إِلَ َه إِاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْيكَ لَ ُه َوأَ ْش َه ُد أَاَّل،ًهلل َش ِهيْدا ِ ْن الحَ ِّق لِي ُْظ ِهرَ هُ عَ لَى ال ِّدي
ِ ْن ُكلِّ ِه َو َك َفى ِبا ِ اَ ْلحَ مْ ُد هَّلِل ِ الَّذِيْ أَرْ سَ َل رَ س ُْولَ ُه ِب ْالهُدَ ى َو ِدي
ًم َِزيْدا ً َوأَ ْش َه ُد أَنَّ مُحَ مَّداً عَ ْب ُدهُ َورَ س ُْولُ ُه صَ لَّى هللاُ عَ لَ ْي ِه َوعَ لَى آلِ ِه َوأَصْ حَ ِاب ِه َوسَ لَّ َم َتسْ لِيْما،ًحيْدا
ِ إِ ْقرَ اراً ِب ِه َو َت ْو
Kita sebagai manusia tak bisa terlepas dari apa itu ilmu pengetahuan,
ilmu punya arti yang sangat luas. Baik itu ilmu sains dengan kejelasan
rumusnya, ilmu agama, ilmu sosial, dan lain sebagainya. Ilmu tidak
dibatasi dengan ruangan yang dipenuhi oleh siswa yang mendengarkan
penjelasan seorang guru, sekarang pada zaman ini ilmu begitu mudah
untuk dicari dan di pelajari. Tapi memang apa sebenarnya yang penting
dari sebuah ilmu pengetahuan? Mengapa sampai agama islam pun sangat
menganjurkan untuk menuntut ilmu? Bahkan sebuah hadist menjelaskan
bahwa :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Berbekal ilmu agama yang baik kita akan mampu menjadi pribadi yang
baik, tidak membuat kerusakan, dan tentunya akan tahu kewajibannya.
Tetapi jikalau kita mampu mencari ilmu selain ilmu agama, yaitu ilmu
pengetahuan maka akan lebih terbuka mata kita akan keagungan Allah
SWT., tingginya ilmu pengetahuan slalu harus diimbangi dengan ilmu
agama, agar kita slalu ada dalam rasa syukur, dan tentunya akan
membawa kita kedalam kebaikan. Jika ilmu pengetahuan tinggi tanpa
tahu ilmu agama maka sangat disayangkan, dan riskan terjadi takabur,
dan hal-hal yang kurang baik lainnya.
Khutbah kedua :
اَل إِلَ َه إِاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْيكَ لَ ُه ْ َوأَ ْش َه ُد أَن،ِ َوال ُّش ْك ُر لَ ُه عَ لَى َت ْوفِ ْيقِ ِه َوامْ ِت َنا ِنه،ِاَ ْلحَ مْ ُد هَّلِل ِ عَ لَى َفضْ لِ ِه َوإِحْ سَ ا ِنه،
ًَتسْ لِيْما ً َك ِثيْرا صَ لَّى هللاُ عَ لَ ْي ِه َوعَ لَى آلِ ِه َوأَصْ حَ ِاب ِه َوسَ لَّ َم7، َوأَ ْش َه ُد أَنَّ مُحَ مَّداً عَ ْب ُدهُ َورَ س ُْولُ ُه،
أَمَّا َبعْ ُد
هللا َتعَ الَى
َ ِا َّتقُ ْوا،ِعِ بَادَ هللا،
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT
Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana
dalam hadits: ”jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya,
kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat
dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR
Bukhori dan Muslim)
2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah
SWT: (Allah menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat
dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali
Imran 18)
َ َوارْ ضَ الل ُه َّم عَ ِن ْاألَرْ بَعَ ِة ْال ُخلَ َفا ِء الرَّ شِ ِد ْينَ َو ْاألَ ِئ َّم ِة ْال َم ْه ِد ِّي ْين،ْن ْاألَ ْزه َِر َ
ِ َو ْالجَ ِبي،اَلل ُه َّم صَ ِّل عَ لَى عَ ْبدِكَ َورَ س ُْولِكَ مُحَ َّم ٍد صَ احِبَ ْال َوجْ ِه ْاأل ْن َو ِر
م7ْ َوعِ َنا مَعَ ُه،ْن ِ ان إِلَى ي َْو ِم ال ِّدي ْ
ٍ ََر َوعُثمَانَ َوعَ لِى َوعَ ِن الصَّحَ ا َب ِة َوال َّت ِاب ِع ْينَ َو َمنْ َت ِبعَ ُه ْم ِبإِحْ س7َ ن أَ ِبى ب َْك ٍر َو ُعم7َ الَّ ِذ ْينَ َقضَ ْوا ب َْالحَ ِّق َو ِب ِه َكا ُن ْوا َيعْ ِدلُ ْو
ََطنَ عَ نْ َبلَ ِد َنا ه ََذا َخاص ًَّة َوعَ نْ سَ ائ ِِر ِبالَ ِد ْالمُسْ لِ ِم ْينَ عَ ام ًَّة يَارَ بَّ ْالعَ الَ ِم ْين َ َو ْالمِحَ نَ َوس ُْوء َْالفِ َت ِن م
َ َاظهَرَ ِم ْنهَا َومَاب .
َ إِنَّ هللا،ِ عِ بَادَ هللا، َ رَ َّب َنا َظلَمْ َنا أَ ْنفُسَ َنا َوإِنْ لَ ْم َت ْغفِرْ لَ َنا َو َترْ حَ مْ َنا لَ َن ُك ْو َننَّ مِنَ ْال َخاسِ ِر ْين،ار
ِ رَ َّب َنا آ ِت َنا فِى ال ُّد ْنيَا حَ سَ َن ًة وَّ فِى ْاالخِرَ ِة حَ سَ َن ًة َّوقِ َنا عَ َذابَ ال َّن
َ ُ
ِ د7ِ َوأ ْوف ْوا ِبعَ ْه، َم لعَ لك ْم تذكر ُْون7ْ ان َوإِ ْي َتا ِء ذِى ْالقُرْ بَى َو َي ْنهَى عَ ِن ْال َفحْ َشا ِء َوال ُمنك ِر َوالبَغيِ َيعِظك
ْ ْ ْ
َهللا إِ َذا عَ اه َْد ُت ْم َوال ُ َّ َ َ ُ َّ َ ُ ْ َ ْ ِ َيَأ ُم ُر ِب ْلعَ ْد ِل َو ْاإلِحْ س
هللا َ ُ َ ُ ُ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ ً ُ َ ُ ْ
ِ َولذِك ُر7،ه ي َِز ْدك ْم7ِ م َواسْ كرُوهُ عَ لى نِعَ ِم7ْ هللاَ العَ ظِ ْي َم يَذكرْ ك7 إِنَّ هللاَ َيعْ ل ُم مَا َتفعَ ل ْونَ َفاذكر ُْوا،َت ْنقضُوااأل ْيمَانَ َبعْ دَ َت ْو ِك ْي ِدهَا َو َق ْد جَ عَ لت ُم هللاُ عَ ل ْيك ْم َكفِ ْيال
ْ َ ْ ُ
اج َعلْ ه ََذا َب َلدًا َءا ِم ًنا َو ْار ُز ْق أَهْ َل ُه َوإِ ْذ َقال َ إِ ْب َراهِي ُم َر ِّب ْ
ت َمنْ َءا َمنَ ِم ْن ُه ْم ِباهَّلل ِ َوا ْل َي ْو ِم ْاآلخ ِِر َقال َ َو َمنْ مِنَ ال َّث َم َرا ِ
ار َو ِب ْئ َ
س ب ال َّن ِض َط ُّرهُ إِ َلى َع َذا ِ َك َف َر َفأ ُ َم ِّت ُع ُه َقلِيالً ُث َّم أَ ْ
ا ْل َمصِ ي ُر.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
"Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (QS, al-
Baqarah: 126)
Pada hari ini ratusan juta manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh
penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai refleksi rasa
syukur dan sikap kehambaan mereka kepada Allah SWT. Sementara jutaan yang
lain sedang membentuk lautan manusia di tanah suci Makkah, menjadi sebuah
panorama menakjubkan yang menggambarkan eksistensi manusia di hadapan
kebesaran Rabb Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaannya
untuk memenuhi panggilan-Nya;
“Labbaika Allahumma labbaik, labbaika lasyarikalaka labbaik. Innal hamda
wan ni’mata laka wal mulk la syarika lak.”
Sesungguhnya apa yang dipancangkan oleh Nabi Ibrahim itu adalah sebuah
momentum sejarah yang menentukan perjalanan hidup manusia sampai sekarang
ini. Ia menghendaki sebuah masyarakat ideal yang bersih; yang merupakan refleksi
otentik interaksinya dengan sistem kepercayaan, nilai-nilai luhur, dan tata aturan
(syariat) yang telah menjadi dasar kehidupan bersama.
Ibrahim adalah suri tauladan abadi. Ketundukannya kepada sistem kepercayaan,
nilai-nilai dan tata aturan ilahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa.
“Ketika Allah berfirman kepadanya, “Tunduk patuhlah (Islamlah),” maka ia tidak
pernah menunda-nundanya walau sesaat, tidak pernah terbetik rasa keraguan
sedikit pun, apa lagi menyimpang. Ia menerima perintah itu dengan seketika dan
dengan penuh ketulusan.
Atas dasar itulah beliau wariskan Islam dan sikap ketundukan kepada-Nya untuk
anak cucu sepeninggalnya, untuk generasi berikutnya sampai akhir masa. Allah
berfirman dalam surat Al-Baqarah 132:
“Maka tatkala anak itu sudah berumur baligh, Ibrahim berkata: “Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-
orang yang sabar.”
Jama’ah Shalat Idul Adha Rahimakumullah.
Andaikan Ibrahim manusia yang lemah, tentu akan sulit untuk menentukan pilihan.
Salah satu diantara dua yang memiliki keterikatan besar dalam hidupnya; Allah atau
Isma’il. Berdasarkan rasio normal, boleh jadi Ibrahim akan lebih memilih Ismail
dengan menyelamatkannya dan tanpa menghiraukan perintah Allah tersebut.
Namun ternyata Ibrahim adalah sosok hamba pilihan Allah yang siap memenuhi
segala perintah-Nya, dalam bentuk apapun. Ia tidak ingin cintanya kepada Allah
memudar karena lebih mencintai putranya. Akhirnya ia memilih Allah dan
mengorbankan Isma’il yang akhirnya menjadi syariat ibadah qurban bagi umat nabi
Muhammad SAW.
Karena itu, dengan melihat keteladanan berqurban yang telah ditunjukkan oleh
seorang Ibrahim, apapun Isma’il kita, apapun yang kita cintai, qurbankanlah
manakala Allah menghendaki. Janganlah kecintaan terhadap isma’il-isma’il itu
membuat kita lupa kepada Allah. Tentu, negeri ini sangat membutuhkan hadirnya
sosok Ibrahim yang siap berbuat untuk kemaslahatan orang banyak meskipun harus
mengorbankan apa yang dicintainya.
Ma’asyirol muslimin wa zumrotal mukmimin rahimakumullah.
Kita juga sadar bahwa kita berhutang budi dalam memanfaatkan negeri ini kepada
orang tua generasi pendahulu, para perintis dan mereka yang telah berjasa untuk
itu. Kita juga berhutang budi dalam masalah aqidah dan agama yang kita banggakan
ini, kepada generasi salaf saleh yang menanggung bermacam kesulitan dan derita
dalam mempertahankan risalah ini pada masa pertamanya, dan yang telah
mengorbankan harta dan jiwa mereka menghadapi musuh-musuh Islam untuk
menyampaikan agama ini kepada orang-orang setelah mereka, mereka pula yang
telah menghilangkan banyak rintangan yang disebarkan oleh para pencela,
pengingkar dan pendusta agama ini.
Demikian sungguh pelajaran yang sangat berharga. Kita selaku generasi masa kini
telah berhutang budi kepada generasi-genersai sebelumnya dalam seluruh apa yang
kita ni`mati saat ini sebagai hasil dari pengorbanan, perjuangan dan sikap mereka
yang mendahulukan kepentingan orang lain. Maka sepatutnyalah jika kita
melanjutkan rangkaian pengorbanan mereka itu sehingga kita dapat menyampaikan
keni`matan ini kepada generasi berikutnya seperti yang telah dilakukan oleh
generasi sebelum kita.
Disini hari raya Idul Adha kembali hadir untuk mengingatkan kita akan ketinggian
nilai ibadah haji dan ibadah qurban yang sarat dengan pelajaran kesetiakawanan,
ukhuwwah, pengorbanan dan mendahulukan kepentingan dan kemaslahatan orang
lain. Semoga akan lahir keluarga-keluarga Ibrahim berikutnya dari bumi tercinta
Indonesia ini yang layak dijadikan contoh teladan dalam setiap kebaikan untuk
seluruh umat.
الر ْح َم ِن
َّ هللا
ِ ِب ْس ِم.الر ِج ْيم َّ ان ِ ش ْي َطَّ هلل مِنَ ال ِ أَ ُع ْو ُذ ِبا
.الر ِح ْيمَّ
شا ِن َئ َك ه َُوَ َّ إِن.صل ِّ ل َِر ِّب َك َوا ْن َح ْر َ َف.إِ َّنا أَ ْع َط ْي َنا َكا ْل َك ْو َث ِر
.ْاألَ ْب َت ُر
م0ْ َوأَدْ َخ َل َنا َوإِ َّيا ُك. َ هللا َوإِ َّيا ُك ْم مِنَ ا ْل َعا ِئ ِد ْينَ َوا ْل َفائ ِِز ْين0َج َع َل َنا
اغف ِْر َو ْار َح ْم َوأَ ْن َت َخ ْي ُر ْ َوقُلْ َر ِّب. َصالِ ِح ْين َّ مِنْ ِع َبا ِد ِه ال
ِ الراَّ ِح
. َم ْين
Khutbah 2
ً هللَا ُ أَ ْك َب ُر َك ِب ْيراً َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َك ِث ْيرا X 7 ... هللَا ُ أَ ْك َب ُر
ُش َه ُد أَنْ الَ إِ َل َه إِالَّ هللاُ َو ْح َده ْ َ أ.ًهللا ُب ْك َر ًة َوأَصِ ْيال
ِ َس ْب َحان ُ َو
ثُ اَ ْل َم ْب ُع ْو،س ْولُ ُه ُ ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر ْ َش ِر ْي َك َل ُه َوأ
َ َال
س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٌد س ِّل ْم َع َلى َ صل ِّ َو َ َر ْح َم ًة لِ ْل َعا َل ِم ْينَ .اَل َّل ُه َّم َ
ان إِ َلى َي ْو ِم ال ِّد ْي ِن س ٍ اب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح َ ص َح ِ َو َع َلى آلِ ِه َوأَ ْ
اع َل ُم ْوا أَنَّ هللا فِ ْي َما أَ َم َرَ .و ْ هللا ِ ...ا َّتقُ ْوا َ أَ َّما َب ْعدَُ .ف َيا ِع َبا َد ِ
هللا َو َمآل ِئ َك َت ُهص َّلى َع َلى َن ِب ِّي ِه َق ِد ْي ًما :إِنَّ َ هللا َت َعا َلى َ َ
صلُّ ْوا َع َل ْي ِه صلُّ ْونَ َع َلى ال َّن ِب ِّيَ ،يا أَ ُّي َها ا َّل ِذ ْينَ آ َم ُن ْوا َ ُي َ
س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد س ِّل ْم َع َلى َ صل ِّ َو َ س ِّل ُم ْوا َت ْسلِ ْي ًما .اَل َّل ُه َّم َ َو َ
س ِّي ِد َنا إِ ْب َرا ِه ْي َم لى َ ص َّل ْي َت َع َ س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد َك َما َ آل َ لى ِ َو َع َ
س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍدلى َ ار ْك َع َ س ِّي ِد َنا إِ ْب َرا ِه ْي َمَ .و َب ِ آل َ لى ِ َو َع َ
س ِّي ِد َنا إِ ْب َرا ِه ْي َم لى َ ار ْك َت َع َ س ِّي ِد َنا ُم َح َّم ٍد َك َما َب َ آل َ لى ِ َو َع َ
س ِّي ِد َنا إِ ْب َرا ِه ْي َم ف ِْي ا ْل َعا َل ِم ْينَ إِ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ. آل َ لى ِ َو َع َ
BILALNYA
Waktu mengerjakan salat Idul Adha dimulai sejak terbitnya matahari pada tanggal 10
Dzulhijjah sampai dengan masuknya waktu Dzuhur hari tersebut. Dan sebelum kita
berangkat salat ied, kita disunnahkan mandi dengan niat ْ نَ َو ْيتُ ا ْل ُغ
: س َل لِ ِع ْي ِد
سنَّةً هَّلِل ِ تَ َعالَى ْ َْاأل
ُ ض َحى
Bahasa Indonesianya: Nawaitul ghusla li’idil adha sunnatan lillahi ta’ala. Yang artinya,
Saya berniat melakukan sunnahnya mandi untuk salat Idul Adha ikhlas karena Allah
ta’ala. Setelah itu, kita juga disunnahkan berhias dengan pakaian yang bagus
(lebih afdhal warna putih) dan memakai wewangian. Pada pagi hari sebelum salah Idul
Adha, tidak ada kesunnahan makan. Kita disunnahkan makan setelah menunaikan
salat.
Bagi bilal yang bertugas, sebelum salat Idul Adha dimulai, tidak disunnahkan
mengumandangkan adzan dan iqamat. Tetapi disunnahkan mengumandangkan kalimat
َ ص ِّل َعلَى
سيِّ ِدنا َ َو َم ْواَل نَا َ ; اللهم،سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ ص ِّل َعلَى َ اللهم
سيِّ ِدنَا َو َم ْواَل نا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ٰا ِلَ سلِّ ْم َعلَى َ ص ِّل َو َ ; اللهم،ُم َح َّم ٍد
ْ ِم َن ا ْل ُم،ان
سلِ ِم ْي َن ْ ِ سيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد … اللهم; قَ ِّو اإْل
َ ساَل َم َواإْل ِ ْي َم َ
ِ ت اأْل َ ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم َواأْل َ ْم َوا
،ت ِ َوا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا،ت ْ َوا ْل ُم
ِ سلِ َما
َويَا،إختِ ْم لَنَا ِم ْن َك بِا ْل َخ ْي ِر ْ َر ِّب،ص ْر ُه ْم َعلَى ُم َعانِ ِد ال ِّد ْي ِن ُ َوا ْن
ِ اص ِر ْي َن بِ َر ْح َمتِ َك يَآأَ ْر َح َم ال َّر
اح ِم ْي َن ِ َّ َخ ْي َر الن
Setelah khutbah selesai, ada baiknya semua jamaah tidak beranjak dahulu. Akan lebih
baik jika seluruh jamaah melakukan musfofahah/ saling bersalaman dengan membuat
formasi yang rapi (tidak berjubel) sambil sama-sama mengumandangkan shalawat. Dan
selama tiga hari setelahnya (sampai selepas salat Ashar di tanggal 13 Dzulhijjah), ada
kesunnahan membaca takbir sehabis salat lima waktu ataupun sehabis melakukan salat
sunnah./-