Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Modal Kerja

Pertemuan ke-11
Kompetensi

• Setelah mengikuti pertemuan ini


mahasiswa mampu memahami
pengelolaan modal kerja di perusahaan
Pengertian

• Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek


atau investasi dalam harta lancar (current assets). Modal
kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja
kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net
working capital).
• Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal
kerja bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah
utang lancar (current liabilities).
• Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan
utang lancar agar harta lancar selalu lebih besar
daripada utang lancar.
• Modal kerja dalam hal ini adalah modal kerja bersih,
berubah mengikuti transaksi bisnis, khususnya tingkat
penjualan.
• Manajemen pada umumnya mengambil kebijakan modal
kerja agresif, moderat, konservatif, tergantung
keberaniannya mengambil resiko bisnis.
• Kesalahan dalam mengelola modal kerja mengakibatkan
hilangnya kepercayaan internal dan eksternal.
• Kepercayaan internal adalah kepercayaan dari pegawai
dan buruh, yang disebabkan karena gaji dan upah tidak
dibayar tepat waktu.
• Sedangkan kepercayaan eksternal adalah kepercayaan
dari partner bisnis khususnya kreditur, yang disebabkan
karena utang yang jatuh tempo tidak dibayar tepat waktu.
• Jika suatu perusahaan kehilangan dua kepercayaan
tersebut dapat dipastikan akan bangkrut.
Klasifikasi Modal Kerja
1) Modal kerja kotor (gross working capital) adalah jumlah harta lancar
perusahaan. Modal kerja ini merupakan kekuatan “semu” karena
sebagian diperoleh dari utang jangka pendek, maka ia dapat
dikatakan sebagai modal kerja tradisional atau modal kerja
kuantitatif.
2) Modal kerja bersih (net working capital) adalah harta lancar
dikurangi utang lancar. Modal kerja ini merupakan kekuatan intern
untuk menggerakan kegiatan bisnis, yaitu untuk membiayai
kegiatan operasi rutin dan untuk membayar semua utang yang jatuh
tempo. Ia dapat dikatakan sebagai modal kerja kualitatif.
3) Modal kerja fungsional yaitu fungsinya harta lancar dalam
menghasilkan pendapatan saat ini (current income) yang terdiri dari
kas persediaan, piutang sebesar harga pokok penjualan dan
penyusunan.
4) Modal kerja potensial yang terdiri dari efek (surat berharga yaitu
saham dan obligasi yang mudah dipasarkan) dan besarnya
keuntungan yang termasuk dalam jumlah piutang.
Ilustrasi
Neraca PT XYZ

Kas 200 Hutang Dagang 300


Efek (Sekuritas) 200 Hutang Wesel 100
Piutang 160 Hutang Pajak 160
Persediaan 840 Total Hutang Lancar (d) 560
Total Aktiva Lancar (a) 1.400
Hutang Obligasi (e) 600
Tanah 100
Mesin 700 Modal saham 1.200
Penyusutan Mesin -100 Agio Saham 200
Gedung 1.000 Laba Ditahan 440
Penyusutan Gedung -200 Total Modal Sendiri (f) 1.840
Total Aktiva Tetap (b) 1.500

Intangible Asset (c) 100

Total Aktiva (a+b+c) 3.000 Total Pasiva (d+e+f) 3.000


• Modal kerja bruto (Gross Working Capital) atau Modal Kerja Kuantitatif
sebesar jumlah harta lancar yaitu sebesar Rp 1.400
• Modal kerja netto (Net Working Capital) atau Modal Kerja Kualitatif
sebesar harta lancar dikurangi utang lancar yaitu Rp 1.400 – Rp 560 =
Rp 840. Modal kerja ini lazim disebut Modal Kerja Permanen karena
adanya dalam perusahaan lebih dari satu tahun atau secara permanen.
Makin tinggi jumlah modal kerja permanen makin tinggi tingkat likuiditas
perusahaan.
• Modal kerja fungsional (Functional Working Capital); kas + persediaan +
(75% X piutang) + penyusutan aktiva tetap. Jumlah modal kerja
fungsional = Rp 200 + Rp 840 + Rp 120 +Rp 300 = Rp 1.460. Unsur-
unsur tersebut secara nyata berfungsi menggerakkan kegiatan
perusahaan.
• Modal kerja potensial (Potencial Working Capital); keuntungan dari
piutang + efek, (25% X Rp 160) + Rp 200 = Rp 240. Keuntungan atau
laba dari piutang, di mana piutang asalnya dari penjualan merupakan
kemampuan manajemen menggali sumber dana dari bisnis yang dapat
digunakan untuk modal kerja dan perluasan usaha. Sedangkan efek atau
surat berharga yang mudah dipasarkan (marketable security) merupakan
kelebihan kas yang ditanam dalam surat-surat berharga untuk tujuan
mendapatkan keuntungan.
• Manajemen modal kerja meliputi administrasi harta
lancar dan utang lancar, mempunyai fungsi utama yakni:

• 1) Menyesuaikan perubahan tingkat volume produksi


dan penjualan; jumlah modal kerja sangat tergantung
pada volume kegiatan bisnis, makin tinggi kegiatan
bisnis, makin besar modal kerja dibutuhkan untuk
membiayai kegitan tersebut.

• 2) Membantu memaksimumkan nilai perusahaan, yaitu


dengan cara memperkecil biaya modal untuk
meningkatkan hasil (return). Makin besar modal kerja
diperoleh dari pinjaman jangka pendek tanpa bunga,
misalnya dari para pemasok, maka makin kecil dari
sumber modal permanen, dan dengan demikian akan
menurunkan biaya modal.
• Perusahaan pada umumnya memiliki tiga jenis
kebijakan modal kerja, yaitu:
• 1) Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja
dipenuhi dengan seluruhnya dengan utang
jangka pendek
• 2) Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja
dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek dan
50% dipenuhi dengan utang jangka panjang
• 3) Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh
modal kerja dipenuhi dengan utang jangka
panjang

Anda mungkin juga menyukai