Anda di halaman 1dari 26

Tinggi Bendungan

Adalah perbedaan antara elevasi mercu bendungan


dengan elevasi permukaan pondasi.
Permukaan pondasi adalah dasar dinding kedap air
atau dasar zone kedap air.
Mercu bendungan adalah bidang teratas dari suatu
bendungan
Penentuan tinggi bendungan dilakukan berdasarkan
penelusuran banjir. Dengan adanya penampungan air
banjir di dalam waduk maka elevasi muka air waduk
akan naik sampai elevasi maksimum. Titik elevasi
maksimum inilah yg digunakan untuk menentukan tinggi
bendungan.
Tinggi elevasi muka air banjir maksimum dtentukan
dengan persamaan kontinuitas sbb. :
Jika :

Maka :
Dengan :
I1 : debit masuk pd awal periode penelusuran
I2 : debit masuk pd akhir periode penelusuran
Q1 : debit keluar pd awal periode penelusuran
Q2 : debit keluar pd akhir periode penelusuran
S1 : tampungan pd awal periode penelusuran
S2 : tampungan pd akhir periode penelusuran
∆t : periode penelusuran
Elevasi mercu = 0.2 Koef.CD = 2.0
Lebar mercu, B = 32.0 m t = 0.5 jam

  S Q   S Q
Elevasi H S S/t Q  
  t 2   t 2
(m) (m) (106 m3) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
             
0.2 0.0 0.3 167 0 167 167
0.4 0.2 0.62 344 6 347 342

Outflow,
Waktu (t) Inflow, I (I1+I2)/2   S2 H
S1 Q
Jam (m3/d) (m3/d) (106 m3) (m3/d) (m3/d) (106 m3) (m) (m3/d)
                 
0.0 6.0           0.21 6
0.5 7 7 0.6308 347 354 0.6317 0.21 6
1.0 11 9 0.6317 348 357 0.6371 0.21 6
1.5 25 18 0.6371 351 369 0.6584 0.22 7
17.0 7 9 2.3643 1276 1284 2.2445 1.06 70
                 
Prosedur Perhitungan :
Pada penelusuran banjir lewat waduk/embung, lebar pelimpah
sudah ditetapkan

1) Buat lengkung kapasitas waduk, dimulai dari


elevasi puncak mercu ambang pelimpah (spillway)
bukan dari dasar bendungan/embung
2) Tetapkan besarnya pias waktu (∆t)
3) Hitung besaran-besaran berikut :
a. S/∆t dalam (m3/dt)
b. Q = C B H3/2
c. Dan
Hasil langkah 3) ditabelkan, sebagai Tabel 1

Tabel 1
S Q S Q
Elevasi H S S/D t Q  
t 2 t 2
(m) (m) (106 m3) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)

0.2 0.0 0.3 167 0 167 167


0.4 0.2 0.62 344 6 347 342
4) Selanjutnya dibuat Tabel 2 dengan penjelasan sbb :
Tabel 2
Waktu (t) Inflow, I (I1+I2)/2 S1 y1 j2 S2 H Outflow,Q
Jam (m3/d) (m3/d) (106 m3) (m3/d) (m3/d) (106 m3) (m) (m3/d)

0.0 6.0 0.21 6


0.5 7 7 0.6308 347 354 0.6317 0.21 6
1.0 11 9 0.6317 348 357 0.6371 0.21 6

a. Inflow (I) adalah hidrograf debit masuk ke waduk


b. Kolom St = interpolasi H & S (Tabel 1), dg nilai Ht-1
c. Kolom 1 = interpolasi H dan 1 (Tabel 1), dengan Nilai Ht-1
d. Kolom 2 = kolom ((I1+I2)/2) + 1

e. Kolom S2 = S1 + ((I1+I2)/2)-Qt-1
f. Kolom H = interpolasi H dan S Tabel 1 dengan nilai S2
g. Kolom Q = C B H3/2
Tinggi jagaan
Adalah perbedaan antara elevasi permukaan maksimum
rencana air dalam waduk dan elevasi mercu
bendungan.
Atau jarak vertikal antara puncak bendungan dengan
muka air waduk saat banjir tertinggi (FWL)
Faktor yg berpengaruh :
Kondisi dan situasi tempat kedudukan calon
bendungan
Karakteristika banjir abnormal
Timbulnya ombak besar (angin/gempa bumi)
Terjadinya kenaikan permukaan air waduk di luar
dugaan (kerusakan/kemacetan pelimpah)
Tingkat kerugian yg mungkin ditimbulkan jebonya
bendungan
Rumusan yg digunakan :

dengan :
∆h : tinggi kemungkinan kenaikan permukaan air
waduk akibat banjir abnormal
hw : tinggi ombak akibat tiupan angin
he : tinggi ombak akibat gempa
ha : tinggi kemungkinan kenaikan permukaan air waduk
akibat kemacepan pintu pelimpah
hi : tinggi tambahan (tgt. tingkat urgensi waduk)
Standar minimal tinggi jagaan
Standar minimal tinggi jagaan menurut JANCOLD
(Japanese National Committee on Large Dams)

Nomor Tinggi Bendungan Bendungan


Bendungan beton Urugan
(m)

1 < 50 1m 2m
2 50 – 100 2m 3m
3 > 100 2,50 m 3,50 m
Gambar Tinggi Jagaan Bendungan
Tinggi Kenaikan Permukaan Air Yang
Disebabkan Oleh Banjir Abnormal
Rumus yang digunakan :

di mana :
Qo = debit banjir rencana (m3/det)
Q = kapasitas rencana (m3/det)
α = 0,2 untuk bangunan pelimpah terbuka
α = 1,0 untuk bangunan pelimpah tertutup
h = kedalaman pelimpah rencana (m)
A = luas permukaan air waduk pada elevasi banjir rencana (km2)
T = durasi terjadinya banjir abnormal (1 s/d 3 jam)
Tinggi Ombak Yang Disebabkan Oleh Angin (Hw)
Tinggi ombak yang disebabkan oleh angin ini
perhitungannya sangat dipengaruhi oleh panjangnya
lintasan ombak (F) dan kecepatan angin di atas
permukaan air waduk. Panjang lintasan ombak yang
dipakai jarak dari as tubuh bendungan ke titik terjauh tepi
genangan dengan arah tegak lurus tubuh bendungan.
Panjang lintasan ombak didapat dari pengukuran pada peta
topografi, sedangkan kecepatan angin di ataspermukaan air
waduk dari data klimatologi.
Perhitungan tinggi ombak (hw) ini menggunakan grafik
metode SMB yang dikombinasikan dengan metode Saville.
Grafik Perhitungan Metode SMB
(Suyono Sosrodarsono, 1989)
Tinggi ombak yang disebabkan oleh gempa (he)
Rumus yang digunakan :
Kenaikan permukaan air bendungan yang disebabkan oleh
ketidaknormalan operasi pintu bangunan (ha)

Sebagai standar biasanya diambil ha = 0,5 m

Angka tambahan tinggi jagaan yang didasarkan pada


tipe bendungan (hi)

Karena limpasan melalui mercu bendungan urugan


sangat berbahaya maka untuk bendungan tipe ini angka
tambahan tinggi jagaan (hi) ditentukan sebesar 1 s/d 2,0
m
Lebar Mercu Bendungan
Diperlukan agar puncak bendungan dpt bertahan thd
hempasan ombak dan aliran filtrasi. Selain itu digunakan
untuk jalan eksploitasi dan pemeliharaan bendungan
Rumusan yg digunakan :
a.Menurut Okuda b. Menurut USBR

dengan :
b : lebar mercu (m) w : lebar mercu (feet)
H ; tinggi bendungan (m) z : tinggi bendungan (feet)
Kemiringan Lereng/Talud/Slope
a. Bagian Hulu

b. Bagian Hilir

Dengan :
SF : savety factor/faktor keamanan (~ 1,1)
m, n : kemiringan lereng
Ce : koefisien gempa
λ’ : berat volume tanah efektif
Penentuan Umur Waduk
Faktor-faktor yg mempengaruhi umur bendungan :
1. Sedimentasi
2. Pengaruh lingkungan
3. Gagalnya bangunan bendungan
Umur bendungan ditentukan berdasarkan usia guna
waduk yg dinyatakan sebagai umur ekonomis waduk
tsb (50 – 100 th). Dalam perencanaannya usia guna
waduk ditetapkan berdasarkan volume bersih waduk
dengan menyediakan tampungan mati (dead storage)
untuk sedimen. Sehingga jika volume tampungan
sedimen terlampau, maka umur ekonomisnya akan
menurun
Contoh :
Suatu Bendungan mempunyai kapasitas tampungan
20.000.000 m3. Debit inflow tahunan rata-rata yang
masuk ke waduk sebesar 12.500.000 m3/th. Apabila rata-
rata volume sedimen yang masuk ke waduk per
tahunnya adalah sebesar 250.000 m3, maka :
a.Hitung usia guna bendungan jika usia guna bendungan
terbatas 80% kapasitas tampungan terisi sedimen.
b.Berapa lama usia guna bendungan di atas dapat
diperpanjang jika 10% dari sedimen yang masuk dapat
diambil dari waduk
c.Berapa lama usia bendungan yang dapat dicapai jika
kapasitas tampungan hanya 1.000.000 m3
a. Usia guna bendungan jika usia guna bendungan terbatas 80%
kapasitas tampungan terisi sedimen, sehingga vol air tinggal
20% dr kapasitas awal, yaitu : 20% x 20.000.000 = 4.000.000.
Perhitngan selengkapnya dpt dilihat pd tabel sbb. :
Perbandinga
n Trap Effisiensi Pertambahan Pertambahan Waktu
Kapasitas Kapasitas Sedimen yg Rata-2 Pertamb. Sedimen Volume  
  Masuk tertinggal Sedimen      
m3   % % m3 m3 th
1 2 3 4 5 6 7
20,000,000 1.60 99.0        
16,000,000 1.28 98.5 98.75 246,875 4,000,000 16.20
12,000,000 0.96 97.5 98.00 245,000 4,000,000 16.33
8,000,000 0.64 97.0 97.25 243,125 4,000,000 16.45
4,000,000 0.32 96.0 96.50 241,250 4,000,000 16.58
          Jumlah 65.56

Kolom (1) : vol. tampungan awal = 20.000.000 m3


vol. perhitungan brs ke-2 = 20.000.000 – (20% x 20.000.000) = 16.000.000 m3, dst.
Kolom (2) : kolom (1) : debit inflow tahunan (12.500.000)
Kolom (3) : dg diketahui kolom (2) dapat ditentukan kolom (3) dg menggunakan grafk median
Kolom (4) : rata-rata kolom 3
Kolom (5) : kolom (4) x sedimen yg masuk (250.000) x 0,01 (kolom (4) dlm %)
Kolom (6) :pertambahan volume air 4.000.000 m3
Kolom (7) : kolom (6)/kolom (5)
b. jika 10% dari sedimen yang masuk dapat diambil dari waduk :
  Perbandingan Trap Effisiensi Pertambahan Pertambahan Waktu

Kapasitas Kapasitas Sedimen yg Rata-2 Pertamb. Sedimen Volume  


  Masuk tertinggal Sedimen      
m3   % % m3 m3 th
1 2 3 4 5 6 7

20,000,000 1.60 89.0        

16,000,000 1.28 88.5 88.75 221,875 4,000,000 18.03

12,000,000 0.96 87.5 88.00 220,000 4,000,000 18.18

8,000,000 0.64 87.0 87.25 218,125 4,000,000 18.34

4,000,000 0.32 86.0 86.50 216,250 4,000,000 18.50


          Jumlah 73.05
Kolom (1) : vol. tampungan awal = 20.000.000 m3
vol. perhitungan brs ke-2 = 20.000.000 – (20% x 20.000.000) = 16.000.000 m3, dst.
Kolom (2) : kolom (1) : debit inflow tahunan (12.500.000)
Kolom (3) : dg diketahui kolom (2) dapat ditentukan kolom (3) dg menggunakan grafk median – 10%
Kolom (4) : rata-rata kolom 3
Kolom (5) : kolom (4) x sedimen yg masuk (250.000) x 0,01 (kolom (4) dlm %)
Kolom (6) :pertambahan volume air 4.000.000 m3
Kolom (7) : kolom (6)/kolom (5)
c. jika kapasitas tampungan hanya 1.000.000 m3 :
  Perbandingan Trap Effisiensi Pertambahan Pertambahan Waktu

Kapasitas Kapasitas Sedimen yg Rata-2 Pertamb. Sedimen Volume  


  Masuk tertinggal Sedimen      
m3   % % m3 m3 th
1 2 3 4 5 6 7

1,000,000 0.08 85.0        

800,000 0.06 82.0 83.50 208,750 200,000 0.96

600,000 0.05 78.0 80.00 200,000 200,000 1.00

400,000 0.03 69.0 73.50 183,750 200,000 1.09

200,000 0.02 60.0 64.50 161,250 200,000 1.24


          Jumlah 4.29
Kolom (1) : vol. tampungan awal = 1.000.000 m3
vol. perhitungan brs ke-2 = 1.000.000 – (20% x 1.000.000) = 200.000 m3, dst.
Kolom (2) : kolom (1) : debit inflow tahunan (12.500.000)
Kolom (3) : dg diketahui kolom (2) dapat ditentukan kolom (3) dg menggunakan grafk median
Kolom (4) : rata-rata kolom 3
Kolom (5) : kolom (4) x sedimen yg masuk (250.000) x 0,01 (kolom (4) dlm %)
Kolom (6) :pertambahan volume air 4.000.000 m3
Kolom (7) : kolom (6)/kolom (5)

Anda mungkin juga menyukai