Anda di halaman 1dari 18

ANTROPOLOGI KESEHATAN

Dosen Pembimbing Sri Wahyuningsih, M.Keb.


Disusun oleh
Kelompok 1
• Desy Anggraini • Siti Anisa
• Yeni Susilowati • Qori’atur
• Candra Alif N. Rohimah
• Devi Elisa D.A.Q • Hilmi Tri M.H.
• Kharisma K.N. • Aliffia Nuriya M.
• Dwike Aulya N. • Nur Khovifah
• Wahida H.A.
DEFINISI STRATIFIKASI SOSIAL
Karl Marx mencetuskan teori-teori stratifikasi sosial
dengan memberikan landasan yang membentuk kerangka
berpikir mengenai stratifikasi sosial. Teori–teori ini menjadi
dasar untuk melihat perkembangan stratifikasi dalam
masyarakat hingga saat ini.
Dalam teori Karl Marx, stratifikasi sosial terjadi karena
kesenjangan dalam relasi atau hubungan kepemilikan alat-alat
produksi dalam masyarakat. Jadi, stratifikasi sosial disebabkan
oleh relasi individu–individu yang berbeda terhadap alat
produksi, baik sebagai pemilik alat produksi maupun sebagai
tenaga kerja.
Dalam sosiologi, pengelompokan masyarakat berdasarkan
tingkatan- tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi
sosial. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial secara umum
dapat diartikan sebagai pembedaan atau pengelompokan
anggota masyarakat secara vertikal. Aristoteles telah
menyatakan bahwa didalam tiap- tiap Negara selalu terdapat
tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali mereka yang melarat
dan mereka yang berada di tengah tengahnya.
Adapun menurut Soerjorno Soekanto, ukuran atau kriteria yang biasa
DASAR STRATIFIKASI SOSIAL
dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat kedalam anggota
masyarakat lapisan-lapisan, yaitu :
1. Kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang
ada. Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak maka dia akan
termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial. Demikian pula
sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan
ke dalam lapisan yang rendah.
2. Kekuasaan atau Wewenang
Seseorang yang mempunai kekuasaan atau wewenang paling besar
akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari
ukuran kekayaan sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya
dapat menguasai orang-orang yang tidak kaya atau sebaliknya,
kekuasaan, dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Kehormatan
Orang yang disegani dan dihormati menempati tempat
teratas dan ukuran seperti ini banyak dijumpai pada mayarakat
tradisional, biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka
yang pernah berjasa besar kepada masyarakat, pada orang tua
ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.

4. Ilmu Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-
anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahan.
Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan
menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat yang bersangkutan.
SIFAT STRATIFIKASI
Dalam buku SOSIAL
Sosiologi karya Suhardi, sifat stratifikasi sosial
ada dua macam yaitu :
1. Stratifikasi Terbuka (Close Social Stratification)
Sifat stratifikasi terbuka memungkinkan setiap orang
untuk mendapatkan strata sosial yang lebih tinggi. Begitu
juga sebaliknya, orang yang berada di tingkat strata sosial
yang tinggi bisa sewaktu-waktu terjatuh ketingkat strata
sosial yang lebih rendah.
2. Dalam stratifikasi terbuka, setiap orang akan terpicu untuk
memperoleh kehidupan yang lebih maju dari sebelumnya
namun juga akan menimbulkan perasaan khawatir bila
tidak mengalami kemajuan atau justru mengalami
kemunduran.
2. Stratifikasi Tertutup (Open Social Stratification)
Sifat stratifikasi tertutup membuat batasan seseorang
untuk berpindah strata sosial baik itu dari lapisan atas ke
bawah ataupun sebaliknya. Di sini hanya faktor kelahiran
saja yang bisa menentukan strata seseorang. Misalnya
orang yang lahir dari golongan kerajaan, maka selamanya
akan menjadi orang bangsawan.
Sifat stratifikasi tertutup ini dapat melahirkan sifat
rasis. Dulu pernah terjadi di Negara Eropa dan Amerika
dimana stratifikasi sosial ditentukan oleh warna kulit.
Orang yang berkulit hitam dipandang memiliki derajat
sosial yang lebih rendah daripada orang berkulit putih.
UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL
Unsur-unsur baku dalam sistem lapisan sosial dalam
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Kedudukan (status)
Tempat atau posisi seseorang dalam suatu masyarakat,
kedudukan dibagi menjadi tiga :
a. Ascribed status yang diperoleh melalui kelahiran.
b. Achieved status kedudukan yang dicapai seseorang
dengan usaha yang disengaja.
c. Assigned status yaitu kedudukan yang didapatkan
karena orang tersebut memiliki kelebihan atau
mendapat suatu penghargaan.
2. Peranan (role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau
status. Dalam kehidupan di masyarakat, peranan diartikan
sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status
yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat
dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa status, dan
tidak ada status tanpa peranan.
Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat merupakan
hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.
Ada tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai
berikut.
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
3. Peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Dengan kata lain, kedudukan dan peranan menentukan apa
yang diperbuatnya bagi masyarakat, serta kesempatan-
kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya.
Semakin banyak kedudukan dan peranan seseorang, semakin
beragam pula interaksinya dengan orang lain. Interaksi
seseorang berada dalam struktur hierarki, sedangkan
peranannya berada dalam setiap unsur-unsur social tadi. Jadi
hubungan antara status dan peranan adalah bahwastatus atau
kedudukan merupakan posisi seseorang dalam struktur
hierarki, sedangkan peranan merupakan perilaku actual dari
status.
Mobilitas Sosial
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan,
pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan
peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin
mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Jadi,
mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang
atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan
yang lain.
Faktor pendorong mobilitas
sosial
Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari
kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta
kemudahan untuk memperolehnya.
Cangkupan faktor struktural :
1. Struktur Pekerjaan
2. Perbedaan Fertilitas
3. Ekonomi ganda
Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas seseorang, baik ditinjau
dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun
keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
Perbedaan Kemampauan, setiap individu memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap
mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
Orientasi Sikap terhadap Mobilitas, banyak cara yang
di lakukan oleh para individu dalam meningkatkan
prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui
pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan,
dan memperbaiki diri.
Faktor Kemujuran, walaupun seseorang telah berusaha
keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala
mengalami kegagalan.
Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang
dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan
tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya
sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang
diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari
kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih
tinggi.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya
mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi
yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya
tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat
ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis
mereka dikatakan mengalami mobilitas.
 
Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas
sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan
negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi
keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas
manusia ke daerah yang lebih aman.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai