Parkinson Disease Slide

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

PARKINSON

DISEASE
LATAR BELAKANG
Penyakit Parkinson (PP) adalah gangguan Sebagian besar kasus penyakit parkinson
neurodegeneratif kedua yang paling umum. Hal (penyakit parkinson idiopatik) dihipotesiskan
ini tidak hanya ditandai dengan kelainan disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan
gerakan, tetapi juga oleh gejala nonmotorik lingkungan. namun tidak ada penyebab
seperti demensia, depresi, halusinasi visual, dan lingkungan dari penyakit Parkinson yang
disfungsi otonom terbukti

prevalensi sekitar 0,5–1% di antara orang yang


berusia 65-69 tahun, meningkat menjadi 1-3% PP dapat mengenai semua usia, tapi
di antara orang-orang yang berusia 80 tahun ke lebih sering pada usia lanjut, dengan
atas. Dengan populasi yang bertambah, baik perawatan yang tepat penderita PP
prevalensi maupun insiden penyakit Parkinson dapat bertahan hidup dengan baik lebih
diperkirakan meningkat lebih dari 30% pada
dari 20 tahun
tahun 2030
Penyakit Parkinson adalah bagian dari parkinsonism yang
secara patologis ditandai oleh degenerasi ganglia basalis
terutama substansia nigra pars compacta disetai adanya inklusi
Penyakit Parkinson sitoplasmik eosinofilik yang disebut lewy bodies
merupakan 80% dari
kasus-kasus Parkinsonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor
parkinsonism waktu istirahat, kekakuan, bradikinesia, dan hilangnya refleks
postural akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai
macam sebab, Sindrom ini sering disebut sebagai sindrom
Parkinson.
PARKINSON DISEASE

Penyakit parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif multisistem


karena hilangnya neuron dopamin (DA) yang memberikan inervasi
dopaminergik ke basal ganglia sehingga menghasilkan gangguan
motorik.
• Gangguan motorik disebabkan karena hilangnya neuron
dopaminergik substantia nigra pars compacta, dengan patologi
intraseluler berhubungan dengan agregasi α-synuclein, yang
membentuk Lewy bodies dan Lewy neurites
EPIDEMIOLOGI
Penyakit Parkinson tersebar secara luas di seluruh dunia dan mengenai berbagai
etnik dan kultur dengan perkiraan prevalensi mencapai 6,3 juta orang. Penyakit
Parkinson diperkirakan mengenai 1% dari populasi yang berusia di atas 60 tahun,
dengan rasio lebih besar pria dibandingkan wanita 3:2
Data dari WHO, insidensi penyakit Parkinson di Asia menunjukan 1,5 sampai 8,7 kasus per
tahun di Cina dan Taiwan, sedangkan di Singapura, Wakayama dan Jepang, terdapat 6,7
sampai 8,3 kasus per tahun, dengan kisaran umur 60 sampai 69 tahun dan jarang di temukan
pada umur kecil dari 50 tahun

Laporan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) menyebutkan terdapat


penambahan jumlah penderita tiap tahunnya yang mencapai 10 orang/100.000 penduduk
dengan estimasi sementara terdapat 200.000 sampai 400.000 penderita
ETIOLOGI

Penyebab pasti kematian sel-sel SNc belum diketahui dengan pasti. Beberapa penelitian
pada penderita PP baik pada penelitian berdasarkan autopsy penderita, penelitian
epidemiologis menghasilkan beberapa dugaan penyebab PP seperti tersebut dibawah ini:
• FAKTOR GENETIK
Ditemukan 3 gen yang menjadi penyebab gangguan degradasi protein dan mengakibatkan
protein beracun tidak dapat didegradasi di ubiquitin-proteasomal pathway. Kegagalan
degradasi ini menyebabkan peningkatan apoptosis di sel-sel SNc sehingga meningkatkan
kematian sel neuron di SNc.
• FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor risiko lingkungan yang umumnya terkait dengan perkembangan penyakit Parkinson termasuk
penggunaan pestisida, tinggal di lingkungan pedesaan, konsumsi air sumur, paparan herbisida, dan
kedekatan dengan pabrik atau tambang industri
• GANGGUAN MPTP DENGAN FUNGSI MITOKONDRIA
MPTP(1-metil-4-fenil-1,2,3,6-tetrahidropiridin ) melewati sawar darah-otak dan dioksidasi menjadi
1-methyl-4-phenylpyridinium (MPP +) oleh monoamine oxidase (MAO) -B. MPP + terakumulasi di
mitokondria dan mengganggu fungsi kompleks I rantai pernapasan. Kemiripan kimiawi antara
MPTP dan beberapa herbisida dan pestisida menunjukkan bahwa toksin lingkungan mirip MPTP
mungkin menjadi penyebab penyakit Parkinson, tetapi tidak ada agen spesifik yang diidentifikasi
• UMUR
Pada penderita PP terdapat suatu tanda reaksi microglial pada neuron yang rusak dan tanda ini tidak
terdapat pada proses menua yang normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses menua
merupakan faktor risiko yang mempermudah terjadinya proses degenerasi di SNc tetapi
memerlukan penyebab lain (biasanya multifactorial) untuk terjadinya PP.
PATOFISIOLOGI PENYAKIT PARKINSON
GEJALA KLINIS

Keadaan penderita pada umumnya diawali oleh gejala yang non spesifik, yang didapat dari
anamnesis yaitu kelemahan umum, kekakuan pada otot, pegal-pegal atau kram otot, distonia fokal,
gangguan ketrampilan, kegelisahan, gejala sensorik (parestesia) dan gejala psikiatrik (ansietas atau
depresi). Gambaran klinis penderita parkinson:

• Tremor • Bicara dengan volume yang kecil


• Rigiditas • Disfungsi otonom
• Bradikinesia • Gerakan bola mata
• Hilangnya refleks postural • Tanda Myerson
• Wajah Parkinson • Demensia
• Mikrografia • depresi
• Sikap Parkinson
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Anamnesis
Anamnesis yang mengarahkan pada Penyakit Parkinson antara lain :
1) Awitan keluhan atau gejala tidak diketahui dengan pasti
2) Perjalanan gejala semakin memberat
3) Gejala dimulai pada satu sisi anggota gerak, tetapi seiring waktu akan mengenai kedua sisi atau batang
tubuh.
4) Jenis gejala yang mungkin timbul :
 Merasakan tubuh kaku dan berat
 Gerakan lebih kaku dan lambat
 Tulisan tangan mengalami mengecil dan tidak terbaca
 Ayunan lengan berkurang saat berjalan
 Kaki diseret saat berjalan
 Suara bicara pelan dan sulit dimengerti
 Tangan atau kaki gemetar
 Merasa goyah saat berdiri
 Merasakan kurang bergairah
 Berkurang fungsi penghidu / penciuman
 Keluar air liur berlebihan
5) Faktor yang memperingan gejala : istirahat, tidur, suasana tenang
6) Faktor yag memperberat gejala : kecemasan, kurang istirahat
7) Riwayat penggunaan obat antiparkinson dan respon terhadap pengobatan.
Pemeriksaan Fisik

1) Pengamatan saat pasien duduk :


 Tremor saat istirahat, terlihat di tangan atau tungkai bawah.
 Ekspresi wajah seperti topeng / face mask (kedipan mata dan ekspresi wajah menjadi datar),
 Postur tubuh membungkuk,
 Tremor dapat ditemukan di anggota tubuh lain (meskipun relatif jarang) misalnya kepala, rahang bawah, lidah, leher
atau kaki

2) Pemeriksaan bradikinesia :
 Gerakan tangan mengepal-membuka-mengepal dan seterusnya berulang-ulang, makin lama makin berkurang
amplitudo dan kecepatannya
 Gerakan mempertemukan jari telunjuk-ibu jari (pada satu tangan) secara berulang-ulang makin lama makin berkurang
amplitudo dan kecepatannya
 Tulisan tangan makin mengecil
 Kurang trampil melakukan gerakan motorik halus, seperti membuka kancing baju
 Ketika berbicara suara makin lama makin halus, dan artikulasi mejadi tidak jelas, kadang-
kadang seperti gagap

3) Pengamatan saat pasien berjalan :


 Kesulitan / tampak ragu-ragu saat mulai berjalan (hesitancy), berjalan dengan kaki diseret
(shuffling), jalan makin lama makin cepat (festination),
 Ayunan lengan berkurang baik pada 1 sisi anggota gerak maupun dikeduanya.

4) Ditemukan rigiditas pada pemeriksaan tonus otot


5) Pemeriksaan instabilitas postural / tes retropulsi
6) Pemeriksaan fisik lain untuk menemukan tanda negatif dari Penyakit Parkinson:
 Pemeriksaan refleks patologis : refleks patologis negatif
 Pemeriksaan gerakan bola mata ke atas : gerakan okulomotor normal
 Pemeriksaan tekanan darah postural
 Pemeriksaan fungsi otonom, misalnya pengontrolan miksi –adakah inkontinensia
 Pemeriksaan fungsi serebelum, misalnya ataksia saat berjalan
 Pemeriksaan fungsi kognitif yang muncul pada permulaan penyakit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pencitraan struktural :
- CT scan kepala
- MRI kepala
- Ultrasonografi transkranial
b. Pencitraan fungsional :
- PET
- SPECT
Kriteria Hughes membagi penyakit Parkinson menjadi tiga kriteria yaitu sebagai berikut :

Terdapat salah satu dari gejala utama sebagai berikut:


- Tremor istirahat
Possible - Rigiditas
- Bradikinesia
- Hilangnya refleks postural

- Bila terdapat kombinasi dua dari empat gejala utama atau


- Bila terdapat salah satu dari tremor saat istirahat, rigiditas, atau
Probable bradikinesia yang asimetris atau unilateral.

- Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala utama atau


- Bila ada dua dari tremor saat istirahat, rigiditas, atau bradikinesia
Definite dengan 1 gejala tersebut yang asimetris atau unilateral.
Dalam menilai berat ringannya penyakit parkinson, parameter yang sering digunakan adalah skala
penilaian klinis Hoen and Yahr Scale yang terdiri dari 5 stadium, Skala penilaian klinis Hoer and
Yahr Scale dan Hoer and Yahr Scale Modified adalah sebagai berikut :
DIAGNOSIS BANDING

Belum ada cara yang ideal untuk menegakkan diagnosis penyakit Parkinson dan membedakannya
dengan sindrom parkinson lainnya. Namun demikian, penyakit parkinson harus dibedakan dari jenis
parkinsonism yang lain, seperti multiple system atrophy (MSA), progressive supranuclear palsy
(PSP) dan corticobasal degeneration (CBD). Penyakit Parkinson harus juga dibedakan dari
penyebab parkinsonism sekunder yang lain, seperti lesi struktural otak, reaksi akibat penggunaan
obat-obatan, neurotoksin dan penyebab tremor yang lain.
TATALAKSANA
1. Stadium penyakit awal :
a) Non farmakologi dan non pembedahan :
 Nutrisi : diet yang sehat berupa buah-buahan dan sayur-sayuran.
 Aktifitas : edukasi, aerobik, penguatan, peregangan, latihan keseimbangan
b) Farmakolologi
 Terapi untuk tujuan modifikasi penyakit dan neuroproteksi.
 Terapi simptomatis awal (motorik) : Levodopa, MAO-B inhibitor (selegiline, rasagiline),
agonis dopamin (pramipexol, ropinirole, rotigotine).
2. Stadium penyakit lanjut :
1) Terapi simptomatik lanjut (komplikasi motorik)
 Terapi farmakologi : levodopa, antivirus (amantadin), MAO-B inhibitor (selegilin, rasagilin), COMT
inhibitor (entacapon), agonis dopamin (pramipeksol, ropinirol, rotigotin)
 Pembedahan Fungsional : palidotomi unilatral, deep brain stimulation (palidum posteroventral, nukleus
subtalamikus)
 Non farmakologi : fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara dan Bahasa
2) Terapi simptomatik lanjut (non motorik)
 Demensia : rivastigmin, donepezil, galantamin, memamtin
 Psikosis : clozapine, olanzapin, quetiapin, risperidon
 Depresi : antidepresan trisiklik (amitriptilin), SSRIs
 Hipotensi ortostatik : midodrine, fludrokortison
 Mual dan muntah : donperidon, ondasentron
 Konstipasi : polyethylene glycol solution, suplemen serat
 Disfungsi ereksi : sildenafil, vardefanil, papaverin i.v.
 Kantuk di siang hari : modafinil
 Gangguan perilaku tidur REM : klonazepam
PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad malam

Ad fungsionam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai