Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL

EMOSIONAL ANAK USI 5-6 TAHUN

DI SUSUN OLEH :

Eni susanti ( E1F019028)

Start!
A. Pengertian Anak Usia Dini
Menurut Berk (dalam Sujiono, 2013: 6), anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani
suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa
ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang
cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa emas. Pada masa ini
hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan
hebat.
Dengan demikian, dibutuhkan upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek
perkembangan, baik perkembangan fisik maupun perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat
penting untuk dikembangkan. Potensi-potensi tersebut meliputi kognitif, bahasa, sosioemosional,
kemampuan fisik dan lain sebagainya.
B. Pengertian Perkembangan Sosial dan
Emosional
Perkembangan sosial adalah suatu proses yang muncul di mana anak-anak belajar tentang diri
dan orang lain dan tentang membangun serta merawat pertemanan (2010 : 63). Perkembangan
sosial sejatinya mulai pada saat lahir dan muncul dari interaksi yang dialami bayi dan anak
kecil di rumah dan selanjutnya bersosialisasi di luar rumah. Sedangkan dalam pengertian
perkembangan emosional yang sederhana, Lawrence E. Shapiro dalam Suyadi (2010 : 109)
menjelaskan bahwa emosi adalah kondisi kejiwaan manusia. Lawrence mengungkapkan
karena sifatnya yang psikis atau kejiwaan, maka emosi hanya dapat dikaji melalui letupan-
letupan emosioanal atau gejala-gejala dan fenomena-fenomena, seperti kondisi sedih,
gembira, gelisah, benci, dan lain sebagainya. Perkembangan emosi, dalam artian yang
sederhana adalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain (Suyadi, 2010 :
108- 109).
C. Tahapan Perkembangan Sosial Emosional
Anak usia 5 – 6 Thn
1. Menunjukkan perhatian dan kasih sayang saat anak yang lebih kecil tersakiti

2. Kontrol diri lebih baik, misal belajar menahan marah dengan menarik napas

3. Menyepakati aturan beserta konsekuensinya dengan orang tua atau guru

4. Senang membuat lelucon dan membuat orang lain tertawa

5. Membina persahabatan dengan 1-2 teman dalam jangka waktu tertentu

6. Meminta tolong orang dewasa saat tidak bisa, namun menolak dengan baik saat ingin

7. mencoba sendiri

8. Mengajukan banyak ide untuk bermain bersama


D. Karakteristik Perkembangan Sosial dan Emosional Anak
Usia 5-6 Tahun
Adapaun tingkat pencapaian karakteristik perkembangan sosial dan emosional
anak usia 5-6 tahun berdasarkan Permen 137 sebagai berikut :

1. Kesadaran Diri :

a. Anak sudah mampu memperlihatkan kemampuan diri untuk


menyesuaikan dengan situasi
b. Anak sudah mampu memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang
belum dikenal (menumbuhkan kepercayaan pada orang dewasa yang
tepat)
c. Anak sudah mampu mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya
secara wajar (mengendalikan diri secara wajar)
2. Rasa Tanggung Jawab Untuk Diri Sendiri Dan Orang Lain :

a. Anak sudah tahu akan hak nya

b. Anak sudah mampu mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan)

c. Anak sudah mampu mengatur diri sendiri

d. Anak sudah mampu bertanggung jawab atas perilakunya


untuk kebaikan diri sendiri
3. Perilaku Prososial :

a) Anak bermain dengan teman sebaya


b) Anak mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar
c) Anak sudah mampu dan mau berbagi dengan orang lain
d) Anak sudah mampu menghargai hak/pendapat/karya orang lain
e) Anak sudah mampu menggunakan cara yang diterima secara sosial dalam
menyelesaikan masalah (menggunakan fikiran untuk menyelesaikan
masalah)
f) Anak sudah mampu bersikap kooperatif dengan teman
g) Anak sudah mampu menunjukkan sikap toleran
h) Anak sudah mampu mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi
yang ada (senang-sedih-antusias dsb)
i) Anak sudah mampu mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan
nilai sosial budaya setempat
Adapun metode yang dapat digunakan dalam menstimulus sosial dan emosional anak
usia 5-6 tahun agar menjadi anak yang berkarakter, diantaranya

Apa saja sih


metodenya?
1. Keteladanan
Metode ini efektif diterapkan pada anak melalui proses pencontohan dan
peniruan. Kegiatan keteladanan dapat ditularkan kepada anak usia dini
untuk mengembangkan sosial-emosional antara lain sebagai berikut :

● keteladanan dalam beribadah, seperti adab dalam berdoa dan solat.


● Keteladanan yang berhubungan dengan oranglain, seperti cara menyapa, cara meminta, cara
berkomunikasi, dan tata krama.
● Keteladanan dalam bekerja dnmenyelesaikan masalah, seperti bersabar, bersemangat, dan displin.
● Teladan dalam berpakaian dab berbusana, seperti berpakaian ke sekolah, berpakaian melayat orang yang
meninggal, dan berpaaian beribadah.
● Teladan gaya hidup, yaitu tidak boros, sederhana, suka menabung, dan lain-lain.
● Teladan cara belajar, seperti pemanfaatan waktu belajar, adab belajar, dan sebagainya.
● Teladan dalam menyikapi lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan kamar
atau kelas sendiri, dan sebagainya.
2. Metode Mendongeng atau Bercerita

Mendongeng adalah suatu kegiatan yang bersifat professional, "Nilai yang terkandung dalam dongeng harus di
bungkus dengan sebaik mungkin, Cerita yang disampaikan dengan baik akan mampu mengajak anak memasuki
sebuah dunia baru dan membuat membangkitkan kehidupan yang baru dan menambah nilai seni anak" (Efendi,
2006: 4)Melalui kegiatan mendongeng ini pendidik dapat membentuk sikap anak melalui nilai, pesan, atau sikap
yang terkandung dalam dongeng yang disampaikan.
 
3. Bermain Kooperatif
bermain kooperatif adalah permainan yang dilakukan oleh sekolompok anak, dimana setiap anak
mendapatkan peran dan tugasnya masing-masing yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
bersama. efek dari bermain kooperatif menunjukkan bahwa anak yang tumbuh dengan sering
bermain, secara sosial ia lebih aktif, lebih kreatif, lebih kaya akan kosa kata, lebih lancar dalam
berbicara, dan lebih bahagia dalam menjalankan tugas-tugasnya jika dibandingkan dengan anak yang
tidak bermain.
4. Bermain Pura-Pura atau Bermain Peran

Kegiatan bermain ini melibatkan unsur imajinasi dan daya imitasi pada perilaku orang dewasa. Contohnya,
bermain sekolah-sekolahan, pasar-pasaran, dan dokter-dokteran. Dalam permainan ini anak menggunaka
imajinasi untuk menghasilkan gagasannya sendiri, seperti sebatang ranting yang dianggap sebagai sebuah
pedang. Imajinasi anak juga menggambarkan keinginan, perasaan, dan pandangan anak terhadap
lingkungan sekitarnya

5. Outbound
Outbound merupakan suatu kegiatan bermain yang dilakukan di alam terbuka dengan berdasarkan prinsip
experiential learning (belajar melalui pengalaman langsung) yang bersifat kreatif, edukatif, serta rekreatif,
dan petualangan dijadikan sebagai media penyampaian materi dengan anak dilibatkan dalam seluruh
kegiatan yang dilakukan. Melalui kegiatan ini anak belajar mengenali kemampuan dan kelemahan dirinya
sendiri, serta tertantang untuk mengembangkan kemampuan yang dimilkinya.
TERIMAKASIH

See You

Anda mungkin juga menyukai