untuk menerima
informasi
Pemeriksaan Audiometrik

 Behavioral Audiometry
 Timpanometri
 Otoacoustic Emission (OAE)
 Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)
 Audiometry Steady-State Response (ASSR)
 Pure Tone Audiometry (PTA)
Behavioral Audiometry


Refleks/Respon yang dinilai :
Behavioral reflex :
- Mengejapkan mata (auropalpebra reflex)
- Melebarkan mata (eye widening)
- Mengerutkan wajah (grimacing)
- Berhenti menyusu (cessation reflex)
- Denyut jantung meningkat
- Refleks Moro

Behavioral response :
- Normal usia 4-9 bln stimulus akustik
• Menilai respon atau apa yang anak
menghasilkan respon berupa menoleh atau
persepsikan terhadap stimulus menggerakkan kepala ke arah sumber bunyi.
bunyi/suara
• Menilai respon dari seluruh sistem
- Usia 9-24 bln : melokalisir sumber bunyi
auditorik (dari telinga luar sampai dari berbagai arah
korteks cerebral) Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :
Behavioral Audiometry

Behavioral Observation Visual Reinforcement Conditioned Play


Audiometry (BOA) Audiometry (VRA) Audiometry


• Usia < 6 bulan • Usia 6 bulan-3 tahun • Usia 3-5 tahun

• sumber bunyi dapat • Stimulus bunyi diberi • Anak memakai


berupa : tepukan bersamaan dengan headphone yang
tangan, bola plastik stimulus visual menyediakan suara
berisi pasir, remasan berupa informasi
kertas, bel, terompet, • Bayi seharusnya bisa spesifik/perintah
dll melokalisir bunyi dan
menoleh ke arah
• Pemeriksa menilai sumber bunyi
respon/refleks anak
terhadap bunyi
Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :
Timpanometri
• Ideal  usia >7 bulan


• Menilai kondisi telinga tengah (mis :
ada cairan, perforasi, serumen
berlebihan, diskontinuitas tulang,
gangguan fungsi tuba)

• Prinsip : menilai besarnya tekanan


MT berdasarkan energi suara yg
dipantulkan

• Gambaran timpanometri yang


abnormal  petunjuk adanya • Usia >7 bulan  probe
gangguan pendengaran konduktif tone 226Hz

• >7 bulan  probe tone


• Merupakan pemeriksaan (668Hz,678 Hz, 1000Hz)
pendahuluan sebelum tes OAE, dan liang telinga belum keras
bisa terjadi resonansi
bila terdapat gangguan pada telinga
tengah maka pemeriksaan OAE
harus ditunda sampai telinga tengah
normal Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :
Membran timpani
Probe  226Hz
bergetar

 Bunyi dipantulkan  Mengukur respon
kembali MT terhadap bunyi
dengan tekanan yg
berbeda-beda
Hasil : timpanogram

Yang dinilai pada timpanometri :


1. Ear Canal Volume (ECV)
2. Compliance
3. Tekanan Udara
TIMPANOGRAM
Grafik gambaran fungsi telinga tengah yg berasal dari perbedaan
tekanan pada MT :

Tipe A  NORMAL  Tipe AD  diskontinuitas tulang


pendengaran

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :


TIMPANOGRAM
Grafik gambaran fungsi telinga tengah yg berasal dari perbedaan
tekanan pada MT :
Tipe As  kekakuan tulang-tulang
(otosklerosis, jaringan parut di MT)  Tipe B  cairan dalam
telinga tengah

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :


TIMPANOGRAM
Grafik gambaran fungsi telinga tengah yg berasal dari perbedaan
tekanan pada MT :
Tipe C  Gangguan
fungsi Tuba Eustachius

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :


Otoacoustic Emission (OAE)

• Ideal  0-3 tahun 


• Menilai suara pada kanalis
auditorius eksterna yang
merefleksikan gerakan Outer Hair
Cell (OHC) di dalam koklea

• Prinsip : menghitung emisi yang  Memonitor efek negatif dari


dikeluarkan telinga saat suara pengobatan dari obat ototoksik
menstimulasi koklea  Diagnosis neuropati auditorik
• Jika gelombang OAE (+)  pass  Membantu proses pemilihan ABD
Jika gelombang OAE (-)  refer  Skrining pemaparan bising (noise
induced hearing loss) dan sebagai
pemeriksaan penunjang pada kasus
yang berkaitan dengan gangguan
koklea
Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :
Membran timpani
Probe
bergetar

 OHC memberi
 Outer hair cell pada respon dengan
koklea memancarkan emisi
akustik

 Emisi dipantulkan ke
arah luar (kembali ke Gelombang OAE tidak
probe) muncul pada hilangnya
pendengaran lebih dari 30-
40 dB
Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)

• Segala usia 
• Menilai aktivitas listrik dari
sistem saraf auditorik, pusat-
pusat neural, dan traktus di
batang otak) sebagai respon
terhadap stimulus auditorik

• Respon terhadap stimulus


direkam melalui elektroda (dahi
dan mastoid)  diproses
komputer  gelombang BERA

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :


Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)


 Gelombang I: berasal dari aktivitas aferen dari serabut saraf N.VIII
saat meninggalkan cochlea dan masuk ke canalis auditori internal
 Gelombang II: ditimbulkan oleh N.VIII proksimal saat memasuki
batang otak
 Gelombang III: muncul dari aktivitas-aktivitias saraf di dalam atau
di dekat nukleus cochlearis
 Gelombang IV: diperkirakan muncul dari neuron yang
kebanyakan terletak pada kompleks olivary superior
 Gelombang V: merupakan aktivitas dari sekitar colliculus inferior.
 Gelombang VI dan VII: Gelombang VI dan VII dianggap berasal
dari thalamus (medial geniculate body)
Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :

Auditory Steady-State Response (ASSR)
• Segala usia

• Menilai aktivitas listrik dari


sistem saraf auditorik, pusat- 
pusat neural, dan traktus di
batang otak) sebagai respon
terhadap stimulus auditorik

• Respon terhadap stimulus


direkam melalui elektroda (dahi
dan mastoid)  diproses
komputer  gelombang ASSR

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :


Perbedaan BERA & ASSR

Pure-Tone Audiometry (PTA)

• Ideal  usia > 5 tahun dan anak


kooperatif 
• Untuk menilai ambang dengar
dengan memberikan stimulus suara
berfrekuensi murni pada telinga
yang dites. Frekuensi tes biasanya
mulai dari 125Hz - 8000Hz
 Memonitor efek negatif dari
• Terdapat ambang dengar menurut pengobatan dari obat ototoksik
konduksi udara (AC) dan menurut  Diagnosis neuropati auditorik
konduksi tulang (BC). Apabila
 Membantu proses pemilihan ABD
ambang dengar ini dihubungkan
dengan garis, baik AC maupun BC,  Skrining pemaparan bising (noise
maka akan didapatkan  audiogram induced hearing loss) dan sebagai
pemeriksaan penunjang pada kasus
yang berkaitan dengan gangguan
koklea
Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :
Audiogram

Normal  Tuli konduktif

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :


Audiogram

Tuli sensorineural  Tuli campuran

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed. Belmont :


KAPAN SKRINING DILAKUKAN

SKRINING PENDENGARAN DILAKUKAN SAAT :



1. SAAT PERTAMA KALI MASUK SD

2. DIULANG PADA KELAS 3 SD, dan 6 SD

3. ANAK DI ATAS KELAS 3 SD TAPI


MEMPUNYAI RISIKO GANGGUAN
PENDENGARAN
MAKA DILAKUKAN 1x / TAHUN
Forum PPDS KONAS MEDAN 35
Kesimpulan
 Gangguan pendengaran yang dialami oleh anak dapat terjadi sejak masa prenatal,


perinatal maupun postnatal oleh sebab itu diperlukan deteksi dini terhadap kelainan
pendengaran yang dialami pada anak
 Gangguan pendengaran pada anak perlu dideteksi seawal mungkin mengingat
pentingnya peranan fungsi pendengaran dalam proses perkembangan bicara dan bahasa

Beberapa pemeriksaan pendengaran yang dapat dilakukan pada bayi/anak :


1. Behavioral Observation Audiometry (BOA)
2. Timpanometri
3. Otoacoustic Emission (OAE)
4. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA)
5. Auditory Steady-states Response (ASSR)
6. Pure-tone Audiometry (PTA)

 Untuk dapat melakukan deteksi dini pada seluruh bayi dan anak relatif sulit, karena
akan mebutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. Program skrining sebaiknya
diprioritaskan pada bayi dan anak yang mempunyai risiko tinggi terhadap gangguan
pendengaran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai