Anda di halaman 1dari 25

HIPERTENSI

RETINOPHATY JURNAL
READING

PRESEPTOR
dr. Halimahtussakdiah Sp.M

 
CUT RISKA NOVIZA
NIM. 150611005

Bagian/SMF Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia
 
PENGANTAR TEORI

Retinopati hipertensi ?

Retina dan pembuluh darahnya mudah


dipengaruhi hipertensi. Salah satu target
organ hipertensi adalah mata. Hipertensi
yang berlangsung lama pada penderita
dapat mempercepat timbulnya sklerosis
pembuluh darah halus. Perubahan dinding
pembuluh darah halus retina yang
mengeras disebut retinopati hipertensi.
(Mitchell, 2004, Hughes, 2007)
DEFINISI

Retinopati hipertensi adalah suatu kondisi dengan


karakteristik perubahan vaskularisasi retina pada populasi
yang menderita hipertensi. Kelainan ini pertama kali
dikemukakan oleh Marcus Gunn pada kurun ke-19 pada
sekelompok penderita hipertensi dan penyakit ginjal.
Retinopati Tanda-tanda pada retina yang diobservasi adalah
penyempitan arteriolar secara general dan fokal,
Hipertensi perlengketan atau nicking arteriovenosa, perdarahan retina
dengan bentuk flame-shape dan blot-shape, cotton-wool
spots, dan edema papilla. Pada tahun 1939, Keith et al
menunjukkan bahwa tanda-tanda retinopati ini dapat dipakai
untuk memprediksi mortalitas pada pasien hipertensi.
(Mitchell, 2004, Hughes, 2007)
ETIOLOGI
Ketika tekanan darah menjadi tinggi, seperti
pada Hipertensi, retina menjadi rusak. Bahkan
Hipertensi ringan bisa merusak pembuluh darah
retinal jika tidak segera diobati dalam setahun.
Hipertensi merusak pembuluh darah kecil pada
retina, menyebabkan dinding retina menebal
dan dengan demikian mempersempit pembuluh
darah terbuka dan mengurangi suplai darah
menuju retina.

HIPERTENSI

Potongan kecil pada retina bisa menjadi


rusak karena suplai darah tidak tercukupi.
Sebagaimana perkembangan Retinopati
Hipertensi (Hypertensive retinopathy), darah
bisa bocor ke dalam retina. Perubahan ini
menyebabkan kehilangan penglihatan secara
bertahap, terutama jika mempengaruhi macula,
bagian tengah retina.
• Berdasarkan kumpulan data dari berbagai jenis
penelitian, prevalensi tanda retinopati hipertensi dari
populasi umum dengan menggunakan retinal
photographs didapatkan tanda retinopati hipertensi
3-14% pada orang dewasa usia > 40 tahun. (Wong
dan Mcintosh, 2005).
• Berdasarkan data The Beaver Dam Eye Study di
Wisconsin, dari 4926 orang dewasa dengan rentang
EPIDEMIOLOGI usia 43-86 tahun, mengalami insidensi selama 5
tahun dengan menunjukkan adanya focal arteriolar
narrowing,AV nicking, perdarahan retina dan
mikroaneurisma 6% - 10%.
• Berdasarkan The Beaver Dam Eye Study, gambaran
hipertensi tanpa kelainan yang lain di jumpai adanya
perdarahan retina 50-70% dan mikroaneurisma,
focal arterial narrowing 30-40% dan AV Nicking 70-
80 %. The Beaver Dam Eye Study melakukan
observasi yang berhubungan antara tekanan darah
dan tanda mikrovaskular yang melemah berdasarkan
usia.(Wong dan Mcintosh, 2005)
PATOFISIOLOGI

Gambaran retinopati hipertensif


muncul ditentukan oleh derajat Stadium Stadium
Vasokontriksi Eksudatif
peningkatan tekanan darah dan
keadaan dari arteriol retina.
Patofisiologi yang mendasari
retinopati hipertensif dapat dibagi
menjadi beberapa tahap, antara Stadium Pada tekanan
lain: Sklerotik darah tinggi
yang parah
(malignant
hypertension)
KLASIFIKASI
• Berdasarkan klasifikasi Keith-Wargener-Barker, tanda tanda
retinopati hipertansif diklasifikasikan secara klinis menjadi 4
stadium berdasarkan tingkat keprahannya, yaitu:
a. Derajat I: penyempitan general ringan atau sklerosis dari
arteriol
b. Derajat II: penyempitan fokal arteriol, persilangan arteri-vena,
refleks cahaya yang berlebihan, sklerosis sedang.
c. Derajat III: derajat II ditambah oedema retina, gambaran
cotton-wool spots, perdarahan retina, dan hard exudates.
d. Derajat IV: seperti derajat III dengan pembengkakan diskus
optikus (papilloedema)
NEXT...

• Menurut Wong dan Mitchell, retinopati hipertensi derajat I dan II sebagai


stadium awal retinopati hipertensit sulit dibedakan serta derajat retinopati
hepertensif ini tidak selalu berhubungan dengan keparahan hipertensi,
sehingga dibuatlah klasifikasi 3 derajat retinopati hipertensif, yaitu :
a. Retinopati ringan (mild retinopathy) : penyempitan arterolar,
arteriovenous nipping, dan arteriolar wall opacification.
b. Retinopati sedang (moderate retinopathy) : gambaran cotton-wool spots,
hard exudats, mikroaneurisma, dan perdarahan dengan gambaran flame
shaped/blot-shaped
c. Retinopati berat (severe retinopathy) : tanda-tanda retinopati seperti
derajat sebelumnya dengan pembengkakan diskus optikus (papilloedema)
a.
NEXT...
NEXT...

• Selain itu,terdapat klasifikasi retinopati hipertensif berdasarkan


Scheie yang mendefinisikan perubahan hipertensif dan
arteriosklerotiksecara terpisah, anata lain:
a. Stadium 1: penyempitan setempat pembuluh arterial.
b. Stadium 2: penyempitan arterial dengan irregularitas fokal disertai
perubahan refleks cahaya.
c. Stadium 3: stadium 2 disertai copper wiring, terbentuk eksudat dan
perdarahan retina akibat tekanan darah diastol di atas 120 mmHg,
kadang-kadang muncul keluhan penglihatan berkurang.
d. Stadium 4: stadium 3 disertai silver wiring dan papiloedema. Pada
stadium ini terdapat keluhan penglihatan menurun dan tekanan darah
diastol umumnya lebih dari 150 mmHg.
NEXT...

• Selanjutnya Modifikasi klasifikasi Scheie oleh American


Academy of Ophthalmology:
a. Stadium 0: Tidak ada perubahan
b. Stadium 1: Penyempitan arteriolar yang hampir tidak
terdeteksi
c. Stadium 2: Penyempitan yang jelas dengan kelainan fokal
d. Stadium 3: Stadium II disertai perdarahan retina dan / atau
eksudat
e. Stadium 4: Stadium III disertai papil edema
MANFESTASI KLINIS & DIAGNOSIS
☼ Pasien dengan hipertensi biasanya akan - Biasa didapatkan perubahan pada vaskularisasi
mengeluhkan : retina, infark koroid tetapi kondisi ini jarang
- sakit kepala dan nyeri pada mata. ditemukan pada hipertensi akut yang
- Penurunan penglihatan atau penglihatan kabur memberikan gambaran Elschnig’s spot yaitu
hanya terjadi pada stadium III atau stadium IV atrofi sirkumskripta dan proloferasi epitel
peubahan vaskularisasi akibat hipertensi. pigmen pada tempat yang terkena infark.
- Arteriosklerosis tidak memberikan simptom - Pada bentuk yang ringan, hipertensi akan
pada mata. meyebabkan peningkatan reflek arteriolar yang
akan terlihat sebagai gambaran copper wire atau
- Hipertensi dan perubahan arteriosklerosis pada
silver wire
fundus diketahui melalui pemeriksaan
funduskopi, dengan pupil dalam keadaan - Terjadi nicking arteriovenousa.
dilatasi. - Edema retina dan makula.
- Keadaan stasis kapiler dapat menyebabkan - Lesi pada ekstravaskuler retina dngan
anoksia dan berkurangnya suplai nutrisi, pemeriksaan angiografi.
sehingga menimbulkan formasi - Perdarahan retina
mikroanuerisma.
NEXT....

☼ Diagnosa retinopati hipertensi ☼ Pemeriksaan laboratorium


ditegakkan berdasarkan anamnesis harus mencantumkan
dan pemeriksaan fisis. Selain itu
pemeriksaan penunjang seperti
permintaan untuk pengukuran
funduskopi, pemeriksaan visus, tekanan darah, urinalisis,
pemeriksaan tonometri terutama pada pemeriksaan darah lengkap
pasien lanjut usia dan pemeriksaan terutama kadar hematokrit,
USG Bscan untuk melihat kondisi di kadar gula darah, pemeriksaan
belakang lensa diperlukan untuk
membantu menegakkan diagnosis
elektrolit darah terutama
pasti. Pemeriksaan laboratorium juga kalium dan kalsium, fungsi
penting untuk menyingkirkan ginjal terutama kreatinin, profil
penyebab lain retinopati selain dari lipid dan kadar asam urat.
hipertensi.
TATALAKSANA
• Mengobati faktor primer adalah sangat penting • Terapi antihipertensi spesifik yang dapat
jika ditemukan perubahan pada fundus akibat digunakan untuk menghasilkan efek secara
retinopati arterial. langsung pada struktur mikrovaskular masih
• Tekanan darah harus diturunkan dibawah 140/90 belum jelas, namun beberapa penelitian telah
mmHg. Jika telah terjadi perubahan pada fundus menunjukkan enapril atau hidroklorotiazid
akibat arteriosklerosis, maka kondisi ini tidak dapat mengurangi arteriolar-wall
dapat diobati lagi. opacification setelah 26 minggu setelah
• Beberapa studi eksperimental dan percobaan pemberian enapril.
klinik menunjukan bahwa tanda-tanda retinopati • Selain itu, fungsi endotel dari pembuluh
hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol
darah retina pasien hipertensif membaik
kadar tekanan darah.
setelah pemberian angiotensin II receptor
• Masih tidak jelas apakah pengobatan dengan
blocker.
obat anti hipertensi mempunyai efek langsung
terhadap str uktur mikrovaskuler. • Retinopati hipertensif dilakukan berdasarak
• Penggunaan obat ACE Inhibitor terbukti dapat derajat retinopati hipertensif
mengurangi kekeruhan dinding arteri retina
sementara penggunaan HCT tidak memberikan
efek apa pun terhadap pembuluh darah retina.
NEXT...
PROGNOSIS
• Prognosis akan memburuk seiring dengan bertambahnya usia,
karena terjadi Arteriosklerosis dan proses menua pembuluh-
pembuluh darah.
• Prognosis retinopati hipertensi juga tergantung kepada kontrol
tekanan darah.
• Ada hubungan antara derajat retinopati dan mortalitas. Dalam
sebuah studi klasik pada tahun 1939 Keith et
al menggambarkan prognosis retinopati hipertensi dengan
tingkat keparahan yang berbeda. Seperti dijelaskan pada tabel
berikut ini:
NEXT...
PENDAHULUAN

Hipertensi adalah tekanan darah persisten diatas atau sama dengan 140/90 mmHg. Persistensi
peningkatan berarti meningkatnya tekanan darah tidak bersifat transien atau hanya merupakan
peningkatan diurnal dari tekanan darah yang normal sesuai siklus sikardian.
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan kerusakan pada mikrosirkulasi retina yang
akan berujung pada retinopati hipertensi.

Retinopati hipertensi menunjukan temuan oftalmik terhadap kerusakan sekunder end-organ akibat
hipertensi. Temuan oftalmik tersebut berupa kelainan pembuluh darah (penyempitan umum atau
lokal), percabangan pembuluh darah yang tajam, fenomena crossing atau sklerosis pembuluh
darah.
Dalam satu dekade terakhir, data dari studi epidemiologi menunjukan bahwa retinopati hipertensi
terjadi pada 3% hingga 14% orang dewasa yang tidak menderita diabetes dan berumur
lebih dari 40 tahun.

02/25/2021 19
Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi


gambaran karakteristik penderita retinopati hipertensi di
RSUP DR. M. Djamil Padang dari tahun 2015 sampai
2016.

Metode

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian
ini dilakukan dari November sampai Februari 2018 di ruang pusat rekam medis
RSUP DR. M. Djamil Padang.

02/25/2021 20
HASIL

 Dari 80 rekam medik, 74 rekam medik penderita


memenuhi kriteria sampel.
 Dari 74 pasien, mayoritas penderita berumur >60
tahun (dengan rata-rata berumur 57,6 tahun), jenis
kelamin perempuan mendominasi (51,4%),.
 Mayoritas penderita adalah bekerja menggurus rumah
tangga (31,1%), menderita hipertensi stadium 1 dan telah
menderita hipertensi selama 1-5 tahun (63,5%, dengan
rata-rata 5,5 tahun).
 Mayoritas penderita tidak memiliki kerusakan target
organ lain.

02/25/2021 21
TABEL HASIL
NEXT...
KESIMPULAN

Simpulan studi ini ialah mayoritas


penderita retinopati hipertensi di RSUP
DR. M. Djamil Padang dari tahun 2015
sampai 2016 adalah perempuan dan
berumur diatas 60 tahun. Mayoritas dari
pasien adalah ibu rumah tangga, telah
menderita hipertensi stadium 1 selama 1-5
tahun dan tidak memilki kerusakan target
organ lain.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai