Anda di halaman 1dari 41

TUBERKULOSIS PARU

Dr. Muhammad Luthfi Yulson


Pembimbing : dr. Yeni Putri Sp.P
PENDAHULUAN
TB PARU merupakan penyakit
infeksi menular Transmisi melalui droplet

8,6 juta kasus TB pada tahun 2011

75% di Afrika
WHO ●
Tahun 2012: 450.000 penderita TB
MDR dan 170.000 meninggal
dunia

INDO ●


Peringkat kedua Kasus TB terbanyak di dunia
pada tahun 2017
Globe TB Report : terdapat 680.000 kasus TB

NESI ●
dengan 460.000 kasus baru
Angka kematian TB masih tinggi : 64.000
sebanding dengan 25 per 100.000 penduduk

A

Sumatera peringkat ke dua tertinggi ( 90 per
100.000 penduduk)
Berbaga
i upaya
dan Diterap
Stategi
strategi kan di
DOTS
dilakuk puskes
dan
an mas
penera
untuk dan
pan
menuru rumah
ISTC
nkan sakit
prevale
nsi TB
TINJAUAN PUSTAKA
Cara
Defini Etiolog penularan
si i
Tubekulosis (TB )
Mycoba Percikan

● ●

 Suatu penyakit
yang mengenai dahak
jaringan paru cterium (droplet) 
disebabkan dibatukkan
infeksi basil Tubercu  tersebar
Mycobacterium
Tuberculosi losis melalui udara
Tuberkulosis Primer

Membentuk
Berkembang sarang
biak dalam tuberkulosis/
Menempel sitoplasma sarang
pada saluran makrofag primer/ afek
Droplet nafas atau primer/
nuclei jaringan paru sarang (fokus)
Kuman di
ghon
batukkan
atau
dibersinkan

Patogenesis
Tuberkulosis
Sekunder

Reaktifasi
terjadi karena
imunitas
Infeksi menurun :
endogen malnutrisi,
menjadi TB alkohol,
dewasa ( TB penyakit
TB primer maligna
muncul Sekunder)
diabetes, AIDS
bertahun- dan gagal ginjal
tahun
Riwayat Berdasarka Berdas
Letak Berdasark
an Hasil pengobat n hasil
pemeriksaa arkan
anato Klasifikasi Tuberkulosis
Pemeriksa
an Dahak
an n uji
Status
sebelumn kepekatan
mi (BTA) ya obat HIV
TB Pasien baru Mono Resisten
Pasien TB
● ●
● ●

TB TB (TB MR)
Poli Resistent dengan
PARU

Pasien yang
PARU

(TB PR)
pernah ●
Multi Drug HIV

TB BTA (+) ●
diobati TB
Pasien yang
Resistent ( TB
MDR)
positif
EKSTR ●
TB riwayat

Extensive drug ●
Pasien TB
Resistent (TB
PARU
pengobatan dengan
A sebelumnya ●
XDR)
Resistent HIV
PARU BTA (-) tidak
diketahui
Rifampisin ( TB
RR) negatif
International Standards for Tuberculosis
Care
 6 standar diagnosis
 7 standar terapi
 4 standar penanganan TB dengan HIV dan
Komorbid lain
 4 standar kesehatan masyarakat
PENATALAKSANAAN

Tahap
Tahap
Awal
Lanjutan
( Intensif)
OBAT DOSIS Anjuran Dosis Dosis Dosis (mg) / berat badan (kg)
(mg/kg (mg/ Kg BB/ Hari) Maksim
BB/Hari) al (mg)
Intensif Lanjutan < 40 kg 40-60 kg > 60 kg

Rifampis 8-12 10 10 600 300 450 600


in (R)

Isoniazid 4-6 5 5 300 150 300 450


( INH)

Pirazina 20-30 25 35 750 1000 1500


mid (Z)

Etambut 15-20 15 30 750 1000 1500


ol (E)

Streptom 15-18 15 15 1000 Sesuai 750 1000


isin (S) BB
BERAT FASE INTENSIF ( 2 FASE LANJUTAN ( 4 BULAN)
BADAN BULAN)

HARIAN HARIAN 3X HARIAN 3X


SEMINGGU SEMINGGU

RHZE RHZ RHZ HARIAN RHZ


(150/75/400 (150/75/400 (150/150/50 (150/75) ( 150/50)
/275 ) ) 0

30-37 2 2 2 2 2

38-54 3 3 3 3 3

55-70 4 4 4 4 4

>71 5 5 5 5 5
KATEGORI 1 ●


TB paru BTA positif
TB paru BTA negatif rontgen positif
(2RHZE/4H3R3) ●
TB ekstra paru berat

KATEGORI 2 ●
Penderita kambuh ( relaps )
( 2RHZES/RHZE ●


Penderita gagal ( failure )
Penderita dengan pengobatan lalai ( drop out)
/5 ( HR) 3E3 )

OBAT SISIPAN Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif

dengan kategori I atau penderita BTA positif pengobatan ulang

( RHZE) dengan kategori II pemeriksaan dahak masih BTA positif


ILUSTRASI KASUS
 Nama : Tn. R
 Umur : 46 th
 Kelamin : Laki- Laki
 Pekerjaan : Damkar
 Agama : Islam
 Alamat : Sijunjung
 Tanggal Masuk : 24 Agustus 2019
ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Batuk darah sejak 1 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke IGD dengan keluhan batuk berdarah sejak 1 hari yang lalu,
frekuensi batuk lebih dari 10 kali, batuk bercampur darah dan dahak sedikit-sedikit.
Awalnya pasien juga mengalami batuk darah pada tanggal 15 agustus 2019, dengan
banyaknya batuk darah + 1 liter, kemudian pasien di bawa ke PUSKESMAS dan di
rujuk ke IGD RSUD Sijunjung. Pasien di rawat selama + 1 minggu.
 Penurunan berat badan di rasakan pasien + 5 kg dalam 1 minggu ini
 Sesak nafas tidak ada.
 Nafsu makan biasa.
 Pasien mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 20 batang per hari dan pasien
telah merokok selama + 20 tahun
 Demam tidak ada.
 Mual dan Muntah tidak ada.
 Pasien mengeluhkan sering merasa haus dan cepat lelah serta tangan sering
kesemutan.
 Nyeri dada tidak ada
 Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe II sejak 6
bulan yang lalu, namun pasien tidak kontrol berobat
secara teratur.
 Riwayat TB sebelumnya di sangkal.
 Tidak ada riwayat penyakit Hipertensi dan Kolesterol.
 Pada tanggal 15 agustus 2019 dilakukan tes BTA dengan
hasil pemeriksaan positif dan pemeriksaan tes cepat
molekuler.

 Riwayat Pengobatan Sebelumnya


 Pada rawatan tanggal 15 agustus 2019 pasien
mendapatkan terapi : Apidra 3x10 u, Lantus 1x12 u,
Thytomenadion 3x1, Asam traneksamat 3x1,
Lansoprazole 1x1, Vit B6 1x1, Cefixime 2x200 mg, Vit C
3x1, FDC 1x3.
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang
sama seperti pasien
 Tidak ada keluarga yang batuk
 Tidak ada riwayat keluarga meminum OAT
 Tidak ada keluarga dengan riwayat DM (-)
 Tidak ada keluarga dengan riwayat hipertensi (-)

 Riwayat Pekerjaan, sosial dan lingkungan


 Pasien bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran.
 Pencahayaan dan ventilasi di rumah baik.
 Di rumah pasien tidak ada yang merokok kecuali
pasien.
PEMERIKSAAN FISIK

 Tanda Vital
 Keadaan Umum : Sakit sedang
 Kesadaran : CMC
 Tekanan Darah : 130 / 70 mmHg
 Suhu : 36,1 0C
 Frekuensi Nafas : 20 x/mnt
 Frekuensi Nadi : 87 x/mnt
 SpO2 : 96 %
 Tinggi Badan : 160 cm
 Berat Badan : 60 Kg
 BMI : 23.44 Kg/m2
 Skala Nyeri : 5
 Kepala : Normochepal
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Leher
 JVP : 5 -2 cmH20
 Trakea : tidak ada deviasi
 KGB : tidak ada pembesaran
 Toraks
 Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan
 Jantung
 Inspeksi : iktus tidak terlihat
 Palpasi : iktus kordis teraba 1 jari lateral LMCS RIC
V
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi : BJ reguler, bunyi tambahan (-), bising (-)
 Paru
 Inspeksi : dada simetris kiri dan kanan
(statis dan dinamis)
 Palpasi : fremistus kanan = kiri
 Perkusi : sonor kiri = kanan
 Auskultasi : suara nafas vesikuler, Ronki
(+/+), Wheezing (-/-)
 Abdomen
 Inspeksi : tidak ada distensi dan tidak
membuncit
 Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-),
nyeri tekan simfisis (-)
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Genitalia : tidak diperiksa
 Ekstremitas : tidak ada edem dan akral hangat,
CRT < 2 detik.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 15 Agustus 2019
 TCM ( Tes Cepat Molekuler )
 Pemeriksaan Bakteriologis TB
 Pemeriksaan Penunjang Lainnya
 Gula Darah Puasa: 150
 23 Agustus 2019
 Hematologi
 Hb : 10,8 g/dL
 Leukosit : 9300 /mm3
 Eritrosit : 3,9 juta
 Hematokrit : 31 %
 Trombosit : 464.000 /mm3
 GDS : 120 mg/dl
 Ureum : 25 mg/dl
 Kreatinin : 1.0 mg/dl
 Natrium : 144 mg/dl
 Kalium : 3,4 mg/ dl
 Klorida : 110 mg/ dl
 EKG

 Irama sinun takikardi, QRS rate 115x/ menit, Gelombang P


normal, PR interval 0,12’’, QRS durasi 0,06’’, Segmen ST normal,
Gelombang Q normal, LVH(-), RVH (-)
 DIAGNOSIS KERJA
 Hemoptisis et causa TB paru
  Hospital Acuired Pneumonia
 Diabetes Mellitus Tipe 2
RENCANA PENGOBATAN
 IVFD Nacl 0,9% 500 cc 8 jam/ kolf
 FDC 1x4 Tab PO
 Inj Levofloksasin 1x750 mg IV
 Inj Transamin 3x500 mg IV
 Inj Vit K 3x1 Ampul IV
 Inj Vit C 3x1 Ampul IV
 Inj OMZ 1x40 mg IV
 B6 1x1 Tab PO
 Lantus 1x12 u SC
 Apidra 3x10 u SC
Follow UP
S O A P
26 Batuk (+) Darah (+) KU : sedang, Hemoptisis Et IVFD Na Cl 0,9
Agustus Mual (-) Muntah (-) Kes : CMC, TD : causa TB Paru % 8 jam / kolf
2019 Sesak Nafas (-) 110/80 mmHg, Hospital Inf
Nafsu Makan baik Nadi : Acuired Levofloksasin
78x/menit, Pneumonia 1x750 mg IV
Nafas : Diabetes Inj. Transamin
20x/menit, Mellitus tipe 2 3x1
Suhu : 36,7 C Inj. Vit K 3x1
Paru : Suara Ampul IV
nafas Bronco Inj. Vit C 3x1
Vesikuler, RH Ampul IV
+/+, Wheezing Inj. OMZ
-/- 1x40mg IV
FDC OAT 1x4
Tab PO
B6 1x1 PO
Lantus 1x12 u
SC
Apidra 3x10 u
SC2 u SC
S O A P
27 Batuk (+) Darah (+) KU : sedang, Hemoptisis Et IVFD Na Cl 0,9
Agustus berkurang Kes : CMC, TD : causa TB Paru % 8 jam / kolf
2019 Mual (-) Muntah (-) 110/70 mmHg, Hospital Inf
Sesak Nafas (-) Nadi : Acuired Levofloksasin
Nafsu Makan baik 75x/menit, Pneumonia 1x750 mg IV
Nafas : Diabetes Inj. Transamin
18x/menit, Mellitus tipe 2 3x1
Suhu : 36,9 C Inj. Vit K 3x1
Paru : Suara Ampul IV
nafas Bronco Inj. Vit C 3x1
Vesikuler, RH Ampul IV
-/-, Wheezing Inj. OMZ
-/- 1x40mg IV
FDC OAT 1x4
Tab PO
B6 1x1 PO
Lantus 1x12 u
SC
Apidra 3x10 u
SC
Rencana pulang
besok jika batuk
darah hilang
S O A P

28 Batuk (-) Darah (-) KU : sedang, Hemoptisis Et Pasien rawat


Agustus Mual (-) Muntah (-) Kes : CMC, TD : causa TB Paru Jalan
2019 Sesak Nafas (-) 110/70 mmHg, Hospital Vit K 3x1 PO
Nafsu Makan baik Nadi : Acuired Vit C 3x1 PO
75x/menit, Pneumonia Asam
Nafas : Diabetes Traneksamat
18x/menit, Mellitus tipe 2 3x1 PO
Suhu : 36,7 C Kontrol ke poli
Paru : Suara paru
nafas Bronco Kontrol ke poli
Vesikuler, RH penyakit dalam
-/-, Wheezing
-/-
ANALISIS KASUS
Tuberkulosis (TB) paru

Anamnesis pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang

berat badan
batuk berdarah batuk berdahak rhonki turun. BTA sputum
TATALAKSANA
Antibiotik
Anti perdarahan
Obat Anti
infuse
Tuberkulosis
injeksi transamin
(OAT)
FDCinjeksi
(Fixed
vit Drugs
levofloksasin k
Combination)
Injeksi mg
1x750 vit c

Ins
uli
n
l
a
n
t
u
s

1
x
1
2

a
p
i
d
r
a

3
x
1
0

u
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai