Anda di halaman 1dari 61

Dr.

Ibrahim Abd Samad, SpPK (K)


 Plexus Choroideus
Proses Ultrafiltrasi
dari plasma darah ventrikel otak
SIRKULASI
 VENTRIKEL LATERAL &TERTIUS
 VENTRIKEL QUADRATUS
→CANALIS SPINALIS
→FORAMEN MAGENDI & LUSKA→RUANG
SUB ARACHNOID (MEDULLA SPINALIS) &
PERMUKAAN OTAK
 PENYERAPAN: VILLI ARACHNOID →
SINUS -SINUS DURALIS
 Tekanan : 70 – 150 mm
 Volume : 90 – 150 ml
 Berat Jenis : 1,006 – 1,008
 Sel: 0 – 5 sel/mm3
 Protein : 20 – 50 mg/dl
 Klorida : 118 – 132 mEq/L
 Glukosa : 50 – 80 mg/dl
1. Sebagai alat pelindung
= Shock absorber
= Fluid buffer
2. Sebagai pengatur volume
3. Sebagai wadah nutrisi dan pelepasan
PUNKSI LUMBAL
 INDIKASI DIAGNOSTIK
1. Mendiagnosis : meningitis, perdarahan
subarachnoid,
ensefalitis, dll
2. Diagnosis Banding : infark otak dan
perdarahan intracerebral
3. Diagnosis  bahan kontras
 INDIKASI TERAPI
1. Mengeluarkan darah dari ruang
subarachnoid
2. Pemberian obat-obat, anestesi spinal

 KONTRA INDIKASI
1. Infeksi epidural
2. Infeksi kulit sekitar tempat punksi
3. Kelainan anatomi tempat punksi
misalnya skoliosis
1. Penderita berbaring miring posisi
hiperfleksi
2. Pilih satu fokus lunak = L3 – L4 atau
L4 – L5
3. Desinfeksi  prokain 1 %
4. Jarum punksi No.19 atau 20
5. Cairan otak keluar  manometer
Efek samping
1. Sakit kepala
2. Herniasi dari cerebellum pada tekanan
intrakranial ↑
3. Paresis  paralisis
4. Inokulasi dermoid
5. Asfiksia pada bayi  kematian
1. PENGAMBILAN SAMPEL
Lokasi :  ventrikel
 Cysterna magna
 Ruang subarachnoid
segmen lumbal
2. JUMLAH SAMPEL
☺ 6 – 12 ml
☺ Tabung I  Kimia
Tabung II  jumlah sel, hitung jenis
Tabung III  Kultur
☺ Na Citrat 20 % 0,01 ml : 1 ml cairan
otak
3. SAAT PENGAMBILAN SAMPEL
= pagi hari
1. Warna
= Aquades  pembanding
Tabung bersih
a. Merah ≈ darah
b. Coklat ≈ perdarahan tua
eritrosit  hemolisis
c. Kuning ( Xanthohkrom)
≈ perdarahan tua, ikterus berat, protein ↑
d. Keabu-abuan ≈ jumlah lekosit ↑
2. Kekeruhan
= aquades
♦ Keruh : darah, sel peradangan
(lekosit, epitel kuman-kuman)
♦ Lekosit : 200 / ul ≤
200 – 500 /ul = sedikit keruh
> 500 /ul = keruh
Laporan  jernih, agak keruh, keruh, sangat
keruh
3. Sedimen : normal  ≠ sedimen
4. Bekuan
Normal : ≠ bekuan  (-) fibrinogen
Bekuan : halus, berkeping-keping,
menyusun serat selaput, bekuan kasar &
besar
Bekuan (+)  protein : albumin, globulin
1. HITUNG LEKOSIT ( Utk cairan otak
yang jernih
a. Persiapan sampel
b. Prinsip tes
c. Alat & bahan : ¤ Pipet pasteur
¤ KH IN & kaca
penutup
¤ Mikroskop
d. Cara kerja :
© isi KH dengan cairan otak dan periksa
dengan pembesaran 45 x
© Perhitungan :
Dihitung jumlah sel pada 9 bidang besar.
n
Jumlah lekosit =
9 x 0,1

10
=nx / mm3 9
2. HITUNG LEKOSIT ( Utk cairan otak yang
keruh)
a. Alat & bahan : ¤ pipet pasteur
¤ Pipet mikro 20 ul
dan 200 ul
¤ KH IN & kaca
penutup
¤ Mikroskop
¤ Larutan Turk
Pekat
b. Cara kerja :
© Masukkan larutan turk pekat 180 µl
kedalam tabung reaksi
© Tambah cairan otak 20 µl  homogenkan
© Perhitungan :
Dihitung jumlah sel pada 9 bidang besar
dengan pembesaran 45 X
n
Jumlah lekosit = X 10
9 x 0,1

= n x 100 / mm3
9
 Dewasa = 0 – 5 sel / mm3
 Anak- 5 tahun = 0 – 20 sel / mm3
 Bila cairan otak mengandung darah  koreksi :
Lekosit C.O-[ lekosit DL x Eritrosit C.O ]

Jlh sel/mm3 =
Eritrosit DL
 10 – 200 /mm3 : poliomielitis, encefalitis,
neurosifilis
 Meningkat (↑↑↑): meningitis akut purulenta
2. HITUNG JENIS LEKOSIT
a.Persiapan sampel
b.Prinsip tes
c.Alat dan bahan :
¤ Centrifus
¤ Kaca obyek
¤ Pewarnaan Wright &
Giemsa
¤ Mikroskop
b. Cara kerja :
© Cairan otak  sentrifus 1500 – 2000 spm
selama 10 menit
© Sedimen  sediaan apus  fiksasi 
warnai
© Periksa :
Dihitung 100 sel lekosit dengan mikroskop
pembesaran 45 X  sel mononukleus
sel polimorfonukleus
Nilai rujukan = 60 – 70 % sel mononukleus

Sel mononukleus ↑ : Infeksi kronik,


Meningitis TBC
Sel Polimorfonukleus : Infeksi akut,
Abses cerebral / Ekstradural
1. TES PROTEIN ( TES PANDY)
Prinsip : Albumin dan globulin dipresipitasi
larutan fenol jenuh
Alat dan bahan :
¤ Tabung reaksi
¤ Pipet mikro 1000 ul
¤ Larutan fenol jenuh
Cara kerja :
© Masukkan 1 ml larutan fenol jenuh 
tabung reaksi
© Tambahkan 1 tetes cairan otak
© Amati timbulnya kekeruhan

Tidak timbul kekeruhan


Jika timbul kekeruhan  protein ↑
TES NONNE APELT = ROSS JONES
Prinsip : Globulin dipresipitasi oleh
amonium sulfat jenuh
Alat dan bahan :
¤ Tabung reaksi
¤ Pipet mikro 1000 ul
¤ Larutan Ammonium sulfat
Cara kerja :
© Masukkan 1 ml larutan amonium
sulfat jenuh  tabung reaksi
© Tambahkan 1 tetes cairan otak perlahan
© Amati ada tidaknya presipitasi
berbentuk cincin putih pada batas kedua
lapisan

Tidak timbul presipitasi


Jika timbul presipitasi  Globulin ↑
2. TES TOTAL PROTEIN
Metode : Biuret
Prinsip : Protein + Cu  Cu + protein
kompleks
Alat dan bahan :
¤ Tabung reaksi
¤ Pipet mikro 1000 ul dan 20 ul
¤ Fotometer 5010
¤ Reagen R1 = NaOH 0,8 %; potasium
sodium tartrat; potasium iodine
¤ Reagen R2 = H2SO4 2 % ; CuSO4
Standar protein = 5,13 g/dl
Cara kerja :
© Larutan kerja  R1 +  R2
© RB Standar Tes
Lar.kerja 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Standar - 20 ul -
Sampel - - 20 ul
© Campur, inkubasi selama 10 menit, 30°C
© Baca absorbans ∆ T, ∆ ST terhdp RB
© Kadar protein total =
∆ T/ ∆ ST x kons.standar
: 15 – 40 mg/dl

↑ Ringan : Inflamasi ringan, tumor


↑↑↑ : Meningitis bakteri
Meningitis TBC
3. TES GLUKOSA

ANAK-ANAK : 60 – 80 mg/dl
DEWASA : 40 – 75 mg/dl

↓ = Meningitis bakteri
Meningitis TBC
Jamur
1. PEWARNAAN GRAM
 Persiapan sampel : ambil sebelum ® antibiotik

 Metode & prinsip : Bakteri akan menyerap


warna dari kristal violet
Gram (+)  warna ungu
Gram (-)  warna merah (safranin)
 Alat dan bahan : ¤ Kaca obyek & sengkelit
¤ lampu spritus/bunsen
¤ Mikroskop
¤ Bahan pewarnaan gram
 Cara kerja :
© Buat sediaan diatas kaca obyek dan
keringkan pd suhu kamar. Lalu
panaskan diatas nyala api 3-4 x
kemudian dinginkan
© Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan
© Tambahkan larutan kristal violet. Lalu
diamkan 1 menit
© Cuci sediaan dengan air, lalutambahkan
larutan lugol kemudian diamkan 1 menit
© Cuci dengan alkohol 96 % hingga warna
violet hilang kemudian cuci dengan air
© Tambahkan larutan safranin dan
diamkan 30 detik
© Cuci dengan air, keringkan diudara
© Periksa  mikroskop pembesaran 100 x

Tidak ditemukan bakteri gram (+) dan gram (-)


2. PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN
 Persiapan sampel : sama pewarnaan gram
 Metode & prinsip :
Basil tahan asam (BTA) akan mengikat
Fuchsin sehingga berwarna merah.
Basil tidak tahan asam mengikat Methilen
Blue sehingga berwarna biru
 Alat dan bahan :
¤ Kaca obyek & sengkelit
¤ lampu spritus/bunsen
¤ Mikroskop
¤ Bahan pewarnaan Ziehl Neelsen
 Cara kerja :
© Buat sediaan diatas kaca obyek dan
diamkan diudara 15 – 30 menit,
panaskan diatas nyala api 5 x  3-4 “
© Tambahkan larutan Fuchsin
© Panaskan diatas nyala api hingga
menguap selama 5 menit
© Dinginkan selama 5 – 7 menit
© Tambahkan larutan asam alkohol,
diamkan 2 – 4 menit kemudian cuci
dengan air selama 1 – 3 menit
© Tuang larutan Methylen Blue 0,1 % lalu
diamkan selama 1 menit.
© Keringkan pada rak pengering
© Periksa  mikroskop pembesaran 100 x

Tidak ditemukan Bakteri Tahan Asam


3. VENERAL DISEASE RESEARCH LABORATORY
 Persiapan sampel : serum yg dipanaskan
serum yg tidak dipanaskan
 Metode & prinsip :
Pada penderita Sifilis akan terbentuk antibodi
(reagin). Reagin akan berflokulasi bila ditambah
kardiolipin yang terdapat pd hati sapi.
 Alat dan bahan :
¤ Slide / plate
¤ Pipet volumetrik 20 µl, 50 µl
¤ Batang pengaduk
¤ Rotator mekanik
¤ Bahan VDRL Carbon Antigen 5 ml
 Cara kerja :
© Ambil 50 µl serum, letakkan diatas
slide/ plate
© Homogenkan antigen. Teteskan 20 µl
antigen keatas sampel lalu aduk
sehingga tercampur baik
© Letakkan slide pada rotator selama 8 ‘
kecepatan 100 rpm
© Amati flokulasi : visual / mikroskop 10 x
NON REAKTIF : Partikel karbon tetap dalam
suspensi yang rata (tampak
warna abu-abu merata)
REAKTIF : Ada flokulasi dari partikel
hitam yang jelas
(Agregat hitam besar)
MENINGITIS BAKTERIAL AKUT
LCS :
Penampakan : opalesens-purulen,
kuning muda, bekuan lunak
Protein : 50mg/dl – 1500 mg/dl
Glokusa : 0 – 40 mg/dl
WBC /ul : 100/ul - > 50.000/ul
( 4000/ul – 10.000/ul)
85 % - 95 % netrofil
MENINGITIS ASEPTIK
LCS :
Penampakan : jernih, keruh atau
xanthokhrom
Protein : 20 mg/dl – 200 mg/dl
Glukosa : normal
WBC/ul : ≤ 500 / ul
awalnya netrofil  limfosit
Gram & kultur : negatif
MENINGITIS TUBERKOLUSA
LCS :
Penampakan : Opalesens, kuning muda.
Bekuan : sarang laba-laba/pohon pinus
terbalik
Protein : 45 mg/dl – 500 mg/dl
Glukosa : 10 mg/dl – 40 mg/dl
WBC/ul : 25/ul – 500/ul
terutama limfosit
BTA sensitif 25 %, Biakan sensitif 25 – 80 %
Gram : Hemofilus influenzae,
Neisseria meningitidis,
Streptococcus pneumoniae
Kultur Bayi baru lahir 
Escherichia coli,
Streptococci group B
Darah
Kultur darah : (+) 40 – 60 %
Kultur nasopharyngeal : H. Influenzae,
N. Meningitidis
Lekositosis  pergeseran kekiri
MENINGITIS KRIPTOKOKKUS
LCS :
Penampakan : Normal
Protein : 20 mg/dl – 50 mg/dl
Glukosa : ↓ lebih dari 50 %
WBC/ul : 0/ul – 800/ul
terutama limfosit
Identifikasi : Tinta india ~ sensitif 50%
Ag Kriptokokkus ~ sensitif 90%
Biakan ~ sensitif 90 %
SKELOSIS MULTIPEL
LCS :
Penampakan : Jernih
Protein : N – < 100 mg/dl (25%
pasien)
Glukosa : Normal
WBC/ul : N – > 50/ul (25% pasien)
terutama limfosit
NEUROSIFILIS
LCS :
Penampakan : Normal (30 %)
Penyakit aktif
Protein : 40 mg/dl – 200 mg/dl
Glukosa : Normal
WBC/ul : 200/ul – 300/ul
terutama limfosit
FTA-ABS : 95 % (+)
VDRL : 75 % (+)
Neurosifilis lanjut  VDRL (-)

VDRL (+) di LCS


FTA – ABS (+) di serum
ENSEFALITIS AKUT ( Arbovirus)
LCS : 2 – 3 hari pertama
Penampakan : Normal
Protein : Normal
Glukosa : Normal
WBC/ul : < 100/ul
terutama netrofil
KOMA UREMIKUM
Adalah suatu ensefalopati metabolik yang timbul
akibat kegagalan ginjal
LABORATORIUM :
Klirens kreatinin & urea ↓
Kretinin, ureum, asam urat serum ↑
Asidosis metabolik
Hiperkalemia / hipokalsemia
UREMIA
LCS :
Penampakan : Normal
Protein : Normal atau ↑
Glukosa : Normal atau ↑
WBC/ul : Normal
KOMA DIABETIKUM
Adalah suatu kelainan metabolik akibat kekurangan
insulin disertai kenaikan benda keton dalam darah,
pH turun, hiperglikemia dan dehidrasi

KOMA HIPOGLIKEMIA
Darah : Glukosa < 60 mg/dl
Glukosa < 30 mg/dl
Urin : Reduksi (-)
KOMA KETOSIDOSIS

Darah : Glukosa > 300 mg/dl  500


mg/dl
Bikarbonat < 20 meq/L
pH = 6,80 – 7,35
Ketonemia > 3 mMoL/L
Urin : Reduksi (+)
Keton (+)
KOMA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK

Darah : Glukosa darah = > 600 mg/dl 


1000 mg/dl
Bikarbonat = ± 20 meq/L (N)
pH = normzl
Ketonemia = (-)
Osmolaritas = > 350 mOsm/L
Urin : Reduksi (-)
Keton (-)
KOMA DIABETIKUM
LCS
Penampakan : Normal
Protein : Normal
Glukosa : Normal atau ↑
WBC : Normal
STROKE
Adalah suatu gangguan fungsional otak yang akut
oleh karena gangguan suplai darah otak atau
perdarahan yang terjadi mendadak dalam atau
lebih 24 jam dan dapat mengakibatkan kecacatan
 kematian

Dibagi atas dua


1. Stroke hemorragi
2. Infark
FAKTOR RESIKO :
® Hipertensi
® Hiperlipidemia
® DM
® Penyakit jantung
® Obesitas
® Jenis kelamin : ♀ > ♂
® Kurang olahraga
® Herediter
® Usia tua
® Merokok
PERDARAHAN SUBARAKHNOID :
LCS
Penampakan = Bloody, xantokhrom
tanpa bekuan
Protein = ↑ - 1000 mg/dl
Glukosa = Normal
Rasio WBC : RBC (LCS) = WBC : RBC (perifer)

URIN : Albuminuria dan glukosuria


DARAH : 15.000/uL – 18.000/uL
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
LCS
Penampakan : Normal ( 15 % ),
Xantokhrom (10 %),
Bloody (75 %)
Protein : ≤ 200 mg/dl
Glukosa : Normal
INFARK OTAK ( trombosis) :
LCS
Penampakan = Normal
Protein = ↑  50 mg/dl – 80 mg/dl
WBC / uL = ↑  50 uL (48 jam pertama)
↑  400/uL – 200/uL (Hr ke3)

DARAH : CPK = ↑ ( 50 % pasien )


SGOT = ↑ ( 50 % pasien )
INFARK OTAK ( emboli ) :
LCS
Penampakan : Xantokhromia
(65 % pasien),
ringan
≈ trombosis

Anda mungkin juga menyukai