Kel.4 Abortus Komplit
Kel.4 Abortus Komplit
“ABORTUS KOMPLIT”
Nama kelompok:
1. Berliana Anggriani
2. Delvi Fitrah Irawan
3. Nur Arisah
4. Putri Aulia
5. Ranti May Sundari
6. Sahara Lajina Dwi Sipa
7. Widiya
8. Aisyah Dalimunthe
Abortus komplit
Latar Belakang Masalah
kesehatan merupakan masalah penting yang tengah dihadapi
masyarakat saat ini, apalagi yang tengah menimpa kaum wanita.
Kesehatan reproduksi wanita adalah hal yang sangat perlu
diperhatikan terutama supaya tidak terjadi abortus.Abortus adalah
ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan adalah sebelum
22 minggu (Wiknjosastro, 2008).
A. Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu hasil kehamilan (oleh akibat-
akibat tertentu) atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan(Sarwono,2006).
Abortus komplit adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan
muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum
uteri
B. Tanda dan gejala
- Perdarahan bercak hingga sedang
- Serviks tertutup/terbuka
- Ostium uteri telah menutup
- Uterus lebih kecil dari usia gestasi
- Sedikit atau tanpa nyeri perut bagian bawah
C. Etiologi
1. Faktor janin
2. Faktor Ibu
3. Faktor bapak
4. Faktor genetik
5. Faktor anatomi kongenital
6. Faktor endokrin
7. Faktor penyakit kronis
8. Faktor nutrisi
9. Faktor psikologis
D. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti
nerloisi jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus
berkonsentrasi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila
pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis menembus
desidua sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.
E. Penatalaksanaan
Secara umum:
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai kaeadaan umum
pasien, termasuk tanda – tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernapasan, dan suhu).
2. Periksa tanda- tanda syok yaitu wajah pucat, berkeringat banyak,
pingsan, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi lebih cepat
yaitu lebih dari 112x/menit.
3. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok. Jika
tidak terluhat tanda- tanda syok,tetap pikirkan kemungkinan
tersebut saat penolong melakukan evaluasi terhadap kondisi
wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika
terjadi syok, sangat penting melakukan penanganan syok dengan
segera.
4. Jika pasien dengan keadaan syok pikirkan kemungkinan
kehamilan ektopik terganggu.
5. Pasang infus NaCl atau RL dengan jarum besar(16 G atau lebih
besar) dengan tetesan 500 ml dalam dua jam pertama. Kemudian
setelah diketahui abortus apa yang terjadi lakukan penanganan
secara spesifik (Ai Yeyeh, dkk, 2010).
Secara khusus untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
abortus komplit, bidan dapat berkonsultasi dengan dokter sehingga
tidak merugikan pasien.
1. Wanita yang mengalami abortus komplit tidak memerlukan terapi
khusus, namun untuk membantu involusi uterus dapat diberikan
methergin tablet.
2. Bila pasien anemia dapat diberikan sulfas ferosus(zat besi) atau
transfusi darah.
3. Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi.
4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin dan mineral(Anik,
2009).
KASUS
S: Ny. B berusia 28 tahun datang ke BPS bidan A untuk
memeriksakan dirinya. ibu mengatakan ini kehamilannya yang
kedua dan belum pernah keguguran. Ibu mengeluh nyeri perut
bagian bawah dan mengeluarkan darah sangat banyak dari
kemaluannya sejak tadi pagi puku WIB. Ibu merasa cemas dengan
keadaannya saat ini hasil pemeriksaan bidan servik terbuka, sudah
terjadi ekspulsi hasil konsepsi, perut ibu tampak lebih kecil dari
usia kehamilan. HPHT : 15 Januari 2014
Tanggal : 8 maret 2014-03-09
Pukul : 08.00 WIB