Anda di halaman 1dari 75

CV.

BUDI

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PENINGKATAN PUSTU MENJADI PUSKESMAS NON
PERAWATAN (PUSTU JELI) KARANGREJO

CV.BUDI
DS. PUCUNG KIDUL-KEC. BOYOLANGU. TELP. (0355) 326065 TULUNGAGUNG
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

I. PENDAHULUAN
1. Umum
Metode pelaksanaan merupakan suatu sistem rekayasa dimana sumber daya
(material/bahan, peralatan, teknologi, dana dan waktu, serta pekerja) dalam
proses konstruksi disusun dan diorganisasikan dengan baik membentuk urutan
kegiatan dalam suatu kerangka logis menyeluruh untuk menghasilkan produk
konstruksi.
Berdasarkan pengertian itu ada tiga faktor memiliki keterkaitan kuat satu dan
lainnya dan saling mempengaruhi dalam sistem manajemen konstruksi. Faktor
tersebut meliputi pembiayaan, waktu konstruksi dan kualitas, yang
memerlukan koordinasi dan pengendalian sistematis sebagai upaya
mewujudkan keterpaduan dan integritas keseluruhan dalam rangkaian
pekerjaan yang rumit dan berlapis-lapis serta sifat pekerjaan yang terurai,
terbagi-bagi, terpisah-pisah sesuai karakteristik dan profesinya sehingga
dihasilkan suatu bangunan, karena itu diperlukan suatu Metode Pelaksanaan
Pekerjaan.
Paparan Metode pelaksanaan pekerjaan ini merujuk pada ketentuan evaluasi
Dokumen Penawaran pada Dokumen Pengadaan Nomor:
602.1/01.60/KONSTRUKSI.1/101/022/2015, Tanggal 19 Juni 2015 untuk
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi: Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo berdasarkan persyaratan substantive
sehingga memudahkan dalam penilaian dan evaluasi dokumen, yang
meliputi:
- Metode pelaksanaan pekerjaan menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan dilengkapi metode kerja untuk jenis-jenis pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang atau pekerjaan sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan untuk melaksanakan pekerjaan.
- Tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan
pekerjan dari awal, sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sampai akhir
(PHO) dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan sinkron
dengan Jangka Waktu Pelaksanaan (Time Shcedule).
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya metode pelaksanaan pekerjaan pada
pokoknya sebagai acuan kerja untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

memberikan suatu gambaran umum terhadap penyelesaian pekerjaan tepat


waktu dan tempat mutu sesuai dengan yang ditentukan.
3. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas
Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo direncanakan 120 (seratus Dua Puluh)
hari kalender. Masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan atau 180 hari
kalender terhitung sejak penerimaan pertama pekerjaan (PHO = Provisional
Hand Over).
4. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli)
Karangrejo secara garis besar menurut Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan ketentuan BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar dikelompokkan
dalam 2 (dua) pekerjaan pokok yaitu pertama Bangunan Peningkatan Pustu
menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo, namun dari jenis
pekerjaan, dapat disigikan kedalam 3 (tiga) jenis pekerjaan utama, sebagai
berikut;
a. Pekerjaan Struktur.
b. Pekerjaan Arsitektur/Finishing.
c. Pekerjaan Elektrikal.
Secara utuh seluruh jenis pekerjaan tersebut dipaparkan pada ketentuan BAB
XII Spesifikasi Teknis dan Gambar serta Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Masing-masing sub pekerjaan pokok melingkupi beberapa item
pekerjaan, sebagai berikut :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PASANGAN
4. PEKERJAAN BETON BERTULANG
5. PEKERJAAN KAYU DAN ATAP
6. PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
8. PEKERJAAN PLAFOND
9. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
10. PEKERJAAN LISTRIK
11. PEKERJAAN SANITASI
12. PEKERJAAN CAT – CATAN
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli)


Karangrejo terbagi dalam beberapa bagian pekerjaan fisik, yang
pelaksanaannya secara bertahap. Tahapan-tahapan pekerjaan saling
berurutan dan saling berkait satu sama lain sebagaimana tertuang di dalam
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini dan diuraikan pada Jadwal Umum
Pelaksanaan Pekerjaan/Time Schedule (terlampir).
II. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Pendukung
Pekerjaan pendukung dimaksudkan adalah pekerjaan bantu yang diperlukan
untuk dilaksanakan sebelum pekerjaan pokok dimulai, tetapi tidak terlingkupi
pada Rencana Anggaran Biaya (Bill of Quantity) dan merupakan bagian dari
pembiayaan overhead. Pekerjaan bantu ini secara umum diatur menurut
ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 beserta
perubahannya terakhir dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan Keempat Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Perka LKPP) Nomor 14 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah serta memperhatikan ketentuan pasal-pasal pada BAB XII
Spesifikasi Teknis dan Gambar.
Ruang lingkup pekerjaan bantu secara garis besar menurut BAB III Bagian C
Angka 2 huruf d butir 2) Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 mencakup pada
pekerjaan mobilisasi, yang melingkupi pekerjaan, antara lain mendatangkan
peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, pembuatan pagar pengaman atau pagar keliling terutama lokasi
pekerjaan, barak kerja, gudang, fasilitas air kerja, penerangan/tenaga listrik,
mobilisasi dan demobilisasi material, personil secara bertahap, asuransi
tenaga kerja sebagai jaminan atas keselamatan pekerja (kegiatan ini
dilaksanakan sebelum pekerjaan kontruksi dimulai), Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3K).
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Bangunan yang dibuat untuk pekerjaan bantu akan dibongkar setelah


pekerjaan pokok selesai.
Uraian pelaksanaan pekerjaan, sebagai berikut :
a. Direksikeet
Direksikeet dibangun sesuai instruksi dan petunjuk Direksi. Ukuran untuk
Direksikeet tidak diuraikan atau ditentukan pada BAB XII, namun
berdasarkan ketentuan umum, minimal luas 36 m2, rangka kayu, dinding
tripleks atau zingkalum, atap zingkalum atau atap sejenisnya dilengkapi
dengan perlengkapan yang cukup seperti meja, kursi, papan untuk
menempel gambar kerja, keperluan P3K dan lain-lainnya mengikuti
ketentuan Pasal BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
Direksikeet akan difungsikan sebagai kantor lapangan, sehingga harus
dibuat dari bahan-bahan dengan kualitas cukup di lokasi yang disetujui
atau yang ditunjuk oleh Direksi dilengkapi dengan sarana orinoir dan WC.
Sarana orinoir dibuat dari jerigen warna putih, ukuran 20 liter, diberi corong
plastik ukuran besar dan dihubungkan menggunakan selang sebagai
salura untuk menampung urine. Jerigen diletakkan pada tempat yang
aman, diberi pelindung dari struktur bangunan kayu berbentuk U setinggi
150 m.
Warna putih jerigen dipilih untuk memudahkan dalm mengontrol urine
yang terisi agar tidak sampai meluap.
Direksikeet ini terdiri dari kantor untuk menempatkan meja kerja dan ruang
pertemuan lapangan serta sebuah ruang untuk penyimpanan peralatan
kecil dan barang-barang lainnya, sebuah kamar tidur untuk penjaga
malam, fasilitas sanitasi dan lain-lain. Pada Direksikeet disediakan
perlengkapan kantor, perlengkapan personil serta memperhatikan
ketentuan Pasal BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
Lokasi pembangunan Direksikeet pada lahan rencana lokasi Peningkatan
Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejoatau
menurut petunjuk Direksi.
b. Barak Pekerja
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Barak pekerja adalah tempat penginapan yang diperuntukan bagi


pekerja konstruksi proyek ini terutama bagi pekerja dari daerah lain. Barak
pekerja akan dibangun pada areal rencana lokasi proyek ini atau
diadakan dengan cara penyewaan. Lokasi pembangunan barak
pekerja dan bangunan kelengkapannya seperti sanitasi pada prinsipnya
harus memperhatikan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Lokasi penempatan bangunan barak pekerja setelah mendapat
persetujuan Direksi.
c. Gudang Material
Gudang dibuat dengan luas yang cukup untuk penyimpanan peralatan
kecil, bahan/material konstruksi, dan lainnya. Konstruksi dan bahan-bahan
yang akan digunakan untuk pembangunan gudang disesuaikan dengan
jenis dan sifat bahan/material yang akan disimpan serta pengelolaannya
berpedoman pada buku standar penanganan dan penyimpanan
bahan/material dengan tetap memperhatikan unsur keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).
Dalam pengelolaan gudang akan ditempatkan tenaga pengelola sesuai
kebutuhan untuk merekam dan mendokumentasikan segala aktivitas
pergudangan diantaranya menyangkut sistem keluar-masuknya
bahan/material, memantau ketersediaan stok serta pengadaan
bahan/material ketika ketersediaannya limit.
Pada prinsipnya pengelolaan gudang dilakukan dengan benar serta
sesuai pedoman untuk dapat mendukung dan menjamin kelancaran dan
terlaksananya pekerjaan konstruksi sehingga menjamin ketepatan
waktu penyelesaiannya, ketepatan mutu hasil pekerjaan, dan jadwal
waktu penyerahan hasil pekerjaan.
Lokasi pembangunan gudang material sedapat mungkin diusahakan
berada pada areal lokasi rencana proyek Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo.
d. Penyediaan Air Kerja
Penyediaan air kerja diadakan dalam suatu sistem fasilitas sementara
penyediaan air dan tetap dipelihara selama masa pelaksanaan pekerjaan
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

konstruki proyek ini. Fasilitas sementara penyediaan air diadakan untuk


menjamin pemenuhan kebutuhan air di lokasi pekerjaan maupun di barak
kerja, dan fasilitas sementara lainnya.
Kapasitas dari fasilitas sementara penyediaan air tersebut didesain serta
pengelolaannya dilakukan dengan penekanan pada prinsip yakni
memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan untuk memenuhi
kebutuhan di barak kerja.
Fasilitas penyediaan air untuk mendukung kegiatan proyek ini diupayakan
dapat menggunakan sumber air bersih dari sistem jaringan air bersih yang
telah ada dengan cara pembayaran bulanan atau dengan sarana yang
dibangun khusus serta disediakan oleh pelaksana pekerjaan
menggunakan 4 (empat) buah Water Tank kapasitas 2.200 liter.
e. Lampu Penerangan
Lampu penerangan sangat dibutuhkan terutama pada malam hari.
Lampu penerangan ini dimaksudkan membantu dan mendukung
pelaksanaan tugas personil keamanan dalam menjaga asset proyek baik
manajer lapangan, pekerja, bahan maupun peralatan yang berada di
lokasi proyek terutama di waktu malam hari.
Pengadaan sistem penerangan dengan cara penyambungan jaringan
instalasi listrik sementara selama masa pelaksanaan konstruksi pada proyek
ini ke kantor pelayanan listrik PT (Persero) PLN setempat atau melakukan
penyambungan sementara dengan pembayaran sewa setiap bulannya
atau pengadaan genset dengan kapasitas tertentu sesuai kebutuhan
atau menurut petunjuk Direksi.
f. Mobilisasi / Demobilisasi
Mobilisasi dan demobilisasi dimaksud pengangkutan sarana pelaksanaan
yang akan digunakan ke lapangan berdasarkan pada jadwal
pelaksanaan yang disampaikan setelah penerimaan Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK). Mobilisasi termasuk personil, bahan/material dan
peralatan dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pekerjaan konstruksi
atau sesuai dengan perintah Direksi.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Demobilisasi termasuk pemindahan semua personil dan peralatan dari


lokasi. Kegiatan ini disesuaikan dengan jadwal waktu penyelesaian
pekerjaan dan atau menurut petunjuk Direksi.
Pada prinsipnya demobilisasi personil dan peralatan akan dilakukan
secara bertahap setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
g. Pengaturan Keselamatan
Penerapan program K3 merupakan wujud dari kebijaksaan K3 top
manajemen perusahaan yang menekankan agar dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek tidak terjadi kecelakaan apalagi kecelakaan sampai
pada tingkat fatality terhadap pekerja maupun asset perusahaan lainnya
dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Kebijakan K3
manajemen perusahaan menekankan pada prinsip pengelolaan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) ‘’Zero Accident.’’
h. Pembuatan dan Pemasangan Rambu-rambu
Lokasi rencana pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo memiliki arus lalu lintas cukup ramai
sehingga berpotensi membahayakan aktivitas pembangunan fisik proyek.
Mengiliminir potensi kecelakaan akibat adanya aktivitas proyek, sangat
perlu tanda peringatan atau rambu-rambu.
Rambu-rambu dibuat untuk membantu pengelolaan sistem manajemen
proyek di lapangan terutama dimaksudkan sebagai petunjuk bagi pekerja
dan orang lain. Pembuatan rambu-rambu menjadi satu kesatuan dalam
program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
Rambu-rambu yang dipasang besifat larangan, peringatan, instruksi dan
motivasi/terapi/slogan.
Penempatan dan pemasangan rambu-rambu di tempat yang mudah
terlihat dan disesuaikan dengan jenis pekerjaan konstruksi pada proyek ini.
Rambu-rambu lalu lintas pemasangannya terutama pada jalur keluar
masuk lokasi proyek. Pemasangan rambu-rambu lainnya akan
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan/atau menurut petunjuk
Direksi.
i. Sistem telekomunikasi
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Sistem komunikasi pada prinsipnya dimaksudkan memudahkan koordinasi


petugas pelaksana dalam pengelolaan pekerjaan konstruksi pada proyek
ini. Alat komunikasi menggunakan telepon seluler (Hand Phone) bagi
pelaksana lapangan pada tingkat jabatan tertentu.
j. Pelaporan dan dokumentasi
1) Pelaporan
Pelaporan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dikelompokkan menjadi 3
(tiga) bentuk berdasarkan aktivitas kegiatannya yakni laporan harian,
laporan mingguan, dan laporan bulanan.
Laporan harian dibuat setiap hari sesuai hasil yang dicapai pada hari
yang bersangkutan, ditandatangani oleh wakil kontraktor dan Direksi
disamping catatan-catatan lainnya.
Laporan mingguan dibuat setiap hari Senin. Data serta informasi untuk
laporan mingguan merupakan rekapitulasi dan bersumber dari laporan
harian. Laporan mingguan ini diserahkan kepada Direksi paling lambat
pada hari pertama minggu berikutnya.
Laporan bulanan diserahkan kepada Direksi paling lambat pada hari
pertama minggu terakhir pada bulan yang bersangkutan.
Materi laporan bulanan merupakan rekapitulasi dari laporan mingguan
yang telah ditandatangani kontraktor dan Direksi.
2) Dokumen
Pengertian dokumen berkaitan dengan pelaksanaan proyek ini adalah
dokumentasi dan foto. Dokumentasi dan foto masing-masing untuk
setiap tahapan 0 % dan setiap pertambahan kemajuan fisik pekerjaan
25 % sampai 100 % atau menurut petunjuk Direksi. Ukuran dokumen foto
menggunakan ukuran standar 3 R, yang diambil pada satu titik tetap,
yang ditentukan oleh Direksi.
Pada akhir pekerjaan fisik mencapai 100 %, foto yang diambil pada
satu titik tertentu dan disetujui Direksi dicetak dalam ukuran 20 R pada
kertas dop dan dipasang pada pigura yang diberi kaca.
k. Pos Jaga Keamanan
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Personil keamanan akan ditempatkan selama masa konstruksi dan masa


pemeliharaan untuk menjaga aktivitas proyek, inventaris proyek serta
pekerja dan orang lain (tamu) aman dan nyaman dalam melakukan
aktivitasnya. Untuk mendukung tugas keamanan, dibuatkan pos jaga
pada pintu masuk orang dan kendaraan agar memudahkan di dalam
pengelolaan manajemen keamanan proyek.
l. Asuransi Tenaga Kerja
Spanduk JAMSOSTEK dipasang pada tempat yang mudah dilihat oleh
masyarakat umum atau menurut petunjuk Direksi. Spanduk Jamsostek
merupakan suatu bukti bahwa pekerja yang dipekerjakan pada
pelaksanaan proyek Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo telah diikutkan pada program Asuransi
Tenaga Kerja (ASTEK) sebagaimana ketentuan Pasal 23 Ayat (2) UU Nomor
18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, UU Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional, UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
KEP-196/MEN/1999 tentang Penyelenggaraan Program JAMSOSTEK Bagi
Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
pada Sektor Jasa Konstruksi, serta peraturan lebih khusus Dokumen
Pengadaan Pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo.
m. Pagar Pengaman/Keliling
Pagar sementara dipasang mengelilingi areal rencana lokasi pekerjaan
Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli)
Karangrejo. Pagar keliling dibuat untuk menciptakan keamanan dan
kenyamanan bekerja bagi pekerja proyek selain upaya mencegah
pekerja proyek dan orang lain tertimpa material bangunan atau alat kerja.
Kegiatan pemagaran dilakukan setelah areal rencana proyek dibersihkan
dari bongkaran, pohon beserta perakaranya, sampah, dan lainnya.
Bahan pagar dari seng gelombang BJLS 20. Dipasang dengan penguat
paku seng pada rangka dari bahan kayu kuat ukuran 5/7cm dipasang
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

berjajar 3 (tiga) dengan ukuran jarak disesuaikan diantara dua buah tiang
kayu ukuran 8/12 cm
n. Lain-lain
Untuk menjamin kesehatan dan kebersihan lingkungan lokasi proyek serta
bangunan sementara dibentuk satu regu petugas K3 kebersihan sehingga
lokasi proyek selalu dalam kondisi bersih dan sehat bagi pekerja dan orang
lain serta lingkungan sekitarnya.
o. Perkiraan kebutuhan dan penggunaan tenaga, bahan dan peralatan
Jumlah pekerja/tenaga, bahan dan peralatan yang dibutuhkan selama
pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo dihitung berdasarkan Analisa Harga
Satuan Pekerjaan dan Volume/Kuantitas masing-masing jenis pekerjaan
sesuai yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Kebutuhan penggunaan tenaga, bahan dan material untuk
menyelesaikan pekerjaan ini disajikan tersendiri pada bagian Analisa
Spesifikasi Teknis dan Perhitungan Kebutuhan Bahan, Tenaga, dan Alat.
2. Penyelenggaraan Konstruksi
Pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli)
Karangrejo berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Adapun tahapan
pelaksanaan penyelenggara konstruksi sebagai berikut:
1) PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Pembersihan Lapangan
Pembersihan lapangan rencana Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas
Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo ini secara umum mencakup
pekerjaan pembersihan awal dan pembersihan akhir, termasuk
menjaga keasrian dan kebersihan tempat kerja selama kegiatan proyek
berlangsung. Pembersihan awal dilakukan mengacu pada ketentuan
BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar dilakukan pada areal rencana
pekerjaan dengan membersihkan rencana lokasi dari bekas bongkaran,
sampah-sampah, pohon sampai pada sistem perakaran dan sampah
lain yang berpotensi dapat mengganggu proses pengukuran dan
pemasangan bouwplank serta keselamatan bangunan.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pembersihan lokasi kerja dipandang secara luas termasuk juga


memperhatikan keasrian selama masa pelaksanaan pekerjaan fisik,
sehingga pembersihan lokasi kerja dapat diartikan sebagai upaya
menjaga agar lokasi proyek tetap dalam kondisi rapi, bersih dan sehat
untuk aktivitas kerja sebagaimana ketentuan BAB XII Spesifikasi Teknis
dan Gambar. Namun demikian lingkup pekerjaan pembersihan lokasi
kerja dalam pengertian teknis dihubungkan dengan pekerjaan fisik
untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan
pemasangan bouwplank.
b. Papan Nama Kegiatan
Papan nama kegiatan atau Papan nama proyek merupakan informasi
umum mengenai identitas pekerjaan di lapangan dibuat dari bahan
vinyl dengan alas triplek tebal 6 mm, ukuran 120 cm x 180 cm dengan 2
(dua) buah tiang kayu ukuran 5/7, tinggi 3 meter, dan tulisan-tulisan
pada papan nama proyek menurut petunjuk Direksi.
Lokasi pemasangan papan nama proyek pada tempat yang mudah
terlihat oleh masyarakat atau penempatannya setelah mendapat
persetujuan/petunjuk Direksi. Pengadaan papan nama kegiatan
mengacu pada BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
c. Uitzet Dan Pemasangan Papan Bouwplank
Pekerjaan pasangan bouwplank Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas
Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo diawali dengan uitzet.
Pelaksanaan pengukuran awal dilakukan oleh regu juru ukur dibawah
koordinasi officer juru ukur dengan memperhatikan ketentuan BAB XII
Spesifikasi Teknis dan Gambar, setelah itu dilanjutkan dengan
pemeriksaan bersama dengan Direksi atau wakil yang ditunjuk Direksi.
Pengukuran diikuti pematokan. Secara umum uitzet meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Penentuan referensi (titik duga)
Titik referensi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Pembangunan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo sesuai petunjuk dan data
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

spesifikasi teknis dan gambar proyek Peningkatan Pustu menjadi


Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo atau
memperhatikan peil jalan dan gambar rencana.
Pemasangan gambar pengukuran/uitzet lapangan dilakukan
sebelum pekerjaan fisik dilaksanakan.
Sebelum pelaksanaan uitzet terlebih dahulu meminta petunjuk
Direksi. Setelah uitzet selesai, dilanjutkan dengan pembuatan
gambar uitzet yang nantikan dipakai untuk pengecekan bersama
Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi untuk mengetahui tingkat
kebenaran uitzet. Apabila hasil uitzet telah dinyatakan benar, maka
dibuat berita acara uitzet untuk dilampirkan pada perhitungan MC
0 (Mutual Check 0 %).
2. Alat ukur dan tenaga kerja
Alat ukur yang digunakan untuk pekerjaan uitzet berupa
seperangkat Theodolit yang dilengkapi centering optis dan
seperangkat alat sipat datar otomatis beserta segala
perlengkapannya.
Tenaga ukur yang menangani adalah regu juru ukur dibawah
koordinasi seorang Tenaga Ahli yang telah berpengalaman khusus di
bidang pengukuran dan pemetaan.
3. Pemeriksaan hasil pengukuran
Seluruh hasil pengukuran diajukan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan.
Pemasangan bouwplank seiring dengan pekerjaan pengukuran.
Bouwplank dari bahan kayu/papan sesuai ketentuan analisa 1.4
menggunakan usuk kayu dan papan kayu klas III, dipasang menerus
keliling luar rencana site bangunan dengan jarak minimal 2,5 meter
dari garis bangunan terluar untuk pencegahan longsoran terhadap
galian tanah pondasi, kecuali ada bidang yang berbatasan
langsung dengan tembok pembatas milik warga, akan disesuaikan
kondisi lapangan.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Permukaan atas kayu/papan bouwplank diserut rata dan terpasang


waterpas dengan peil lebih kurang +0.00. Kayu patok/tiang
bouwplank dipakai usuk ukuran 5/7 cm, dipasang dengan jarak
minimal 2,5 meter pada masing-masing patok/tiang dan tertancap
dengan kuat dalam tanah.
Pada papan bouwplank dicat terutama pada sumbu-sumbu dinding
dengan cat warna merah, tidak luntur atau dapat dengan paku.
Penentuan sumbu-sumbu dinding ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan ukuran yang benar-benar tepat, siku dan
sejajar satu sama lainnya.
Penentuan peil lebih kurang +0.00 diambil atas persetujuan Direksi
berdasarkan keadaan lapangan.
Setelah pemasangan kayu/papan bouwplank selesai, kemudian
diajukan untuk dilakukan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi
sebelum memulai penggalian tanah pondasi.
Pengukuran lainnya pada pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Pustu
menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo
dilaksanakan sesuai tahapan pekerjaan, melingkupii diantaranya:
Titik kolom bangunan dan pondasi.
Leveling lantai struktur, ring balok dan lain-lain.
Mengecek kebenaran kedudukan elemen konstruksi selama
pengerjaan.
2) PEKERJAAN TANAH
a. Galian Tanah Pondasi
Galian tanah pada site rencana bangunan Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo melingkupi pekerjaan
galian untuk pekerjaan pasangan pondasi batu belah dan galian
pondasi setempat (foot plate), dilaksanakan menggunakan tenaga
manusia dengan alat gali sederhana seperti linggis, ganco, dan sekop.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah memperhatikan ketentuan Pasal
67 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor: PER 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

pada Konstruksi Bangunan dan ketentuan Bab X Surat Keputusan


Bersama Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP.174/MEN/86 dan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi, terutama terhadap
peil galian sampai kedalaman melebihi batas ukuran tinggi pekerja.
Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian diberikan
pengaman dan penunjang yang kuat terutama pada galian untuk
pekerjaan pondasi footplate, septictank, dan peresapan.
Pekerjaan galian dilakukan setelah pemasangan dan penandaan
ukuran pada bouwplank selesai dilaksanakan dan dimensi galian tanah
untuk pondasi sesuai gambar yang telah disetujui oleh Direksi/wakil yang
ditunjuk Direksi.
a) Galian tanah pondasi batu belah
Galian tanah pondasi batu belah atau pondasi menerus disesuaikan
dengan RAB dan gambar kerja dilakukan secara manual
menggunakan tenaga manusia. Pelaksanaan pekerjaan setelah
pemasangan dan penandaan ukuran pada bouwplank selesai
dilaksanakan dan dimensi galian tanah untuk pondasi sesuai gambar
yang telah disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi.
Galian pondasi menerus dilakukan terlebih dahulu menentukan lay
out dan titik as pondasi yang akan digali ditentukan dengan teliti.
Galian pondasi dibersihkan dari akar pohon ataupun sampah yang
akan merusak konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan sampai mencapai tanah
keras atau peil sesuai gambar kerja.
Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke
tempat yang direncanakan penimbunan, sedangkan hasil galian
yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
Pengukuran elevasi hasil galian dilakukan setelah galian tanah
diperkirakan telah mencapai peil dilanjutkan dengan pemeriksaan
bersama dengan Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi untuk
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

memastikan elevasi hasil galian benar-benar telah mencapai peil.


Setelah elevasi galian dipastikan mencapai peil dibuatkan berita
acara mulai pasang, yang dilampiri dengan data cek elevasi.
b) Galian Tanah Pondasi Setempat
Galian tanah untuk pekerjaan pondasi setempat/foot plate atau
pondasi cakar ayam disesuaikan dengan gambar kerja dan RAB
Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli)
Karangrejo , dilakukan secara manual menggunakan tenaga
manusia. Pelaksanaan pekerjaan setelah pemasangan dan
penandaan ukuran pada bouwplank selesai dilaksanakan dan
dimensi galian tanah untuk pondasi sesuai gambar yang telah
disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi.
Galian pondasi foot plate dilakukan terlebih dahulu menentukan lay
out dan titik as pondasi yang akan digali ditentukan dengan teliti.
Galian pondasi foot plat dibersihkan dari akar pohon ataupun
sampah yang akan merusak konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan sampai mencapai tanah
keras atau peil sesuai gambar kerja.
Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke
tempat yang direncanakan penimbunan, sedangkan hasil galian
yang tidak dapat dipakai untuk penimbunan disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
Pengukuran elevasi hasil galian dilakukan setelah galian tanah
diperkirakan telah mencapai peil dilanjutkan dengan pemeriksaan
bersama dengan Direksi/wakil yang ditunjuk Direksi untuk
memastikan elevasi hasil galian benar-benar telah mencapai peil.
Setelah elevasi galian dipastikan mencapai peil dibuatkan berita
acara mulai pasang, yang dilampiri dengan data cek elevasi.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Gambar. Bagan Alir Pekerjaan Galian

MULAI

PEMASANGAN
PATOK DAN
BAWPLANK

TIDAK
CEK

YA

PENGGALIAN

TIDAK
CEK

SELESAI

c) Mengurug Kembali
Pekerjaan mengurug kembali tanah bekas galian untuk Peningkatan
Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo
dilaksanakan mengikuti tahapan pekerjaan pasangan pondasi.
Pada prinsipnya pekerjaan mengurug kembali dilaksanakan setelah
pekerjaan pasangan pondasi batu belah/pondasi foot plate,
pondasi foot plate tangga, pasangan septictank dan peresapan
disertai dengan kegiatan pemadatan. Bahan-bahan yang dipakai
untuk pengurugan timbunan, baik tanah urug atau pasir urug
digunakan bahan timbunan yang bersih dari kotoran-kotoran organik
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

yang dapat menyebabkan rusaknya konstruksi bangunan dengan


memperhatikan persyaratan bahan pada spesifikasi teknis dan
gambar.
Pemadatan bahan timbunan dilakukan dengan cara penyiraman air
yang bersih dari zat-zat yang dapat merusak bangunan sampai
jenuh. Apabila dipandang perlu dan memenuhi ruang, pemadatan
urugan sisa galian dapat menggunakan alat pemadat minimal hand
stamper atau plat stamper (stamper kodok) termasuk urugan pasir
dibawah pondasi dan urugan pasir dibawah lantai sebagaimana
dinyatakan pada ketentuan BAB XII Spesifikasi Teknis dan Gambar.
d) Urugan Pasir Bawah Pondasi dan Lantai
Urugan pasir bawah pondasi dan lantai melingkupi urugan pasir
pawah pondasi dan lantai untuk Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo. Pelaksanaan
pekerjaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urugan pasir bawah pondasi
Urugan pasir bawah pondasi untuk pasangan Aanstamping
(pasangan batu kosong), dan lantai kerja, dilaksanakan setelah
galian pondasi telah mencapai tanah keras atau peil serta
mendapat persetujuan Direksi atau Pengawas Lapangan.
Tebal urugan pasir dibawah pondasi disesuaikan dengan gambar
kerja yaitu 10 cm. Persyaratan bahan urugan pasir yang
digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar atau
menurut petunjuk dan persetujuan Direksi.
2. Urugan pasir bawah lantai
Urugan pasir bawah lantai untuk pelaksanaan pemasangan lantai
keramik bangunan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo setelah pekerjaan urugan tanah
dalam bangunan atau urugan tanah peninggi lantai telah
mencapai peil dan kepadatannya mendapat persetujuan Direksi
atau Pengawas Lapangan. Tebal urugan pasir bawah lantai 10
cm atau disesuaikan dengan gambar kerja.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Persyaratan bahan urugan pasir yang digunakan sesuai dengan


spesifikasi teknis atau menurut petunjuk dan persetujuan Direksi.
Pasir urug yang digunakan disaring terlebih dahulu sehingga
bebas dari kotoran dan memiliki ukuran yang homogen kemudian
dilakukan penyiraman sampai jenuh agar diperoleh kepadatan
sesuai yang diharapkan menurut spesifikasi teknik dan gambar
kerja. Pemadatan dengan penyiraman diselingi dengan
pamadatan menggunakan hand stamper/plate stamper.
Urugan dan pemadatan dilakukan sampai memenuhi kepadatan
serta peil menurut spesifikasi teknis dan gambar dan mendapat
persetujuan Direksi/wakil Direksi.
3. Urugan tanah peninggi lantai
Pekerjaan urugan tanah peninggi lantai atau urugan tanah dalam
bangunan dilakukan setelah pasangan pondasi selesai dikerjakan.
Tanah urug yang dipakai sebagai bahan timbunan bersih dari
kotoran-kotoran organik yang dapat menyebabkan rusaknya
bangunan. Ketebalan lapisan urugan tanah sesuai gambar
dilakukan setiap lapis, kemudian dipadatkan dengan cara
menyirami dengan air bersih sampai jenuh disertai proses
pemadatan menggunakan alat hand stamper atau stamper plat
sampai mencapai nilai kepadatan yang sempurna.
3) PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
Pekerjaan pasangan dan plesteran pada Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo diawali pelaksanaannya
setelah galian tanah pondasi batu belah mendapat persetujuan dan tidak
ada lagi koreksi dari Direksi/Wakil Direksi/Konsultas Pengawas. Pekerjaan
pasangan dan plesteran meliputi pekerjaan pasangan batu kosong,
pondasi batu kali, pasangan dinding ½ bata trasram, pasangan dinding ½
bata, plesteran dinding ½ bata trasram, plesteran dinding ½ bata, acian,
plesteran siar, dan pasangan roster.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pekerjaan pasangan dan plesteran Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas


Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo ini dikelompokkan dalam 2 (dua)
bagian disesuaikan dengan lantai bangunan sebagai berikut:
Lantai I
a) Pasangan Batu Kosong
Pekerjaan pasangan batu kosong (aanstaming) setelah urugan pasir
dibawah pondasi diperiksa dan disetujui oleh Direksi/wakil yang ditunjuk
Direksi. Dimensi dari pasangan batu kosong dibuat sesuai dengan
gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
Batu yang digunakan memenuhi persyaratan mutu baik, keras, tidak
cacat atau retak, tidak berpori besar, dan bebas dari lumpur atau
memperhatikan ketentuan persyaratan material batu menurut spesifikasi
teknis dan gambar.
Alat bantu/peralatan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan
pasangan batu kosong adalah kereta dorong. Pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan jadwal kerja.
b) Pasangan Pondasi Batu Belah 1PC : 5PS
Pondasi adalah struktur perantara, yang memiliki fungsi meneruskan
beban bangunan diatasnya (termasuk berat sendiri) kepada tanah
tempat pondasi tersebut berpijak, tanpa mengakibatkan kerusakan
tanah atau tanpa mengakibatkan terjadinya penurunan bangunan di
luar batas toleransi. Pada pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo, pekerjaan pondasi
dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan yaitu pondasi batu
belah dan pondasi plat beton (diuraikan pada pekerjaan beton).
Pekerjaan pasangan pondasi batu belah dilaksanakan setelah
pekerjaan galian tanah dan pasangan batu kosong selesai dan
mendapat persetujuan Direksi.
Urutan dan tata cara pelaksanaan:
1. pelaksanaan pekerjaan setelah pekerjaan pasangan batu kosong
selesai dikerjakan dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

2. sebelum pelaksanaan pasangan pondasi batu belah, terlebih dahulu


dibuat profil dari benang sebagai panduan bagi tukang batu dalam
melaksanakan pekerjaannya.
3. campuran pasangan pondasi batu belah menggunakan mortal
dengan spesi 1 pc : 5 ps sesuai dengan keterangan gambar rencana
dengan dimensi / elevasi pasangan sesuai gambar kerja yang telah
disetujui Direksi/Pengawas.
4. bahan yang digunakan batu kali/gunung dan pasir pasang yang
didatangkan dari luar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump
truck, sedangkan untuk portland cement (PC) menggunakan semen
merk Gresik atau semen lainya menurut ketentuan pada BAB XII
Spesifikasi Teknis dan Gambar dengan daya pengikat awal cepat,
yang dibeli dari distributor.
5. peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang batu berupa
capang, pacul, sekop, bak pencampur, kereta dorong, ember untuk
mengambil air dari tempat penampungan air, dan concrete mixer
untuk pencampuran mortal.
6. waktu pelaksanaan pekerjaan pondasi mengikuti jadwal kerja
pelaksanaan pekerjaan pondasi batu belah.
7. pada pelaksanaan pekerjaan pondasi batu belah disediakan tempat
dudukan untuk pengecoran kaki kolom, yang nantinya
diintal/dirangkai menyatu dengan sloof 15/20, 15/25,20/30.
c) Pas. Bata Merah cam. 1 Pc : 3 Psr ( tebal 1/2 bata )
Pasangan trasram dengan adukan 1 pc : 3 ps dilaksanakan untuk
pasangan bata trasram setinggi 20 cm keliling bangunan dan 150 cm
pada bangunan KM/WC. Sebelum pasangan bata trasram dilakukan,
bata disiram (dibasahi) lebih dahulu hingga jenuh agar tidak
menyerap/mengurangi kadar air dari mortal/adukan pasangan.
Pekerjaan pasangan dinding ½ bata trasram dilakukan di atas lapisan
adukan mortal dan diketok ke tempatnya hingga kuat meneruskan sloof
15/20,15/25,20/30. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan campuran spesi
1pc : 3ps. Pasangan bata trasram sesuai spesifikasi teknis yang telah
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

ditentukan dengan dimensi/elevasi pasangan sesuai gambar kerja yang


telah mendapat persetujuan Direksi.
d) Pas. Bata merah cam. 1 Pc : 6 Psr ( tebal 1/2 bata )
Pekerjaan pasangan dinding ½ bata dilakukan di atas lapisan adukan
mortal dan diketok ke tempatnya hingga kuat meneruskan pasangan
bata trasram. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan campuran spesi 1pc
: 6psr. Pasangan bata sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan
dengan dimensi/elevasi pasangan sesuai gambar kerja yang telah
mendapat persetujuan Direksi.
Bahan yang digunakan berupa batu bata bermutu baik dengan
pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak serta mempunyai
ukuran uniform. Pasir didatangkan menggunakan dump truck atau pick
up, batu bata didatangkan menggunakan truck pelat atau pick up,
sedangkan untuk portland cement (PC) menggunakan semen dengan
daya pengikat awal cepat, yang dibeli dari distributor.
Cara pemasangan dinding bata merah dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Dibuat marking pada kolom sebagai tanda ‘’as’’ dari dinding.
Bata yang akan dipasang dibasahi (disiram) lebih dahulu agar tidak
menyerap/mengurangi kadar air dari spesi/adukan pasangan.
Bata dipasang selang seling, dimulai dari kolom struktural, agar tidak
membentuk siar tegak yang menerus, untuk mencegah keretakan
dinding.
Setiap tinggi bata kurang lebih 100 cm atau lebih kurang 20 lapis,
pasangan dinding dihentikan. Selama proses pemasangan bata,
vertikalitas dan kelurusan selalu dikontrol dengan waterpass atau
profil benang.
Pasangan bata dihentikan pada elevasi dasar balok untuk memberi
kesempatan pengecoran.
Khusus untuk kolom yang bersifat struktural, dicor lebih dulu, baru
pemasangan bata. Dalam hal ini, untuk menjamin hubungan antara
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

kolom dan dinding disediakan besi stek yang tertanam dalam kolom
setiap jarak 75-80 cm pada ’’as’’ pasangan dinding bata.
Peralatan yang digunakan adalah peralatan tukang batu berupa
cepang, pacul, sekop, bak pencampur, ember wadah mortal,
ember untuk mengambil air dari tangki penampung air, dan
concrete mixer (molen) untuk pencampuran mortar.
Waktu pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok bata sesuai
dengan jadwal pelaksanaan.
Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom praktis
dihentikan setelah bata mencapai ketinggian 20 lapis atau 1 meter,
kemudian terhadap kolom praktis dilakukan pengecoran setelah
sebelumnya disiapkan bekisting kolom praktis dari bahan kayu papan
2/20, yang dipasang mengapit pasangan dinding bata pada sisi dinding
bata menerus sloof dengan pengaku bekisting dari kawat bendrat dan
bekisting kolom praktis pada persinggungan pasangan dinding bata
serta pengecoran kolom praktis yang bersinggungan dengan kusen.
Pasangan dinding bata dilanjutkan setelah bekisting kolom praktis
dilepas minimal satu hari setelah dilakukan pengecoran.
e) Plesteran Dinding ½ Bata Trasram 1PC : 3PS
Seluruh siar dinding ½ bata trasram dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm,
dibuat cekungan untuk mendapatkan perekatan plester. Tebal plesteran
dinding maksimal 1,5 cm sesuai spesifikasi teknis atau menurut gambar
kerja.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih
dahulu sampai merata agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari
mortar plesteran.
Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah
membuat profil membentuk bidang dengan tebal 1,5 cm atau sesuai
petunjuk Direksi. Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk memudahkan
kontrol dalam hal mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang
sama rata. Selain membuat profil sebelum pekerjaan plesteran juga
membuat kepalan, yaitu plesteran selebar kurang lebih 3 cm (kepalan)
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

untuk menjamin agar plesteran dapat rata, vertikal, dan horizontal, serta
siku pada pojok-pojoknya.
Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal
plester), kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan
yang berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaanya setelah kepalan
berumur kurang lebih satu hari. Setelah plesteran setengah kering, maka
plesteran diratakan dengan menggunakan jidar aluminium, yang
dijalankan menempel pada kepalan yang ada. Setelah plesteran selesai,
dicek kembali kerataanya, vertikallitasnya dengan menggunakan unting-
unting.
Plesteran transsram menggunakan campuran spesi sesuai Spesifikasi
Teknis 1Pc : 2Ps.
f) Plesteran Dinding ½ Bata 1PC : 6 PS
Seluruh siar dinding bata dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm, dibuat
cekungan untuk mendapatkan perekatan plester. Tebal plesteran
dinding maksimal 1,5 cm sesuai spesifikasi teknis atau menurut gambar
kerja.
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding bata disiram terlebih
dahulu sampai merata agar tidak menyerap/mengurangi kadar air dari
mortar plesteran.
Langkah pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran adalah
membuat profil membentuk bidang dengan tebal 1,5 cm atau sesuai
petunjuk Direksi. Pembuatan profil ini dimaksudkan untuk memudahkan
kontrol dalam hal mendapatkan ketebalan plestreran dinding yang
sama rata.
Selain membuat profil benangan sebelum pekerjaan plesteran juga
membuat kepalan, yaitu plesteran selebar kurang lebih 3 cm (kepalan)
untuk menjamin agar plesteran dapat rata, vertikal, dan horizontal, serta
siku pada pojok-pojoknya.
Bidang-bidang yang dibatasi oleh kepalan, diberi komprotan tipis (mortal
plester), kurang lebih 5 sampai 10 mm, untuk menghindari penyusutan
yang berlebihan. Plesteran dimulai pelaksanaanya setelah kepalan
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

berumur kurang lebih satu hari. Setelah plesteran setengah kering, maka
plesteran diratakan dengan menggunakan jidar aluminium, yang
dijalankan menempel pada kepalan yang ada. Setelah plesteran selesai,
dicek kembali kerataan dan vertikallitasnya dengan menggunakan
unting-unting.
Plesteran beton mengikuti keterangan pada gambar rencana atau
spesifikasi teknis. Beton yang akan diplester dibersihkan terlebih dahulu
dari benda-benda yang melekat lalu disiram air dan dibilas dengan air
semen sesuai bidang yang akan diplester kemudian pekerjaan plesteran
dilakukan menggunakan campuran mortal 1 PC : 3 Psr.
g) Plesteran Siar Pondasi Batu kali 1PC : 2 PS
Sebelum pekerjaan siar dimulai, sambungan-sambungan dari semua
permukaan pasangan batu belah digaruk atau dipahat untuk
penembokan batu yang sudah lama terpasang. Permukaan
dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi air. Setelah langkah
tersebut barulah spesi di pasang diawali dengan pemberian pelet
semen untuk perekat.
Spesi untuk semua pekerjaan siaran sesuai dengan spesifikasi teknis
atau seperti ditetapkan lain oleh Direksi, terdiri dari 1 (satu) bagian
semen Portland dan 2 (dua) bagian pasir serta air secukupnya untuk
menghasilkan kekentalan yang sesuai untuk penggunaan pada
pekerjaan siaran.
Semua pasangan batu siar dirawat dengan air (curring) dan dalam
proses perawatannya pasangan-pasangan batu dijaga agar tetap
basah paling tidak sampai 14 hari atau dengan cara lain yang
dapat diterima menurut persetujuan Direksi.
Pasir yang digunakan untuk pekerjaan siar ‘’mata sapi’’ adalah pasir
pilihan yang bersumber dari quary di lokasi setempat atau pasir
yang mempunyai gradasi yang baik untuk menghasilkan adukan
siaran yang baik untuk pekerjaan siaran. Air untuk campuran adukan
plesteran bersumber dari sistem fasilitas sementara penyediaan air
yang tetap dipelihara selama masa pelaksanaan pekerjaan konstruki
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

proyek ini untuk menjamin pemenuhan kebutuhan air di lokasi


pekerjaan.
h) Acian
Pekerjaan acian pada dinding ½ bata merupakan langkah akhir dari
rangkaian pekerjaan dinding, dimulai dari pemasangan dinding ½ batu,
kemudian dilakukan plesteran dan diakhiri dengan acian.
Pelaksanaan acian dinding tembok dapat dijelas sebagai berikut:
persiapan bahan dan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas
bekas zak semen atau stereofom dan lain-lainnya sesuai kebutuhan.
menyiapkan tempat penampungan air bisa berupa ember cor,
ember bekas cat atau tempat lain yang dapat digunakan untuk
menampung air acian.
menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak menyerap air semen.
pelan-pelan menaburkan bubuk semen menurut petunjuk Direksi
atau dengan perbandingan 1 : 1 ke dalam air, cukup ditaburkan
saja dan tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen
menggumpal dan cepat kering sehingga tidak dapat digunakan
untuk acian dinding.
melaburkan bahan acian campuran semen yang sudah jadi ke
permukaan dinding dengan menggunakan alat cetok.
menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas zak semen
sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.
diusahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering dengan cara
menyiram air karena pengeringan yang terlalu cepat dapat
menyebabkan keretakan dinding.
pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa
waktu untuk melanjutkan ke pekerjaan pengecatan.
4) PEKERJAAN BETON
a. LANTAI 1
Langkah awal sebelum pekerjaan beton terlebih dahulu dibuatkan job
mix formula. Material pembuatan beton seperti semen, pasir, krikil dan
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

air diformulasikan perbandingan komposisinya melalui uji laboratorium


terakreditasi untuk mendapatkan hasil mutu beton sesuai Spesifikasi
Teknis. Hasil job mix formula dari tes laboratorium kemudian dijadikan
sebagai rujukan perbandingan dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
Pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo disesuaikan dengan lantai bangunan
dan bagian pekerjaan beton sebagai berikut:
A. BETON DI BAWAH SLOF
a. Beton Lantai Kerja Pondasi t = 5 Cm
Pekerjaan lantai kerja dilaksanakan setelah galian tanah
mencapai tanah cadas atau peil galian sesuai dimensi galian
menurut gambar rencana serta pekerjaan urugan pasir selesai
dan mendapat persetujuan Direksi.
Pasir urug ditimbris merata sesuai tebal menurut gambar
rencana pada bidang galian pondasi footplat, lalu dipadatkan
dengan cara disiram air bersih hingga diperoleh suatu
kepadatan yang diinginkan. Diatas urugan pasir yang telah
dipadatkan itu, dibuatkan profil sesuai ukuran dan tebal lantai
kerja, kemudian diatasnya dituangkan campuran beton tidak
bertulang sampai rata dan memenuhi dimensi pada gambar
rencana. Beton lantai kerja menggunakan mortal campuran
1pc : 2ps : 3krl kemudian diratakan menggunakan alat jidar
aluminium untuk mendapatkan hasil lantai kerja yang rata.
b. Pondasi Plat setempat
1. Pekerjaan Penulangan
Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter dan
jenis besi tulangan polos serta kawat bendrat untuk
mengikat atau merangkaikan besi tulangan menurut
gambar rencana.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang besi
terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembersian,
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop


drawing/for construction dengan baik.
Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa bar
bender (alat untuk digunakan pembengkokan besi
tulangan) dan bar cutter atau alat untuk pemotongan besi
tulangan.
2. Perakitan Tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di
luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah
dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan
pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran diameter Kolom
dengan tulangan utama besi baja U24 Ø 12 mm, tulangan
penutup Ø 10 mm dan sengkang besi baja Ø 8 mm atau
mengikuti gambar rencana atau gambar kerja.
Mengukur panjang tulangan sesuai ukuran pondasi
setempat menurut gambar rencana atau gambar
kerja.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk tulangan
menurut gambar rencana/gambar kerja.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan
tidak terlepas menggunakan alat tang Ekek atau tang
Kakak Tua.
3. Pemasangan tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual,
karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu
berat dan penempatan pondasi juga tidak terlalu dalam.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan


tulangan:
Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian
dan diletakkan tegak lurus permukaan lantai kerja
dengan bantuan waterpass dan bantuan bambu atau
usuk 5/7 sebagai pengaku untuk menjaga kelurusan
arah vertikal dan horisontal.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung
bersentuhan dengan lantai kerja, jarak antara tulangan
dengan lantai kerja 40 mm atau sesuai petunjuk direksi,
yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat
dari campuran mortal (beton tahu), diletakan disetiap
ujung sisi/tepi tulangan bawah dan tengah menurut
jarak pada bagian spesifikasi teknis agar ada jarak
antara tulangan dan permukaan dasar lantai kerja
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil,
maka dapat langsung melakukan pengecoran.
4. pekerjaan pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah:
semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton
ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya, sehingga bahan-bahan untuk
pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah
syarat-syarat mutu dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
o Membuat kotak takaran untuk perbandingan material
dari bahan kayu dan juga dapat mempergunakan
ember sebagai ukuran perbandingan.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil


pengecoran yang dibuat dari kayu atau seng/pelat
dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x
100 cm x 160 cm atau dari pelat baja dengan ukuran
tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan
juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen
(mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1
volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3
volume split serta air secukupnya.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung
dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen
portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya.
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna
kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer)
dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan
kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan
tulangan dengan bantuan alat sendok spesi, ember
plastik dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi
sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan
kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar
dapat masuk kecelah-celah tulangan.
o Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi
setempat tersebut dibiarkan mongering. Selanjutnya
pondasi diurug dengan tanah urug setelah bekisting
pekerjan kolom dibawah sloof dibongkar dan tidak ada
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

lagi koreksi dari Direksi serta disisakan beberapa cm


over stek formula 4D untuk sambungan kolom.
c. Kolom Beton Bertulang di bawah sloft
Pekerjaan kolom beton bertulang sloof meneruskan pekerjaan
tulangan kolom yang terangkai dengan foot plate diawali
dengan pembuatan bekisting kemudian pengecoran.
1. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang
akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
2. Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
o Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan
bentuk beton yang akan di cor.
o Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang
dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan
bantuan alat waterpass.
o Papan cetakan tidak boleh bocor. Papan-papan
disambung dengan klem / penguat / penjepit.
o Pasangan bekisting dibuat rapi, kuat dan kaku untuk
menahan getaran dan kejutan yang diterima tanpa
berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan
bekisting menjadi perhatian agar setelah bekisting
dibongkar memberikan bidang-bidang yang rata.
o Celah-celah antara papan bekisting dibuat rapat agar
pada waktu mengecor air tidak merembes keluar.
Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting
dibersihkan dari segala kotoran.
o Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak
segaris agar tidak terjadi retak.
o Tulangan kolom dipasang pada posisi yang tepat
sehingga tidak dapat berubah dan bergeser pada
waktu adukan digetarkan.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

3. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah:
semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton
ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya,sehingga.bahan-bahanuntuk
pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah
syarat-syarat mutu dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan
juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen
(mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1
volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3
volume split serta air secukupnya sesuai analisa
pekerjaan.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung
dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen
portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya.
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna
kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer)
dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
o Hasil dari campuran beton dimasukkan/dituangkan
kedalam bekisting kolom yang sudah menyeliputi
tulangan, dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi
sedikit sambil digetarkan dengan alat getar (concrete
vibrator) atau diranjok agar tidak ada ruangan yang
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai


yang besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
o Pengecoran dilakukan sampai batas elevasi bahwa
pekerjaan sloof. Pada pelaksanan pekerjaan ini akan
diperhatikan over stek kolom untuk pelaksanaan
pekerjaan sloof dan kolom diatas sloof.
o Setelah melakukan pengecoran, maka kolom dibawah
sloof tersebut dibiarkan mengering dan setelah
mengering bekisting dibongkar kemudian kolom
dirapikan.
d. Sloof Beton Bertulang
Pekerjaan beton sloof dikerjakan sebelum pengecoran atau
pekerjaan beton kolom struktur dan kolom praktis diatas
pasangan pondasi batu kali.
Urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Pekerjaan Penulangan
Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter dan
jenis besi tulangan polos serta kawat bendrat untuk
mengikat atau merangkaikan besi tulangan menurut
gambar rencana.Sebelum pelaksanaan pekerjaan
disiapkan tukang besi terampil yang mengerti lingkup
pekerjaan pembersian, mandor dan pelaksana yang dapat
membaca shop drawing for construction dengan
baik.Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa bar
bender (alat untuk digunakan pembengkokan besi
tulangan) dan bar cutter atau alat untuk pemotongan besi
tulangan.
2. Perakitan Tulangan
Perakitan tulangan dilakukan langsung di tempat atau
diatas pondasi batu kali agar proses perakitan sloof dapat
berjalan lebih cepat.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Cara perakitan tulangan :


o Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran diameter
menurut gambar rencana atau gambar kerja.
o Mengukur panjang tulangan sesuai ukuran
sloofberpedoman pada gambar rencana atau gambar
kerja.
o Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan sloof
dengan memperhitungkan bentuk tulangan menurut
gambar rencana/gambar kerja.
o Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan sloof
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan
tidak terlepas menggunakan alat Tang Ekek atau Tang
Kakak Tua.
o Pada perakitan ini over stek besi sloof dibengkokan ke
atas kolom pada besi sloof sisi luar, sedang over stek
besi baja sloof sisi dalam dibengkokan horizontal searah
sloof. Panjang over stek diperhitungkan menggunakan
formula 40 D (d=diameter besi baja).
o Perakitan sengkang dilakukan sesuai bentuk dan ukuran
besi sengkang. Ujung kedua besi sengkang
dibengkokkan 135˚ menggunakan formula 6D
(d=diameter besi baja).
3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang
akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
o Papan cetakan dipasang secara rapih berdasarkan
bentuk beton sloof yang hendak di cor.
o Papan cetakan dibentuk dengan baik menggunakan
klem penguat usuk kayu dengan jarak tertentu agar
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

bekisting kokoh. Usuk penjepit itu dipaku pada papan


bekisting.
o Tulangan sloof dipasang pada posisi yang tepat
sehingga tidak dapat berubah dan bergeser pada
waktu adukan digetarkan.
4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah:
semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton
ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya, sehingga.bahan-bahan untuk
pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu sebelum
dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah
syarat-syarat mutu dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan
juga peralatan yang akan digunakan untuk
pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen
(mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1
volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3
volune split serta air secukupnya.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung
mollen dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua
semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya.
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna
kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer)
dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
o Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan
kedalam bekisting sloof yang sudah menyeliputi
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

tulangan, dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi


sedikit sambil diranjok atau digetarkan menggunakan
concrete vibrator agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar
dapat masuk kecelah-celah tulangan.
o Setelah melakukan pengecoran, maka sloof tersebut
dibiarkan mengering dan setelah mengering bekisting
dibongkar kemudian sloof dirapikan.
B. BETON DIATAS SLOOF
1. Kolom Beton Bertulang 15/20, 12/20, 12/15 Cm (K1) Camp. 1PC :
2PS : 3Kr
1. Pekerjaan Penulangan
Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter dan
jenis besi tulangan polos serta kawat bendrat untuk mengikat
atau merangkaikan besi tulangan menurut gambar rencana.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang besi
terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembersian,
mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop
drawing for construction dengan baik.
Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa bar
bender (alat untuk digunakan pembengkokan besi
tulangan) dan bar cutter atau alat untuk pemotongan besi
tulangan.
Perakitan Tulangan
Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
o Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran diameter
menurut gambar rencana atau gambar kerja.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Mengukur panjang tulangan utama sesuai ukuran kolom


15 x 30 cm dan posisinya pada lantai 1 ditambah
dengan panjang penyaluran tulangan untuk pekerjaan
penyambungan tulangan lantai II, yaitu sebesar 40 D
(D=diameter tulangan utama pada kolom atau
berpedoman pada gambar rencana atau gambar kerja.
o Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan sengkang
kolom dengan memperhitungkan bentuk tulangan
menurut gambar rencana/gambar kerja. Untuk
sengkang yang dibengkokan dengan sudut 135˚, maka
panjang pengaitnya adalah sebesar 6 kali diameter
tulangan (6D) atau formula 6d.
o Besi tulangan dipabrikasi dengan cara mengikat
tulangan pokok kolom dengan tulangan sengkang
menggunakan kawat bendrat. Pengikat tulangan beton
menggunakan tang Ekek atau tang Kakak Tua. Jarak
dan jumlah sengkang pada tulangan pokok disesuaikan
dengan shop drawing.
o Pada saat dilakukan pembesian, pada kolom bangunan
Lantai II Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo diberikan besi over stek
untuk ring balok, balok bordes sesuai ukuran
tinggi/elevasi menurut gambar kerja. Panjang over stek
untuk kolom yaitu sebesar 40 D (D=diameter tulangan
utama kolom atau berpedoman pada gambar rencana
atau gambar kerja.
o Besi over stek disediakan untuk balok tangga lantai
bordes-- sesuai ukuran tinggi menurut gambar kerja
ketika pengerjaan kolom dan begisting kolom. Panjang
over stek yaitu sebesar 40 D (D=diameter tulangan
utama balok tangga) atau berpedoman pada gambar
rencana atau gambar kerja.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pemasangan Tulangan
o Setelah merakit tulangan kolom, maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual,
karena tulangan untuk kolom ini tidak terlalu berat,
meneruskan stek besi baja pada pondasi setempat.
o Pemasangan tulangan kolom dilakukan dengan cara
mengikat kawat bendrat pada tulangan utama dengan
stek penyaluran yang telah terpasang pada kolom lantai
sebelumnya.
o Hasil rakitan tulangan kolom yang dirangkai menyatu
dengan stek pondasi setempat yang telah terpasang
sebelumnya kemudian diwaterpass sehingga kolom
tegak lurus, diberi penyangga sementara berupa usuk
kayu 5/7 cm agar posisinya tetap tegak. Kelurusan antar
kolom baik arah memanjang maupun arah lebar
bangunan dikontrol menggunakan alat Theodolit atau
dengan profil benang, terutama pada saat penyetelan
bekisting kolom.
o Memasang sepatu kolom dari profil baja kayu usuk 5/7
yang siku. Siku kayu ini berfungsi sebagai marking dan
untuk menjaga agar posisi bekisting tetap siku.
2. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat
sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang
akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
o Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk
beton yang akan di cor.
o Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang
dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan
bantuan alat waterpass.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Papan cetakan tidak boleh bocor. Papan-papan


disambung dengan klem / penguat / penjepit.
o Pasangan bekisting dibuat rapi, kuat dan kaku untuk
menahan getaran dan kejutan yang diterima tanpa
berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan
bekisting menjadi perhatian agar setelah bekisting
dibongkar memberikan bidang-bidang yang rata.
o Celah-celah antara papan bekisting dibuat rapat agar
pada waktu mengecor air tidak merembes keluar.
Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting
dibersihkan dari segala kotoran.
o Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak
segaris agar tidak terjadi retak.
o Tulangan kolom dipasang pada posisi yang tepat
sehingga tidak dapat berubah dan bergeser pada
waktu adukan digetarkan.
3. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah:
semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton
ditentukan oleh kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya, sehingga.bahan-bahan untuk
pembuatan beton diperiksa terlebih dahulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-
syarat mutu dipenuhi sesuai Spesfikasi Teknis.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga
peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer)
dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume
semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volume
split serta air secukupnya sesuai analisa pekerjaan.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung


dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen
portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering
dahulu dan baru kemudian ditambahkan air
secukupnya.
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna
kurang lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer)
dibalikan dan tuangkan kedalam kotak spesi.
o Hasil dari campuran beton dimasukkan/dituangkan
kedalam bekisting kolom yang sudah menyeliputi
tulangan, dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi
sedikit sambil digetarkan dengan alat getar (concrete
vibrator) atau diranjok agar tidak ada ruangan yang
kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang
besar dapat masuk kecelah-celah tulangan.
o Setelah melakukan pengecoran, maka kolom tersebut
dibiarkan mengering dan setelah mengering bekisting
dibongkar kemudian kolom dirapikan.
2. Balok Beton Bertulang
Pelaksanaan pekerjaan balok beton bertulang diawali dengan
pekerjaan bekisting dan sepatu kolom. Sisi bagian bawah
papan bekisting untuk balok yang telah diklam usuk 4/6 (bagian
sisi kiri kanan dilebihkan untuk tempat penyanggah) dipasang
dengan 2 buah perancah dari usuk 5/7 cm kelas II sebagai
penyanggah. Posisi bekisting lebih tinggi 5 cm dari posisi
begisting bagian bawah balok 15/30. Jarak antar perancah
sekitar 50 cm.
Setelah seluruh balok terpasang lapisan bawah bekisting,
dilanjutkan dengan pekerjaan bekisting sisi bagian dalam yang
terhubung dengan bekisting plat lantai. Bekisting sisi bagian luar
dipasang paling akhir setelah perakitan besi tulangan balok
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

sampai seluruhnya terangkai dengan sengkang yang diikat


kawat bendrat menggunakan alat Tang Kakak Tua.
Bagian bawah, sisi dalam dan sisi luar tulangan balok 15/25
yang berhubungan dengan bekisting diberi ‘’tahu beton’’
sebagai pengganjal agar pada saat dilakukan pengecoran
tulangan balok 15/25 terselimut dengan campuran beton. Letak
tahu beton mengikuti ketentuan pada spesifikasi teknis.
Pada pekerjaan bekisting balok akan memperhatikan adanya
bekisting balok dan over stek kolom praktis lantai 1 dan lantai 2.
Pengecoran dilakukan bersamaan dengan pengecoran plat
lantai, balok dan over stek kolom praktis.
3. Plat Lantai Beton Bertulang t = 12 Cm Camp. 1PC : 2PS : 3Kr
Pelaksanaan pekerjaan plat lantai diawali dengan pekerjaan
pembuatan rangka bekisting dari usuk 4/6 dan 5/7. Usuk
tulangan begisting plat lantai dipaku pada sisi atas bagian
dalam papan bekisting untuk balok. Jarak silangan pasangan
usuk 50 cm dan pada setiap pertemuan silangan usuk diberi
penyanggah/perancah kayu usuk 5/7 cm. Pemasangan triplek 8
mm dilakukan setelah seluruh pekerjaan tulangan bekisting plat
lantai selesai dengan penguat paku triplek.
Setelah bekisting plat lantai selesai dikerjakan kemudian
dilanjutkan dengan perakitan tulangan besi plat lantai mengikuti
gambar rencana. Tulangan plat lantai dirakit satu persatu
dengan kawat pengikat baja lunak agar kokoh dan tulangan
tidak lepas menggunakan Tang Ekek/Kakak Tua. Bagian ujung
besi tulangan plat lantai yang bersinggungan dengan balok
15/25 maupun balok 15/25 dibengkokkan ke bawah (tulangan
atas) dan ke dibengkokkan atas (tulangan bawah).
Pada jarak tertentu besi tulangan plat lantai dibengkokkan
sedemikian rupa sehingga membentuk ‘’sarang’’ seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Besi ‘’sepatu’’ atau ‘’kaki cakar’’ dibuat dan dipasang pada


tempat tertentu menurut ketentuan pada spesifikasi teknis atau
petunjuk Direksi agar tebal tulangan plat lantai tetap terjaga
dan kokoh.
Selain itu, agar tulangan plat lantai terselimut dengan
campuran beton, maka pada bagian bawah yang
berhubungan dengan bekisting diberi ‘’tahu beton’’ sebagai
pengganjal. Perletakan tahu beton sesuai kualitas beton plat
lantai mengikuti ketentuan pada spesifikasi teknis dan gambar
rencana.
Pengecoran plat lantai dilakukan bersamaan dengan
pengecoran balok dan over stek kolom praktis lantai 1 dan
lantai 2.
4. Kolom Beton Bertulang Tangga
Pekerjaan kolom beton bertulang tangga dilaksanakan sesuai
ukuran gambar rencana dan ketentuan spesifikasi teknis.
Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pembuatan
bekisting dan rangkaian tulangan besi baja kolom terpasang
kokoh pada tampatnya.
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton telah
memenuhi umur teknis.
5. Plat Beton Bertulang Tangga
Over stek balok plat bordes tangga dirangkai dengan besi baja
untuk plat tangga. Ukuran besi beton yang digunakan sesuai
ketentuan spesifikasi teknis.
Pelaksanaan pekerjaan diawali dengan pembuatan rangka
bekisting dari usuk 4/6 dan 5/7 dengan penunjang/perancah
dari kayu usuk 5/7 cm setiap jarak 50 cm mengikuti bentuk
tangga menurut gambar rencana. Pemasangan triplek 8 mm
untuk bekisting lantai plat tangga dilakukan setelah seluruh
pekerjaan tulangan bekisting plat tangga selesai dipaku
menyatu menggunakan material paku 2 cm.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Besi beton plat tangga kemudian dirangkai diatas bekisting.


Persinggungan besi beton memanjang dan melintang diikat
dengan kawat baja lunak agar kokoh dan tidak goyah.
Pengecoran plat dilakukan setelah bekisting dan rangkaian besi
beton terpasang sempurna.
6. Kolom Praktis Beton Bertulang
1. pekerjaan penulangan
Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter dan
jenis besi tulangan polos serta kawat bendrat untuk mengikat
atau merangkaikan besi tulangan menurut gambar rencana.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang besi
terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pembersian,
mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop
drawing for construction dengan baik.
Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa bar
bender (alat untuk digunakan pembengkokan besi
tulangan) dan bar cutter atau alat untuk pemotongan besi
tulangan.
2. Perakitan Tulangan
Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di
lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
o Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran diameter
menurut gambar rencana atau gambar kerja.
o Mengukur panjang tulangan kolom praktis sesuai ukuran
pada lantai 1 atau berpedoman pada gambar rencana
atau gambar kerja.
o Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan kolom
praktis, dengan memperhitungkan bentuk tulangan
menurut gambar rencana/gambar kerja.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan kolom


praktis dengan kawat pengikat agar kokoh dan
tulangan tidak terlepas
Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan kolom praktis maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual. Hasil
rakitan tulangan kolom praktis kemudian diletakan pada
dudukan angker pondasi batu belah dan dijaga tegak turus
dengan bantuan waterpass lalu diberi penyanggah dari
kayu usuk 5/7 agar vertikalitasnya tetap terjaga. Lubang
tempat dudukan angker pada pondasi batu belah
kemudian dicor. Setelah hasil cor mengering atau sehari
setelah pengecoran, kayu penyangga kolom praktis dilepas.
Pada pelaksanaan penulangan kolom praktis akan dibuat
over stek ring balok penguat dinding ½ bata.
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting kolom praktis mengikuti pelaksanaan
pekerjaan dinding ½ bata. Bekisting kolom praktis dari
bahan kayu papan 2/20, yang dipasang mengapit
pasangan dinding bata pada sisi dinding bata menerus sloof
15/20 dengan pengaku bekisting dari kawat bendrat dan
pemasangan bekisting kolom praktis pada persinggungan
pasangan dinding bata menerus sloof 15/20 dan kolom
praktis yang bersinggungan dengan kusen atau ujung
dinding ½ bata berfungsi sebagai pembatas.
Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran kolom praktis dilakukan tidak sekaligus, namun
mengikuti pelaksanaan pekerjaan dinding ½ bata.
Pengecoran dilakukan setiap pasangan bata mencapai 20
lapis atau setiap ketinggian pasangan bata 1 meter.
b. Lantai II
1. Kolom Beton Bertulang 1PC : 2PS : 3Kr
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pekerjaan Penulangan
Pengadaan bahan, persiapan tenaga dan alat
Pengadaan bahan tulangan sesuai ukuran diameter dan jenis besi
tulangan polos serta kawat bendrat untuk mengikat atau
merangkaikan besi tulangan menurut gambar rencana. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang besi terampil yang
mengerti lingkup pekerjaan pembersian, mandor dan pelaksana
yang dapat membaca shop drawing for construction dengan baik.
Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa bar bender (alat
untuk digunakan pembengkokan besi tulangan) dan bar cutter
atau alat untuk pemotongan besi tulangan.
1. Perakitan Tulangan
Cara perakitan tulangan :
o Mengadakan baja tulangan sesuai ukuran diameter menurut
gambar rencana atau gambar kerja.
o Mengukur panjang tulangan utama sesuai ukuran kolom dan
posisinya pada lantai II.
o Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan sengkang
kolom dengan memperhitungkan bentuk tulangan menurut
gambar rencana/gambar kerja. Untuk sengkang yang
dibengkokan dengan sudut 135˚, maka panjang pengaitnya
adalah sebesar 6 kali diameter tulangan (6D) atau formula
6d.
o Besi tulangan dipabrikasi dengan cara mengikat tulangan
pokok kolom dengan tulangan sengkang menggunakan
kawat bendrat. Pengikat tulangan beton menggunakan
tang Ekek atau tang Kakak Tua. Jarak dan jumlah sengkang
pada tulangan pokok disesuaikan dengan shop drawing.
Pemasangan Tulangan
o Setelah merakit tulangan kolom, maka untuk pemasangan
tulangan dilakukan dengan cara manual, meneruskan over
stek kolom 15/30 pada lantai II.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Pemasangan tulangan kolom dilakukan dengan cara


mengikat kawat bendrat pada tulangan utama dengan stek
penyaluran yang telah terpasang lantai II.
o Hasil rakitan tulangan kolom yang dirangkai menyatu
dengan over stek kolom lantai II yang telah terpasang
sebelumnya kemudian diwaterpass sehingga kolom tegak
lurus, diberi penyangga sementara berupa usuk kayu 5/7 cm
agar posisinya tetap tegak. Kelurusan antar kolom baik arah
memanjang maupun arah lebar bangunan dikontrol
menggunakan alat Theodolit atau dengan profil benang,
terutama pada saat penyetelan bekisting kolom.
o Memasang sepatu kolom dari profil baja kayu usuk 5/7 yang
siku. Siku kayu ini berfungsi sebagai marking dan untuk
menjaga agar posisi bekisting tetap siku.
o Pada pelaksanaan kolom perlu diperhatikan overstek untuk
pekerjaan ring balok penguat dinding ½ bata dan ring balok
gevel bangunan lantai I.
Pekerjaan Bekisting
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
o Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk
beton yang akan di cor.
o Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang
dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan
alat waterpass.
o Papan cetakan tidak boleh bocor. Papan-papan disambung
dengan klem / penguat / penjepit.
o Pasangan bekisting dibuat rapi, kuat dan kaku untuk menahan
getaran dan kejutan yang diterima tanpa berubah bentuk.
Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting menjadi
perhatian agar setelah bekisting dibongkar memberikan
bidang-bidang yang rata.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Celah-celah antara papan bekisting dibuat rapat agar pada


waktu mengecor air tidak merembes keluar. Sebelum
pengecoran, bagian dalam bekisting dibersihkan dari segala
kotoran.
o Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak
segaris agar tidak terjadi retak.
o Tulangan kolom dipasang pada posisi yang tepat sehingga
tidak dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan
digetarkan.

o Pada pelaksanaan pekerjaan bekisting akan diperhatikan


adanya over stek pekerjaan ring balok.

Pekerjaan Pengecoran
Tahap-tahap pekerjan pengecoran, yaitu:
o Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk
pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga
peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
o Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer)
dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen
berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volume split serta
air secukupnya sesuai analisa pekerjaan.
o Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan
urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke
tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru
kemudian ditambahkan air secukupnya.
o Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang
lebih selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan
tuangkan kedalam kotak spesi.
o Hasil dari campuran beton dimasukkan/dituangkan kedalam
bekisting kolom yang sudah menyeliputi tulangan,
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit sambil
digetarkan dengan alat getar (concrete vibrator) atau
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

diranjok agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split


yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk
kecelah-celah tulangan.
o Setelah melakukan pengecoran, maka kolom tersebut
dibiarkan mengering dan setelah mengering bekisting
dibongkar kemudian kolom dirapikan.
2. Balok Beton Bertulang
Pelaksanaan pekerjaan balok beton bertulang diawali dengan
pekerjaan bekisting dan sepatu kolom. Sisi bagian bawah papan
bekisting untuk balok yang telah diklam usuk 4/6 (bagian sisi kiri
kanan dilebihkan untuk tempat penyanggah) dipasang dengan 2
buah perancah dari usuk 5/7 cm kelas II sebagai penyanggah.
Posisi bekisting lebih tinggi 5 cm dari posisi begisting bagian bawah
balok. Jarak antar perancah sekitar 50 cm.
Setelah seluruh balok terpasang lapisan bawah bekisting, dilanjutkan
dengan pekerjaan bekisting sisi bagian dalam yang terhubung
dengan bekisting plat lantai. Bekisting sisi bagian luar dipasang
paling akhir setelah perakitan besi tulangan balok 15/25 sampai
seluruhnya terangkai dengan sengkang yang diikat kawat bendrat
menggunakan alat Tang Kakak Tua.
Bagian bawah, sisi dalam dan sisi luar tulangan balok yang
berhubungan dengan bekisting diberi ‘’tahu beton’’ sebagai
pengganjal agar pada saat dilakukan pengecoran tulangan balok
terselimut dengan campuran beton. Letak tahu beton mengikuti
ketentuan pada spesifikasi /gambar.
3. Plat Dak Beton Bertulang t = 10 Cm Camp. 1PC : 2PS : 3Kr
Pelaksanaan pekerjaan plat dak beton bertulang t = 10 cm diawali
dengan pekerjaan pembuatan rangka bekisting dari usuk 4/6 dan
5/7. Usuk tulangan begisting plat dak dipaku pada sisi atas bagian
dalam papan bekisting untuk balok 15/30, balok 15/25, sepatu
kolom 15/30. Jarak silangan pasangan usuk 50 cm untuk begisting
dan pada setiap pertemuan silangan usuk diberi
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

penyanggah/perancah usuk kayu 5/7 cm. Pemasangan triplek 8


mm untuk bekisting lantai plat dak dilakukan setelah seluruh
pekerjaan tulangan bekisting plat dak selesai dipaku menyatu
dengan paku triplek.
Setelah bekisting plat dak selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan
dengan perakitan tulangan besi plat dak mengikuti gambar
rencana. Tulangan plat atap dirakit satu persatu dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak lepas menggunakan Tang
Ekek/Kakak Tua.
Ujung besi tulangan bagian atas plat dak dibengkokkan ke arah
bawah balok sedangkan besi tulangan bawah plat dak
dibengkokkan ke arah bawah balok.
Pengecoran dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok dan
over stek kolom praktis KM/WC lantai II.
4. Ring Balok
Ring balok Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan
(Pustu Jeli) Karangrejo dikerjakan untuk memberikan kekuatan
pasangan dinding ½ bata, dikerjakan bersamaan dengan
pekerjaan plat dak. Pelaksanaanya meneruskan over stek ring balok
yang telah terpasang pada kolom praktis dan kolom struktur.
Rangka baja ring balok ring penguat dinding ½ bata yang telah
diinstal dipasang diatas pasangan dinding ½ bata kemudian diikat
kuat menggunakan kawat baja lunak pada overstek yang
terpasang pada kolom praktis dan Kolom struktur
Bekisting digunakan papan kayu 2/20 cm, dipasang pada sisi luar
dan dalam. Penguat pegangan bekisting bagian bawah
menggunakan kawat bendrat yang diikat paku pada sisi luar
dengan sisi dalam. Bagian atas diberi usuk kayu 4/6 cm dengan
jarak tertentu agar bekisting nampak kaku. Pengecoran dilakukan
setelah bekisting siap dan kokoh. Pembongkaran bekisting dilakukan
esok hari untuk melanjutkan pemasangan dinding ½ bata.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Selain untuk menambah kekuatan dinding ½ bata, juga ada ring


balok untuk gevel atap bangunan, dipasang pada Kolom. Rangka
baja ring balok gevel yang telah diinstal dipasang diatas pasangan
dinding ½ bata Kolom 15/30 dan diikat kuat menggunakan kawat
baja lunak pada kolom struktur bangunan lantai II.
Bekisting digunakan papan kayu 2/20 cm, dipasang pada sisi luar
dan dalam. Penguat pegangan bekisting bagian bawah
menggunakan kawat bendrat yang diikat paku pada sisi luar
dengan sisi dalam. Bagian atas diberi usuk kayu 4/6 cm dengan
jarak tertentu agar bekisting nampak kaku. Baut/mur 12 cm untuk
penguat pegangan gording bangunan lantai I diikat kuat pada
rangkaian besi beton ring balok sesuai titik pada gambar rencana.
Pengecoran dilakukan setelah bekisting dan rangkaian besi ring
balok beton tidak ada lagi koreksi dengan hati-hati dan bagian atas
betul-betul rata dan rapi. Bekisting dibongkar setelah beton
memenuhi umur teknis.
5. Talang Beton Bertulang
Pekerjaan talang beton bertulang diawali pelaksanaannya dengan
pembuatan rangka bekisting dari usuk 4/6 dan 5/7. Usuk tulangan
begisting plat dak dipaku pada sisi atas bagian dalam papan
bekisting untuk balok dan sepatu kolom praktis. Jarak silangan
pasangan usuk 50 cm untuk begisting dan pada setiap pertemuan
silangan usuk diberi penyanggah/perancah usuk kayu 5/7 cm.
Pemasangan triplek 8 mm untuk bekisting lantai plat dak dilakukan
setelah seluruh pekerjaan tulangan bekisting plat dak selesai dipaku
menyatu menggunakan paku ukuran 2 cm.
Setelah bekisting plat dak selesai dikerjakan kemudian dilanjutkan
dengan perakitan tulangan besi plat dak mengikuti gambar
rencana. Tulangan plat dak/talang dirakit satu persatu dengan
kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak lepas
menggunakan Tang Ekek/Kakak Tua. Ujung besi tulangan bagian
atas plat dak dibengkokkan ke arah bawah balok, sedangkan besi
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

tulangan bawah plat dak/talang dibengkokkan ke arah bawah


balok.
5) PEKERJAAN KAYU DAN ATAP
1. Pas. Kusen pintu dan Jendela kayu balau
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan kayu kusen pintu dan jendela,
daun pintu panil, daun jendela kaca dan ventilasi kaca. Persyaratan
bahan harus memenuhi ketentuan spesifikasi teknis dan gambar
rencana.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada ketentuan berikut :
o Semua bahan kayu kusen pintu dan jendela, daun pintu panil, kusen
jendela,dan kusen ventilasi diserut terlebih dahulu sampai
permukaannya licin dan halus. Khusus untuk bahan kusen, bagian
lubang pembukaan (daun pintu dan daun jendela) dan ventilasi sisi
luar dan dalam tidak diprofil.
o Dilakukan pengukuran sesuai panjang masing-masing kusen kayu
pintu, kusen kayu jendela dan kusen ventilasi yang telah diserut halus
dan licin dan dibuatkan sponing lalu diakhiri dengan pemotongan.
o Kayu kusen yang telah dipotong dilalu dibuatkan sponeng kusen
pintu dan jendela S yang telah Pengukuran sesuai bentuk dan
ukuran pada gambar kerja dengan menggunakan peralatan
mekanis. Pekerjaan kusen dan jendela kayu untuk pekerjaan
o Untuk pasangan kusen, tinggi setiap kusen pintu dari permukaan
lantai 10 cm. Sebelum dipasang, setiap kusen dilengkapi dengan
angker besi/dock dalam jumlah cukup sebagai pengikat. Sebelum
pasangan dinding bata menguat, harus dibantu dengan
penyangga kayu usuk 5/7 sedemikian rupa hingga cukup kuat dan
tegak terhadap lantai. Setiap pertemuan kusen dengan tembok
dibuatkan tali air.
o Pekerjaan kusen kayu yang berhubungan dengan dinding bata,
kolom setiap sisinya dipasang besi angker diameter 10 mm sesuai
gambar. Alur-alur air diberikan pada permukaan kusen yang
berhubungan dengan dinding/kolom setebal 0,5 cm luar dalam.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

o Rangka daun pintu dan jendela :


 Papan diserut dan menghasilkan bidang yang rata.
 Rangka betul-betul kaku, lurus kokoh dan rata agar dapat
dengan mudah ditutup/dibuka.
o Pada pekerjaan kusen jendela, dipasang angker besi Ø 10 mm
dibagian atas dan bawah. Untuk kusen-kusen yang pada bagian
sampingnya berhubungan dengan kolom struktur yang telah dicor
terlebih dahulu sehingga angker-angker bagian atas akan dikaitkan
dengan balok latai sedangkan angker bagian bawah dimasukkan
ke dalam pasangan bata, panjang angker 15 cm.
Pelaksanaan pemasangan kusen:
o Ukur Posisi kusen yang akan di pasang di lokasi sesuai gambar
kerja.
o Pasang kusen Pintu/Jendela pada lokasi sesuai yang telah di
tentukan, dengan bantuan skur/penyangga sementara (
Skur/Penyanggadimatikan terlebih dahulu).
o Pasang Kusen sesuai Shop Drawing dengan dasar Elevasi &
Absis/ordinat pinjaman.
o Pasang 2 buah lot untuk mengecek posisi masing masing
ambang samping,harus betul-betul tegak lurus.
o Bila posisi & Elevasi sudah betul, Skur sementara dimatikan untuk
menghindari kusen berubah posisi& Elevasi.
o Pasang batu bata penjepit pada tepi kusen.
o Pasang begesting pada masingmasing angkur, kemudian cor
pada masing-masing angkur kusen.
o Pasang 2 buah lot untuk memeriksa apakah posisi kusen betul-
betul tegak lurus.
o Pasang batu bata sekitar kusen yang tersisa.
o Cor balok lantai dan NEUT.
2. Pekerjaan Daun Pintu Panil kayu balau
Daun Pintu Panil adalah daun pintu dengan rangka kayu dan papan
panil sebagai penutup pada bagian dalam dari rangka yang dipasang
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

dengan sambungan alur lidah dan pen. Ukuran tebal rangka menurut
keterangan pada gambar rencana. Pelaksanaan pekerjaan diawali
dengan pengadaan bahan dan persiapan peralatan kerja.
Bahan daun pintu panil untuk rangka tiang dan rangka ambang diserut
halus pada keempat bidang rangka daun pintu panil. Selanjutnya
dibuat sambungan pen pada doorpel, sambungan ambang atas dan
ambang tengah dan sambungan alur panel pada kaki daun pintu panil
sedalam 10 mm.
Papan panil diserut keempat bidangnya hingga halus, kemudian dibuat
propil. Kemudian meratakan sisa dari pembuatan propil yang berada
pada sisi luar sepanjang 10 mm. Selanjutnya papan panil dirapikan dan
ujung luarnya dihaluskan agar mudah pada saat dipasang pada alur
lidah kaki daun pintu panil.
Posisi masing-masing papan panil dimasukan pada kaki daun pintu panil
sampai memenuhi bagian dalam rangka daun pintu panel. Setelah itu
daun pintu dikuatkan menggunakan nagel (bentuk tirus) pada masing-
masing sambungan pen purus.
3. Pas. Daun pintu dan jendela kaca kayu balau
Pelaksanaan pekerjaan diawali dengan pengadaan bahan dan
persiapan peralatan kerja.
Bahan daun jendela kaca untuk rangka tiang dan rangka ambang
diserut halus pada keempat bidang rangka daun pintu jendela.
Selanjutnya dibuat sambungan pen pada rangka kaki daun jendela,
rangka ambang atas dan ambang bawah.
Langkah selanjutnya dibuat sponeng untuk tempat kaca sedalam 14
mm. Salah satu rangka kaki daun jendela, ambang atas dan ambang
bawah dirangkai. Kaca dimasukan pada sponeng dilanjutkan dengan
pemasangan rangka kaki daun jendela dan diakhir dengan
pemasangan pen tirus atau nagel.
4. Pas. Rangka atap baja ringan
Sebelum pelaksanaan dilengkapi dengan softwear perhitungan struktur
dari produsen baja ingan tersebut. Pemasangan kuda-kuda baja ringan
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan


secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang
sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja
ringan di antaranya adalah:
1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur
(dynabolt) pada kedua tumpuannya.
2. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
3. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda
rata.
4. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang). Tidak ada kerusakan
lapisan pelindung.
5. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan
pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus
dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk
meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-
plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam
ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di
dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda
menjadi kurang stabil
Pemasangan kuda-kudaha rus mengikuti beberapa langkah kerja
sebagai berikut:
a) Persiapan kerja
o Menyiapkangambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda,
dan tidak di perkenankan menggunakan gambar draft sebagai
panduan.
o Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

persyaratan melakukan pekerjaan diatas ketinggian (lihat


bagian keselamatan kerja).
o Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-
kuda, antaralain:
 bordanhexagonal socket,
 meteran,
 selangair (waterpass),
 alatpenyiku,
 mesinpemotong,
 gergajibesi,
 palu,
 dansebagainya.
b) Leveling dan marking
Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan
rata dan siku, dengan menggunakan selangair (waterpass) dan
penyiku sebagai alat bantu.
Memastikan bahwa rangkaian ringalok telah mengikat semua
bagian bangunan dan tersambung secara benar (mon olith)
dengan kolom yang ada di bawahnya.
Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai
dengan gambar rencana atap.
Mengukurjarakantarkuda-kuda
c) Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
Mengangkatkuda-kuda secara hati-hati, agar tidak
mengakibatkan kerusakan pada rang kaian kuda-kuda yang
telah selesai dirakit.
Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya diatas ring
balok atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja.
Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik.
Sisikanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan
posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat
dilihat oleh pekerja. Bagian disebelah kiri pekerja disebut sisi kiri,
sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan


ring balok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buahscrew 12 –14 x 20 HEX.
Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan
dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar
posisi kuda-kuda tidak berubah.
Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua
kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
(maksimum1,2 meter).
Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda
(Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama
(datar
Memasang balo knok.
Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja
beban angin. Bracing dipasang diata stop-chord dan dibawah
reng.
Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih
dahulu di atas truss, jurai dan rafter
memasan greng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis
penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan
kuda-kuda diikat memakai screw ukuran10-16x16 sebanyak2
(dua) buah.
Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda
terakhir yang menumpu ring balk). Pada atap jenis pelana,
outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang
maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak antar
outrigger 120 cm. outrigger harus di letakkan dan di-screw
dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
Memasang ceiling battens dengan jarak antar masing-masing
ceiling battens adalah120 cm. Komponen ini di pasang pada
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

permukaan bagian atas bottom chord kuda-kudadan di-screw.


Untuk pertemuan ceiling battens dengan ring balok diberi
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan
bottom chord harusdi-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat
difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya.
d) Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan-
serpihan akibat proses pemotongan baja ringan) atau penggunaan
bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan
dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar,
atau Karena goresan benda tajam. Jika terjadi korosi pada suatu
logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran
korosi sangat besar Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir
untuk memastikan tidak ada kotoran maupun logam-logam lain
yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja
ringan.
5. Pas. Ralling tangga besi hollow
Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan railling tangga meliputi pengadaan, desain/pola,
pabrikasi, perakitan, dan pemasangan.Tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar kerja. Persyaratan
bahan / material besi hollow sesui spesifikasi teknis/gambar atau
sesuai arahan dari direksi.
Elektroda yang digunakan dalam penyambungan besi hollow dijaga
tetap kering. Ukuran elektroda disesuaikan dengan tebal bahan plat
atau besi siku. Memperhatikan ketebalan besi hollow kurang dari 10
mm, maka elektroda digunakan ukurannya 3,2 mm.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pelaksanaan pekerjaan
a) Pabrikasi / Perakitan
o Pabrikasi railling tangga mengacu pada gambar rencana
dilakukan setempat/di lokasi pekerjaan. Berdasarkan
gambar rencana dilakukan pengukuran dan dibuatkan
pola, lalu dari hasil pengukuran besi hollow kemudian diakhiri
dengan pemotongan sesuai pola dan ukuran masing-
masing disertai pemberian tanda penempatannya pada
beton tangga dan plat bordes.
o Potongan besi hollow untuk tiang railling dan untuk
ornamenya dilas membentuk rangkaian sesuai gambar
kerja. Pada bagian tiang railling yang terhubung dengan
anak tangga dan bordes diberi angkur.
b) Erection/Penyetelan
o Sebelum dimulai pemasangan, perletakan tiang railling
tangga diperiksa kembali apakah sudah sesuai dengan
ukuran tiang besi hollow.
o Semua tiang railling tangga diereksi dalam bidang vertikal
dan sejajar satu sama lain, terpasang akurat pada
tempatnya sesuai jarak pada gambar rencana, kemudian
diberi penyanggah sementara dan diakhiri dengan
pengecoran.
6) PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
1. Pasangan Kunci Tanam
Semua kunci yang digunakan minimal kualitasnya mengacu pada
ketentuan spesifikasi teknis dan gambar pada Dokumen Pengadaan
atau merk lain yang disetujui PPK. Pemasangan kunci tanam
dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan pemasangan daun pintu
panil. Daun pintu panil yang telah distel kedudukannya pada kusen
pintu diukur dan dibuatkan pola untuk lubang handel. Di bagian sisi
ram 3 cm pintu panil diberi tanda dengan pensil tukang kayu untuk
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

tempat dudukan badan kunci tanam dilanjutkan dengan pemahatan


sampai badan kunci tanam tertanam sempurna dan berfungsi baik.

Pada kusen pintu, sesuai posisi kunci tanam dibuat lubang kunci dan
lidah kunci diakhiri dengan pemahatan sesuai panjang kedalaman
kunci dan lidah kunci. Pemasangan plat setelah tidak ada lagi koreksi
terhadap hasil pemasangan kunci tanam atau setelah pintu panil
dipasang engsel.
2. Engsel Pintu

Engsel yang digunakan untuk pintu yang berhubungan dengan luar


merk mengikuti ketentuan menurut spesifikasi teknis dan gambar
rencana.
3. Haag Angin
Haag angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Haag
angin sebelu dipasang terlebih dahulu diajukan contohnya untuk
mendapat persetujuan Direksi. Pemasangan dilakukan bersamaan
dengan pamasangan engsel dan grendel jendela.
4. Pas. Grendel tanam
Grendel dipasang 1 (satu) buah diposisi tengah pada setiap daun
jendela. Pelaksanaan pekerjaan bersamaan dengan pekerjaan
pemasangan daun jendela pada kusen jendela dan pekerjaan
pemasangan haag angin. Lubang kancing grendel jendela dibuat
pada kusen jendela dengan cara mengebor kemudian dipasangkan
plat lubang kancing. Penguat grendel dan plat lubang kancing grendel
jendela menggunakan filus.
5. Pas. Kaca tebal 5 mm
Semua kaca yang digunakan adalah kaca kualitas baik, bening, dan
tidak bergelombang dengan ketebalan 5 mm.
Pemasangan kaca harus tepat masuk kedalam rangkanya, setiap
pemasangan kaca harus diberi list, didempul dan difinish rapi dan tidak
menimbulkan bunyi bila ditiup angin.
Kaca dipasang sedemikian rupa sehingga tidak bocor, tertanam rapi
dan kokoh. Kaca yang telah terpasang harus dibersihkan dan dilap,
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

apabila ada kaca yang retak atau tergores harus diganti dengan kaca
baru.
7) PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Pas. Genteng mantili
Pekerjaan genteng Genteng mantili diawali dengan pengajuan contoh
genteng untuk mendapat persetujuan. Pemasangan penutup atap
dilakukan setelah dilaksanakan pengecekan kemiringan dan kerataan
rangka atap terlebih dahulu sehingga diperoleh bidang yang rata.
Sebelum pemasangan penutup atap dibuatkan acuan dari garis
benang untuk memudahkan pengontrolan kelurusan dan kerataan
pasangan penutup atap.Pemasangan penutup atap setelah
pemasangan list plank kayu dan diawali dari deretan bawah (baris
genteng diatas lisplank) ke arah atas. Setiap baris pemasangan penutup
atap harus tetap dijaga kelurusan dan kerataannya.
2. Pas. Bubungan
Pekerjaan genteng Genteng bubungan diawali dengan pengajuan
contoh genteng untuk mendapat persetujuan. Pemasangan dilakukan
setelah dilaksanakan pemasangan atap genteng, adapun hirarki proses
pelaksanaanya adalah sbb:
a. Pemasangan benang sebagai patokan pemasangan genteng
b. Sebelum genteng pada bubungan dipasang terlebih dilakukan
semenisasi sebagai perekat antara genteng bubungan dan ganteng
setelah itu dipasang genteng
8) PEKERJAAN PLAFOND
1. Pas. Rangka plafond kayu tahun ( 50 x 100 )
a. Persiapan material, tenaga dan alat
Pengadaan bahan rangka sesuai kelas dan ukuran plafond menurut
spesifikasi teknis dan gambar rencana dan paku sebagai penguat.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan disiapkan tukang kayu yang
mengerti lingkup pekerjaan rangka plafond kayu, mandor dan
pelaksana yang dapat membaca shop drawing for construction
dengan baik. Selain tenaga, peralatan yang digunakan berupa
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

gergaji kayu, palu, benang, pensil tukang kayu, selang air, dan
meteran.
b. Pemasangan rangka plafond
Dalam pekerjaan Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non
Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo rangka plafond yang di gunakan
di bagi menjadi 2 (dua) yaitu kayu Mauni baru dan kayu sisa
bongkaran lama atau sesuai dengan arahan direksi/spesifikasi dan
gambar adapun proses pelaksanaanya adalah sbb:
Perakitan Rangka plafond diawali dengan pengukuran
menggunakan waterpass dari selang yang diisi air diikuti pembuatan
profil dari benang terhadap tinggi plafond dari lantai. Setelah itu
dilanjutkan dengan pemasangan balok induk keliling dinding yang
akan dipasang plafond pada tempat yang telah diberi tanda
mengunakan pensil tukang kayu serta panduan profil benangan.
Penguat pegangan balok dengan dinding menggunakan paku 10-
12 cm. kemudian diukur menggunakan meteran standar untuk
membuat jarak rangka bagi. Pada tempat yang telah diberi tanda
ukuran pada balok induk dipasang sepatu atau klos dari bahan kayu
usuk ¾ untuk tempat dudukan rangka bagi usuk 5/7 dengan
memperhatikan letak posisi as.
Rangka bagi dipasang mengikuti gambar kerja dengan panduan
profil benangan untuk menjaga kerataan rangka plafond. Penguat
rangka bagi plafond menggunakan paku ukuran 5-7 cm.
Pengantungan rangka plafond dipasang menurut letak dan jarak
pada gambar rencana. Pengantung untuk pengaku rangka plafond
dipaku pada gording rangka atap dengan rangka induk plafond
dan rangka bagi menggunakan paku ukuran 5 cm.
Selama proses pemasangan rangka plafond tetap dijaga dan
terkontrol ke-rataannya menggunakan acuan profil benang yang
telah dibuat pada awal pelaksanaan pekerjaan.
2. Pas. Plafond (Etternit)
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Penutup rangka plafond menggunakan etternit uk 100 x 100 x 0.4 cm


yang rata dan tidak pecah ataupun retak – retak.
Pertemuan antara penutup plafond ( etternit ) dibuat rapat / tanpa nat
yang selanjutnya difinishing halus dan rata. Untuk menghindari retaknya
sambungan eternit digunakan perban plafond sebelum diplamir.
Secara keseluruhan pekerjaan plafond dan rangka yang berombak
atau melengkung, tidak rata, tidak lurus serta retak harus dibongkar dan
diganti atas biaya dari penyedia jasa
9) PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING
1. Pas. Keramik lantai ukuran 30 x 30 cm (polos)
Pemasangan lantai keramik ukuran 30 x 30 cm dimulai dari
perencanaan dengan memasang marking line, yaitu garis-garis
panduan untuk memasang keramik, sambil menentukan starting
pointnya. Semua perencanaan ini mengacu pada rencana elevasi
lantai dan ‘’as’’ ruangan.
Pemasangan lantai keramik, dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Siapkan pemasangan keramik dengan acuan yang berawal dari
garis benang kepalan yang telah dibuat, dengan menetapkan
pola susunan keramik sesuai gambar rencana/gambar kerja atau
menurut persetujuan Direksi/Wakil Direksi.
o Keramik yang dipasang disortir/dipilih lebih dahulu yang meliputi
warna dan ukuran sesuai spesifikasi teknis atau diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
o Keramik direndam dalam bak air sebelum dipasang.
o Permukaan Lantai dibasahi lebih dahulu, kemudian ditaburkan
mortar/adukan untuk memasang keramik 1pc : 4ps. Mortar yang
sudah rata ditaburkan semen diatasnya agar air dipermukaan
mortar diubah menjadi pasta. Hal ini akan memperkuat ikatan
antara keramik dengan mortar.
o Keramik dipasang diatas campuran spesi yang telah ditaburi bubuk
semen sambil diketok-ketok menggunakan palu kayu hingga
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

keramik merekat kuat dengan spesi dan keempat sudut keramik


rata dengan profil benang pasangan keramik.
o Grounting naad dilakukan dengan semen berwarna sesuai dengan
warna keramik yang bersangkutan, setelah pengecekan dan
perbaikan dilaksanakan (bila diperlukan perbaikan).
o Perencanaan pemasangan tegel direncanakan secara menyeluruh
untuk menghindari penggunaan potongan keramik 20 %.
2. Pas. Keramik lantai 20 x 20 cm ( tekstur )
Persiapan bahan: Keramik dinding motif Uk. 20cm x 20cm;PC / Portland
cement;Pasir pasang / beton ;Semen Putih / warna
Pemasangan keramik lantai dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Siapkan pemasangan keramik dengan acuan yang berawal dari
garis benang mengikuti naad keramik dinding KM/WC.
o Keramik yang dipasang disortir/dipilih lebih dahulu yang meliputi
warna dan ukuran sesuai spesifikasi teknis atau diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
o Keramik direndam dalam bak air sebelum dipasang.
o Permukaan lantai KM/WC dibasahi lebih dahulu, kemudian
ditaburkan mortar/adukan untuk memasang keramik. Mortar yang
sudah rata ditaburkan semen diatasnya agar air dipermukaan
mortar diubah menjadi pasta. Hal ini akan memperkuat ikatan
antara keramik dengan mortar.
o Keramik dipasang diatas campuran spesi yang telah ditaburi bubuk
semen sambil diketok-ketok menggunakan palu kayu hingga
keramik merekat kuat dengan spesi dan keempat sudut keramik
rata dengan profil benang pasangan keramik.
o Grounting naad dilakukan dengan semen berwarna sesuai dengan
warna keramik yang bersangkutan, setelah pengecekan dan
perbaikan dilaksanakan (bila diperlukan perbaikan).
3. Pas. Keramik dinding 20 x 25 cm ( motif )
Pemasangan keramik dinding KM/WC ukuran 20 x 25 cm dari bahan
keramik kualitas I, dimulai dari perencanaan dengan memasang
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

marking line, yaitu garis-garis panduan untuk memasang keramik,


sambil menentukan starting pointnya. Semua perencanaan ini
mengacu pada rencana elevasi dinding dan ‘’as’’.
Pemasangan keramik dinding dapat dijelaskan sebagai berikut:
o Siapkan pemasangan keramik dengan acuan yang berawal dari
garis benang kepalan yang telah dibuat, dengan menetapkan
pola susunan keramik sesuai gambar rencana/gambar kerja atau
menurut persetujuan Direksi/Wakil Direksi.
o Keramik yang dipasang disortir/dipilih lebih dahulu yang meliputi
warna dan ukuran sesuai spesifikasi teknis atau diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
o Keramik direndam dalam bak air sebelum dipasang.
o Permukaan dinding dibasahi lebih dahulu kemudian diberi pelet
semen.
o Pemasangan keramik dinding dimulai dari urutan keramik nomor
dua terus ke atas sampai batas ketinggian menurut gambar
rencana. Hal ini dimaksudkan agar pada saat pemasangan
keramik dinding dapat diberi penahan sementara berupa paku,
diketok dengan palu pada dinding yang dipasangi keramik
mengikuti kelurusan profil benangan sehingga keramik tidak mudah
jatuh ketika pasta semen belum kering dan menyatu dengan
dinding tembok WC.
o Permukaan bawah keramik diberi penuh dan merata dengan
adonan pasta semen, kemudian dipasang sesuai letaknya pada
dinding yang dipasangi keramik dinding sambil diketok-ketok
menggunakan palu kayu hingga merekat kuat dan sudut-sudutnya
rata dan siku dengan acuan profil benang.
o Grounting naad dilakukan dengan semen berwarna sesuai dengan
warna keramik yang bersangkutan, setelah pengecekan dan
perbaikan dilaksanakan (bila diperlukan perbaikan).
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

10) PEKERJAAN LISTRIK


Lingkup pekerjaan meliputi penyambungan daya dari PLN dan
pemasangan instalasi listrik beserta titik lampu dan perlengkapannya.
Adapun lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Penerangan, stop kontak, termasuk fixture
b. Panel group penerangan tiap lantai dan instalasi over spanning
c. Pekerjaan pengecatan dan perapihan kembali finishing bangunan
yang rusak akibat pemasangan instalasi listrik.
d. Pengujian / test / keer dan percobaan
Pemasangan kabel tray
1. Plot lantai bersih dari begisting
2. Marking jaur kabel tray
3. Tandai lokasi gantungan
4. Berlubang dan untuk gantungan
5. Pasang gantungan
6. Hubungkan tray yang satu dengan yang laindengan kabal NYA
Urutan pemasangan kabal tray
1. Marking jalur tray sesuai shop drawing, tandai lokasi pengeboran untuk
gantungan
2. Pasang gantungan tray sesuai bab xii spesifikasi tehnis/gambar kerja
3. Pasang pada setiap sambungan pasang penghubung gronding
dengan dengan kabal NYA
Urutan pelaksanaan instalasi listrik luar ruangan
1. Masukan kawat pancing kedalam pipa sesuai groupnya
2. Tarik kabel menggunakan kawat pancing tersebut
3. Tandai kabel sesuai group dengan lakban dan spidol
4. Gabungkan kabal yang telah terpasang
Metode pemasangan kabel
a. Kabel pada tray
1. Pastikan jumlah tray cukup untuk jumlah kabel yang akan
terpasang
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

3. Tarik kabel satu-persatu dengan urutan dari pinggir


4. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1m
5. Sambungkan kabel dengan panel
b. Pemasangan kabel pada leader
1. Pastikan lebar cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
2. Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan
3. Tarik kabel satu-persatu dengan urutan dari pinggir
4. Gunakan tali jika kabel akan dipasang vertical
5. Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1m
6. Sambungkan kabel dengan panel
Saklar dan Stop Kontak:
Saklar (tunggal dan double) serta stop kontak tanam terpasang inbow dari
merk Broco atau Panasonic atau merk lain setelah mendapatkan
persetujuan Direksi. Saklar dan Stop kontak minimum mempunyai kapasitas
109 ampere.
Pemasangan/finishing saklar dan stop kontak tanam dilakukan setelah
pekerjaan acian dan/atau mengecatan dinding ½ bata selesai.
Ketinggian pemasangan saklar dan stop kontak kurang lebih 150 cm
dari muka lantai, kecuali bila stop kontak terpaksa dipasang kurang
lebih 30 cm dari muka lantai atau sesuai petunjuk Direksi.
11) PEKERJAAN SANITASI
Pekerjaan Sanitasi Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan
(Pustu Jeli) Karangrejo mengikuti ketentuan RAB dan gambar rencana.
Metode pelaksanaan pekerjaan sanitasi prinsipnya sama pada kedua
bangunan tersebut. Pekerjaan sanitasi melingkupi pemasangan sesuai
tempat dan fungsi berupa closed jongkok, bak air fiber, floor drain, kran
air ½’’ beserta accessories, pemasangan tempat sabun, pipa PVC 3/4 ’’,
pipa PVC 3’’ (termasuk pipa drainase talang plat beton), septictank dan
peresapan
Pekerjaan sanitasi berdasarkan material yang ada pada RAB
dikelompokkan dalam dua bagian uraian. Pertama uraian Instalasi air
bersih dan kedua uraian Instalasi air kotor.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Jaringan instalasi air bersih dari meteran PDAM dialirkan menggunakan


pipa sesuai ketentuan perusahaan air minum setempat. Pipa PDAM
ditanam di dalam tanah pada kedalaman mengikuti standar sambungan
pipa dari meteran air milik PDAM.
Air bersih menuju KM/WC dialirkan melalui pipa beserta assesoriesnya
sesuai kualitas dan kualitas menurut spesifikasi teknis dan gambar
rencana. Pipa yang masuk pada tembok KM/WC ditanam dalam tanah
dan tembok KM/WC sampai tertutup plesteran dan bagian ujung yang
tersambung kran air difinish keramik dinding.
Instalasi air kotor tinja dibuat berdasarkan gambar menggunakan bahan
dan campuran spesi yang sesuai gambar kerja. Air kotor bekas tinja dari
closed masuk ke septictank melalui instalasi pipa PVC Ø 4’’ kualitas AW.
Instalasi air kotor bekas sabun dibuat berdasarkan gambar menggunakan
bahan dan campuran spesi yang sesuai gambar kerja. Air kotor bekas
sabun melalui avour (floor drain) langsung masuk ke peresapan melalui
instalasi pipa PVC Ø 3’’ kualitas AW.
Closed Jongkok
Sebelum pelaksanaan pekerjaan material closed jongkok terlebih
dahulu diajukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Pemasangan
closed dilakukan setelah penataan untuk dudukan closed telah
sempurna. Pemasangan closed jongkok menggunakan spesi,
ditempatkan sesuai gambar rencana dan bagian leher closet
tersambung pada ruang yang telah ditata sedemikian rupa dan
terhubung pipa PVC Ø 4’’ AW bagian dari instalasi air kotor, yang
telah tersambung dengan bak penghancur pada septictank serta
tidak ada lagi koreksi atas pekerjaan tersebut.
Floor Drain
Pemasangan floor drain/saringan air atau avoure merupakan produk
pabrik. Material avour dari bahan plastik atau stainless terlebih dahulu
diajukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Pemasangan floor
drain dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pemasangan keramik
lantai. Avoure dipasang dengan penguat sok drat luar yang dilem
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

pada ujung pipa PVC. Tempat dudukan avoure pada keramik lantai
WC disesuaikan dengan gambar rencana. Pada prinsipnya, posisi
avoure pada sudut lantai yang lebih rendah sehingga air mengalir
lancar ke bak peresapan melalui instalasi air kotor bekas sabun.
Kran Air
Kran air menggunakan bahan sesuai spesifikasi teknis, dipasang pada
sok drat dalam yang direkatkan menggunakan lem PVC pada ujung
instalasi air bersih PVC Ø ½’’ untuk kran air bak fiber.
Pipa PVC 3’’ (termasuk pipa drainase talang plat beton)
Bahan dan sistem instalasi air hujan (pipa drainse talang plat beton)
sesuai dengan gambar kerja atau spesifikasi teknis. Instalasi air hujan
dibuat agar air hujan cepat terbuang. Pipa PVC PVC Ø 3" AW
tersambung dengan plat beton sebagai penerus drainase yang
tersambung dan menjadi kesatuan dengan saluran induk menuju.
Selain untuk instalasi air hujan, Pipa PVC Ø 3" AW juga merupakan
bagian Instalasi air kotor bekas sabun KM/WC, dibuat berdasarkan
gambar kerja menggunakan bahan dan campuran spesi yang sesuai
gambar kerja. Air kotor bekas sabun melalui avour/floor drain langsung
masuk ke peresapan melalui instalasi pipa PVC Ø 3’’ kualitas AW.
Septictank
Septictank dibangun sesuai ukuran pada gambar rencana. Konstruksi
bak penghancur dibuat sesuai gambar rencana dan diberi dinding
pembatas dengan bak penyalur ke bak peresapan pada bagian
bawahnya. Air kotor dari bak penyalur dihubungkan dengan bak
peresapan menggunakan pipa PVC Ø 3’’.
Berdasarkan ukuran tersebut sesuai rencana site lokasi pembuatan
septictank pada gambar kerja dilakukan pengukuran dan
pembuatan profil sebelum dilakukan proses penggalian. Galian
septictank (bak penghancur dan bak penyalur) berupa 2 (dua) buah
gumblengan dilakukan secara manual menggunakan tenaga
manusia dengan alat linggis dan skop. Pekerjaan galian dihentikan
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

setelah diperoleh ukuran dimensi septictank menurut gambar kerja


meter dan sesuai dengan ukuran 2 (dua) buah gumblengan.
Penutup septictank berupa plat beton tebal 10 cm dengan tulangan
baja. Plat penutup bak penyalur dipasang pipa hawa GI Ø 1 ¼’’ yang
telah diinstal sesuai gambar rencana.
Peresapan
Pekerjaan peresapan dikerjakan sesuai letaknya menurut gambar
kerja. Galian peresapan dilakukan secara manual menggunakan
tenaga manusia dengan alat linggis, ganco dan skop. Pekerjaan
galian dihentikan setelah diperoleh ukuran dimensi peresapan
menurut peil pada gambar kerja.
Peresapan berupa 3 (tiga) buah gumblengan/buis beton Ø 80 cm ,
dimasukan satu demi satu ke dalam galian peresapan menggunakan
bantuan tali nilon. Dasar dudukan gumblengan dipasang 2 (dua)
lapisan bata kosong. Hubungan antara gublengan dipasang trasram
dan diberi penutup akhir dari plat beton satu tulangan besi Ø 8 mm.
Pada pekerjaan peresapan ini akan diperhatikan adanya pipa PVC Ø
3’’ penghubung dengan septictank dan bak penyalur, yang dipasang
sesuai kemiringanya menurut gambar rencana.
Bagian dalam, lapisan dasar buis beton ditata batu kosong setebal
ukuran 15 cm, lapis kedua krikil ukuran 2/3 tebal 10 cm, selanjutnya
diatas krikil ditambahkan lapisan ijuk tebal 10 cm dan difinalisasi
dengan lapisan pasir tebal 10 cm.
Bak peresapan kemudian diberi tutupan berupa plat beton tebal 10
cm dengan tulangan baja dan telah dipasang pipa hawa GI 1 ¼ ’’
dipasang sesuai tempatnya dengan perekat berupa spesi campuran
1pc:3 psr.
Setelah dilakukan pengecekan terhadap hasil pekerjaan pembuatan
peresapan dan tidak ada lagi diperlukan adanya perbaikan, maka
bak peresapan diurug dengan tanah urug pilihan dan dipadatkan
hingga didapatkan hasil finishing yang rapi.
Pas. Pompa air listrik 40 lt/menit 125 watt
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pas. Sumur bor


Pas. Tandon air kap 800 liter
12) PEKERJAAN CAT – CATAN
Pekerjaan pengecatan Lantai I mencakup semua bidang bagian luar
dinding tembok, mulai dari pembersihan bidang dinding yang akan di
cat, plamir, pengecatan dasar dan pengecatan akhir menggunakan alat
rool cat dan kuas untuk finishing sudut-sudut pada bidang dinding.
Pengecatan dinding Lantai II mencakup seluruh bidang dinding bagian
dalam mulai dari pembersihan bidang dinding yang akan di cat, plamir,
pengecatan dasar dan pengecatan akhir menggunakan alat rool cat
dan kuas untuk finishing bagian sudut pada bidang dinding. Dinding
bagian luar dicat seluruhnya termasuk beton yang berada pada seluruh
tampa bangunan.
Pengecatan kayu dilaksanakan untuk semua kusen kayu dan list plank
serta seluruh permukaan kayu yang ekspose.
Plamir
Plamir atau plamuur atau dempul dimaksudkan untuk meratakan
permukaan tembok yang tidak rata dan untuk menghemat cat.
Plamir dinding dilakukan sebelum pengecatan dilakukan.Teknik
mendempul menggunakan kapi besar dengan mengoleskan pada
arah vertikal di dinding kemudian untuk lapis selanjutnya pada arah
horisontal, demikian seterusnya sampai dinding menjadi rata. Lapisan
yang kedua menunggu lapisan yang pertama kering dahulu.
Penghalusan dilakukan setelah seluruh dinding selesai didempul
menggunakan amplas dengan arah memutar sampai permukaan
dinding halus diakhiri dengan membersihkan dinding dari debu saat
penghalusan plamir.
Pengecatan Dinding
Yang harus di lakukan untuk memulai proses pengecetan adalah
menyiapkan permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan
dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan.
Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai dari dekat jendela.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan, kerjakanlah


mulai dari langitlangit yang diteruskan ke dinding dekat kusen
jendela, pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah. Lakukanlah
pembuangan sisa saat melakukan pengecatan karena kita harus
bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan menghindarkan
membuang limbah/sisa cat ke dalam saluran pembuangan. Terakhir
adalah membiarkan sisa cat mengering di wadahnya sebelum
dibuang ketempat sampah.
Pemberian Cat Dasar
Cat dasar untuk tembok dibagi dua, yaitu cat dasar yang berupa
varnish dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi acrylic
100%. Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealer Water Base. Wall
Sealer sangat baik untuk tembok baru yang banyak retak rambut
untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat
lama yang mulai mengapur. Kedua adalah cat dasar yang berupa
cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100% dan
mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya rekat serta daya isi
yang baik serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini
disebut Alkali Resisting Primer atau Undercoat Tembok. Cara
pemakaiannya adalah; encerkan cat sesuai dengan petunjuk
pabrik, jangan berlebihan, karenadapat menghilangkan fungsi cat
dasar. Beri 1 atau 2 lapis cat dasar.
Langkah Pengecatan
a. Periksa kelembaban tembok. Gunakan alat protimeter, yaitu alat
pengukur kadar air. Kadar air harus sudah di bawah 18 %.
b. Periksa kadar alkali tembok.Gunakan kertas lakmus untuk
mengukur pH (derjat keasaman/alkali). Kadar alkali harus
menunjukkan kurang lebih pH 8.Kalau lebih dari pH 8, berarti
reaksi semen belum sempurna dan tembok belum layak dicat.
c. Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi,
berarti masih ada semen bebas yang belum beraksi karena
kekurangan air. Basahkan permukaan tembok dengan air bersih.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

d. Bila semua persyaratan diatas sudah terpenuhi, bersihkan


permukaan dari bekas percikan semen, Efflorescene
(pengkristalan garam), pengapuran, debu, kotoran, dan minyak.
Gosok permukaan tembok dengan kertas amplas kasar atau
sikat sambil permukaan tembok dibasahi air bersih. Kemudian
keringkan dengan kain lap yang bersih.
e. Cuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10-
15% untuk menetralkan alkali yang masih ada dan juga
mengetching permukaan tembok agak lebih kasar sehingga
daya lekat lebih baik.
f. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan
larutan kaporit10-15%
Pemberian Cat Akhir
a. Persiapan permukaan harus telah sempurna.
b. Bagian-bagian tembok yang tidak akan dicat, alat-alat rumah
tangga seperti kursi, meja, lantai sudah ditutup plastik atau kertas
koran.
c. Siapkan alat alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas,
roller, ember, pengaduk, tangga, dan lain-lain.
d. Periksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik.
Catat nomor batch (lot)nya.
e. Aduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan
kebutuhan.
f. Selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara
teoritis adalah 2-4 jam, tetap sebaiknya minimal 8 jam atau
semalam.
g. Ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan kalau dapat
Pengecatan dilakukan waktu cuaca terang dan
kering.pengenceran cat jangan langsung didalam kalengnya,
kecuali kalau dapat habis pada hari itu juga.
h. Tutup rapat-rapat kaleng yang yang masih ada sisa catnya untuk
menghindari pembusukan.
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

Pengecatan Ulang
a. Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air
bersih sambil digosok dengan kertas amplas/sikat. Bila perlu cuci
dengan larutan ditergent, kemudia bilas dengan air bersih.
b. Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi
berlumut/berjamur, cuci dengan larutan kaporit sambil disikat.
Bilas dengan air bersih.
c. Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu
pengapuran dengan lap yang dibasahi air sampai kelapisan cat
yang tidak mengapur.
d. Bila lapisan cat lama sudah tebal atau terkelupas, kerok
seluruhnya sampai kedasar tembok.
e. Bila lapisan lama berasal dari cat kualitas rendah dimana mudah
larut dengan air, sebaiknya dikerok seluruhnya sampai kedasar
tembok.
f. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan
larutan kaporit 10-15%.
Pengecatan Plafon
Langkah pekerjaan pengecatan pada plafon sama dengan
pengecatan pada tembok. Bahan cat yang digunakan juga adalah
cat untuk tembok/dinding. Perbedaan mendasar yang ada adalah
bahwa plafon terletak di bagian atas dalam posisi mendatar,
sehingga diperlukan cara khusus dalam menyapukan cat pada
plafon.
Pengecatan Kayu
Langkah pengerjaan pengecatan kayu adalah sebagai berikut;
a. Sebelum memulai mengecat kayu, permukaannya harus bersih
b. Gosoklah permukaan kayu kain yang lembab untuk
menghilangkan debu
c. Haluskan permukaan kayu dengan menggunakan kertas
gosok/ampelas
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

d. Permukaan kayu yang tidak rata perlu ditambal dengan


undercoat, bila
e. diperlukan sapukanlah undercoat pada seluruh permukaan
setelah
f. kering kemudian digosok dengan ampelas.
g. Langkah berikutnya adalah mulai melakukan pengecatan.
Pengecatan dapat dilakukan menggunakan kuas ataupun
dengan penyemprotan menggunakan alat spray cat.
h. Terakhir, berikan lapisan anti gores pada kayu yang telah dicat.
III. PEMBERSIHAN AKHIR
Pekerjaan pembersihan akhir diarahkan untuk menjaga bangunan Peningkatan
Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo serta areal
pekerjaan tetap terjaga kebersihannya dan siap difungsikan oleh pemilik
proyek/PPK. Artinya pelaksana pekerjaan pada pembersihan akhir ini memulihkan
daerah proyek yang tidak merupakan bagian pekerjaan untuk diperbaiki sesuai
kondisi semula.
Pada saat pembersihan akhir, seluruh perkerasan diperiksa kembali. Apabila
terdapat ketidaksempurnaan hasil kerja atau kerusakan selama masa konstruksi
segera dilakukan perbaikan. Demikian pula bila ditemukan masih ada bercak
atau titik mortal yang melekat di lantai, dinding ataupun tempat lainnya segera
dihilangkan.
Pada prinsipnya pembersihan akhir yaitu membersihkan sisa-sisa material dari
areal lokasi bangunan, maupun sisa material yang masih melekat pada
bangunan seperti lantai, jendelah dan tempat bangunan lainnya. Pelaksanaan
pekerjaan ini dilakukan sebelum proses penyerahan pertama pekerjaan (PHO =
Provisional Hand Over).
IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Lingkup pekerjaan lain-lain ditujukan pada pekerjaan pembersihan lokasi dari sisa-
sisa bahan kerja, bekas bongkaran begisting dan sisa material lainnya yang
berada di area lokasi pekerjaan Pembangunan Peningkatan Pustu menjadi
Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo . Selain itu, pekerjaan lain-lain
juga dimaksudkan untuk mengembalikan kepada kondisi semula bila terjadi
[METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN] CV.BUDI

kerusakan pada jalan, rusaknya turap-turap saluran, rambu tanda lalu lintas dan
kerusakan sarana dan prasarana umum maupun milik pribadi warga diakibatkan
kelalaian selama dalam proses pelaksanaan pekerjaan.Pada prinsipnya
pelaksanaan pekerjaan lain-lain dilakukan untuk mengembalikan kepada kondisi
sempurna dan rapi, sebelum proses penyerahan pekerjaan akhir seluruh
pekerjaan kepada PPK.
V. PENUTUP
a. Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan (MPP) ini dibuat sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sekaligus dijadikan bahan
evaluasi / monitoring dalam mengontrol kemajuan pelaksanaan pekerjaan,
dengan strategi memposisikan kebutuhan tenaga kerja, bahan dan peralatan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga diharapkan pekerjaan
ini dapat selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan serta
dapat memenuhi standar Spesifikasi Teknis.
b. Jangka waktu pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan sudah termuat
dalam time schedule pekerjaan.
c. Perusaan kami sanggup/ mampu melaksanakan pekerjaan Pembangunan
Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Non Perawatan (Pustu Jeli) Karangrejo
sesuai spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
d. Hal yang tidak tercantum dalam Uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini
akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan atau
Konsultan Pengawas, untuk di adakan perbaikan.
e.
Tulungagung, 25 Juni 2015
CV.BUDI

( SUKEMI )
Direktur

Anda mungkin juga menyukai