Anda di halaman 1dari 32

RETINOPATI DIABETIKUM

Disusun Oleh: Pembimbing:


Muhamad Rizki Haykal Shidiq dr. Elizar, Sp.M
1910221022

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2020
Definisi
• Retinopati diabetika adalah kelainan mata pada pasien diabetes yang
disebabkan kerusakan kapiler retina dalam berbagai tingkatan
sehingga menimbulkan gangguan penglihatan mulai dari yang ringan
sampai berat bahkan sampai menjadi kebutaan permanen
• Disfungsi progresif dari pembuluh darah retina akibat hiperglisemia
kronis.
• Risiko mengalami retinopati meningkat sejalan dengan lamanya
menderita diabetes sehingga hiperglikemia yang berlangsung lama
diduga sebagai faktor risiko utama
Epidemiologi
• Retinopati diabetika adalah salah satu penyebab utama kebutaan di
Negara-negara Barat, terutama diantara usia produktif
• Di negara-negara Asia, prevalensi diabetes mengalami peningkatan
selama beberapa dekade, tetapi informasi retinopati di Asia masih
sangat terbatas. The Aravind Eye Disease Survey di India Selatan ,
prevalensi retinopati pada pasien DM diatas 50 tahun adalah 27%
Faktor Resiko
1. Jenis kelamin 1. Hiperlipidemia
2. Ras/Etnis 2. Nefropati
3. Umur 3. Obesitas
4. Lama waktu menderita 4. Merokok
diabetes 5. Kehamilan
5. Kontrol penyakit diabetes yang
kurang baik
6. Hipertensi
Patofisiologi
• Kelainan dasar dari berbagai bentuk retinopati diabetika terletak pada
kapiler retina. Dinding kapiler terdiri dari 3 lapisan dari luar ke dalam
yaitu sel perisit, membrana basalis dan sel endotel, perbandingan
jumlah sel perisit dan sel endotel kapiler retina adalah 1 : 1.
• Perubahan histopatologi pada retinopati diabetika dimulai dari
penebalan membrana basalis, dilanjutkan dengan hilangnya sel perisit
dan meningkatnya proliferasi sel endotel, sehimgga perbandingan sel
endotel dan sel perisit menjadi 10 : 1,7.
• Patofisiologi retinopati diabetika melibatkan 5 proses yang terjadi di
tingkat kapiler yaitu :
1) Pembentukan mikroaneurisma
2) Peningkatan permeabilitas
3) Penyumbatan
4) Proliferasi pembuluh darah baru (neovaskular) dan pembentukan
jaringan fibrosis
5) Kotraksi jaringan fibrosis kapiler dan vitreus
Klasifikasi

• Retinopati diabetika secara umum dapat dibagi menjadi dua


berdasarkan ada tidaknya pembuluh darah baru pada retina yaitu
nonproliferatif dan proliferative
• Menurut Early Treatment Retinopati Research Study Group (ETDRS)
retinopati dibagi atas dua stadium yaitu :
1. Retinopati Diabetika Nonproliferatif (RDNP)
2. Retinopati Diabetika Proliferatif (RDP)
• Gambaran klinis dari
retinopati diabetika
pada fundus fotograf
berupa: arteriol yang
menyempit (AN),
perdarahan serabut
saraf (NFH), hard
exsudate (HE), cotton-
wool spots (CWS),
venous beading (VB),
dan perdarahan
preretinal (PRH).
KATEGORI MANAJEMEN
NON-PROLIFERATIF RETINOPATI DIABETIK
NO DR (tidak ada diabetik retinopati) Periksa dalam 12 bulan
VERY MILD (SANGAT RINGAN) Periksa sebagian besar pasien dalam 12 bulan
• Hanya mikroaneurisma
MILD (RINGAN) Periksa dalam 6-12 bulan sesuai derajat gejala, stabilitas,
• Salah satu atau semua dari: faktor
mikroaneurisma, perdarahan retina, eksudat, bercak sistemik,dan keadaan masing-masing pasien
cotton-wool

MODERATE (SEDANG) Periksa dalam 6 bulan (Pasien menjadi PDR sebanyak 26%,
• Perdarahan retina berat pada 1-3 kuadran atau IRMA Risiko tinggi PDR 8% dalam setahun)
ringan
• Vena berbentuk seperti manik-manik (venous
beading) pada 1 kuadran
• bercak cotton-wool

SEVERE (BERAT) Periksa dalam 4 bulan (PDR pada 50%, risiko tinggi PDR
Hukum 4-2-1 15% dalam setahun)
• Perdarahan retina berat pada keempat kuadran
• Vena berbentuk seperti manik-manik (venous beading)
pada ≥2 kuadran
• IRMA sedang pada ≥1 kuadran

VERY SEVERE (SANGAT BERAT) Periksa dalam 2-3 bulan (Risiko tinggi PDR 45% dalam
• ≥2 dari kriteria berat setahun)
KATEGORI MANAJEMEN
PROLIFERATIF RETINOPATI DIABETIK
MILD (RINGAN) - MODERATE (SEDANG) • Terapi sesuai dengan derajat keparahan
• Pembuluh darah baru pada diskus (NVD) < gejala, stabilitas, faktor sistemik, dan
1/3 area diskus keadaan masing- masing pasien
• Pembuluh darah baru pada tempat lain • Jika tidak diterapi, periksa pasien dalam 2
(NVE) < 1/2 area diskus bulan
RESIKO TINGGI • Laser potokoagulasi
• Pembuluh darah baru pada diskus (NVD) • Agen anti VEGF intravitreal
>1/3 area diskus • Triamcinolone intravitreal
• Pembuluh darah baru pada diskus (NVD) • vitrektomi pars-plana
atau • Obat-obatan penurun lipid
perdarahan preretinal
• Pembuluh darah baru pada tempat lain
(NVE) > 1/2 area diskus dengan perdarahan
vitreous atau preretinal
PENYAKIT MATA DIABETIK ADVANCED • vitrektomi pars-plana
• Perdarahan preretinal (retrohyaloid)
dan/atau intragel
• Traksional ablasio retina
• Retinoschisis traksional
• Rubeosis iridis (neovaskularisasi iris)
Riwayat Penyakit - Gejala
•Pada fase awal retinopati diabetik biasanya tidak ada keluhan.
•Pada perjalanannya, keluhan dapat berupa :
1. Floater (terdapat bintik-bintik dan benang yang melayang pada penglihatan)
2. Penglihatan buram
3. Penglihatan berfluktuasi
4. Terdapat area yang gelap atau kosong pada penglihatan
5. Penglihatan buruk pada malam hari
6. Penglihatan warna yang buruk
7. Kehilangan penglihatan
8. Retinopati diabetik biasanya mempengaruhi kedua penglihatan
Komplikasi
• Perdarahan Vitreous
• Tractional retinal detachment
• Rubeosis Iridis
• Glaukoma
• Kebutaan
Pencegahan Komplikasi
• Dengan pengobatan dini yang lebih tepat/sesuai
• Dibutuhkan deteksi lebih dini dari RD, karena RD biasanya timbul tanpa gejala
• Dengan pemeriksaan fundus secara rutin pada penderita diabetes (pemeriksaan dengan
efektifitas biaya)
• Dan kondisi yang sesuai jika dibutuhkan merujuk ke dokter spesialis mata
• Lakukan screening protocol
 Pemeriksaan sekali dalam setahun
1. Diabetes dengan fundus normal
2. NPDR Ringan
 Pemeriksaan enam bulan sekali
3. NPDR Sedang
Pemeriksaan Fundus Mata
• Untuk screening retinopati diabetik
• Setelah dilatasi kedua mata dengan 0,5% tropikamid

Fundus Normal Mata Kanan dan Kiri


Tata Laksana
• Manajemen primer untuk progresitas DR berupa pencegahan
terutama dengan melakukan pengendalian ketat terhadap
hiperglikemia, tekanan darah dan hiperkolesterolemia. Intervensi
sekunder untuk DR dilakukan tergantung dari lokasi dan
keparahannya, dapat berupa farmakoterapi, terapi laser fotokoagulasi
(PRP/Panrenital Photocoagulation), maupun operasi vitreoktomi
JOURNAL READING
Prevalensi dan faktor-faktor terkait
Prevalence and associated factors of
retinopati diabetik di Beijing, Cina:
diabetic retinopathy in Beijing, China: a
sebuah studi cross-sectional
cross-sectional study

Jing Cui, Ji-Ping Ren, Dong-Ning Chen, Zhong Xin, Ming-Xia Yuan, Jie Xu, Qi-Sheng You, Jin-Kui Yang
BMJ Journal

Disusun Oleh: Pembimbing:


Muhamad Rizki Haykal Shidiq dr. Elizar, Sp.M
1910221022
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2020
(http://dx.doi. org/10.1136/bmjopen-2016- 015473)
DESKRIPSI
JUDUL :
Prevalence and associated factors of diabetic retinopathy in Beijing,
China: a cross-sectional study

Penulis : Jing Cui, Ji-Ping Ren, Dong-Ning Chen, Zhong Xin, Ming-Xia
Yuan, Jie Xu, Qi-Sheng You, Jin-Kui Yang
Publikasi : BMJ Journal
Tahun Publikasi : 2017
Penelaah : Muhamad Rizki Haykal Shidiq
Tanggal Telaah : 01 Juli 2020
MASALAH PENELITIAN
a) Retinopati Diabetik (DR) bisa menjadi masalah utama dalam
terjadinya gangguan penglihatan ataupun terjadinya kebutaan. Dan
perlu dilakukan skrining pada mata sesegara mungkin agar tidak
terjadi komplikasi tersebut
b) Studi ini menyelidiki prevalensi dan faktor-faktor yang terkait
dengan Retinopati Diabetik di antara populasi Beijing, Cina
PENDAHULUAN
• Retinopati diabetik (DR) adalah • Durasi diabetes, glukosa darah dan
penyebab penting gangguan tekanan darah adalah faktor risiko
penglihatan dan kebutaan. yang diterima secara luas untuk DR,
• Kerusakan penglihatan dapat dan beberapa penelitian
dicegah dan risiko kebutaan dapat menunjukkan bahwa lipid darah,
dikurangi jika skrining fundus dan indeks massa tubuh (BMI) dan fungsi
intervensi dini dilakukan pada pasien ginjal juga mempengaruhi terjadinya
dengan diabetes. DR.
• Tinjauan sistematis berdasarkan
sensus populasi global dari 1980 • Tujuan dari penelitian ini adalah
hingga 2008 menunjukkan bahwa untuk menentukan faktor risiko yang
prevalensi DR adalah 34,6% tepat untuk DR pada populasi Cina, .
Orang-orang akan menjalani skrining
untuk diabetes dan survei untuk
prevalensi DR.
METODE
• DESAIN PENELITIAN
- Studi cross-sectional di Changping (Beijing, Cina) yang direkrut dari Juli
2010 hingga Maret 2011 dan dari Maret 2014 hingga Februari 2015,
selama pemeriksaan kesehatan rutin di Rumah Sakit Tongren Beijing.
• MEKANISME PENELITIAN
- Kriteria diagnosis untuk diabetes adalah: (1) FPG > 7,0 mmol / L; (2)
riwayat diabetes; (3) minum obat antidiabetes; atau (4) hasil OGTT sesuai
kriteria American Diabetes Association (ADA) 1997. Gambar fundus
didiagnosis DR apabila: (1) mikroaneurisma; (2) perdarahan; (3) eksudat
keras; (4) bintik-bintik kapas; (5) perubahan manik-manik vena retina; (6)
kelainan mikrovaskuler di retina; dan / atau (7) neovaskularisasi.
• SUBJEK PENELITIAN
- Partisipan dengan usia 18-79 Tahun
• KRITERIA INKLUSI • KRITERIA EKSKLUSI
- Usia 18-79 tahun. • Responden tidak bersedia
• Tidak menyelesaikan kuesioner,
pemeriksaan fisik, tes toleransi glukosa
oral (OGTT) atau tes darah;
• Katarak, glaukoma atau penyakit mata
lainnya
• Pemeriksaan fundus tidak diselesaikan
karena alasan apa pun.
INSTRUMEN PENILAIAN
• Riwayat medis, tinggi dan berat badan dicatat. BMI dihitung sebagai berat dalam
kilogram dibagi dengan tinggi dalam meter kuadrat. Sphygmomanometer
merkuri standar digunakan untuk mengukur tekanan darah tiga kali dalam posisi
duduk setelah 5 menit istirahat; nilai rata-rata digunakan untuk analisis
• Sampel darah vena antekubital diambil untuk mengukur FPG. Jika FPG > 5,6
mmol / L, standar 75 g glukosa OGTT dilakukan dalam 8-10 jam.
• Metode glukosa oksidase digunakan untuk pengukuran glukosa darah. Alat
analisis Hitachi 7600 digunakan untuk mendeteksi kreatinin, asam urat (UA) dan
lipid darah (kolesterol total), trigliserida (TG), kolesterol lipoprotein densitas
tinggi (HDL-C) dan kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL-C) )). Laju
kreatinin (CCR) (mL / mnt) = ((usia 140)) × berat (kg)) / (kreatinin (μmol / L) ×
0,82 (pria) atau 0,85 (wanita)). Semua sampel darah dianalisis secara terpusat
dalam waktu 24 jam.
HASIL
Diskusi
• Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor risiko yang tepat
untuk DR pada populasi Cina menggunakan kohort 17.985 orang dari
Beijing, Cina. Prevalensi DR adalah 1,5% pada populasi studi umum
atau 8,1% di antara pasien dengan diabetes. Durasi penyakit, BMI,
SBP, CCR dan FPG secara independen terkait dengan DR.
• Dalam penelitian ini, prevalensi DR pada pasien dengan diabetes
adalah 8,1%, yang secara signifikan lebih rendah daripada di negara
lain seperti Norwegia (34,6%), AS (28,5%), Islandia (25,2%) dan Afrika
(30,2% -31,6%), dan juga lebih rendah dari prevalensi di seluruh dunia
(34,6%).
• Tetapi walaupun prevalensi DR rendah pada orang Cina, frekuensi
diagnosis diabetes dan prevalensi DR meningkat secara signifikan
setelah usia 30 tahun. Oleh karena itu, program skrining untuk
diabetes pada populasi umum dan untuk DR pada populasi pasien
dengan diabetes harus dilaksanakan, terutama pada individu yang
memiliki faktor risiko untuk diabetes dan komplikasi diabetes
(misalnya, kelebihan berat badan, obesitas, tekanan darah tinggi,
dislipidemia dan tinggi). FPG).
KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan, kami menemukan bahwa prevalensi DR


adalah 8,1% di antara pasien dengan diabetes dalam populasi
penelitian kami. Durasi penyakit, BMI, SBP, CCR, UA dan FPG
secara independen terkait dengan DR.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai