Anda di halaman 1dari 11

Laporan membaca Bab IV: The Education of Character

Buku Karya Martin Buber

Between Man and Man


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Antropologi
Dosen pengampu :
Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd

Oleh:
Neneng Tsani/NIM 2002118

Departemen Pedagogik,
Program pascasarjana
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
OKTOBER, 2020

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


PENDAHULUAN
PETA BUKU
Between Man and Man

1. Dialogue
2. The question to the single one
3. Education
4. The education of character
5. What is man
Siapa Martin Buber?

adalah seorang filsuf Jerman kelahiran Austria yang terkenal dengan 


filsafat dialognya, sebuah pemikiran eksistensialisme yang berpusat pada
pembedaan antara relasi Aku-Itu dan Aku-Engkau

Lahir di Wina 8 Februari 1878, Buber datang dari sebuah keluarga Yahudi taat,
tetapi dia berpisah dari tradisi Yahudi untuk mempelajari filsafat secara sekuler.
Pada tahun 1902, Buber menjadi editor dari majalah mingguan Die Welt, organ
sentral gerakan Zionis, meskipun pada akhirnya ia mundur dari kerja organisasinya
di Zionisme.

ia meninggal di rumahnya di Talbiya, Jerusalem, pada tanggal 13 Juni 1965. Mereka


memiliki dua anak: satu anak laki-laki yaitu Rafael Buber dan satu anak perempuan
bernama Eva Strauss-Steinitz
Bab IV: The Education of Character

• Pendidikan pada dasarnya adalah pendidikan karakter.

• pendidikan tidak dapat dilepas dari pemikirannya tentang prinsip dialogis. Begitu

juga dengan pemikirannya mengenai pendidikan karakter.

• manusia mempunyai dua macam relasi yang secara fundamental berbeda.

• Relasi yang pertama adalah relasi dengan benda-benda, yang disebut Aku-Itu.

• Relasi yang kedua adalah relasi dengan sesama manusia dan Allah, yang disebut

Aku-Engkau.
Asumsi Pendidikan Karakter
• guru yang sejati (genuine) tidak melihat murid hanya dari fungsi-fungsi individualnya
saja. Seorang murid memiliki kemampuan untuk mengetahui, tetapi bukan berarti tugas
guru hanya memberikan pengetahuan supaya dia dapat melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu.
• Guru yang sejati selalu melihat murid secara keseluruhan, yaitu sebagaimana
keadaannya sekarang dan apa saja potensinya

• Melihat murid sebagai keseluruhan dan potensi juga berarti melihat bahwa manusia
terdiri dari kepribadian dan karakter.
• Kepribadian adalah “bentuk spiritual-fisik yang unik dengan semua kekuatan yang ada
di dalamnya.
• karakter didefinisikan sebagai “hubungan antara individu dan rangkaian sikap
perilakunya.”
• pembentukkan karakter merupakan tugas terbesar seorang pendidik
Konsep dialogis pendidikan karakter

• Dalam pendidikan karakter, ketika murid sadar bahwa guru ingin mendidik karakternya,
saat itu juga akan muncul suatu penolakan. Mereka tidak suka ada yang ingin mendikte
karakter mereka. Penolakan terbesar berasal dari murid yang memiliki karakter paling
independen dan mengakar.
• murid-murid yang dengan serius merenungkan pertanyaan tentang yang baik dan yang
jahat. Mereka akan memberontak ketika seseorang memberikan arahan, seolah-olah
masalah apa yang baik dan jahat sudah sejak lama diselesaikan dan ditemukan
jawabannya.
• Mereka memberontak karena mereka sudah mengalami sendiri bagaimana sulitnya
menemukan jalan yang benar.
Konsep dialogis pendidikan karakter

• Untuk mendidik karakter, seseorang tidak memerlukan kejeniusan moral,


tetapi membutuhkan seseorang yang sepenuhnya hidup dan mampu
berkomunikasi secara langsung dengan sesama.
• Gairahnya mengalir, dengan kuat dan murni, dan akan memengaruhi justru
saat dia tidak berpikir untuk mempengaruhi muridnya.
• (analogi dalam islam) ikhlas menjadikan Allah Azza Wa Jalla satu-satunya
tujuan dalam menjalankan ketaatan, embersihkan perbuatan dari mencari
pandangan atau penilaian manusia.
Praktik Pendidikan Karakter

• alam, konteks sosial, bahasa, budaya, sejarah, impian, bahkan berita dan
rumor yang beredar di koran, semuanya menyumbang pengaruh dalam
pembentukan karakter seorang murid.
• membangkitkan pertanyaan, keraguan, perasaan benci, dan penolakan.
• karakter terbentuk dari interpretasi seseorang terhadap semua faktor-faktor
yang beragam
• Guru adalah faktor yang berperan lebih dalam pembentukan karakter
kesimpulan

• Keluarga merupakan pihak penting yang ikut ambil bagian dalam pendidikan maupun
pembentukan karakter anak.
• pendidikan oleh guru di sekolah dengan orangtua di rumah belum tentu sama.
• Jika ternyata dalam suatu kasus tertentu, jika yang diajarkan orangtua malah bertolak
belakang dengan apa yang diajarkan guru, maka pendidikan karakter itu akan sia-sia,
atau setidaknya berjalan dengan tidak baik.
• semua hal dapat memengaruhi karakter anak, dan itulah yang membuat unsur
kesepakatan menjadi vital dalam pendidikan karakter.
• Kesepakatan yang merupakan kesepakatan antar pendidik, yaitu faktor-faktor yang
menjadi pengaruh pembentukan karakter karena memiliki keinginan dan kesadaran.
• Kesepakatan karakter yang baik secara moral adalah karakter yang dianggap baik oleh
seluruh umat manusia.
Penutup

Pendidikan karakter yang sejati adalah pendidikan yang sejati untuk


komunitas.
Dalam generasi yang memiliki pola asuh seperti akan ditemukan keinginan
dan semangat untuk melihat kembali nilai-nilai kekal, bahasa norma yang
kekal.
Sekolah dan masyarakat menjadi kesatuan batin, kehidupan terdalam yang
merupakan misteri, belajar menghormati misteri dalam segala bentuknya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai