Anda di halaman 1dari 16

TEORI-TEORI

KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA
Pertemuan 6
TEORI-TEORI KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA

 Gudykunst menjelaskan komunikasi


antarbudaya (KAB) merupakan “tipe” dari
komunikasi antarkelompok, yaitu
komunikasi antara para anggota dari
kelompok sosial yang berbeda.
 Komunikasi antarkelompok mencakup
beberapa tipe: komunikasi able-bodied
dengan disables, komunikasi antargenerasi,
komunikasi antara para anggota kelas
sosial yang berbeda dan komunikasi antar
ras/antaretnis.
TEORI-TEORI KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA

 Kegiatan berteori dalam KAB mengalami


perkembangan yang cukup pesat dan
mencakup berbagai aspek dalam KAB.
 Gudykunst dan Nishida (1989) mengunakan
cara berpikir Burrell dan Morgan (1979)
yaitu pendekatan subjectivist dan objectivist
untuk membandingkan teori-teori KAB.
PENDEKATAN
OBJECTIVIST
 ONTOLOGI. Realisme: ada realitas
eksternal yang nyata bagi individu; realitas
itu ada bahkan ketika realitas tersebut tidak
dipahami dan tidak dilabelkan.

 EPISTEMOLOGI. Positivisme: menjelaskan


dan memprediksikan pola-pola komunikasi
dengan mencari keteraturan-keteraturan
dan/atau hubungan kausal.
PENDEKATAN
OBJECTIVIST
 SIFAT MANUSIA. Determinisme:
peristiwa komunikasi ditentukan oleh
situasi atau lingkungan dimana
komunikasi tersebut berlangsung.

 METODOLOGI. Nomothetic: penelitian


harus didasarkan pada aturan yang
sistematis dan prosedur ilmiah yang
ketat.
PENDEKATAN
SUBJECTIVIST
 ONTOLOGI. Nominalisme: tidak ada realitas
eksternal yang nyata bagi individu; nama,
konsep dan label bersifat artifisial dan
dipakai untuk mengkonstruksikan realitas.

 EPISTEMOLOGI. Anti Positivisme:


komunikasi hanya dapat dipahami dari
perspektif partisipan komunikasi; tidak ada
penelusuran terhadap keteraturan-
keteraturan yang mendasarinya.
PENDEKATAN
SUBJECTIVIST
 SIFAT MANUSIA. Voluntarisme:
partisipan komunikasi memiliki
otonomi dan kehendak yang bebas.

 METODOLOGI. Idiographic: untuk


memahami peristiwa komunikasi,
maka pengetahuan dari tangan
pertama harus diperoleh melalui
analisis catatan subyektif.
OBJECTIVIST &
SUBJECTIVIST
 Gudykunst dan Nishida menegaskan
bahwa pemilahan perspektif
objectivist atau subjectivist secara
ekstrim tidak perlu dipertahankan.
 Kedua pendekatan tersebut penting
untuk memahami KAB dan idealnya
kedua pendekatan itu pada akhirnya
perlu diintegrasikan (triangulasi).
PENDEKATAN ETIC

 Mengkaji perilaku dari posisi di luar


sistem.
 Mengkaji lebih dari satu budaya dan
membandingkannya.
 Struktur “diciptakan” oleh analis
(peneliti).
 Kriteria dipertimbangkan mutlak atau
universal.
PENDEKATAN EMIC

 Mengkaji perilaku dari dalam sistem.


 Mengkaji hanya satu budaya.

 Struktur “ditemukan” oleh analis


(peneliti).
 Kriteria bersifat relatif.
Kategori:
EFFECTIVE OUTCOMES
 Cultural Convergence

 Anxiety/Uncertainty Management

 Effective Group Decision Making


Kategori:
ACCOMODATION/ADAPTATION

 Communication Accomodation

 Intercultural Adaptation

 Co-Cultural
Kategori:
IDENTITY NEGOTIATION
 Identity Management

 Identity Negotiation

 Cultural Identity
Kategori:
COMMUNICATION NETWORKS

 Networks and Outgroup


Communication Competence.

 Intracultural Versus Intercultural


Networks

 Networks and Acculturation


Kategori:
ACCULTURATION AND ADJUSTMENT

 Communication and Acculturation

 Anxiety/Uncertainty Management

 Assimilation, Deviance and Alienation


States
Sekian

Anda mungkin juga menyukai