luas wilayah:
503,3 Km2,
Keadaan topografi:
85% berbukit
15% dataran
LETAK GEOGRAFIS KOTA BALIKPAPAN
letak geografis
1,0° LS - 11° LS dan
116,5° BT - 117,5° BT.
Batas Wilayah
Utara : Kutai Kartanegara
Timur : Kutai Kartanegara
Selatan : Selat Makasar
Barat : Penajam Paser Utara
Jumlah penduduk
(per tanggal 31 Maret 2018) 713.323
jiwa.
Kecamatan : 6 Kelurahan : 34
HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA
• UU No. 24 / 2007 tentang Penanggulangan Bencana Disahkan.
• UU No. 24/2007 adalah perangkat hukum pertama yang merubah paradigma
Penanggulangan Bencana dari responsive ke preventif (Pengelolaan risiko bencana) .
TUJUAN :
Membangun kapasitas dan kapabilitas semua pihak terkait kesiapsiagaan bencana.
SASARAN :
Seluruh orang yang tinggal di bALIKPAPAN selamat dari bencana.
STRATEGI :
Keberhasilan ditentukan oleh sosialisasi dan kampanye, pendekatan melalui media cetak,
elektronik, dan sosial. Pilih tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh NGO.
SIKLUS BENCANA
KESIAPSIAGAAN
(PREPAREDNESS) TANGGAP DARURAT
(RESPONSE)
Publikasi & Latihan
Selamatkan jiwa
Kirim bantuan makan/
Logistik
Masyarakat tidak sakit
MITIGASI
(MITIGATION)
REHABILITASI
Evaluasi dan Simulasi
(RECOVERY)
Pembersihan
Ekses penyakit
akibat banjir
PENCEGAHAN REKONSTRUKSI/
(PREVENTION) PEMBANGUNAN
Pembangunan sarana dan prasarana KEMBALI (DEVELOPMENT)
Perbaikan Pemukiman
Perbaikan sarana & prasarana
POTENSI BENCANA DI KOTA BALIKPAPAN
6.Gelombang Pasang
PRA BENCANA
( PENCEGAHAN & KESIAPSIAGAAN)
Pencegahan bencana Kesiapsiagaan
adalah serangkaian adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan kegiatan yang dilakukan
untuk mengurangi atau untuk mengantisipasi
menghilangkan risiko bencana melalui
bencana, baik melalui pengorganisasian serta
pengurangan ancaman melalui langkah yang
bencana maupun tepat guna dan berdaya
kerentanan pihak yang guna.
terancam bencana.
PENYULUHAN & SOSIALISASI KEPADA
MASYARAKAT.
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
KEBAKARAN
PEMERIKSAAN INSPEKSI ALAT PROTEKSI KEBAKARAN
GEDUNG BERTINGKAT.
PEMBENTUKAN RELAWAN PEDULI
BENCANA.
PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA BAGI
MASYARAKAT.
GENANGAN AIR (BANJIR)
Lokasi :Jl. Nusa Indah Jembatan Mariyati RT 37 Kel. Gn. Sari Ilir Kec.
Balikpapan Tengah
POHON TUMBANG
Kota
8504191
Utara
421113
0542-113 Barat
731606
SEGITIGA API
FIRE TRIANGLE
PROSES
TERJADINY
A API PENDINGINAN
PENGISOLASIAN O2
PA
gen
NA
si
Ok
BAHAN BAKAR S
PENGURAIAN
API DIBAGI MENURUT KELASNYA
NFPA (National Fire Protection Association)
• Longsoran Translasi
Terjadinya tanah longsor ini di akibatkan bergeraknya massa tanah serta bebatuan di
bidang gelincir dengan bentuk rata atau bergelombang landai
• Longsoran Rotasi
Terjadinya Longsoran rotasi disebabkan pergerakan pada massa tanah serta bebatuan di
bidang gelincir yang memiliki bentuk cekung.
• Pergerakan Blok
• Runtuhan Batu
Terjadinya Runtuhan Batu disebabkan ketika sejumlah besar batuan atau material
lain yang bergerak ke arah bawah jatuh bebas. Umumnya longsoran jenis ini terjadi pada
lereng yang terjal hingga menggantung, khususnya pada daerah pantai. Dari runtuhnya
batu-batu besar tersebut mengakibatkan kerusakan parah.
• Rayapan Tanah
Untuk longsor jenis ini bergerak cukup lambat dan dari jenis tanahnya berbentuk
butiran kasar dan halus. Jenis longsoran ini hampir tidak bisa dikenali. Setelah
beberapa lama terjadi longsor rayapan tanah ini posisi tiang, pepohonan serta rumah
Longsoran ini disebabkan massa tanah bergerak terdorong oleh air dan terjadi pada
sepanjang lembah yang mana mencapai ratusan meter jauhnya. Untuk kecepatannya
tergantung dengan tingkat kemiringan lereng volume air dan jenis materialnya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAH LONGSOR
1. Faktor Topografi
Faktor pertama adalah faktor topografi adalah kondisi permukaan tanah yang meliputi
lahan dan vegetasi beserta pengaruh manusia terhadap lingkungan itu. Tanah longsor
yang disebabkan dari topografi lahan yang sangat curam, besarnya sudut kemiringan
lereng, air, beban dan berat bebatuan.
2. Faktor Alam
Faktor Alam menjadi penyebab kedua terjadinya tanah longsor. Faktor alam ini meliputi
curah hujan yang tinggi dan curah hujan ini terjadi pada kurun waktu yang cukup lama.
Curah hujan tinggi yang terjadi saat dan sebelum longsor juga turut menggerakkan tanah
longsor ke pemukiman warga. Seperti yang kita tahu bahwa kebanyakan tanah longsor
terjadi ketika adanya hujan deras yang sangat lama.
3. Faktor Manusia
Manusia juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya tanah longsor. Aktivitas manusia
seperti pengerukan tanah pada sisi tebing, penebangan hutan tanpa pilih pohon, perusakan
vegetasi di perbukitan dapat menyebabkan tanah mudah tergerus ketika terjadi hujan
lebat. Ketika kondisi lereng semakin curam karena tergerus, maka resiko terjadinya tanah
longsor juga semakin besar. Untuk itu perlu dilakukannya pencegahan longsor pada area
perbukitan atau lereng dengan penanaman tanaman pada pinggir tebing.
PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR
1. Curah hujan yang tinggi - Tanah yang kering pada musim kemarau
mempunyai banyak pori- pori atau rongga tanah yang akan membentuk retakan
pada tanah. Ketika musim penghujan, air hujan akan memenuhi rongga tanah
dan menyebabkan terjadinya pergeseran tanah. Jika tanah bergeser terus
menerus maka akan terjadi longsor.
2. Sampah yang menumpuk – Sampah yang menumpuk di sungai akan
menyebabkan banjir. Sedangkan sampah yang menumpuk di atas permukaan
tanah kemudian terkena tekanan air hujan maka akan menimbulkan longsor.
3. Adanya aktivitas seismik – Gempa bumi yang terjadi pada daerah berlereng
terjal akan mengakibatkan dilatasi tanah. Apabila getaran gempa terus terjadi
maka daerah gempa tersebut akan mengalami longsor
4. Adanya aktivitas vulkanik – Salah satu penyebab terjadinya longsor adalah
adanya aktivitas gunung berapi. Larva yang mencair mengakibatkan banjir
lahar yang mengalir cepat ke permukaan lereng. Derasnya arus banjir lahar
tersebut memicu terjadinya banjir bandang dan longsor.
5. Hutan yang gundul – Hutan mempunyai peranan yang besar bagi kestabilan tanah. Apabila
pohon- pohon besar di hutan ditebangi, maka struktur lapisan tanah menjadi labil karena tidak
ada akar yang biasanya menguatkan tanah. Ketika curah hujan tinggi, kondisi tanah menjadi
jenuh akan air hujan karena tidak ada pohon yang membantu menyerap air.
6. Struktur bebatuan yang hancur – Batuan sedimen dan batuan endapan sangat mudah lapuk dan
hancur menjadi tanah. Apa lagi jika batuan- batuan tersebut berada di lereng gunung, maka akan
sangat rawan terjadi longsor.
7. Material yang menimbun lembah – Lahan permukiman yang semakin sempit di daerah dataran
rendah telah memaksa masyarakat untuk membuat perumahan di dataran tinggi. Perumahan
tersebut dibuat dengan cara memotong tebing dan menimbun lembah. Jika material yang
digunakan untuk menimbun lembah tidak benar- benar padat, maka akan mudah terjadi longsor
jika terkena aliran air hujan.
8. Bendungan yang menyusut – Menyusutnya air di danau, waduk atau bendungan mengakibatkan
penurunan permukaan tanah. Permukaan tanah yang terus menerus turun akan memunculkan
retakan dan mengakibatkan longsor.
9. Beban tanah yang berlebih – Perumahan dan bangunan yang dibangun di atas lereng memberi
beban berlebih pada tanah. Tidak hanya bangunan, kendaraan berat yang melintasi jalan di lereng
gunung juga menjadi beban berat bagi tanah. Jika struktur tanah yang mempunyai beban berat
tersebut tidak diperkuat, maka akan menimbulkan longsor.
10. Adanya erosi tanah – merupakan proses terkikisnya lapisan tanah oleh berbagai macam media
seperti air, angin dan es. Erosi tanah yang terjadi pada tebing yang curam dan tidak mempunyai
pohon sebagai penguat struktur tanah, dapat menyebabkan bencana longsor.
DAMPAK TANAH LONGSOR
1. Dampak terhadap kehidupan
Banyak menelan korban jiwa
Terjadinya kerusakan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan dan
sebagainya
Kerusakan bangunan seperti gedung perkantoran, perumahan serta sarana
peribadatan
Menghambat proses aktifitas manusia dan merugikan baik masyarakat
disekitar bencana maupun pemerintah
Beberapa cara yang bisa di lakukan untuk mencegah tanah longsor adalah sebagai
berikut :
• Membuat Terasering.
• Jangan membuka lahan pesawahan atau membuat kolam air pada bagian atas
lereng yang dekat dengan pemukiman penduduk.
• Usahakan menutup bagian retakan tanah secepatnya dan di padatkan, agar air
tidak masuk ke dalam tanah lewat retakan tersebut.
• Jangan melakukan penerbangan pohon secara liar.
• Jangan menggali tanah pada bagian bawah lereng yang terjal.
• Jangan membangun rumah pada area bawah tebing atau tepi sungai yang
rawan erosi.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH