Anda di halaman 1dari 12

ILMU TAUHID

Oleh : M.Fauzan Alhusaeni


Dosen : Drs. H. Kamaludin, M.A
Pengertian Islam
 Etimologis :
Selamat, berserah diri, tunduk, patuh dan ta'at.
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah,
sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya
dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula
bersedih hati” (Q.S. 2:112)”.
Terminologis :
Menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya tunduk
kepada-Nya dengan penuh ketaatan dan berlepas diri dari
kesyirikan dan orang-orang musyrik.
(Muhammad bin Abdul Wahab ).
Nilai Universalitas Islam
 Nilai universalitas Islam adalah salah satu
nilai yang membuktikan bahwa Islam adalah risalah abadi dan
sempurna, serta relevan
untuk semua jaman, tempat dan semua umat manusia di bumi.

 Universalitas Islam dalam seluruh aspek kehidupan :


Akidah, ibadah, akhlak, pendidikan dan sosial, politik dan ekonomi,
manhaj ( pedoman ).
Islam sebagai Pedoman Hidup manusia
 Dalam menjalani hidup, manusia memerlukan agama sebagai
pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya
agar selalu berada di jalan yang benar. Agama diturunkan oleh
Allah seungguhnya untuk kebaikan umat manusia, karena agama
memberikan rambu-rambu yang jelas bagi manusia dalam menjalin
hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam.

 mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia ?


antara lain adalah :
1. Karena agama merupakan sumber moral
2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika
4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik
di kala suka, maupun di kala duka.
Pengertian Aqidah Akhlak
 Aqidah secara bahasa : Mengikat atau mengadakan perjanjian
Aqidah menurut istilah :
“Adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa
yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-
raguan).”
 Akhlak : Tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi
pekerti.
Akhlak menurut Istilah :
“merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan
secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan”.
Tujuan Akidah Akhlak

1. Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan


yang sejak lahir. (Al-A’raf : 172-173 )
2. Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi
muslim yang luhur dan mulia.
3. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang
menyesatkan
Pokok – Pokok Aqidah Akhlak
1. Bersaksi (Syahadatain)
2. Beriman (Rukun Iman)
3. Memahami Tauhid Rububiyyah
4. Memahami Tauhid Uluhiyyah
5. Memahami Tauhid Asma wa Sifat
6. Meyakini jalan para sahabat dan setelah para sahabat dari Salafus
Shalih dalam mengimani asmaul husna
7. Beriman bahwa Allah Subhana Ta'ala Istiwa di atas 'Arays
8. Beraqidah dengan aqidah salafusshalih, bahwa Iman adalah
mengucapkan dengan lisan, meyakini dengan hati, mengamalkan
dengan anggota badan, bertambah dengan ketaatan, berkurang
dengan kemaksiatan
9. Mempunyai aqidah ttg dosa-dosa orang-orang yang beriman yang
bermaksia
10. Beraqidah tentang keutamaan para sahabat semuanya tanpa
berlebih-lebihan (jml Sahabat: ±144 ribu)
11. Tidak mengkafirkan seorang pun dari ahli kiblat yang berdosa
selama dia tdk menghalalkannya kecuali amalan kufur akbar
12. Mengimani karamah-karamah para wali. Yaitu setiap orang
mukmin adalah wali Allah. Wali itu yang paling dekat dengan Allah,
paling bertaqwa, yang paling mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah.
13. Kita beriman bahwa tidak ada yang mengetahui hal yang ghoib
kecuali Allah.
14. Beriman bahwa orang-orang yang berbuat dosa besar dari ahli
tauhid tidak abadi di neraka selama tidak menyekutukan Allah.
15. Kita meyakini sahnya shalat dibelakang setiap orang yang baik
dan yang jahat dari pemimipin-pemimpin yang mukmin.
16. Kita beriman akan adanya fitnah kubur dan nikmat kubur.
17. Beriman bahwa Al-Quran diturunkan oleh Allah. Kalamullah dan
bukan makhluk.
18. Beriman bahwa istighotsah kepada hamba, makhluk-makhluk,
yang telah mati atau yang di kubur adalah syirik.
Tauhid Uluhiyah
 Uluhiyah adalah ibadah. Tauhid uluhiyah adalah mengesakan
Allah melalui perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub
atau mendekatkan diri kepada Allah, yang disyari’atkan.

Artinya, proses penerapan Tauhid Uluhiyyah adalah melalui


perbuatan seorang hamba yang mengesakan Allah dalam ibadah.
Ia hanya beribadah kepada Allah saja tidak kepada selain-Nya.
Dan ibadah itu dilakukan untuk tujuan mendekatkan diri kepada-
Nya.

Selain itu, ibadah yang dilakukan kepada Allah hanya dengan cara
yang disyariatkan oleh Allah saja, tidak dengan cara yang
dikehendai oleh si hamba sendiri.
Tauhid Rububiyah
 Tauhid ar-Rububiyyah bermakna beri’tiqad bahwa Allah SWT  bersifat
Esa, Pencipta, Pemelihara dan Tuhan seluruh alam. Tauhid al-
Uluhiyyah pula bermakna menjadikan Allah SWT saja sebagai
sembahan yang sentiasa dipatuhi.
 “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.”
(QS. Al Ikhlash: 1-4)
 Jadi, tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Allah
memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyembahNya
dan beribadah kepadaNya. Dia menunjukkan dalil kepada mereka
dengan tauhid rububiyah, yaitu penciptaanNya terhadap manusia dari
yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta
seisinya, penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan,
pengeluaran buah-buahan yang menjadi rizki bagi para hamba.
Tauhid Sebagai Dasar Aqidah Islam
 Bagaimanapun prinsip tauhid tidak bisa dipisahkan dari ajaran islam,
karena tauhid adalah inti ajaran ini, bahkan islam itu sendiri. Allah
Subhanahu Wa Ta’aala berfirman;

{ً‫ش ِر َك ِ ب ِه َش ْيئا‬ْ ‫َوبَ ْينَ ُك ْم َ أاَّل َ ن ْعبُ َد ِ إاَّل َهَّللا َوال ُ ن‬ ‫َ ت َع َال ْوا ِ َإلى َكلِ َم ٍة َس َوا ٍء َ ب ْينَنَا‬ ‫ُ ق ْل َ يا َأه َْل ْال ِكت َِاب‬
‫ون‬
َ ‫سلِ ُم‬ْ ‫ِهَّللا َ فإِ ْن َ ت َولَّ ْوا َ فقُولُوا اش َْه ُدوا ِ بأَنَّا ُم‬ ‫ون‬ِ ‫ضنَا َ ب ْعضاً أَ ْربَاباً ِم ْن ُد‬ ُ ‫َ ب ْع‬ ‫آ(ل } َوال َ يتَّ ِخ َذ‬
64‫ن‬: ‫) عمرا‬

 “Katakanlah, “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu


kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kalian, bahwa kita tidak beribadah kecuali kepada Allah dan kita tidak
persekutukan Dia dengan suatu apa pun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai rabb-rabb selain Allah. Jika
mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, “Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (berserah diri kepada
Allah)”. (QS. 3:64)
Refleksi Tauhid dalam Pola Hidup Muslim
1. Tauhid merupakan unsur mendasar bagi kontrol dan kendali diri seorang
muslim.   Sebab, seluruh perbuatan kaum muslim harus didasarkan pada
keimanannya kepada Allah swt, alias harus didasarkan pada tauhid.   
Seorang muslim tidak boleh mengerjakan perbuatan apapun kecuali
didasarkan di atas   tauhid.  Wujud perbuatan yang dilandasi tauhid adalah,
perbuatan tersebut sejalan dengan aturan-aturan dan hukum-hukum
Islam.
2. Seorang muslim ketika menyaksikan bahwa perbuatannya tidak sejalan
dengan aturan Allah swt, ia akan segera meninggalkan dan
mencampakkan perbuatan tercela tersebut.   Ia akan merasa rendah di sisi
manusia dan di sisi Allah, ketika tidak berbuat sesuai dengan aturan Allah
swt.   Kebanggaan dirinya adalah tatkala ia dekat dengan Allah swt dan
sejalan dengan Islam.
3. Kecintaan dan penghargaan kepada orang lain juga selalu didasarkan oleh
aturan Allah swt.   Ia akan membenci dan tidak menaruh hati ataupun
condong dengan orang-orang yang bergelimang dengan kemaksiyatan,
mengganti aturan Allah dengan aturan manusia.  Selanjutnya, ia akan
tergerak untuk menasehati dan menghilangkan kemaksiyatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai