Anda di halaman 1dari 45

Peran,fungsi dan proses

Keperawatan Kritis

Achmad Vindo Galaresa


Melaksanakan fungsi advokasi dan
komunikasi pada kasus kritis terkait berbagai
sistem
Melaksanakan fungsi komunikasi pada kasus
kritis terkait berbagai sistem
ICUlingkungan dinamis, life saving area
& technologi
Pertama kalistimulus sensori kontinu
Mesin canggih, lampu terang, suara
monitor, staf medis di peralatan, lembar
observasi yang lebar, tindakan life saving
Kondisi yang tidak pasti

(Hardicre, 2013)

Lingkungan ICU
Visibledan Mediator komunikasi
High skilled nursing care & expertise,
deteksi dini perubahan, minimalisir
komplikasi penyakit akibat kondisi kritis
Praktik CCN : pengkajian kompleks, terapi
dan intervensi intensitas tinggi,
monitoring K, S, E khusus, lingkungan
yang kondusif dan manusiawi

Acute/Critical Care Nurse


Old  tradisional & ritual
Now evidence based, efisien dan cost
efektif  kepuasan, keselamatan,
kualitas hidup
Advokat pasien : edukasi dan komunikasi
Fasilitator & translator informasi dari
klinisi ke pasien/keluarga atau sebaliknya
(Slatore et al, 2012)
Keluarga pasien di ICU takut ; syok krisis
psikologis
Keluarga pasien kritis komponen penting
peran perawat
ICU Syndrome/delirium respon stres di
ICU, rentang dari disorientasi waktu dan
tempat sampai konfusi identitas
Sindrom ICU berat halusinasi visual dan
suara, paranoid, delusi.
Pasien dan Keluarga
Sindrom ICU  distres keluarga: tidak dikenali,
berbahaya
Perubahan signifikan sehari-hari dan ke
depannya
Keluargasumber informasi rentan stress
peran perawat & tim kes lain: dukungan
psikologis dan arahan jelas
Stress keluargawaktu banyak di RS, abaikan
kepentingan pribadi, situasi menegangkan
Disfungsi keluarga konflik
Konflik jangka lama beban dan stres
keluarga perawat sulit mengatasi
Rasio perawat:pasien ICU=1:1
hubungan dekat perawat, pasien, dan
keluarga hub interpersonal dekat dalam
waktu singkat akibat krisisyang dihadapi
keluarga
Krisis anggota keluarga kehilangan kendali
atas kejadian pada keluarga dan takdir 
diperburuk dengan kurang pengetahuan masa
depan
Keluarga mencari jawaban perawat ICU tidak
bisa memberi jawaban pasti
Perawat ICU perhatian, dukungan, informasi,
assessment untuk membantu keluarga melalui
waktu yang menegangkan dan ketidakpastian
Elemen pengkajian keluarga :
1. Kehadiran keluarga, caring
2. Menerima multipel persepsi
3. Menghargai masing2 anggota dalam
keluarga
4. Menghargai keberagaman
Riwayat keluarga koping stress, dampak
ke pasien, adaptasi pada penyakit pasien

Family & Nursing Process


The Synergy Model
Karakteristik pasien menjadi fokus utama
perawat
Kompetensi perawat penting untuk pasien
Karakteristik pasien menjadi dasar
kmpetensi perawat
Ketika karakteristik pasien dan
kompetensi perawat cocok dan sinergis 
outcome untuk pasien menjadi optimal

Synergy Model
8 karakteristik pasien
8 kompetensi perawat
Dasar model praktik keperawatan klinik,
advanced practice nursing
Level 1, 3, 5
Menentukan outcomes pasien
Staffing, preseptorhip, kurikulum, analsis
kerja manajer keperawatan

The Synergy Model


1 2 3
Kompetensi Perawat
Clinical Judgement
Advocacy & Moral Agency
Caring Practices
Collaboration
Systems thinking
Response to diversity
Facilitation of learning
Clinical inquiry
Karakteristik Pasien 1 2 3

Resiliency
Vulnerability
Stability
Complexity
Resource availability
Participation in care
Participation in decision making
predictability
Advokasi pasien
Kolaborasi dan komunikasi
Edukasi pasien
Pengkajian dan perkembangan rencana
asuhan interdisipliner
Pencegahan nosokomial
End of life

SCOPE OF PRACTICE
Manajemen kontinu pasen kritis
Advokat pasien  outcome realistis
perkembangan pasien sesuai dengan best
practices dan keinginan pasien
Kondisi mengancam jiwa dan urgensi  krisis
pasien dan keluarga pendekatan holistik
CCN terintegrasi dengan outcome
AACN, advokasi adalah menghormati dan
mendukung nilai dasar, hak, kepercayaan
pasien yang sakit
Advokasi Pasien
Skills: pengkajian cepat dan antisipasi
respon pasien terhadap perubahan fisik
dan psikologis
Perawat menggunakan pengetahuan
berbasis bukti dan pengalaman utk hadapi
stresor internal dan eksternal.
Goal: lingkungan kondusif, peaceful &
dignified death.
ANA Social Policy Statement (2003) peran
semua perawat :
” The protection, promotion, and optimization of
health and abilities, prevention of illness and
injury, alleviation of suffering through the
diagnosis and treatment of human response,
and advocacy in the care of individuals,
families, communities, and populations.”
Dalam kondisi klinis yang tidak bisa diprediksi,
pasien dan keluarga perlu terus didampingi
agar dapat memahami dan
menginterpretasikan gambaran klinis yang ada
 hubungan saling percaya dan
menguntungkan antara perawat dan
pasien/keluarga  advokat
Pasien rentan  proteksi perawat otonomi dan
hak individu dalam menerima dan menolak
perawatan
Lingkungan yang aman, kondusif, pendekatan
holistik  perawat advokat
“Air traffic controllers” perawatan pasien 
konsultan dalam perawatan multidisiplin 
keselamatan pasien & komunikasi ke keluarga
Informasi yang akurat dan dapat dipahami
penggunaan bahasa yang tepat tujuan
tercapai  informed consent
Open jam kunjungan  family centered
care
Studi: kunjungan anak, kunjungan
binatang kesayangan  efek positif pada
pasien, perasaan senang, tenang dan
merasa tidak sendirian
Peningkatan waktu kunjungan coping
skill kuat, hubungan keluarga dan
perawat erat

Advokasi kunjungan
Ronde harian  share informasi, kaji
status pasien, evaluasi kondisi klinis, dan
formulasi rencana asuhan multidisplin
Peran sebagai advocate pasien penting!
Privasi pasien dijaga  direct care 
informasi saat interaksi dengan perawat
Pasien  bingung, lupa, terintimidasi,
Stres keluarga tertutup menolak

Kolaborasi dan Komunikasi


Mitigasi  pemberdayaan keluarga 
edukasi dan terinformasi
Edukasi keluarga : Peralatan yang
digunakan, rasional terapi yang diberikan,
terapi tertentu  membantu penyesuaian
terhadap kondisi.
Perawat “safe person”
Caring the patients = caring the families
Pasien dan keluarga “kaget” lingkngan
perawatan kritis yang kompleks &
canggih.
Respons  takut & bingung
Orientasi terhadap alat & rasional, staf &
peran, nama ruang & staf tertulis.
Penjelasan singkat dan berdasar tentang
proses penyakit, rencana pengobatan
Teknik edukasipendidikan & komunikasi

Edukasi Pasien
Pengkajian pasien & Perkembangan
Rencana Asuhan Interdisiplin
Assessment pendekatan sistematis &
runtut pada pasien & keluarga tentang
pemahaman patologi proses penyakit,
pengkajian head-to-toes,Riwayat, hasil
lab& diagnostik kooperatif
Dokumentasi pada format flow sheet
informasi standar & komunikasi cepat
Kendaliinfeksi
Keselamatan pasien
Manajemen nyeri

Pencegahan nosokomial
Peran kritis dari perawat kritis adalah
pendampingan end of life
Aspek fisik, psikososial, dan spiritual.

End of Life
Masalah belajar
Edukasi dan belajar
Proses edukasi orang dewasa
Standar edukasi pasien dan keluarga

Komunikasi
Masalah belajar
1. Stres dan penyakit kritis
2. Stres dan penyakit yang berlangsung
lama
3. Stres lingkungan baru  suara telepon,
lampu terang, alarm, pengumuman,
diskusi para staf, buka tutup pintu
otomatis, suara alat
4. Masalah budaya dan bahasa
pemahaman budaya, interpreter bahasa
5. Masalah sensori  disabilitas & masalah
pendengaran
Edukasi dan belajar
1. 3 domain belajar: K, P, A
2. Prinsip pembelajaran orang dewasa
a. Need to know
b. Konsep diri
c. Pengalaman belajar
d. Kesiapan belajar
e. Orientasi belajar
f. Motivasi belajar
Proses Edukasi orang dewasa
1. Mengkaji kebutuhan belajar saat krisis
2. Intervensi: strategi belajar efektif di
situasi kritis
a. Kesempatan belajar
b. Hubungan keluarga
3. Evaluasi proses belajar
Standar Edukasi Pasien dan Keluarga
1. Penjelasan tentang rencana perawatan
2. Dasar keselamatan dan praktik
kesehatan
3. Medikasi yang aman dan efektif
4. Intervensi nutrisi
5. Manajemen nyeri
6. Peralatam yang efektif dan aman
7. Teknik yang digunakan untuk membantu
pasien tidak tergantung peralatan
8. Strategi mengurangi risiko jatuh
Komponen dokumentasi edukasi
Peserta
Isi
Tanggal dan waktu
Status pasien
Evaluasi pembelajaran
Metode pembelajaran
Rencana tindak lanjut dan evaluasi
pembelajaran
Problem solving dengan keluarga

Menentukan masalah
Mengidentifikasi dukungan yang ada
Memberikan fokus pada perasaan
Mengidentifikasi langkah penyelesaian
Hickey & Lewandowski (1988)
77% capek emosional 86% tetap mau
terlibat dengan keluarga; 37% tidak
percaya punya pengetahuan utk atasi
kebutuhan keluarga secara psikologis dan
emosi, 38% tidak percaya itu tugas
perawat
Interaksi nyaman adalah saat menjelaskan
peralatan dan prosesur

Perspektif Perawat
O’Malley et al (1991) perawat
mengidentifikasi kebutuhan pasien:
Psikologis
Kognitif
Kenyamanan fisik dan pribadi
Perawat yang bekerja di ruangan kritis
berisiko “burnout” lebih besar
dibandingkan perawat yang ada di
ruangan lain. (Rodney, 1988)
Curry (1995) perawat juga manusia dan
juga akan mengalami stress dalam
menghadapi pasien dan keluarga yang
trauma secara psikologis.

Burnout
Vance G., Koczen-Doyle D., Mcgee-
Mccullough D., Kuzma A.M., Butler-Lebair M.
(2010) Nursing Care in the Intensive Care
Unit Setting: The Role of the Nurse in the
ICU. In: Criner G., Barnette R., D'Alonzo G.
(eds) Critical Care Study Guide. Springer,
New York, NY
Hardicre, J. (2003) Meeting the  needs of
families of patients in intensive care
units. Nursing Times; 99: 27, 26–27.

References
Morton, PG., Fontaine, DK (2013) Critical
Care Nursing: A Holistic Approach. 10th ed,
Wolters Kluwer Health: Philadelphia
Booker, KJ (2015) Critical Care Nursing:
Monitoring and treatment for Advanced
Nursing Practice, Wiley Blackwey, USA
Martin, BM., Koesel, N (2010) Nurses’
Role in Clarifying Goals in the Intensive
Care Unit. Critical Care Nurse, Vol.30,
No.3. diakses tgl 14 May 2018 18
http://ccn.aacnjournals.org/
G., Hansen, L., Ganzini, L., Press, N.,
Osborne, ML., Chestnutt, MS., Mularski,
RA (2012) Communication by Nurses in
The Intensive Care Unit: Qualitative
Analysis of Domains of Patient-Centeres
Care, American Journal of Critical Care,
Vol 21: 6. diakses tgl 14 May 2018 ,
http://ccn.aacnjournals.org/

Anda mungkin juga menyukai