Anda di halaman 1dari 8

CATATAN KAKI

Penyusunan Daftar Kepustakaan


Secara Lengkap
1. Penyusunan daftar kepustakaan digabungkan antara
buku, tesis, makalah, artikel dalam satu perangkat.
2. Disusun berdasarkan abjad. (secara alfabetis)
3. Tidak Memakai nomor atau tanda
4. Jarak antarbaris satu spasi. Jarak antarbuku 1,5 spasi
5. Baris kedua dan selanjutnya, dijorokkan kedalam
sebanyak 3 atau 5 ketukan.

Seperti berikut ini:


Daftar Kepustakaan
Bambang, Hermanto. 1998. Pengobatan Nyeri pada Penderita Lanjut Usia. Jakarta:
Kedokteran Yarsi.

Hartanto, Hadi dan Rosilla Herman “Infertilitas Pria”. Medika. No.II Tahun XXIV. Tahun
XXIV: Hal 1044-1046.

Novartis, 2002. “Kumis Kucing dan Seledri untuk Hipertensi”. ( www. Google.
com/jurnal/hipertensi, diakses 13 April 2002).

Ramadyan. “Kemandulan Bukan Monopoli Wanita”. (http//berita penabur


Org/200205/artikel/bawang.htm, diakses 12 Oktober 2002).

Selamet-Suyono. 1996. “Masalah diabetes melitus di Indonesia”. Dalam: HM Syaifullah-


Noer dkk,ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Setiawati A dan Bustami Z S. 1995. “Antihipertensi“. Dalam: Farmakologi Terapi. Edisi


IV. Jakarta: Gaya Baru.
2. Catatan Kaki/Foot Not
 Catatan kaki adalah Keterangan-keterangan atas
teks karangan yang ditempatkan pada kaki
karangan
Tujuan membuat catatan kaki:
1. Untuk menyusun pembuktian
2. Menyatakan utang budi
3. Menyatakan keterangan tambahan
4. merujuk bagian lain dari teks
Jenis Catatan Kaki
1. Penunjukan sumber (referensi)
2. Catatan penjelas
3. Gabungan sumber/referensi dengan catatan
penjelas
4. Ucapan terima kasih
Unsur Catatan Kaki
1. Pengarang( tidak dibalik)
2. Judul
3. Data publikasi: tempat terbit, tahun terbit (dalam
kurung)
4. Halaman tempat kutipan diambil
Contoh Catatan Kaki
1. Penunjukan sumber (referensi)
[1] Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, (Jakarta: 2004 )
hlm. 200.
2. Catatan penjelas
[2]Kwashiorkor adalah keadaan yang terlihat pada anak terlantar dalam bahasa
suku Ga di Ghana J (mesh: Kwashiokor)
3. Gabungan sumber/referensi dengan catatan penjelas
 [3] Surau merupakan bangunan peninggalan masyarakat Minangkabau yang
berfungsi sebagai tempat berkumpul, bertemu, dantidur bagi anak laki-laki
yang balig dan sudah tua. Lihat Azyumardi Azra, Surau: Pendidikan Islam
Tradisional dalam Transisi dan Modrenisasi (Jakarta, 2003).
Penggunaan Singkatan dalam
Catatan Kaki
 Ibid: Singkatan ini dari kata Latin ibidem yang berarti pada
tempat yang sama. Bila catatan itu menunjuk pada
karya/artikel yang telah disebutkan dalam nomor
sebelumnya
 Op. Cit: Singkatan dari Opere Citato. Catatan itu
menunjuk kembali sumber buku yang lebih dahulu, tetapi
diselingi oleh sumber lain
 Loc Cit: Singatan dari Loco Citato. Bila catatan itu
Menujuk kembali sumber artikel , majalah, harian, atau
ensiklopedi yang lelah disebutkan sebelumnya, tetapi
diselingi oleh sumber lain.
Contoh penggunaan Ibid., Op. Cit.,
dan Loc. Cit.
[1] Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, (Jakarta: 2004 )
hlm. 200.
[2] Ibid..
[3] Ibid., 13_14

[1] Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, (Jakarta: 2004 )
hlm. 200.
[2] Ethel Sloane, op. cit.

[3]Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran


Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi,” Kongres Bahsa Indonesia VIII ( Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
2003), 1_15.
[4] Suwandi, loc. cit.

Anda mungkin juga menyukai