Anda di halaman 1dari 12

Attention Deficit Hyperactivity Disorder

(ADHD)
M. Yoga Arighi (1041811079)
Nurhidayatika (1041811096)
POKOK BAHASAN

PART-01 Pendahuluan

PART-02 Kasus ADHD

PART-03 Analisis SOAP


PENDAHULUAN
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) atau juga
dikenal dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit
memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku implusif dan
hiperaktif, sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah.
Menurut Taylor (1988) anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas mengakibatkan masalah fisik, perilaku,
kognitif, sosial dan gangguan belajar karena konsentrasi belajar
yang rendah. Bila masalah tersebut dibiarkan akan menghambat anak
untuk memenuhi tugas-tugas, perkembangan, prestasi belajar buruk,
mengganggu orang lain dan juga sekitarnya (dalam Mulyono, 2007).
GPPH/ADHD merupakan kelainan yang tidak jelas asal usulnya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kondisi ganggguan perilaku tersebut
berkombinasi dengan sifat tertentu seperti gelisah, tidak mampu
berkonsentrasi, serta terus menerus berbicara. Kecenderungan anak
hiperaktif adalah keras kepala dan suka mengabaikan perintah
(Puspa, 2001).
KASUS ADHD
ANALISIS SOAP

Subjektif Objektif Assesment Plan


SUBJEKTIF

An. T
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 2,5 tahun
TB/BB : 90 cm / 15 kg
Keluhan : anak tidak kenal lelah, tidak
mampu berkonsentrasi pada suatu
aktifitas, sering bergerak atau
berlari tiba-tiba dan sering
mengganggu anak-anak seusianya.
OBJEKTIF

Anak tampak gemuk dan hiperaktif. Dari hasil pemeriksaan


GPPH, anak terlihat belum bisa mengontrol emosi dan
kecemasannya. Anak menggerak-gerakkan anggota kepalanya
terus-menerus, kurang fokus serta mudah teralihkan. Skor
hasil pemeriksaan GPPH adalah 20 point.
ASSESMENT

Pada kasus yang kami temukan terapi yang diberikan


oleh pasien adalah terapi non medis yaitu
menggunakan rehabilitasi medis
ASSESMENT

Selain terapi non farmakologis ADHD dapat juga


diberikan terapi farmakologi termasuk penggunaan
psikostimulan, antidepresan, obat anti-kecemasan,
antipsikotik, dan suasana hati stabilisator (NIMH,
2000).
Stimulan mendominasi penggunaan klinis dan telah
ditemukan efektif dengan 75 sampai 90 persen anak-
anak dengan ADHD. Stimulan termasuk methylphenidate
(Ritalin), Dextroamphetamine (Dexedrine), dan
pemoline (Cylert).
ASSESMENT
PLAN

Menurut kami terapi yang diambil dalam kasus ini sudah


cukup baik karena mengingat pasien masih terlalu muda
dan kemungkinan masih dapat disembuhkan dengan terapi
non farmakologis
Thank you all for listening here.

Anda mungkin juga menyukai