Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Arab

Dosen Pengampu:

Lailatul zuhriyah M.Pd

Disusun Oleh:

Latifatun Annisa NPM: 2101010351

Taufiq Ramadan NPM: 2101010365

M.Nuriz Zam-zami NPM: 2101010361

Mohammad Firdaus NPM: 2101010359

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JANUARI 2022
Kata pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa dibutuhkan.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Penulis

23 january 2022
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.........................................................................
......
DAFTAR ISI..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan Masalah.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................
A. Pengertian Kalimah..................................................................
B. Pembagian Kalam.....................................................................
C. Tanda-tandanya......................................................................

BAB III
PENUTUPAN..................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang sangat
besar bagi kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun non Arab. Hal
ini menjadi wajar karena al-Qur’an merupakan kitab suci dan tuntunan bagi kaum
muslimin. Disamping itu, juga menjadi bahasa hadith dan kitab-kitab yang
membahas ilmu-ilmu agama islam. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa
bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa
orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak sedikit penutur bahasa ini yang
bukan pemeluk agama Islam.
Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-
pengertian abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation
(pembentukan kata turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an
diturunkan dalam bahasa Arab, tetapi justru karena kakayaan makna dan
kesaksamaannya. Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah
Saw dan para Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau
kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah
mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al
Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]. Di
dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu sangatlah penting karena dari
situlah bisa mempelajari bahasa arab dengan mudah. Selain itu, mempelajari Ilmu
Nahwu sangat penting untuk memahami Al-Qur’an, artinya ; karena menurut
kaidah hukum Islam, mengerti Ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami
Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain.
Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari kesalahan
dan biasa faham artinya Al-Qur’an dan Hadits maka oleh karena itulah Ilmu
Nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu dibanding ilmu yang lain
karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan pernah dapat dipahami. Dalam pembelajaran
Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada
makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang bermakna namun
tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja dan huruf adalah kata
penghubung.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kalam ?
2. Apa saja pembagian kalam ?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat isim ?

4. Apa yang dimaksud kalimat fi'il ?


5. Apa yang di maksud dengan kalimat huruf ?

C. Tujuan makalah
1. Agar dapat mengerti dan memahami apa yang di maksud dengan kalam.
2. Agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan kalimah isim, fi'il dan
huruf.
3. Agar dapat memahami mengapa pentingnya mempelajari nahwu dalam
bahasa arab.
4. Agar dapat memahami ilmu nahwu untuk pemula.
BAB I
PEMBAHASAN

A. Qiro'at I

‫ُُأل‬
‫ُطا لَ َع ُة ا ْو َل‬
َ ‫الُم‬

‫َفضْ ُل ْال َعا ل ِِم َعلَى ْال َعا ِب ِد‬


ٌ ‫ ح ُْو‬- ‫ حُجْ ٌر‬- ‫ طِ َوا ُل‬- ‫ ال ِّن ْملً ُة‬- ‫هللا‬
‫ ُن َعلّ ُِم‬- ‫ َي ْد ع ُْو‬- ‫ َيعْ ُب ُد‬- ‫ َه ْد َنى‬- ‫ َفضْ ٌل‬- ‫ت‬ ِ ‫َشرْ ُع‬

‫ َو َذ َك َر َأ َما َم ُه َر ُجلَ ْينِو َأ َح ُد ُه َما َعالِ ٌم ِب َشرْ ٍع هّللا طِ َوا َل اللّي ِْل‬- ‫ صلَّى اللّة َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬- ‫َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى ال َّن ِبيِّ ْال َك ِري ِْم‬
‫ َفضْ ُل ال َِعال ٍِم َعلَى ْال َع ِاب ِد َك َفضْ لِيْ َعلَى َأ ْد َنا ُكمْ ز‬: ‫ارو َف َقال ال ّن ِبيُّ ْال َك ِر ْي ُم‬ ِ ‫َوال َّن َه‬
‫س ْال َخي َْر‬ َ ‫ َو َح َّتى ْالح ُْو ُتو لَّي‬,‫ َح َّتى ْال َّنمْ لَ ُة فِي حُجْ ِر َها‬,ُ‫اِنَّ اللّ َة َومالَِئ َكـ َته‬
ِ ‫ُصلُّ ْو َن َعلَى ُم َعلّ ِم ال َّنا‬
َ ‫َو ِب َه َذا َي ْدع ُْو َنا الرَّ س ُْو ُل ْال َك ِر ْي ُم ِإلَى َأنْ َن ُك ْو َن ُعلَ َما َءو َنعْ ُب ُد هَّللا َعلَى عِ ْل ٍم’ َو ُن َعلِّ ُم ال َّن‬
‫اس فِعْ ُل ْال َخي ِْر‬

1.Keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli beribadah

Datang pada Nabi seorang laki-laki kemudian dia menceritakan tentang kedua laki
laki yang shalih, salah satunya orang yang ahli ilmu dalam syari’at allah, dan yang
satunya seorang ahli ibadah yang beribadah sepanjang siang dan malam. Kemudian Nabi
bersabda: “keutamaan orang yang ahli ibadah atas orang dibawah kalian.”

Sesungguhnya allah, malaikat allah, dan penduduk langit sampai semut diatas batu dan
ikan (paus) sama-sama bersholawat atas orang yang mengajarkan manusia kepada
kebaikan.

2. Qiro'at II

‫ْال َقاعِ دَ ِة اَ ُن َوا ُع ْال َكلِ َمة‬


ُ‫ اِسِ ٌم َو َحرْ ف‬: ‫َت ْن َقسِ ُم ْال َكلِ َم ُة ْال َع َر ِب َي ُة ِالَى َثالَ َث ِة َأ ْق َس ِام‬
ُ ‫ ْالح ُْو‬,‫ال ّنمْ لَة‬, ‫ك(رجُلٌو‬
‫ت )؛‬ َ ِ ‫ َمادَ ُّل َعلَى َمعْ َن فِيْ َن ْفسِ ِه َغي ٍْر ُم ْق َت ِر ٍن ِب َز َم‬: ‫السْ م‬
,‫ان‬ ِ ‫ا‬
‫ي َُعلِّمُز)؛‬-‫ علَّ َم‬,‫ُصلِّى‬
َ ‫ي‬-‫صلَّىو‬
َ ‫ك(ع َب ًد َيعْ ُبدُو‬
َ ‫ َمادَ َّل َعلَى َمعْ نً فِيْ َن ْفسِ ِه ُم ْق َت ِر ٍن ِب َز َمانِو‬: ‫ْالفِعْ ُل‬
‫ ِإ َّنو َح َّتى)؛‬,‫ْس َل َها َمعْ نً ِإََأل َم َع غَ ي ِْر َهاو ك(ِإلَى‬
َ ‫ ه َُو ُك ُّل َكلِ َم ٍة لَي‬: ُ‫ْال َحرُف‬
ِ ‫ف ِم َن ْال َح ِد ْي‬
‫ث االتِي‬ َ ْ‫ اِسْ َت ْخ ِر ُخ ْالفِعْ َل َوالِْسْ َم َو ْل َحر‬: ُ‫ْال َّت ْد ِرىبُ ْال َخامِس‬
‫َقا َل َرس ُْواُل هَّلل َعلَي ِه َو َسلَّ َم‬

ِ ‫ان فِيْ ال َّن‬


‫ار‬ ِ ‫ َو ْاث َن‬,ِ‫ َوا ِح ٌد فِيْ ْالجَّ ِتة‬: ‫ضا ةُ َثالَ َث ٌة‬َ ُ‫ْالق‬
‫ضى ِب ِه‬ َ ‫ف ْال َح ًق َف َق‬ َ ‫ َف َر ُج ٌل َع َر‬,ِ‫الذ ي فِيْ ْال َج َّنة‬ ِّ ‫َفَأ َّماـ‬

ِ ‫ َفه َُو فِيْ ال َّن‬,‫ارفِيْ ْال ُح ْك ِم‬


‫ار‬ َ ‫ف ْال َح ًقو َف َج‬
َ ‫َو َر ُج ٌل َع َر‬

ِ ‫ َفه َُو فِيْ ال َّن‬,‫اس َعلَى َجه ٍْل‬


‫ار‬ ٍ ‫ضى لِل َّن‬
َ ‫َو َر ُج ٌل َق‬
2.Ilmu-Ilmu agama islam

Ilmu-ilmu syari’at terbagi kedalam empat ruang lingkup yaitu:

1. Aqidah/keyakinan : diartikan dengan beriman/percaya kepada allah, malaikt-


malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhir serta ketentuan-Nya.
2. Ibadah-ibadah : diantaranya shalat, puasa, zakat, naik haji, menjalankan
ketaatan yang lain seperti shodaqoh dan perdamaian diantara manusia, dan
menunaikan kewajiban-kewajiban.
3. Akhlak : yaitu semua perkara yang mendisiplinkan karakter dan
menumbuhkan jiwa bermasyarakat. Seperti jujur, simpati, keadilan,
kedermawanan, keberanian, dapat dipercaya, kesetiaan/loyalitas, kesabaran
dan pengaruh.
4. Hubungan : mengambil hukum-hukum khusus, peraturan sipil, kejahatan
pidana, konstitusi (perundang-undangan) dan didalamnya ditampakkan keadilan
islam, realitanya kemudahannya dan keinginannya atas perdamaian manusia.

C. Kalam
Kalam adalah lafadz yang tersusun yang berfaedah dengan di sengaja.
Kalam secara Bahasa memiliki beberapa arti yaitu ungkapan hati yang sunyi
dari suara dan huruf ataupun segala sesuatu (selain ucapan) yang memberikan
faedah (dapat memahamkan seperti menggunakan kitaban (tulisan), bentuk
isyarat, uqad (menunjukan bilangan menggunakan jari tangan), nushob (palang-
palang petunjuk), mihrob (pengimaman/petunjuk qiblat) dan lain-lain dari segala
sesuatu yang dapat memberi pemahaman pada mukhothob.
Kalam menurut istilah ialah :
‫ اسم َوفِعْ ٌل َو َحرْ فٌ َجا َء لِ َمعْ ًنى‬: ‫ اَ ْل ُمفِي ُد ِب ْال َوضْ ِع َوَأ ْق َسا ُم ُه ثَاَل َث ٌة‬, ُ‫ظ اَ ْلم َُر َّكب‬
ُ ‫ هو اَللَّ ْف‬: ‫اَ ْل َكاَل ُم‬

Artinya:
“Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya.
Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa
Arab, yang terbagi dalam tiga bagian yaitu: isim, fi’il dan huruf.
Adapun pendapat menurut ulama nahwu kalam ialah :
ٌ ‫َكالَ ُم ُه ْم لَ ْف‬
‫ظ ُمفِ ْي ٌد مُسْ ــــــ َن ُد‬ ُ ‫ اللَّ ْف‬: ‫َو ْالكلــِ َم ُة‬
.ُ‫ظ ْال ُمفِ ْي ُد ْال ُم ْف َرد‬

Artinya:
“Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah serta dimusnadkan
dengan lafadz yang lain. Dan Kalimah adalah lafadz mufid yang tunggal”

D. Pembagian kalam
Pembagian kalam ada 3 yaitu : isim, fi’il dan huruf.
a. Isim yaitu : kalimah yang menunjukan arti diri sendiri tanpa disertai
dengan zaman, secara wadlo’ seperti : nama (zaid) ٌ‫ ِك َتاب‬: Buku, ٌ‫زيْد‬
َ :
Zaid (Nama orang), ٌ ‫ َبي‬: Rumah.
‫ْت‬
b. Fi’il yaitu : kalimah yang menunjukan diri sendiri dan disertai dengan
zaman secara wadlo’.
 Apabila kalimat menunjukan zaman yang sudah lampau, maka disebut
fi’il madli. Seperti: ُ‫ب ال ُمدَرِّ س‬ ِ ‫( َغ‬Bapak guru sudah marah).
ِ ‫ض‬
 Apabila kalimat itu menunjukan zaman hal/istiqbal, maka adalah fi’il
mudhori’. Seperti: ُ‫ َيضْ ِرب‬ 
 Apabila kalimat itu menunjukan permintaan melakukan sesuatu
(pekerjaan) dalam zaman istiqbal, maka fi’ilnya adalam amar. Seperti :
‫ ا ْقرْأ‬: ( bacalah)
c. Huruf yaitu : kalimah yang menunjukan makna apabila digabung dengan
kalimat lain (tidak bisa berdiri sendiri).

E. Kalimat isim dan Tandanya


Kalimat isim secara sederhana dapat dikatakan bahwa isim adalah : semua
jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda baik benda mati
atau benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Dalam kalimat yang
senada, Fuad Ni’mah menguraikan definisi Isim sebagai berikut:
‫ت َأ ْو َجمـــــا َ ٍد َأ ْو َمـــــــكا َ ٍن َأ ْو َزمـــــا َ ٍن ْأو صِ َفــــ ٍة‬
ٍ ‫ان َأ ْو َن َبــــــا‬
ٍ ‫ـان َأ ْو َح َيــــــ َـو‬
ٍ ‫اَِإْلسْ ُم ه َُو ُك ُّل َكلِ َمــــ ٍة َتـــ ُد ُّل َعلَى ِإ ْن َســــ‬
‫ــان‬
ِ َ‫الزمـ‬ َّ ‫أو َمعْ ــنىً م َُجرَّ ٍد م َِن‬.

Artinya:
“Isim ialah setiap kata yang menunjukkan nama orang,hewan, tumbuhan, benda,
tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.”[3]
Contoh:
Nama orang, seperti: ‫( َأرْ مـَـــان‬Arman), ‫( َفاطِ َمة‬Fatimah),‫( فرحــــان‬Farhan), ‫عارفة‬
(Arifah), ‫( مسلمـــة‬Muslimah), ‫( يو سف‬Yusuf), dan lain-lain.
Kalimat isim dapat diketahui dengan 4 alamat/tanda, yaitu :
1. (AL) seperti dan keduanya adalam isim karna kemasukan (AL) contohnya
ْ ‫ ْال ُم‬.
: ‫سلِ ُم‬

2. Jar,macamnya huruf jar yaitu:  ‫ ل‬،‫ َك‬،ِ‫ب‬ ، َّ‫ رُب‬،‫ فِي‬،‫ َع ٰلى‬،‫ َع ْن‬،‫ اِ ٰلى‬،‫ ِم ْن‬،
dan huruf qasam (‫و‬
َ ،‫ب‬ َ ). Contoh ‫التِّ ْل ِم ْي ُذ فِ ْي ْالفَصْ ِل‬.
ِ ،‫ت‬
3. Tanwin, seperti ٌ‫ َز ْيد‬dan ‫;اب‬
ٌ ;َ‫ ِكت‬, karna keduanya terdapat tanwin. Tanwin
adalah nun mati yang berada di akhir kalimat secara ucapan, tidak dalam
tulisan.

4. Dibaca jar contohnya ِ َ‫ ِكتَابُ ف‬, di jarkan dengan ba’.


‫اط َمَة‬
Namun, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa tanda isim lebih dari 4.

F. Kalimat Fi’il dan Tandanya


Secara sederhana fi'il berarti setiap kata yang menunjukan pekerjaan pada
waktu tertentu. Definisi lain menyebutkan bahwa fi'il adalah kata yang
menunjukan suatu makna yang berkaitan dengan suatu waktu (lampau, sekarang
dan yang akan datang.)
ِ ‫اَ ْلفِعْ ُل ه َُو ُك ُّل ُكلِ َم ِة َث ُد ُّل َعلَى ُخد ُْو‬
ٍ ‫ث َش ْيٍئ فِى َز َم ٍن َخ‬
‫اص‬

"fi'il adalah setiap kata yang menunjukan kejadian suatu peristiwa pada waktu
tertentu."
Kalimat fi’il dapat diketahui dengan 4 alamat/tanda, yaitu :

1. ‫ قَ ْد‬contohnya : ُ‫صاَل ة‬ ِ ‫“ َق ْد َقا َم‬Sungguh Shalat Akan Segera Didirikan”


َّ ‫ت ال‬
 Jika masuk pada fi’il madhi, maka fungsinya adalah tahqiq atau
kepastian/sungguh (‫ق‬ ‫)تحقي‬.
 Jika masuk pada fi’il mudhari’, maka fungsinya adalah taqlil (‫ )تقليل‬yang
bermakna terkadang. Namun, pada keadaan tertentu, bisa juga bermakna tahqiq,
jika ada kesesuaian arti kalam dengan tahqiq tersebut, seperti firman Allah
Subhanahu Wata’ala dalam Al Quran, ‫ عليــه ما انتم‬: ‫ قد يعلم هللا‬qad di situ
bermakna tahqiq.

2. ‫ س‬contohnya :   ُ‫ستَ ْذهَب‬


َ
 Sin dan saufa (poin 3 di bawah) merupakan huruf istiqbal yang
berarti akan. Bedanya, sin menujukkan bahwa kejadiannya terjadi tidak
lama lagi (jaraknya dekat) sedangkan saufa untuk jarak waktu yang lama
(biasa diartikan dengan kelak).
 Sin dan saufa hanya masuk ke fi’il mudhari’.
Contohnya ُ‫س َت ْذ َهب‬
َ . di situ termasuk kalimah fi’il karena didahului oleh sin.
3. ‫ف‬
َ ‫ َس ْو‬contohnya ‫ن‬ ُ َ‫تَ ْعل‬ ‫ف‬
َ ‫م ْو‬ َ ‫ َس ْو‬  ‫“ َكاَّل‬sekali-kali tidak! Kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu.)

 Saufa yang biasa diartika kelak, hanya masuk ke fi’il mudhari’


ٍ ‫ َيدَآ اَ ِبيْ لَ َه‬ ‫َّت‬
4. Ta’ ta’nits contohnya َّ‫ب وَّ َتب‬ ْ ‫َتب‬
artinya : (Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar
binasadia.

 Ta ta’nis sakinah ini menjukkan bahwa pelaku pekerjaan adalah


perempuan tunggal atau jamak yang tidak berakal, atau isim-isim yang
orang arab mengklasifikasikannya sebagai muannats (seperti tangan).
Definisi
Fi'il madhi ialah kata kerja yang menunjukan terjadinya sesuatu pekerjaan
atau peristiwa pada waktu lampau (past tense) dan tandanya juga
menggunakan mabni fathah.
fi'il mudhore'i ialah yang menunjukan pekerjaan atau peristiwa yang
sedang terjadi (present tense) atau yang akan terjadi (future tense) dan
tandanya juga biasa menggunakan salah satu dari ‫ ت‬,‫ ي‬,‫ ن‬,‫ ا‬yang disebut
huruf mudhoro'ah, dapat dimasuki ‫( ال‬tidak) dan dapat dimasuki ‫ س‬dan
‫ف‬َ ‫ َس ْو‬.
fi'il amr ialah kata kerja yang menunjukan perintah (imperative) untuk
melaksanakan pekerjaan dan tandanya bisa di awali huruf alif dan huruf
akhir berharokat sukun.

G. Tandanya huruf
Kalimat huruf secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah
kata yang tidak bisa di pahami maknanya kecuali jika disandingkan
dengan kata lain.

َ ‫اَ ْل َحــرْ فُ ه َُو ُك ُّل َكلِ َمـــ ٍة َلي‬.


‫ْس لَ َها َمعْ نىً ِإاَّل َم َع َغـي ِْر َها‬

Artinya:“harf adalah setiap kata yang tidak mempunyai makna kecuali


disandingkan dengan kata lain.”
Contoh:
Dari ْ‫ مِن‬: dalam kalimat:

ِ ‫ اَ َنا اَ ْخ ُر ُج م َِن ْال َب ْي‬:


Saya keluar dari rumah ‫ت‬

Adapun tanda-tanda kalimat huruf yaitu : tidak adanya tanda-tanda


dari kalimat isim atau fi’il. Seperti ba’ huruf jar, yang sama sekali tidak
memiliki tanda-tanda dari kalimat isim dan fiil.
Adapun kalimat huruf itu ada 2 yaitu :
1. Kalimat huruf mukhtansh (khusus)
Kalimat huruf yang bersifat khusus pada kalimat tertentu. Kalimat jenis ini
juga terbagi lagi menjadi dua yaitu : khusus masuk pada isim (mukhtansh
bil ilmi) dan khusus masuk pada fi’il (mukhtansh bil fili).
2. Kalimat huruf ghoiru mukhtansh (umum)
Adalah kalimat yang bisa masuk pada kalimat isim dan fi’il dan tidak di
khususkan pada kalimat tertentu seperti jar.

BAB III
KESIMPULAN

Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang
berfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena mengerti.
Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata), dan Al Kalim
(akan dijelaskan kemudian). Maksud dari berfaidah adalah bisa dimengerti oleh
yang diajak berbicara.
Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata.
Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu yang tersusun dari 3 kata (baik
itu fi'il, isim, harf) atau lebih, baik berfaidah atau tidak. Kalimat dalam Bahasa
arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar atau lawan bicara dapat
memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan
tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kalimat terbagi menjadi tiga, yaitu:
Isim, yaitu setiap kata yang menunjukkan nama orang, hewan, tumbuhan, benda,
tempat, waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.
Fi’il, yaitu kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu.
Harf, yaitu kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan
dengan kata lain.

Daftar Pustaka

Kitab Al-fiyyah
Kitab Jurumiyah
Ust. Sholliyullah ahfi al-Hafidz, S.Pd. M.Si
Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Bin Ahmad Dahlan Bin Utsman Dahlan
M. Sholehuddin sofwan

Anda mungkin juga menyukai