Anda di halaman 1dari 49

BAB 5

TURBIN AIR
PENGERTIAN TURBIN AIR

Turbin air dapat diartikan sebagai suatu mesin penggerak mula dimana fluida
kerjanya adalah air. Turbin secara umum dapat diartikan sebagai mesin penggerak
mula dimana energi fluida kerja yang digunakan langsung memutar roda turbin,
fluida kerjanya yaitu berupa air, uap air dan gas .Berbeda yang terjadi pada mesin
torak (motor bakar), pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak
translasi. Bagian turbin yang berputar dinamai rotor (runner pada turbin cross-
flow) atau roda turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar dinamai stator atau
rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin
memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya (generator).
JENIS-JENIS TURBIN AIR DAN KEGUNAANNYA
A. JENIS TURBIN
1. TURBIN IMPLUS
Turbin ini dibuat sedemikian sehingga rotor (runner) bekerja karena aliran air; di sini beda
tinggi diubah menjadi kecepatan karena perbedaan tinggi. Yang khas dari jenis ini adalah
turbin Pelton, dengan pasangan ember-ember (buckets) pada keliling luar rotor yang bekerja
karena pancaran air (jet discharge) dari mulutnya (nozzle).
2. TURBIN REAKSI
Turbin reaksi: Turbin jenis ini dibuat sedemikian sehingga rotor bekerja karena aliran air
dengan tinggi terjun karena tekanan. Yang termasuk jenis ini adalah turbin Francis, turbin
aliran diogonal (diagonal flow), dan turbin baling-baling (propeller turbine).
• Turbin Francis adalah turbin di mana air mengalir ke rotor dengan arah radial dan keluar
dengan arah aksial; perubahan arah terjadi sambil melewati Rotor.
• Turbin aliran diagonal adalah turbin di mana air melewati rotor dengan arah diagonal
menuju ke poros.
• Turbin baling-baling adalah turbin di mana air melewati rotor dengan arah aksial. Turbin
reaksi yang dapat dipakai sebagai pompa dengan membalik arah putaran rotor dinamakan
turbin pompa balik (reversible pump turbine). Turbin jenis ini terbagi lagi atas jenis
Francis, jenis aliran diagonal dan jenis balingbaling,sesuai dengan konstruksi rotornya.
B. KEGUNAAN TURBIN
Jenis-jenis turbin air seperti diuraikan di atas secara kasar ada dalam batas-batas yang tertera
pada dibawah ini
KONTRUKSI TURBIN AIR

1. Konstruksi Turbin Pelton


Turbin Pelton dipakai untuk tinggi terjun (head) yang tinggi. Rotornya dilengkapi dengan ember
(buckets) yang dipasang di sekeliling piringannya (disc). Ember-ember tersebut menerima
semprotan air dari mulut-mulut pancaran (nozzles), yang kemudian mengembalikan pancaran air
ini setelah membaginya ke arah kiri dan kanan dengan bantuan sebuah punggung (ridge) yang
terdapat di tengah ember-ember ini mengalihkan tenaga impuls yang didapatnya pada piringan.

Ada dua macam ember, yaitu yang terpasang pada piringan dengan baut, dan yang dicor menjadi
satu dengan piringnya. Sebuah jarum dipasang di pusat mulut pancaran untuk mengatur jumlah
aliran air, yaitu dengan menggerakkannya maju dan mundur, dan untuk mengisi lubang ke luar
dari mulut pancaran; ini digerakkan oleh pengatur kecepatan (speed goYernor) sesuai dengan
perubahan beban.

Deflektor (deflector) adalah alat untuk membelokkan pancaran air dan dipasang antara mulut
pancaran dan rotor. Bila beban tiba-tiba dibuang (rejected), deflektor secara darurat
menghalang-halangi pancaran air. Kemudian, tempat ke luar mulut pancaran dengan
perlahanJahan disumbat oleh jarumnya. Kenaikan kecepatan turbin air dan kenaikan tekanan
pada pipa pesat dikendalikan oleh sebuah katup kecil.
2. Konstruksi Turbin Francis
Turbin Francis dipakai untuk berbagai keperluan (wide range) dengan tinggi terjun menengah
(medium head). Rumah siput (scroll case) dibuat dari plat baja, baja cor atau besi cor, sesuai dengan
tinggi terjun dan kapasitasnya dan bertugas menahan bagian terbesar dari beban tekanan hidrolik
yang diterima oleh turbin. Tekanan selebihnya ditahan oleh sudu kukuh (stay vane) atau cincin kukuh
(stay ring). Sudu-sudu antar (guide vane) diatur di sekeliling luar rotor (runner) dan mengatur daya-
keluar (output) turbin dengan mengubah-ubah bukaannya sesuai dengan perubahan beban, melalui
suatu mekanisme pengatur. Bentuk rotor berbeda-beda, disesuaikan dengan cepat jenis seperti
terlihat pada Gambar 26
3. Konstruksi Turbin Aliran Diagonal
Turbin ini dipakai untuk tinggi terjun yang tinggi dari turbin baling-baling sampai batas tinggi terjun
menengah dari turbin Francis. Biasanya jenis ini mempunyai sudu rotor yang dapat digerakkan
(diputar menurut sumbu masing masing) seperti turbin baling-baling. Turbin aliran diagonal yang
dilengkapi dengan pengatur bilah (blade) sudu secara otomatis dan hidrolik disebut juga turbin
Deriaz. Konstruksinya sangat mirip dengan turbin baling-baling
4. Konstruksi Turbin Baling-Baling
Turbin ini dipakai untuk tinggi terjun yang rendah. Turbin baling-baling digolongkan menjadi dua
menurut konstruksi bilah rotornya, yaitu turbin baling-baling dengan bilah rotor tetap dan turbin
Kaplan dengan bilah sudu yang dapat digerakkan secara otomatis dan hidrolik. Sudu rotor pada
turbin Kaplan mempunyai konstruksi yang dapat digerakkan (menurut sumbunya) dan dapat
merubah arah sudut bilahnya dengan tangan (manual) atau otomatis sesuai dengan pembukaan
sudu antarnya. Bilah rotor dibuka dan ditutup oleh tekanan minyak melalui katup pengontrol rotor
dari alat pengatur kecepatan.
Ada turbin baling-baling jenis lain yang disebut turbin tabung (tubular), yang dipakai untuk terjun
yang rendah sekali. Turbin ini mempunyai rumah (case) berupa silinder, sehingga aliran air mengalir
melalui arah aksial pada selubung silinder. Turbin jenis ini kebanyakan berjenis poros mendatar dan
bagian peralatannya dipasang pada satu garis mulai dari tempat masuk turbin sampai tempat ke
luarnya pada pipa lepas (draft tube). Katup tempat masuk, rotor dan generatornya dirangkaikan
langsung dengan turbin, pipa lepas dan lain sebagainya. Beberapa dari turbinjenis ini diperlengkapi
dengan roda gigi percepatan (speed increasing gear) yang terpasang antara kopling (coupling)
turbin air dan generator, untuk memperbesar kecepatan putar generator, sehingga generator
berwujud pampat (compact); periksa Gbr. 29.
5. Pipa Lepas
Pipa lepas (draft tube) turbin reaksi dipakai untuk:
(a) memanfaatkan tinggi terjun antara rotor dan muka air bawah (tailwater) secara efisien;
(b) mendapatkan kembali (recover) dan memanfaatkan enersi kinetik air yang
keluar.

pipa lepas dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu


1. jenis kerucut (conical type) dan jenis siku (elbow type). Pipa lepas jenis kerucut terbuat dari
baja dan kebanyakan dipakai untuk turbin jenis poros mendatar dengan kapasitas kecil.

2. Jenis siku, lapisan plat baja dipasang hingga ujung bagian yang bengkok dan terbenam dalam
beton, dan bagian sisanya yaitu dari bagian yang bengkok hingga tempat keluar (outlet)
biasanya dibuat dari beton tanpa lapisan baja.
KATUP PINTU MASUK
Katup tahan (stop valve) yang dipasang di bangunan masuk (inlet) turbin air dinamai katup pintu
masuk (inlet valve). Yang dipakai sebagai katup (pintu) masuk adalah katup kupu (butterfly valve),
katup putar (rgtary valve), katup pintu air (sluice valve), katup jarum (needle valve) dan katup roto
(roto valve).

Pemilihan jenis katup dilakukan dengan bantuan Gbr. 30, dan dengan memperhatikan hal-hal berikut
ini
1. Pada waktu diadakan pemeriksaan (inspection) dan
pembongkaran (disassemble) turbin air, katup pintu masuk
memperpendek waktu berhentinya (interrupting time)
pengaliran air dan tak mengganggu kerjanya turbin-turbin
air lainnya, bila dipakai pipa pesat tunggal.
2. Bila turbin air berhenti, katup masuk mengurangi
bocoran air dari turbin air.
3. Di dalam hal tekanan minyak hilang dan kesulitan
lainnya, katup pintu masuk
dipasang dengan tujuan sebagai pengaman dalam
menghentikan turbin air.
• Jenis-jenis Katup
1. Katup kupu
Banyak dipakai, karena katup ini cukup murah harganya dan tidak memakan banyak tempat. Piring
katup (valve disc) dan katupnya sendiri keduanya dibuat dari baja cor atau plat baja yang dibuat di
pabrik (fabricated steel plate).
2. Katup putar
Dibuat sehingga dapat memutar sumbat katup (valve plug), yang merupakan sebuah silinder kosong
dalam badan katup. Bila katup membuka, arah aksial dari silinder akan searah dan segaris dengan
arah aliran air, dan air mengalir lewat sun.rbat silinder (cylinder plug). Bila katup tertutup, silinder
tersebut tegak lurus terhadap arah aliran air dan air akan tersumbat oleh bagian luar silinder.
Bocoran air dan kehilangan tinggi terjun sangat kecil bila dipakai katup putar dan katup pintu air.
3. Katup pintu air
Digunakan untuk aliran air yang kecii dengan tinggi terjun yang tinggi. Karena katup ini
berukuran besar, berat, mahal dan membutuhkan tempat untuk memasang yang luas,
maka katup ini hanya dipakai untuk a.liran yang kecil.
PENGATURAN KECEPATAN

Tugas-tugas pokok pengatur kecepatan (speed governor) turbin air yang


menjalankan generator paralel dengan sistim tenaga listrik adalah sebagai
berikut:
(a) Pengaturan kecepatan sebelum kerja paralel.
(b) Pengaturan kecepatan untuk merubah frekwensi dalam keadaan kerja paralel.
(c) Penghentian operasi pada waktu ada gangguan, dan lain sebagainya. Untuk
PLTA jenis aliran sungai langsung (run-of-river) atau untuk PLTA berkapasitas kecil,
hanya pengatur kecepatan yang dapat melakukan gerakan berhenti inilah yang
dipakai.
1. Pengatur Kecepatan yang Mekanis

Bila frekwensi sistem turun, batang kecepatan (speed rod) akan naik dan katup pilot pun
akan naik. Minyak di ruangan A menahan katup pilot distribusi sekunder melalui katup
atur (control valve). Karenanya, minyak tekan masuk dalam servomotor sudu antar, dan
sudu antar akan membuka. Pada saat yang sama, "bushing" katup pandu akan terangkat
dan katup pandu akan kembali pada kedudukan netral. Kemudian, minyak tekan akan
berhenti mengalir. Karena torak atur (control piston) berhenti pada kedudukan yang
sesuai dengan perubahan frekwensi, minyak tekan mengalir ke servomotor dan motor ini
terus membuka bagian bukaan. Agar supaya gerakan servomotor ini tetap stabil, maka
dipakai kompensator primer untuk menggerakkan titik penunjang D dan mengembalikan
katup pandu ke tempat kedudukan netral. Karena generator turbin air mempunyai efek
roda gila (flywheel effect) yang besar dan membutuhkan beberapa detik untuk membuka
dan menutup sudu antarnya, sistim kompensator ganda (double) dengan menggunakan
kompensator elastik dipakai bersama.
2. Pengatur Kecepatan Elektro-Hidrolik
Macam-macam pengatur kecepatan elektro-hidrolik, yaitu jenis tabung elektronik, jenis penguat
(amplifier) magnetik, dan lain sebagainya. Komposisi jenis tabung elektronik dapat dilihat pada
gambar. Pengatur kecepatan elektro-hidrolik terdiri dari pengatur (regulator), penjalan (actuator)
dan katup distribusi (distribution valve).
• Pengatur mendeteksi frekwensi governor yang langsung dirangkaikan dengan generator turbin
air, dan meneruskannya ke servomotor. Pada saat yang sama, berbagai macam pengontrolan
dilakukan pula oleh alat pengatur (regulator).

• Detektor frekwensi adalah pendeteksi frekwensi dengan rangkaian (circuit) yang mengubah
frekwensi pengatur generator menjadi tegangan.

• Penjalan adalah bagian mekanis yang bertugas mengubah isyarat listrik dari pengatur ke
dalam besaran mekanis, dan dari sini mengirimnya ke servomotor yang menggerakkan sudu-
sudu antar.

• Unit kontrol adalah bagian yang merubah isyarat-isyarat listrik ke dalam besaranbesaran
mekanis yang sesuai. Kumparan kontrol ini ditunjang oleh pegas datar dalam medan magnet
permanen. Kumparan dibuat agar dapat dijalankan (actuated) oleh arus anoda dari penguat
(amplifier) tabung hampa dan dapat bergerak ke atas atau ke bawah dari kedudukan netralnya
sesuai dengan intensitas arus. Ujung bawah dari kumparan kontrol adalah katup pandu.
Keseimbangan kemudian dipertahankan antara minyak tekan di bagian bawah torak (piston)
diferensial dan minyak tekan di bagian atas torak melalui lubang kecil pada torak. Kumparan
dan torak diferensial selalu bekerja sebanding dan dengan hubungan tertentu.

• Katup distribasi adalah alat untuk menjalankan servomotor turbin air pada kedudukan
tertentu, yang ditetapkan oleh servomotor pembantu.
3. Pengatur Muka Air
Alat ini dipakai untuk mengatur debit turbin air sesuai dengan pemasukan air (inflow) dari
saluran agar tinggi muka air tangki atas (head tank) tetap pada kedudukan tertentu. Alat
ini ada 2 jenis yaitu :
• Jenis Mekanis dan listrik
Jenis mekanis menggunakan udara tekan, sedang jenis listrik merubah gerakan naik dan
turun dari pelampung yang terdapat dalam tangki atas menjadi tegangan atau arus listrik.
Besaran listrik ini kemudian memberikan isyarat listrik pada alat pembatas beban dan
mengatur bukaan sudu antar dengan bantuan alat pembatas beban tadi.
4. Peristilahan Hasil Kerja Pengatur Kecepatan
a. Pengaturan kecepatan keadaan tetap (steady-state) dan penurunan kecepatan (speed droop).
Bila beban seimbang dengan daya keluar generator, kecepatan putar turbin air pun akan stabil. Bila
beban bertambah sistim pengatur akan bekerja menaikkan daya keluar turbin karena frekwensi
turun. Sudu antar turbin air direncanakan agar dapat berubah dari pembukaan penuh hingga
penutupan sempurna dengan mengubah kecepatan putar beberapa persen.

Misalkan, kecepatan putar berubah dari n, ke n, bila beban berubah dari P, ke Pr, dengan kecepatan
putar dasar n, dan daya keluar generator sama dengan daya keluar normal turbin air yaitu P,, maka
pengaturan kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus

Misalkan kecepatan putar berubah dari n1, ke n2, dengan langkah servomotor berubah dari S1, ke S2
bila langkah servomotor berubah dari Sn, ekivalen dengan kecepatan putar dasar na, maka
penurunan kecepatan D dapat dinyatakan dengan rumus
2. Waktu mati (dead time) adalah waktu yang telah berjalan mulai dari saat perubahan
kecepatan hingga gerak permulaan pintu turbin air. Waktu sampai permulaan gerak servomotor
pembantu dinamai waktu mati untuk pengatur kecepatan.
.
3. Perbandingan mati (dead band) adalah perbandingan antara perubahan maksimum
dari kecepatan dan kecepatan putar dasar di antararanya tak ada gerakan yang dapat
diukur pada kedudukan pintu turbin dalam kondisi normal. Perbandingan antara variasi
kecepatan dan gerakan servomotor pembantu disebut perbandingan mati pengatur
kecepatan

4. Waktu membuka (opening time) adalah waktu minimum untuk membuka pintu turbin
dari pembukaan tanpa-beban sampai ke pembukaan sesuai dengan daya keluar turbin.
Waktu menutup (closing time) adalah waktu minimum untuk menutup pintu turbin dari
kedudukan sesuai dengan daya keluar turbin pada saat itu sampai ke kedudukan menutup
dengan sempurna.
PERLENGKAPAN LAINNYA
1. Pengaturan Tekanan
Pengatur tekanan (pressure regulator) adalah alat untuk menurunkan tekanan yang naik karena
pukulan air (water hammer); caranya adalah dengan mengeluarkan air yang berhubungan dengan
sudu antar bila sudu antar menutup dengan mendadak karena pembuangan beban mendadak
oleh generator. Dalam hal ini harus diperhatikan kekuatan pipa pesat, rumah (case), dan lain
sebagainya, yang harus tahan terhadap tekanan yang begitu tinggi, karena gerakan yang tak
terkendalikan akibat gangguan dalam mekanismenya. Namun, faktor keamanan bagi pipa pesat
dapat diturunkan untuk tekanan yang begitu tinggi, bila pengatur tekanan tak dapat dipercaya.

2. Sistim Penyediaan Minyak Tekan


Sistim ini menyediakan minyak tekan yang dibutuhkan untuk menjalankan pengatur kecepatan,
katup pintu masuk, pengatur tekanan, alat kontrol operasi, dan lain-lain. Ada dua macam yang
dikenal: sistim unit dan sistim bersama (common). Sistim unit mempunyai seperangkat alat
minyak tekan untuk satu turbin air, sedangkan sistim bersama mempunyai satu atau dua
perangkat alat minyak tekan untuk beberapa turbin air. Ada beberapa cara menjalankan poi'npa
minyak tekan tersebut
(a) Pompa yang biasa dipakai dan penggantinya (spare) dijalankan oleh motor.
(b) Pompa yang biasa dipakai dijalankan oleh motor dan penggantinya dijalankan oleh turbin air.
(c) Pompa yang biasa dipakai dijalankan oleh motor, sedangkan penggantinya disimpan dalam
gudang.
Kapasitas tangki minyak tekan dan pentingnya pompa minyak tekan dibagi menurut kelas pusat
listriknya; menurut standar Jepang telah ditentukan tiga kelas yaitu :
Kelas A: Pusat-pusat listrik yang menjalankan tugas pengaturan frekwensi (AFC), atau pusat-
pusat listrik yang dianggap penting dalam sistim tenaga listrik.
Kelas B: Pusat-pusat listrik di luar Kelas A dan C.
Kelas C: Pusat-pusat listrik dengan daya ke luar (output) kurang dari l0 MW atau yang kurang
penting sehingga gangguan terhadapnya tidak akan menyebabkan kerugian yang besar
terhadap sistim tenaga listrik yang bersangkutan.

Bila tidak ada minyak tekan yang disediakan dari pompa minyak tekan, maka kapasitas tangki
minyak tekan harus cukup besar sehingga dapat melayani tugas kerja tahap pertama dan
kedua antara keadaan tekanan minyak biasa yang paling rendah dan keadaan tekanan minyak
yang terrendah yang diperkenankan. Tekanan minyak biasa yang terrendah adalah tekanan
minyak yang cukup besar untuk dapat memasang kembali (reset) pembuang beban (unloader).
Tekanan minyak biasa yang terrendah yang diperkenankan adalah tekanan yang terrendah
yang dapat menjalankan sudu antar, pengatur tekanan, katup pintu masuk, dan lain
sebagainya, dengan kekuatan tekanan minyak tersebut. Tugas kerja tahap pertama adalah
tugas kerja yang diperkenankan, yang dilaksanakan selama tekanan minyak biasa yang
terrendah dan permukaan minyak terrendah turun hingga tekanan minyak penutup (shut
down oil pressure). Tugas kerja tahap kedua adalah tugas kerja yang diperkenankan, yang
dilaksanakan selama tekanan minyak penutup turun hingga tekanan minyak kerja terendah
yang diperkenankan.
Bila sisa minyak dalam tangki sesudah tugas operasi tahap pertama dan kedua adalah 10% dari jumlah
pemakaian minyak selama tugas tersebut, maka kapasitas V(l) tangki minyak tekan adalah

di mana
P1 : tekanan minyak biasa terrendah (kg/cm'z)
P2 : tekanan minyak (kg/cm'z) pada permulaan tugas kerja tahap kedua (tugas kerja tahap pertama
berakhir)
P3 : tekanan minyak terrendah yang diperkenankan (kg/cm')
V1: voluma udara (l) dalam tangki tekanan pada tekanan minyak biasa trrendah
VA: voluma penggunaan minyak selama tugas kerja tahap pertama (1)
VB: voluma penggunaan minyak selama tugas kerja tahap kedua (l)
V2 : voluma udara maksimum (1) pada permulaan tugas kerja tahap kedua.
Kapasitas pompa minyak tekan sebaiknya diambil yang lebih besar dari dtra nilai Q berikut ini,
dengan memisalkan bahwa jumlah kebocoran minyak selama operasi sama dengan l0 %dari
jumlah minyak yang dipergunakan selama tugas operasi tahap pertama dan kedua:

1. Kapasitas yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan minyak dalam tangki tekan dengan I
kg/cm2 dalam waktu 30 detik dari tekanan minyak terrendah, dapat dihitung dari jumlah oli
yang dibutuhkan yaitlu Q (l/menit)

2. Kapasitas yang dibutuhkan untuk menutup sudu antar yang terbuka penuh dan bilah rotor
dalam waktu l5-20 detik, tanpa penyediaan minyak tekan dari tangki minyak tekan dapat
dihitung sebagai kapasitas pompa (Q dalam l/menit); yaitu
KARAKTERISTIK TURBIN AIR
1. Kecepatan Jenis
Kecepatan jenis atau cepat jenis (specific speed) adalah kecepatan turbin model (turbin dengan
bentuk sama tetapi skalanya berlainan), yang bekerja pada tinggi I satuan tinggi jatuh dan dengan
debit 1 satuan debit dan menghasilkan daya (output) I satuan daya. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Daya yang dimaksud dalam hal ini yaitu daya yang ke luar dari setiap rotor (runner) atau setiap mulut
pancaran (nozzle). Pada turbin jenis aliran rangkap, daya tersebut adalah 1/2 dari daya satu roda
putar. Rumus berikut dipergunakan untuk menentukan daerah kecepatan jenis :
Bila diketahui tinggi jatuh air effektif dan debit maksimumnya, maka dapat diketahui pula daya yang
ke luar. Jika kecepatan jenis diketahui, maka dapat dihitung kecepatan putar n berdasarkan rumus:

2. Efisiensi
Setiap jenis turbin dan setiap kecepatan jenis masing-masing mempunyai lengkung efisiensi yang
berbeda-beda, seperti terlihat dalam Gbr. 37.
Tabel 10 dari. 12 memperlihatkan lengkung efisiensi (untuk setiap roda putar pada turbin Francis
dan satu mulut pancaran pada turbin Pelton),dengan daya ke luar masingmasing 2.500 kW dan
10.000 kW. Pada turbin dengan kapasitas yang lebih besar, maka dapat ditambahkan efisiensi
tambahan seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 11 dan 13.
3. Perobahan Debit dan Efisiensi dengan Perobahan Kecepatan
Untuk turbin Pelton, perubahan kecepatan tidak akan mempengaruhi debitnya. Hal ini disebabkan
karena kecepatan aliran pada mulut pancaran akan berobah sesuai dengan berobahnya kecepatan.
Pada turbin Francis, perubahan kecepatan akan sedikit mempengaruhi debitnya. Perubahan debit
yang sangat kecil ini sesuai dengankecepatan jenis dari turbin. Untuk turbin aliran diagonal dan
turbin jenis baling-baling (propeller) perubahan kecepatan sangat besar pengaruhnya pada debit.
Perubahan kecepatan akan mempengaruhi besarnya efisiensi turbin. Oleh karena itu turbin selalu
dibuat demikian rupa sehingga dicapai efisiensi yang tertinggi pada kecepatan yang telah ditetapkan.
Bertambah atau berkurangnya efisiensi karena perubahan kecepatan diperlihatkan dalam Gbr. 38.
4. Perobahan Debit, Efisiensi dan Daya dengan Perobahan Tinggi Jatuh
Turbin air selalu dibuat demikian rupa sehingga dapat diperoleh efisiensi tertinggi pada tinggi
jatuh air tertentu. Apabila tinggi jatuh bertambah besar, maka kecepatan putar akan bertambah
pula. Demikian pula debit dan daya yang ke luar dari turbin akan bertambah besar, apabila 11
bertambah besar. Hubungan-hubungan itu dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

di mana H, Q, P dan n adalah nilai-nilai sebelum perubahan, H’, Q’ dan P’ adalah nilai-nilai
sesudah perubahan.
5. Kecepatan Lari

Kecepatan lari (runaway speed) suatu turbin adalah kecepatan putar turbin tanpa
beban dengan debit tertentu. Kecepatan maksimum yang mungkin terjadi dinamakan
kecepatan lari maksimum. Pada turbin yang memiliki rotor yang dapat digerakkan, ini
akan terjadi bila kedudukan sudu rotor (runner blade) dan baling-baling antar (guide
vane) yang berbeda-beda dan tak ada hubungannya satu sama lain. Apabila tinggi
jatuh air berobah-obah, maka dipakai kecepatan lari yang terbesar yaitu sesuai dengan
H yang terbesar. Pada umumnya, kecepatan lari adalah 1,85 kali kecepatan putar
normal (kecepatan putar yang direncanakan) untuk turbin Pelton, 1,6-2,2 kali untuk
turbin Francis, 1,8-2,3 kali untuk turbin air diagonal d,an 2,2-3,2 kali untuk turbin
Kaplan.
PERUBAHAN TEKANAN
Apabila pintu turbin tiba-tiba ditutup, maka akan timbul tekanan yang terjadi karena adanya
pukulan air (water hammer). Kenaikan tekanan ini kemudian akan diteruskan ke rumah
turbin dan pipa pesat. Perhitungan perubahan tekanan yang terjadi hanya sesaat ini oleh
Allievi dirumuskan sebagai berikut
PERUBAHAN KECEPATAN

Perubahan kecepatan pada turbin adalah perbandingan perubahan kecepatan putar terhadap
kecepatan putar dasar (rated). Perubahan kecepatan ini biasanya di bawah 35% tetapi akhir-akhir
ini ada kecenderungan untuk menaikkan nilainya sampai di bawah 40%, karena turbo-generator
memang dibuat untuk menahan kekuatan mekanis bila terjadi kenaikan kecepatan sampai 40%.
Namun, ada mesin-mesin pembantu yang tidak kuat menahan kenaikan kecepatan sampai 40%,
yang ditimbulkan oleh kenaikan frekwensi sumber tenaga. Disamping itu, perlu diperlihatkan
pula pengaruh dari terlalu kecilnya GD terhadap stabilitas peralihan dari sistim transmisi
tegangan tinggi.

Bila daya ke luar dari turbin berbanding lurus dengan membuka dan menutupnya pintu
pemasukan air pada turbin, dan bila berubahnya tekanan air pada pipa pesat dan kecepatan
putar tidak dihitung, maka perubahan kecepaian dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
Dengan memperhitungkan pula pengaruh pelepasan beban, perubahan tekanan air dan kecepatan,
maka jika kecepatan lari adalah n, harga ∆n dapat dihitung dari persamaan berikut
KAVITASI
Jika kavitasi timbul pada turbin yang sedang berjalan, maka akan terjadi gejalagejala yang
berbahaya terhadap turbin, di antaranya, menurunnya efisiensi, timbulnya getaran,
terdengarnya berisik, dan lainJain. Dalam turbin air, kavitasi terutama terjadi pada bagian-
bagian sudu rotor yang menghisap air, pada ujung sebelah bawah dan atas dari roda putar, pada
pipa isap, pada bagian belakang sudu rotor, dan sebagainya. Untuk menghindarkan
bertambahnya kavitasi perlu:

(a) memilih sudu rotor yang tepat bentuknya, membuatnya secara teliti dan penyudahan
(finishing) permukaannya harus baik;
(b) memasang rotor pada posisi yang rendah terhadap permukaan air sebelah bawah (tail
water);
(c) memilih kecepatan jenis yang kecil;
(d) memberi udara dalam jumlah yang tepat pada bagian atas dari pipa lepas;
(e) melapisi sudu rotor dengan bahan yang tahan terhadap kavitasi, seperti baja tahan-karat
(stainless steel) 13 Cr dan 18-8 Vi-Cr, atau membuatnya seluruhnya dari bahan-bahan ini.
Faktor kavitasi dari Thoma adalah yang umum dipakai, dan merupakan angka indeks bertambahnya
kavitasi

Faktor kavitasi di mana kavitasi bertambah sangat besar dan efisiensi turbin tiba-tiba menjadi sangat
turun disebut faktor kavitasi kritis (σ c). Faktor kavitasi ini akan berubah bila kecepatan jenis turbin
berubah. Faktor kavitasi instalasi (σ p) pada waktu turbin berjalan dalam keadaan normal, hendaknya
mempunyai kelonggaran yang cukup terhadap σ c.
Hubungan antara kecepatan jenis dan σ dapat dilihat dalam Gbr.41. Hubungan antara tinggi
turbin dari permukaan air laut dan tekanan atmosfir dapat dilihat dalam Gbr.42 (a).
Hubungan antara tekanan uap air kenyang dan temperatur air dapat dilihat dalam Gbr. 42
(b).
PENGUJIAN MODEL

Pengujian model turbin dilakukan dengan maksud untuk meramalkan karakteristik hidrolik dari
turbin yang bersangkutan. Model turbin mempunyai persamaan geometris dengan turbin yang
sesungguhnya. Bagian-bagian dari turbin yang mempunyai pengaruh terhadap karakteristik
hidroliknya, seperti misalnya rotor, baling-baling antar, rumah siput (scroll case), pipa lepas, dan
lain-lain, diuji dalam keadaan yang sama pada modei turbin. Untuk model turbin air, ukuran
diarneter rotornya biasanya di atas 350 mm, sedang untuk turbin pompa yang dapat dibalik
(reversible) diameternya adalah 250 rnm.

Diameter rotor untuk turbin Francis adalah diameter pada tempat keluarnya air, untuk turbin
baling-baling diameter luar dari rotor, dan untuk turbin aliran diagonal diameter standarnya. Tinggi
jatuh air efektif, debit, kecepatan putar, diameter rotor, dan efisiensi dari turbin prototip dinyatakan
berturut-turut oleh H Q n D dan ɳ’ , sedangkan untuk turbin model dinyatakan dengan H', Q',n', D'
dan ɳ’
Dengan demikian, maka, apabila turbin model dijalankan dalam keadaan yang sama dengan
turbin prototip, berlaku hubungan

Apabila untuk suatu n', diketahui debit dan daya keluarnya, maka akan dapat diketahui pula
karakteristik turbin prototipnya. Adapun debit dan daya keluar turbin prototip dapat diketahui
dari rumus-rumus berikut

Rumus-rumus Moody dan Ackeret banyak digunakan untuk dapat meramalkan besarnya efisiensi
turbin prototip dari percobaan-percobaan terhadap model:
DIMENSI DAN BERAT TURBIN
1. Dimensi Kasar Turbin Francis
Dimensi rotor ditentukan menurut rumus berikut:
2. Dimensi Kasar Turbin Jenis Aliran Diagonal dan Turbin Baling-Baling
Dimensi rotor untuk turbin jenis aliran diagonal dan baling-baling ditentukan menurut rumus
berikut:
3. Dimensi Kasar Turbin Pelton
Dimensi rotor turbin Pelton dapat dicari dengan mempergunakan rumus berikut
4. Berat Turbin Air

Anda mungkin juga menyukai