Anda di halaman 1dari 35

ANATOMI

ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI

Merah :T. Libera


Biru : T Mesocolica
Hijau : T. Omentalis
Lokasi Frekuensi di antara TB saluran Frekuensi di antara semua
cerna (%) TB (%)

Esofagus 4.7% 0.04%

LOKASI Lambung

Usus
4.7%

 
0.04%

Duodenum 4.7% 0.04%

Jejunum 0 0

Ileum 9.5% 0.09%

Kolon    

Ileosaekal 38% 0.36%

19% 0.18%
Apendiks
Kolon ascenden 23.8% 0.23%

Kolon tranversum 0 0
Kolon descenden
0 0
Kolon rekto-sigmoid
0 0

Anal 4.7% 0.04%


TUBERKULOSIS EKSTRAPARU

Tuberkulosis yang menyerang


organ tubuh lain selain paru
Tuberkulosis abdominal dapat
terjadi pada semua umur baik
pria maupun wanita tapi yang
paling sering yaitu wanita muda
dan dewasa.
11% merupakan TB
EPIDEMIOLOGI
abdomen
2-3% merupakan TB usus.
Rentang usia terbanyak: 20-
40 tahun

Penyakit TBC usus cukup


berbahaya karena bisa 9,6 juta orang terkena Tuberkulosis (TB)
menyebabkan komplikasi,
seperti pecahnya usus yang 1,5 juta orang meninggal akibat TB.
berujung pada kematian.

Prevalensi TB di Indonesia : 647 per 100.000


penduduk
Insiden : 399 kasus per 100.000 penduduk.
ETIOLOGI Bentuk lurus (sedikit
melengkung)

Penyebab: Mycobacterium tuberculosis


Tahan asam
Tidak berkapsul
Tidak berspora

Penyebaran
1. Konsumsi makanan atau susu • Masuknya cairan dari paru yang telah
yang telah terkontaminasi terinfeksi bakteri TB ke usus
2. Penyebaran aktif secara • Perpindahan bakteri ke usus dari
hematogen atau TB paru milier
kelenjar getah bening yang
3. Menelan sputum yang terinfeksi
4. Penyebaran melalui organ yang berdekatan dengan organ tersebut
berdekatan. • Melalui produk susu yang
terkontaminasi oleh bakteri M. bovis
Lokasi:
● Esophageal TB → 0.2-1%
● Gastric TB→ 0.4-2%
Klasifikasi ● Duodenal TB → 2%-2.5%
● Jejunal & ileocecal TB: 64%
● Colorectal TB→ 10.8%
1. Konsumsi susu atau makanan yang terkontaminasi → ingesti
Mycobacterium bovis pada susu yang belum dipasteurisasi.
2. Menelan sputum yang terinfeksi
Patogenesis 3. Penyebaran lewat darah dari TB aktif atau TB milier
4. Penyebaran langsung dari organ yang berdekatan mis. KGB
atau tuba fallopi.
1. Konsumsi susu atau
Basilli menginfeksi
Patogenesis makanan yang
terkontaminasi lapisan mukosal GIT
Patogenesis Bila ada imunitas turun
1. Penyebaran lewat darah (mis. penyakit DM, gagal
dari TB aktif atau TB ginajal, kaganasan)
milier
2. Menelan sputum yang Transportasi
terinfeksi Bacilli oleh Bacilli
Reaktivasi
masuk ke makrofag ke tetap
3. Penyebaran langsung basilli
Patch Peyer KGB dorman
dari organ yang mesenteric
berdekatan mis. KGB
atau tuba fallopi.
Penyebaran ke
peritoneum
dan usus
Patofisiologi setelah 2-4
minggu

Terbentuk
Basilli Penyebaran ke lapisan
epithelioid Terbentuk
menginfeksi lebih dalam &
tubercle pada nekrosis ulserasi
lapisan limfonodus terdekat
jar. limfe di caseous
mukosal GIT dan peritoneum
submukosa

Diare BB turun Demam Nyeri perut


MANIFESTASI KLINIS
● Kehilangan berat badan, kehilangan nafsu makan sering terjadi
● Nyeri samar pada abdomen
● Demam

Manifestasi ● Keringat pada malam hari


● Diare dan hematoskezia
Klinis
● Massa abdomen sering terasa lunak, sering juga terdapat cairan
abdomen (asites)
● Serangan obstruksi gastrointestinal dengan nyeri akut dan
distensi abdomen
DIAGNOSIS
Kecurigaan adanya Tb usus pada pasien yang terjadi didasarkan
pada penilaian klinis seperti penurunan berat badan, anemia,
riwayat TB paru atau kontak TB, selain itu juga demam, nyeri
samar pada abdomen.

DIAGNOSIS Anamnesis :
Pada pemeriksaan fisik ditanyakan mengenai gejala dan tanda
yang dirasakan pasien, riwayat TB paru aktif, Riwayat kontak TB
paru, Riwayat pengobatan TB paru
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan Tanda-tanda vital, Keadaan Umum, Kesadaran
DIAGNOSIS Inspeksi: Perut tampak cembung/membesar
Perkusi: Fenomena papan catur (khas)
Palpasi: Nyeri tekan (+) pada lapang abdomen
. Kriteria diagnostik klinis untuk TB usus
1. Kultur positif jaringan/kelenjar getah bening
2. Histopatologik menunjukkan BTA M. tuberculosis
DIAGNOSIS 3. Ditemukan tuberkel dan nekrosis perkijauan dari gambaran
histolopatologi
4. Gambaran endoskopi dan histologik sesuai dengan infeksi TB
Pemeriksaan Darah Tepi:

DIAGNOSIS Pada pemeriksaan darah tepi sering dijumpai dengan adanya


anemia, leukosistosis, trombositosis, gangguan fungsi hati dan
LED yang meningkat.
Pemeriksaan dari Biospi
Memiliki gambaran khas yaitu konfluen, granuloma
caseosa/perkijauan yang mengandung BTA dan dikelilingi limfoid cuff

DIAGNOSIS

Pasien dengan TB usus menunjukkan granuloma


submukosa, pembesaran 4x
DIAGNOSIS
Pasien dengan TB usus Pasien TB dengan TB usus
menunjukkan granuloma menunjukkan granuloma
submukosa multipel confluent dengan nekrosis
(panah),pembesaran 4X. kaseosa (panah),
pembesaran 10x
Pemeriksaan Radiologi seperti
1. Rontgen
DIAGNOSIS 2. Pemeriksaan Barium enema (menunjukkan ulkus
segmental, stenosis, ketebalan mukosa, dan
deformitas katup ileosekal)
3. Pemeriksaan CT-Scan TB
3a.) Barium enema
menunjukkan striktur
di katup ileo-cecal dan
kolon ascenden.

3b) CT scan TB
intestinal menujukkan
lokasi obstruksi
DIAGNOSIS
Gambaran yang paling umum ditemui pada CT-
Scan adalah penebalan dinding sirkumferensial
sekum dan ileum terminal serta asimetris dari
ileosaekal
KULTUR

Waktu yang dibutuhkan untuk kultur M.tuberculosis ialah


2-3 minggu. Dilakukan kultur dari hasil biopsi spesimen
dengan metode BACTEC
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
• Kombinasi isoniazid, pirazinamid, rifampicin,
etambutol dan streptomicin
• Diberikan selama 6 – 9 bulan
• Mayoritas pasien menunjukkan perbaikan klinis
OAT setelah terapi 4-6 minggu setelah terapi anti TB
• Respon terhadap terapi anti TB digunakan
TATALAKSANA sebagai kriteria untuk konfirmasi TB saluran
cerna

BEDAH • TB intestinal dengan komplikasi


KOMPLIKASI
Obstruksi usus Fistula
(15-60%) (25%)

KOMPLIKASI

Perforasi (15%)
dengan angka kematian Perdarahan masif
30-40%
PROGNOSIS
Prognosis Definisi sembuh untuk TB ekstra paru sulit
didefinisikan dan belum ada kriteria baku untuk
mengakhiri terapi.

Mayoritas pasien menunjukkan perbaikan klinis


PROGNOSIS setelah 4-6 minggu terapi anti TB

Perbaikan tampak setelah terapi minimal 2 bulan


dan perbaikan kolonoskopi ditemukan pada 93%
yang dilakukan kolonoskopi ulang setelah terapi
OAT 3 bulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai