Anda di halaman 1dari 9

PARTAI PDA (PARTAI

DAULAT ACEH)
Oleh:
1.Yuni kartika nasution(190240178)
2.ula fariha(190240096)
3.kautsar putri (190240118)
MK : komunikasi politik
Sejarah Partai PDA
Partai daerah aceh
• Pada Januari 2016, PDA mengubah kembali namany
a yang awalnya Partai Damai Aceh menjadi Partai D
aerah Aceh karena pada Pilihan legislatif yang dilak
sanakan pada 15 januari 2014 yang diketuai oleh Ke
tua umum: Tgk. H. Muhibbussabri A. Wahab. pada
Kursi di DPRA (2014): 1 / 81 yang berkantor pusat di
nangro Aceh Darussalam.
SAMBUNGAN
• Partai Daerah Aceh adalah salah satu partai politik l
okal di provinsi Aceh, Indonesia. Partai ini ikut dala
m Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009, 2014, 
2019 dan pemilihan anggota parlemen daerah .
• Partai Daerah Aceh merupakan satu dari tiga partai
lokal di Aceh yang lolos untuk mengikuti pemilu legi
slatif 2014. Sebelumnya Partai Daerah Aceh (PDA)
menyerahkan berkas pendaftaran sebagai peserta p
emilu 2012 ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) A
ceh, Selasa 4 September 2012.
SAMBUNGAN
• Partai Daerah Aceh sebenarnya bukan partai lokal baru. Partai
Daerah Aceh berdiri pada tahun 2007 sebagai Partai Daulat Ac
eh. Karena Partai Daulat Aceh tidak mencapai perolehan suara
batas minimal untuk bisa mengikuti pemilu berikutnya, sehingg
a Partai Daulat Aceh di ganti nama menjadi Partai Damai Aceh.
• Pada Januari 2016, PDA mengubah kembali namanya yang awa
lnya Partai Damai Aceh menjadi Partai Daerah Aceh karena pad
a Pileg 2014 partai tersebut tidak berhasil memperoleh suara
maksimal yang dipersyaratkan oleh aturan ambang batas pemil
u 2019.Sehingga didaftarkan lagi ke Kementerian Hukum dan H
AM pada 31 Oktober 2017 dan disahkan dalam dokumen SK Ke
menkunham.
SAMBUNGAN
• Pendirian partai politik lokal di Aceh diawali oleh pembahasan Rancanga
n Undang-Undang (RUU) tentang Pemerintah Aceh mulai dibahas di DPR
pada tanggal 25 Februari hingga 5 Juli 2006. Pembahasan terkait RUU ter
sebut itu tidak lama berselang setelah Pemerintah RI menandatangani N
ota Kepahaman  (Memorandum of Undestanding/ MoU) dengan Geraka
n Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005. RUU PA di
susun dengan DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sejarah panjan
g hubungan Jakarta-Aceh yang berada pada titik konflik, menjadikan pen
andatangan Nota Ksepahaman itu menjadi sangat berarti. Apabila ditela
ah MoU tersebut terdapat beberapa poin-poin penting perjanjian diantar
anya: 
• Pertama, pemerintah Indonesia memberikan kebebasan kepada masyara
kat Aceh, termasuk GAM untuk menjalankan pemerintahan di Aceh deng
an kewenangan yang sangat besar melalui otonomi khusus, namun masi
h dalam lingkup negara kesatuan Republik Indonesia. 
SAMBUNGAN
• Kedua, Pemerintah Indonesia memberikan intensif kepada para
anggota GAM berupa pemberian lahan-lahan perkebenunan da
n pertanian di daerah utara dan timur di Aceh yang akan didistri
busikan kepada para anggota GAM.
•  Ketiga, Pemerintah Indonesia akan memberikan pengampunan
(amnesti) kepada seluruh anggota GAM dengan syarat para ang
gota GAM menyerahkan seluruh  senjata yang mereka miliki sel
ama berperang. Pemberian amnesti juga diikuti oleh pemberian
hak sipil dan politik secara penuh kepada para anggota GAM. 
• Keempat, dalam konteks pemenuhan hak sipil dan politik terse
but, MoU juga menyetujui agar ditumbuhkan partai politik lokal
di Aceh.
SAMBUNGAN
Tujuan didirikan partai lokal aceh terma
suk PDA
• Setelah adanya UUPA, bahwa masyarakat Aceh sendiri dapat mendirikan partai p
olitik lokal di Aceh, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Indonesia N
omor 20 Tahun 2007 tentang Partai Politik Lokal di Aceh, Pasal 1 angka 2 menyat
akan: Partai politik lokal adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia yang berdomisili di Aceh secara sukarela atas dasar pers
amaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, ma
syarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakya
t Aceh (DPRA) / Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/ Kota (DPRK), Gubernur da
n Wakil Gubernur, serta bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil walikota.
• Setelah Partai Politik Lokal (Parlok) di Aceh dibentuk ada beberapa parlok yang s
udah terdaftar di Kanwil Departmen Hukum dan HAM di Aceh adalah Partai GAM
, Partai Generasi Aceh Beusaboh Thaat dan Taqwa (Gabhat), Partai Serambi Persa
da Nusantara Serikat (PS-PNS), Partai Darussalam, Partai Rakyat Aceh (PRA), Part
ai Aceh Meudaulat (PAM), Partai Lokal Aceh (PLA), Partai Daulat Aceh (PDA) dan
Partai Pemersatu Muslimin Aceh (PPMA). MoU di atas memperintahkan bahwa p
artai politik lokal harus hadir di Aceh,
SAMBUNGAN
• Hal ini memang ditegaskan karena parlok dianggap
lebih mampu untuk memperhatikan dan memperju
angkan kepentingan-kepentingan yang amat sempit
tersebut. Bisa saja ada partai politik yang hanya ingi
n menjadi partai lokal saja karena hanya sebegitu k
emampuannya atau partai lokal tersebut lebih terta
rik pada masalah politik ditingkat lokal sehingga ha
nya berminta mengajukan calon dalam pemilu tingk
at lokal (bahkan hanya disatu provinsi).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai