Anda di halaman 1dari 4

PELATIHAN DASAR CPNS 2021

BATCH 2

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK DAN


MANAJEMEN ASN DI BBWS BRANTAS

Disusun oleh:
Christin Yuliani
NIP. 199407022020122006
A. Identifikasi Permasalahan Pelayanan Publik BBWS Brantas
Pelayanan publik merupakan salah satu unsur penting bagi organisasi publik termasuk organisasi
pemerintah. Pemerintah dalam menjalankan fungsi sebagai pelayan publik sudah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang dimaksudkan untuk memberikan kepastian
hukum bagi pihak penyelenggara pelayanan publik maupun masyarakat. Aparatur penyelenggara harus
merasa memiliki kewajiban hukum untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sedangkan
masyarakat merasa apa yang harus dilakukan oleh aparatur negara tersebut merupakan hak dari masyarakat.
Oleh karena itu pelayanan publik yang diberikan aparatur pemerintah (birokrasi pemerintah) harus
senantiasa berorientasi pada kepentingan publik. Namun dalam realitanya masalah pelayanan publik
dilingkungan pemerintahan sudah lama menjadi pusat perhatian masyarakat seiring banyaknya kasus
pelayanan publik yang dianggap kurang berpihak kepada kepentingan masyarakat.
Kementerian PUPR juga tidak luput dari permasalahan pelayanan publik. Pelayanan publik berupa
jasa sangat dominan terlihat pada Kementerian PUPR. Pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan,
dan bendungan adalah salah satu wujud pelayanan publik yang diberikan oleh Kementerian PUPR agar
dapat mempermudah kegiatan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, dan lain-lain. Satuan kerja Operasi
dan Pemeliharaan adalah salah satu unit organisasi di bawah Ditjen Sumber Daya Air yang bertugas
melaksanakan penyusunan rencana kegiatan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan perencanaan
teknik, persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan,
fasilitasi penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, fasilitasi pengadaan barang dan
jasa, serta pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di bidang operasi dan pemeliharaan, pelaksanaan
penanggulangan kerusakan akibat bencana, pengelolaan sistem peringatan dini, pelaksanaan penyusunan
rencana alokasi air tahunan, pelaksanaan penyusunan kajian penetapan garis sempadan sungai, garis
sempadan danau, garis sempadan situ dan garis sempadan jaringan irigasi, fasilitasi kegiatan tim koordinasi
pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai, pelaksanaan penyusunan rekomendasi teknis dalam
pemberian izin penggunaan sumber daya air serta penyidikan tindak pidana bidang sumber daya air.
Beberapa masalah pelayanan publik masih sering ditemui di bidang operasi dan pemeliharaan
BBWS Brantas terutama pada bendung yaitu kurang adanya fasilitas sistem peringatan dini. Sistem
peringatan dini sangat dibutuhkan di bendung-bendung karena berguna untuk memberitahukan kepada
masyarakat sekitar apabila terjadi bencana seperti bendung yang jebol, air bendung meluap atau banjir, atau
kejadian orang tenggelam. Sistem peringatan dini pada bendung masih kurang diperhatikan dalam aspek
operasi dan pemeliharaan bendung karena yang paling sering disorot hanya pemeliharaan rutin infrastruktur
bendung saja. Akibatnya sistem peringatan dini yang terpasang di bendung kurang terawat dan semakin
lama tidak berfungsi dengan baik. Salah satu bentuk sistem peringatan dini yang terpasang di bendung
adalah sirine. Awal tahun 2021 hampir seluruh wilayah Jawa Timur khususnya kabupaten Jember
mengalami curah hujan yang tinggi, akibatnya salah satu bendung di Jember mengalami jebol dan air
meluap menjadi banjir. PPA yang bertugas sempat mengalami kesulitan saat akan memperingatkan
masyarakat sekitar untuk mengungsi karena sirine peringatan sudah tidak berfungsi dan terpaksa
memanfaatkan pengeras suara masjid untuk memberitahu informasi banjir pada masyarakat. Dampak yang
terjadi apabila sistem peringatan dini tidak diperhatikan dan diperbaiki adalah terlambatnya informasi
peringatan dini bencana sampai kepada masyarakat dan mengakibatkan masyarakat sekitar terlambat
menyelamatkan diri atau menelan korban jiwa. Jadi, tidak hanya infrastruktur bendung saja yang diperbaiki
namun sistem peringatan dini bendung perlu diperbaiki dan dirawat juga dalam kegiatan operasi dan
pemeliharaan sumber daya air.
Selain permasalahan sistem peringatan dini, juga terdapat masalah pembuangan sampah yang
dibuang oleh masyarakat di sekitar bendung. Pembuangan sampah sembarangan di sekitar bendung dapat
mengakibatkan sampah masuk ke dalam bendung dan menyumbat saluran-saluran irigasi. Selain
masyarakat yang memiliki hak mendapat pelayan publik, masyarakat juga perlu merawat fasilitas publik
yang telah disediakan PUPR. Salah satu cara pelayanan publik yang diberikan bidang operasi dan
pemeliharaan adalah sosialisasi penggunaan popok daur ulang untuk mengurangi sampah popok bayi,
karena sampah popok bayi sering sekali ditemukan di sekitar bendung. Dari program sosialisasi popok daur
ulang ini diharapkan masyarakat sekitar bendung mengurangi sampah rumah tangga dan sekaligus tidak
membuang sampah di area bendung.

Sumber: www.okezone.com

A. Identifikasi Permasalahan Manajemen ASN BBWS Brantas


Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil dijelaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan Manajemen ASN yang
berdasarkan Sistem Merit, maka diperlukan pengaturan Manajemen PNS. Pengaturan Manajemen PNS
bertujuan untuk menghasilkan PNS yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam rangka pelaksanaan tugas
pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Sistem Merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Permasalahan manajemen ASN di BBWS Brantas adalah kurangnya tenaga PNS yang tersedia.
Akibat dari kekurangan tenaga PNS tersebut, tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada masing-
masing PNS di BBWS Brantas sangat banyak dan sering kewalahan bahkan terdapat beberapa kasus tenaga
Non PNS diberi tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan oleh PNS. Apabila kebutuhan PNS tidak
terpenuhi terus menerus maka kinerja instansi tidak maksimal dalam pelaksanaan rencana program. Maka
dari itu, perlu diperhatikan lagi dalam proses pengadaan kebutuhan ASN agar disesuaikan dengan yang
dibutuhkan di BBWS Brantas.
Selain masalah kebutuhan PNS, juga terdapat masalah bagi pegawai balai penyandang cacat atau
disabilitas. Saat ini pemerintah khususnya Kementerian PUPR dalam pengadaan kebutuhan ASN membuka
peluang bagi para penyandang cacat untuk berkarir di bidang PUPR. Namun, apabila diperhatikan di kantor
balai khususnya BBWS Brantas belum ada fasilitas untuk penyandang cacat seperti ramp jalur penyandang
cacat, toilet disabilitas, dan guiding block. Fasilitas-fasilitas penyandang cacat ini perlu dibuat di
lingkungan kantor balai supaya lebih siap lagi menerima dan memberikan kenyamanan bekerja bagi
pegawai disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai