Anda di halaman 1dari 34

KORELASI KADAR LEUKOSIT SEBAGAI PREDIKTOR APENDISITIS AKUT

PERFORASI DI RUMAH SAKIT PUTRI HIJAU KESDAM I/BB


TAHUN 2018-2019

IRENE SILABAN
216 210 035

Dosen Pembimbing I : dr. Harry Butar-butar, Sp.B


Dosen Pembimbing II : dr. Hendrika A. Silitonga, M.Kes., AIFO-K
Dosen Penguji I : dr. Alex P. Marpaung, MKT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
Add a Footer 2020 11
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Apendisitis merupakan penyebab tersering nyeri akut abdomen dan menjadi jenis
operasi yang paling sering dilakukan dalam bidang bedah abdomen. Prevalensi
terjadinya perforasi pada apendisitis akut yaitu sekitar 30-70% dari kasus
apendisitis akut.

Insidensi apendisitis di Asia yaitu 4,8 % penduduk dari total populasi.

Pada tahun 2009, menurut data Kemenkes kejadian apendisitis di Indonesia sebesar
596.132 orang dengan persentase 3.36% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi
621.435 orang dengan persentase 3.53%.

Add a Footer 33
TUJUAN MANFAAT
PENELITIAN PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat korelasi kadar
Tujuan Bagi
leukosit sebagai prediktor apendisitis Umum Peneliti
akut perforasi.

Tujuan Bagi
Khusus Institusi

Add a Footer 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI APENDIKS

 Organ sempit berbentuk tabung


 Panjang 3-5 inci (8-13 cm)
 Terletak pada kuadran kanan
bawah/regio iliaca dextra
 Dasar apendiks berproyeksi ke
titik McBurney
 Lokasi ujung apendiks bervariasi
dan berproyeksi ketitik Lanz
 Perdarahan apendiks dari a.
apendikularis
 persarafan apendiks oleh saraf
simpatik dan n. vagus dari plexus
mesentericus
Add a Footer 66
FISIOLOGI APENDIKS

 Apendiks vermiformis menghasilkan lendir sebanyak 1-2 ml per hari yang


secara normal di curahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke
sekum.
 GALT menghasilkan  Immunoglobulin A (IgA) yang sangat efektif sebagai
pelindung terhadap infeksi.

Add a Footer 77
APENDISITIS

DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Apendisitis adalah peradangan
yang mengenai seluruh lapisan  Dijumpai pada semua usia, paling
dinding apendiks. sering pada usia remaja dan
dewasa antara 20-30 tahun.
 Apendisitis merupakan penyakit
tidak menular tertinggi kedua di
Indonesia pada rawat inap di
rumah sakit pada tahun 2009 dan
2010
Add a Footer 88
ETIOLOGI

 Infeksi bakteri
 Obstruksi lumen :
Fekalit, hyperplasia kelenjar limfoid, benda asing, parasit dan tumor
maupun keganasan.

Add a Footer 99
PATOGENESIS
Obstruksi lumen

Bendungan mukus

Tekanan intralumen ↑↑

Aliran limfe terhambat, ulserasi mukosa dan invasi bakteri.

Apendisitis akut lokal

Sekresi mukus terus berlanjut

Add a Footer 10
10
Edema dan kongesti semakin bertambah

Terbentuk abses didinding apendiks

Aliran arteri terganggu

Terbentuk infark dan gangren

Dinding pecah

Apendisitis Perforasi

Add a Footer 11
11
GAMBARAN KLINIS

 Nyeri epigastrium/periumbilikal
 Anoreksia, mual, muntah
 Nyeri kuadran kanan bawah
 Demam

Add a Footer 12
12
KLASIFIKASI

Klasifikasi
Apendisitis

Apendisitis Apendisitis
Non-Perforasi Perforasi

Apendisitis Apendisitis
Akut Kronik

Apendisitis Apendisitis Apendisitis


akut akut akut
sederhana purulenta gangrenosa

Add a Footer 13
13
DIAGNOSA
Click icon to add picture

Anamnesa Pemeriksaan Fisik

Pasien datang dengan keluhan 1. Inspeksi : Ditemukan distensi abdomen


nyeri pada epigastrium , nyeri awalnya
2. Palpasi :
merupakan tipe menyeluruh kemudian
menjadi terlokalisir. Pasien akan  Nyeri tekan dan lepas di titik McBurney
menjelaskan nyeri kolik periumbilikal  Blumberg’s sign (+)
yang bertambah nyeri pada 24 jam
 Rovsing’s sign (+)
pertama, dan menjadi konstan dan
tajam.  Psoas sign (+)

Add a Footer 14
 Obturator sign (+)
 Colok dubur : positif bila dirasakan nyeri pada daerah lokal
suprapubik dan rektum
3. Auskultasi : +/-

Add a Footer 15
15
A - Blumberg’s sign.
B - Rovsing’s sign.
C - Psoas sign.
D - Obturator sign)

Add a Footer 16
16
Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit atau leukositosis dijumpai pada sekitar 90 persen
pasien apendisitis akut dengan jumlah leukosit lebih dari 10.000 per mikroliter dan
kebanyakan juga hasilnya shift to the left dalam hitung jenis.
 10.000-18.000 sel/mm3 : apendisitis akut tanpa komplikasi
 > 18.000 sel/mm3 : apendisitis perforasi

Add a Footer 17
17
2. Radiologi
Pemeriksaan radiologi sebaiknya hanya dilakukan pada pasien yang
secara pemeriksaan fisik dan laboratorium rendah untuk memastikan
diagnosis apendisitis.
 USG
 CT-Scan
3. Histopatologi

Add a Footer 18
18
ALVARADO SCORE
Tabel Skor Alvarado Skor
Gejala Klinis
Nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah 1
Nafsu makan menurun 1
Mual dan muntah 1
Tanda Klinis
Nyeri lepas McBurney 1
Nyeri tekan pada titik McBurney 2
Demam 1
Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis 2
Shift to the left neutrophil 1
Total 10
Interpretasi skor alvarado
a. 1 – 4 : Bukan apendisitis akut
b. 5 – 7 : Kemungkinan apendisitis akut
c. 8 – 10 : Apendisitis akut

Add a Footer 19
19
DIAGNOSA BANDING

 Gastroenteritis
 Demam dengue
 Limfadenitis mesenterika
 Kelaianan ovulasi
 Infeksi panggul
 Kehamilan
 Kista ovarium terpuntir
 Endometriosis eksterna, dll.

Add a Footer 20
20
PENATALAKSANAAN

Diagnosa klinis yang sudah jelas yaitu dengan riwayat medis yang kuat dan
juga pemeriksaan fisik dengan didukung oleh pemeriksaan laboratorium,
tindakan paling tepat dan pilihan yang baik untuk tatalaksana penderita
apendisitis adalah apendektomi.

Apendektomi dapat dilakukan secara terbuka ataupun dengan cara


laparoskopi. Dalam apendektomi terbuka, insisi pada Mc Burney paling
banyak dipilih oleh ahli bedah.

Add a Footer 21
21
KERANGKA TEORI
Hiperplasia Jaringan Limfe Benda Asing (Parasit, dll)
Fekalit

Obstruksi lumen apendiks

Mukus yang diproduksi apendiks Invasi bakteri


mengalami bendungan

Edema dan ulserasi mukosa

Infeksi dan Inflamasi Leukosit ↑↑

Apendisitis Akut

Penanganan terlambat

Edema bertambah dan bakteri


↑↑

Add a Footer Apendisitis Perforasi 22


22
KERANGKA KONSEP

Variabel Independen
• Leukosit Variabel Dependen
• Usia Apendisitis Akut
Perforasi
• Jenis kelamin

Add a Footer 23
23
HIPOTESA PENELITIAN

Jumlah leukosit dapat digunakan sebagai prediktor perforasi apendisitis


karena terdapat perbedaan jumlah leukosit pada pasien apendisitis akut
non-perforasi dan apendisitis perforasi.

Add a Footer 24
24
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN

Add a Footer 25
Jenis Penelitian
• Jenis penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional

Tempat Penelitian
• Rumah Sakit TK. II Putri Hijau Kesdam I/BB.

Waktu Penelitian
• Dilakukan setelah sidang validasi proposal
• Mendapat surat persetujuan Komite Etik
• Mendapat surat izin untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit TK.
II Putri Hijau Kesdam I/BB.

Add a Footer 26
26
POPULASI METODE ESTIMASI BESAR
PENGAMBILAN SAMPEL
Seluruh pasien dengan SAMPEL Rumus Slovin
diagnosa apendisitis
akut di Rumah Sakit Consecutive
TK. II Putri Hijau sampling
Kesdam I/BB yaitu 211
pasien.

Dibulatkan menjadi 68

Add a Footer 27
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Pasien yang didiagnosis • Pasien yang didiagnosis sebagai


apendisitis akut dan apendisitis apendisitis kronik dan apendisitis
perforasi dengan data rekam infiltrat.
medis yang lengkap : • Pasien apendisitis akut dan
- Usia apendisitis perforasi dengan data
- Jenis kelamin rekam medis yang tidak lengkap.
- Jumlah leukosit

28
28
Identifikasi
Variabel
Metode pengumpulan data

Data Sekunder : Rekam Medis


Variabel Variabel
dependen independen

Add a Footer 29
29
DEFINISI OPERASIONAL

No. Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Apendisitis akut Rekam medis 1. Apendisitis akut non- Nominal


perforasi
2. Apendisitis akut perforasi
2 Leukosit Rekam medis 1. Jumlah leukosit <18.000 Interval
sel/mm3
2. Jumlah leukosit >18.000
sel/mm3

3 Usia Rekam medis 1. Usia < 15 tahun Ordinal


2. Usia 15- 45 tahun
3. Usia > 45 tahun
4 Jenis Kelamin Rekam medis 1. Laki-laki Nominal
2. Perempuan

Add a Footer 30
30
CARA KERJA

Meminta dan mendapat izin survei Memberikan surat


tempat penelitian dari Fakultas izin penelitian Melakukan
Kedokteran Universitas Methodist kepada Rumah Sakit penelitian
Indonesia Putri Hijau Medan
Meminta dan mendapat Memasukkan data
surat izin penelitian dari yang telah didapatkan
Meminta izin dari pihak fakultas kedokteran
penelitian Rumah Sakit Putri ke program computer
universitas methodist
Hijau Medan indonesia

Mengajukan surat izin dari Menganalisi


Melakukan survei awal komisi etik fakultas s data
kedokteran universitas
methodist indonesia
Membuat laporan hasil
Menentukan besarnya sampel Mengikuti seminar analisis data
proposal

Add a Footer 31
31
PENGOLAHAN DATA Analisis Data

Cleanin
Tabula
Coding
Editing
Entry Analisa Analisa Analisa
ting
g
Univariat Bivariat Multivariat

Add a Footer 32
32
Pengajuan surat
Etika Penelitian
permohonan izin
penelitian yang
ditujukan kepada kepala
instalasi pendidikan
Pengajuan surat permohonan izin penelitian yang
ditujukan kepada Komite Etik Penelitian Fakultas Rumah Sakit
Sakit TK.TK.
II PutriII Putri
Mendapatkan izin penelitian dari kepala instalasi
pendidikan Rumah Hijau Kesdam
Kedokteran Universitas Methodist Indonesia. I/BB.
Hijau Kesdam I/BB.

Add a Footer 33
33
TERIMA
KASIH

Add a Footer 34

Anda mungkin juga menyukai