PENGEMBANGAN KELEMBAAN
PETANI DAN KELEMBAGAAN
EKONOMI PETANI
Aspek struktural merupakan aspek yang statis namun lebih visual yaitu
berupa struktur, peran, keanggotaan, hubungan antar peran, integrasi
antar bagian, struktur kewenangan, hubungan kegiatan dengan tujuan,
aspek solidaritas, klik, profil, pola kekuasaan, dan lain-lain. Gabungan
antara keduanya akan membentuk “perilaku kelembagaan” atau
“kinerja kelembagaan”.
• jika dianalogkan kepada sistem komputer, maka
aspek kultural adalah software-nya, dan aspek
struktural adalah hardware-nya. Hardware
memberi kesempatan software apa yang dapat
dioperasikannya, namun sekaligus juga membatasi.
• Aspek struktur organisasi misalnya merupakan wadah
sehingga seluruh orientasi dan gagasan dapat
dijalankan, namun bersamaan dengan itu ia pun
membatasi apa yang dapat diwadahinya.
• Pembedaan atas aspek kultural dan aspek
struktural akan sangat membantu untuk
memahami untuk mendiagnosa apa “penyakit”
yang sedang dihadapi sebuah kelembagaan.
11
KELEMBAGAAN PETANI DAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI
(UU No 16 Tahun 2006, UU No 19 Tahun 2013 dan Permentan
No 82 Tahun 2013)
12
PRINSIP DALAM PENUMBUHAN KELOMPOK TANI
• Kebebasan,
• Keterbukaan,
• Partisipatif,
• Keswadayaan,
• Kesetaraan,
• Kemitraan,
FUNGSI KELOMPOK
KELAS BELAJAR : KELOMPOKTANI MERUPAKAN WADAH
BELAJAR MENGAJAR BAGI ANGGOTA GUNA MENINGKATKAN
1 PKS AGAR TUMBUH DAN BERKEMBANG DAN MANDIRI
SERTA PRODUKTIVITAS MENINGKAT.
16
TUNTUTAN THD KEMAMPUAN PETANI
ASPEK SDM : PERUBAHAN LINGKUNGAN
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MANAJEMEN, STRATEGIS
KEWIRAUSAHAAN & ORGANISASI BISNIS
GLOBALISASI PERDAGANGAN
ASPEK USAHA:
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
MEMILIH JENIS USAHA SESUAI DG POTENSI
KOMODITAS UNGGULAN SETEMPAT; INFORMASI
MENINGKATKAN SKALA EKONOMI, EFISIENSI & OTONOMI DAERAH
DAYA SAING USAHA; MENGOPTIMALKAN MEA
MANAJEMEN RANTAI NILAI; MELAKUKAN
DIVERSIFIKASI USAHA; MENINGKATKAN NILAI
TAMBAH; MEMENUHI PERMINTAAN/PELUANG
PASAR YG LEBIH LUAS
ASPEK ORGANISASI
MENATA & MENGEMBANGKAN ORGANISASI
USAHA, MENGEMBANGKAN JEJARING
KEMITRAAN, MENINGKATKAN KEPERCAYAAN
PIHAK LAIN SELAKU MITRA USAHA, TUNTUTAN THD
MENINGKATKAN AKSES TERHADAP LEMBAGA
KEUANGAN/PERBANKAN/PENYEDIA LAYANAN PENYULUHAN
AGRIBISNIS LAINNYA PERTANIAN
SESUAI KEBUTUHAN
ASPEK SOSIAL:
PETANI DAN LEBIH
MENGHELA USAHA PETANI DI SEKITARNYA,
MENINGKATKAN LAYANAN BAGI
BERORIENTASI PASAR
PETANI/POKTAN/GAPOKTAN SELAKU MITRA (MARKET DRIVEN)
USAHA MENCIPTAKAN LEBIH
BANYAK PELAKU USAHA
ATAU MANAJER
AGRIBISNIS
TRANSFORMASI (ENTERPRENUER)
KELEMBAGAAN PETANI KEP/BUMP
ARAH PEMBERDAYAAN PETANI
Peran petani
18
PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOKTANI
PEMULA
farmers
farmers
farmers
PETANI POKTAN
LANJUT
Penumbuhan MADYA
UTAMA
GAPOKTAN
Pengembangan
20
PENGUATAN KELEMBAGAAN PETANI
(UU No 19/2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani)
farmer
farmers KOPERASI
farmer
s
PETANI
s
PT
BADAN
USAHA
LAINNYA
21
Pengembangan Kelompok Tani
• Adanya pertemuan pengurus secara berkala dan berkesinambungan;
• Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan
dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama
dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi;
• Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.
• Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih;
• Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir;
• Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
• Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha
para petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya;
• Adanya kemitraan dengan pihak lain;
• Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau
penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok.
Latar Belakang Pengembangan KEP
• Nilai tambah terbesar dalam kegiatan eko pert tdp pd
kegiatan yg justru tdk dilakukan secara individual.
Kegiatan perdagangan, pengangkutan, pengolahan dll
lebih ekonomis jk dilaksanakan bersama-sama shg
keuntungan lbh besar Kelembagan pert baik formal
maupun informal, memegang peranan penting dlm
peningkatan kualitas SDM, produksi dan pendapatan pet
Namun petani masih sulit (???) mengaksesnya
PENGERTIAN
1. Kelembagaan sebagai aturan main,
merup perangkat aturan yang membatasi aktivitas
anggota dan pengurus dlm mencapai tujuan organisasi.
Aktivitas eko yang dikoordinasikan bukan oleh
mekanisme pasar, tetapi melalui mekanisme
administrasi/komando
2. Kelembagaan sebagai organisasi Kesatuan yg
memungkinkan orang2 (para petani) mencapai tujuan
yg tdk dapat dicapai individu secara perseorangan
Sistem organisasi petani, terdiri dari : Unsur
kelembagaan (aturan main) Partisipan (SDM) Teknologi
Tujuan Lingkungan (alam, sosial, ekonomi)
Menurut Asal-usulnya, dibedakan :
1. Lembaga asli (lembaga adat)
Pemilikan tanah Perilaku musyawarah adat Aturan
jual beli Kebiasaan gotong royong Aturan sewa
tanah Aturan bagi hasil
2. Lembaga baru (lembaga lama yang diperbaharui)
Gotong royong sistem upah Simpan pinjam informal
lembaga keuangan mikro formal Penyuluhan
Pertanian Penelitian dan Pengembangan Badan Usaha
Desa Jual beli -> akta jual beli ke notaris dll
Contoh Kelembagaan Pertanian :
Koperasi
BPPT
AIP
Penyuluhan Pertanian Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Gotong royong
BRI Unit Desa dll
KOPERASI Tujuan : meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani
PANGAN HORTIKULTURA
(KALTENG) (SUMUT)
Korporasi Koorporasi
FOOD ESTATE
• Tujuan : sebagai lumbung pangan bagi masyarakat
Indonesia
• Di Kabupaten Humbang Hasundutan
mengembangkan 3 komoditi (kentang, bawang putih
dan bawang merah)
• Melibatkan berbagai pihak (dirjen teknis dan badan
penyuluhan)
• Output FE dari aspek kelembagaan yakni
menghasilkan Korporasi
Perkuat Kelembagaan Ekonomi Petani Kementan Bangun
Pertanian Modern Berbasis Korporasi di Karawang
Karawang Pemerintah melalui Kementerian Pertanian
(Kementan) berupaya keras untuk membangun kelembagaan
ekonomi yang kuat untuk petani. Melalui Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Kementan melakukan
demonstrasi farming (demfarm) Korporasi Petani di beberapa
wilayah, salah satunya adalah di di Karawang, Jawa Barat.
Kegiatan Demfarm Korporasi di Karawang dipilih karena
daerah tersebut merepresentasikan kawasan pengembangan
padi dataran rendah, dimana hampir sebagian besar usaha
tani padi di Indonesia ada pada wilayah tersebut.
• "Keberhasilan model pertanian korporasi di Karawang diharapkan menjadi tempat
pembelajaran kawasan-kawasan lainnya di Indonesia dalam membangun pertanian modern
berbasis korporasi,” kata Priatna Kepala BB Padi Priatna Sasmita saat diwawancara sehebis
membuka bimbingan teknis (bimtek) budidaya padi kepada petani/kelompok tani dari
sebanyak 120 peserta di BB Padi Sukamandi pada Rabu (12/9/2018) lalu.
• Priatna optimis pada tahun 2018 ini, BB Padi sebagai koordinator kegiatan pengembangan
Demfarm Pertanian Modern Berbasis Korporasi di Kecamatan Jayakerta, Karawang bisa
mengembangkannya dengan baik. Dalam kegiatan demfarm ini, BB Padi masih terus
melakukan pengawalan dan pendampingan kepada 500 petani.
• Tidak hanya itu, Kementan juga mengkoordinir pembangunan infrastruktur berupa
normalisasi saluran long storage untuk meningkatkan Indeks Pertanaman Padi, tetapi juga
pembangunan fasilitas pasca panen, pembangunan fasilitas alsintan padi.
• "Kita juga berkoordinasi dengan Balai Penelitian Ternak dan Balai Penelitian Sayuran untuk
mengintegrasikan budidaya padi dengan itik dan sayuran. Nah, untuk meningkatkan kapasitas
kelembagaan petani telah dilakukan sejumlah kegiatan seperti survey PRA, bimbingan
teknologi, studi banding, dan pendampingan lainnya,” jelasnya.
• BB Padi juga memfasilitasi penyediaan berbagai macam teknologi seperti varietas unggul
baru Inpari 32 HDB, Inpari 33 dan Inpari 43 Agritan GSR sedang dilaksanakan di Demfarm
Pertanian Modern Berbasis Korporasi seluas 400 ha; yang pada tahun 2019 akan di
kembangkan dilahan seluas 1.000 ha. Diharapkan pula dengan teknologi modern pada
segmen hilir antara lain pengelolaan pasca panen akan dihasilkan pula beras premium,
sehingga korporasi dapat menjebatani pemasaran.
• Sebagai infomasi, korporasi petani merupakan upaya untuk menyelesaikan permasalahan
pertanian di Indonesia terutama untuk usaha tani padi dimana petani rata-rata hanya
memiliki lahan yang sempit sekitar 0,25 hektar. Dari segi ekonomi, hal tersebut tentunya tidak
visible untuk diusahakan secara individual.
• Kementerian Pertanian mendorong korporasi petani sebagai model kelembagaan kerja sama
ekonomi sekelompok petani dengan orientasi agribisnis melalui konsolidasi lahan menjadi
satu hamparan, tetapi dengan tetap menjamin kepemilikan lahan masing-masing petani.
Dengan korporasi petani, pengelolaan sumber daya bisa lebih optimal karena dilakukan
secara lebih terintegrasi, konsisten, dan berkelanjutan sehingga terbentuk usaha yang lebih
efisien, efektif dan memiliki standar mutu tinggi mendorong pertumbuhan ekonomi di
pesesaan.
• "Lahan-lahan sempit yang dimiliki petani disatukan menjadi satu hamparan lahan pertanian
yang lebih luas didukung dengan penggunaan mesin-mesin pertanian modern, mulai dari
pengolahan tanah, tanam, panen, pengolahan hasil dan pemasaran," kata Priatna.
• Kelembagaan petani menjadi sangat penting sehingga perlu diperkuat untuk dapat dengan
mudah mendapatkan akses ekonomi yang lebih luas dalam hal keterjaminan pemasaran dan
permodalan dari bank-bank komersial. Pemangku kepentingan yang terlibat dalam model
adalah petani sebagai pemegang saham sekaligus pekerja yang digaji, perusahaan swasta dan
BUMN dapat didorong menyediakan modal usaha, dan pemerintah sebagai penyedia
infrastruktur pendukung.