Anda di halaman 1dari 27

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia

dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan


kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya.
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias,
makan, toileting) (Herdman, 2012).
Defisit perawatan diri adalah tdk mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri ( PPNI 2018 )
Biologis : penyakit fisik dan mental yang menyebabkan
pasien tidak mampu melakukan perawatan diri dan faktor
herediter.
Psikologis : faktor perkembangan dimana keluarga terlalu
melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu. Kemampuan realitas turun. Pasien
gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian terhadap dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
Sosial: kurang dukungan dan situasi lingkungan
mempengaruhi kemampuan dalam perawatan diri.
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan defisit
perawatan diri adalah :
penurunan motivasi
kerusakan kognitif atau persepsi
cemas
lelah
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri
Gejala dan Tanda mayor
Subjektif
Menolak melakukan perawatan diri

Objektif
Tdk mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ketoilet/
berhias secara mandiri.
Minat melakukan perawatan mandiri berkurang

Gejala dan tanda Minor ( tdk tersedia )


Data Subyektif
Pasien mengungkapkan tentang :
» Malas mandi
» Tidak mau menyisir rambut
» Tidak mau menggosok gigi
» Tidak mau memotong kuku
» Tidak mau berhias/ berdandan
» Tidak bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri
» Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum
» BAB dan BAK sembarangan
» Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah BAB dan BAK
» Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
Data Obyektif:
 Badan bau, kotor, berdaki, rambut dan gigi kotor, kuku panjang
dan kotor, tidak menggunakan alat-alat mandi, tidak mandi
dengan benar
 Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, pakaian
tidak rapi, tidak mampu berdandan.
 Makan dan minum sembarangan, berceceran, tidak menggunakan
alat makan; tidak mampu menyiapkan makanan, memindahkan
makanan ke alat makan, memegang alat makan, menyelesaikan
makan.
 BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
setelah BAB dan BAK, tidak mampu menjaga kebersihan toilet
Wawancara:
» Bagaimana kebersihan diri pasien?
» Apakah pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok
gigi, menggunting kuku?
» Bagaimana penampilan pasien?
» Apakah pasien menyisir rambut, berdandan, bercukur
(untuk laki-laki)?
» Apakah pakaian pasien rapi dan sesuai?
» Apakah pasien menggunakan alat mandi/ kebersihan diri?
Wawancara:
» Bagaimana makan dan minum pasien?
» Apakah pasien menggunakan alat makan dan minum
saat makan dan minum?
» Bagaimana BAB dan BAK pasien?
» Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB
dan BAK setelah BAB dan BAK?
» Apakah pasien mengetahui cara perawatan diri yang
benar?
Observasi:
• Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
• Ketidakmampuan berhias/berdandan ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
• Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan dan minum secara mandiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
• Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB dan
BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah
BAB dan BAK.
Pendokumentasian hasil pengkajian

Data hasil wawancara dan observasi


didokumentasikan pada kartu berobat pasien di
puskesmas. Contoh:

Data: Data : Pasien mengatakan belum mandi. Rambut, kuku


dan gigi tampak kotor, kulit berdaki dan bau. Rambut acak-
acakan,tidak disisir, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai. Keluarga mengatakan jika makan dan minum berserakan,
BAB dan BAK tidak pada tempatnya.
Defisitperawatan diri : Kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum,
BAB dan BAK ( D.0109 )
Defisit perawatan diri luaran utama :
Perawatan Diri ( L.11103 )

 Kemampuan mandi meningkat


 Kemampuan mengenakan pakaian meningkat
 Kemampuan makan meningkat
 Kemampuan ketoilet ( BAB/BAK ) meningkat
 Verbalisasi keinginan melakuakn perawatan diri meningkat
 Minat melakukan perawatan diri meningkat
 Mempertahankan kebersihan diri meningkat
Defisit Perawatan Diri
Intervensi utama :
Dukungan perwatan diri ( I.11348 )
Dukungan perawatan diri :BAB/BAK ( I.11349 )
Dukungan perawatan diri : Berhias ( I.11350 )
Dukungan perawatan diri : Makan /minum ( I.11351 )
Dukungan perawatan diri : Mandi ( I.11352 )
Dukungan perawatan diri ( I.11348 )
1. Observasi
a. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
usia
b. Monitor tingkat kemandirian
c. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias dan makan
2. Terapeutik
a. Sediakan lingk yg terapeutik
b. Siapkan keperluan pribadi utk perawatan diri
c. Dampingi dlm melakukan perawatan diri sampai mandiri
d, Fasilitasi utk menerima keadaan ketergantungan
e. Fasilitasi kemandirian dan jadualkan rutinitas perawatan diri
3. Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan diri sec.konsisten sesuai kemampuan
Tujuan

Pasien mampu:
 Membina hubungan saling percaya
 Melakukan kebersihan diri secara mandiri
 Melakukan berhias/berdandan secara baik
 Melakukan makan dan minum dengan cara baik
 Melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan Keperawatan untuk
Pasien Defisit Perawatan Diri

Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri:


 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
 Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
 Melatihpasien mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri.
Tindakan Keperawatan untuk
Pasien Defisit Perawatan Diri

Melatih pasien berdandan/berhias


Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
Tindakan Keperawatan untuk
Pasien Defisit Perawatan Diri

Melatih pasien berdandan/berhias


Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
Tindakan Keperawatan untuk
Pasien Defisit Perawatan Diri
Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
• Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat
dapat melakukan tahapan sebagai berikut:
• Menjelaskan kebutuhan (kebutuhan makan perhari
dewasa 2000-2200 kalori (untuk perempuan) dan untuk
laki-laki antara 2400-2800 kalori setiap hari makan
minum 8 gelas (2500 ml setiap hari) dan cara makan
dan minum
Tindakan Keperawatan untuk
Pasien Defisit Perawatan Diri
Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
• Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib.
• Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan
minum setelah makan dan minum
• Mempraktek makan sesuai dengan tahapan makan yang
baik
Tindakan Keperawatan untuk
Pasien Defisit Perawatan Diri
Mengajarkan pasien melakukan BAB dan BAK
secara mandiri:
• Menjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
• Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB
dan BAK
• Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan
BAK
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
Pasien Defisit Perawatan Diri
Tujuan:
Mengenal masalah defisit perawatan diri
Memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien
defisit perawatan diri
Merawat pasien defisit perawatan diri
Memodifikasi lingkungan yang kondusif agar pasien
mampu merawat diri
Mengenal tanda kekambuhan dan mencari pelayanan
kesehatan.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga…
 Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien defisit
perawatan diri
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri dan mengambil keputusan merawat pasien
 Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
 Latih keluarga cara merawat dan membimbing kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum, BAB dan BAK pasien
 Latih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung perawatan diri pasien
 Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera
ke fasilitas kesehatan.
 Anjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
Keluarga dapat:
 Mengenal masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
(pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab terjadinya defisit
perawatan diri dan akibat jika defisit perawatan diri tidak
diatasi)
 Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
 Merawatdan membimbing pasien merawat diri: kebersihan diri,
berdandan (wanita), bercukur (pria), makan dan minum, BAB dan
BAK.
 Followup ke Puskesmas danmengenal tanda kambuh dan
rujukan.

Anda mungkin juga menyukai