Anda di halaman 1dari 10

Kesehatan

Masyarakat
KELOMPOK 1
A. FATIMAH HASLINDA LESTARI
AL JANNAH SYUKRIAH HERISKY ANGRIANY
SAMANT
ANNISA RESKI
HILMI
EKA FITRIANI
INDA PURNAMASARI
ELISA
LILI ASMAWATI
ERIKA
MARIA KRISTIANI
FAHDARINI ZATKIYAH WONATOREI
FARHA NURHA SYAFIRA MARIANI M
FEBRI ULFA YUSTIRA MARIANI R
FITRI INDAH SARI MULIYAH NUR MALASARI
HARDIANTY NURUL FADYAH NUR AZMIWATI
NUR FADILLAH AGUSTINI
SUAMI SIAGA
Suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi
SIAP jika melihat tanda dan bahaya kehamilan.

Suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan


ANTAR
donor darah jika diperlukan.

Suami hendaknya mendampingi istri selama proses dan selesai


JAGA persalinan.

2
Jadi suami siaga adalah suami yang siap menjaga istrinya saat
sedang hamil, menyediakan tabungan bersalin, serta memberikan
kewenangan untuk menggunakannya apabila terjadi masalah
kehamilan.
Suami siaga juga memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan, persalinan, nifas dan mengutamakn keselamatan
istrinya.

3
Untuk menjadi suami yang benar-benar siaga, harus dibekali dengan pengetahuan
tentang beberapa hal berikut :

1. Upaya menyelamatkan ibu hamil


2. Tiga terlambat, yaitu:
- terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
- terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan
- terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan.
3. Empat terlalu, yaitu:
- terlalu muda saat hamil,
- terlalu tua saat hamil,
- terlalu banyak anak, dan
- terlalu dekat usia kehamilan.

4
4. Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah,
tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, serta
pentingnya pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan
secara tepat
5. Transportasi siaga dan pentingnya rujukan. Dengan demikian
perhatian suami dan keluarga bertambah dalam memahami
dan mengambil peran yang lebih aktif serta memberikan kasih
sayang pada istri terutama pada saat sebelum kehamilan,
selama kehamilan, persalinan dan sesudah persalinan.

5
Hal yang dilakukan suami siaga sebelum dan saat
persalinan:
Sebelum persalinan:
- Siapkan kendaraan yang akan digunakan untuk ke Rumah
Sakit Bersalin.
- Minta bantuan tetangga atau kerabat terdekat.
- Delegasikan tugas suami kepada anggota keluarga yang lain
jika suami tidak bisa menemani istri saat bersalin.
- Packing barang-barang sendiri dan istri serta perlengkapan
lainnya untuk menginap sewaktu menunggui istri bersalin.

6
Saat persalinan:
- Persiapkan administrasi Rumah Sakit.
- Dampingi istri sejak di ruang observasi hingga masuk
kamar bersalin.
- Bantu istri melakukan IMD dan menyusui bayi.
- Kabarkan berita gembira kepada teman dan kerabat.

7
Cara menjadi suami siaga yang tidak harus selalu berada di
samping istri:
1. Mencatat tanggal kontrol kehamilan, pastikan untuk mencatat dengan
baik kapankah jadwal kontrol kandungan.
2. Dampingi istri saat kontrol kehamilan.
3. Penuhi segala kebutuhan gizi istri.
4. Mengingat kapan hari perkiraan lahir (HPL).
5. Jangan pergi luar kota di bulan akhir kehamilan istri.
6. Siapkan untuk proses kelahiran bayi, menyiapkan di dalam 1 tas jinjing
isi semua kebutuhan dasar si ibu saat kapanpun saat merasakan kontraksi
tanda akan melahirkan di rumah bersalin.
7. Dampingi istri saat proses melahirkan

8
Manfaat menjadi suami siaga bagi kesehatan ibu dan
bayi
Ibu hamil yang didampingi oleh suami yang suportif, cenderung tidak
mudah stres. Saat sedang stres, ibu hamil melepaskan hormon stres yang
diserap oleh bayi. Sehingga, dapat menyebabkan bayi menjadi lebih mudah
stres dan rewel setelah ia lahir. Jadi, dengan mengurangi stres pada ibu hamil
akan memberikan manfaat kesehatan bagi ibu dan perkembangan bayi.
Ibu hamil yang didampingi oleh suami yang suportif selama masa
kehamilan, juga cenderung lebih kebal terhadap masalah kejiwaan seperti
depresi postpartum atau kecemasan pasca melahirkan.
Bagi bayi dalam kandungan, keterlibatan sang ayah dapat berdampak
mengurangi risiko persalinan prematur, kelahiran dengan berat badan rendah,
hambatan pertumbuhan janin, bahkan kematian bayi.

9
THANK YOU
ANY QUESTION?

10

Anda mungkin juga menyukai