INTOKSIKASI ROUNDUP Oleh : Theresia Alfionita Sinulingga, S.Ked NIM. FAB 118 095
Pembimbing: dr. Yosua Hendriko Manurung
BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS 2021 PENDAHULUAN Intoksikasi organofosfat merupakan suatu keadaan intoksikasi yang disebabkan oleh senyawa organofosfat, dapat terjadi karena penetrasi melalui kulit, inhalasi udara dan masuk ke saluran pencernaan Epidemiologi keracunan organofosfat di seluruh dunia insidensinya sekitar 1-3 juta orang per tahun. Angka kematian 1% sampai 9% dari seluruh kasus. …pendahuluan Di Indonesia dari tujuh rumah sakit di Jawa melaporkan 126 kasus. 100 kasus terjadi pada pria dan 26 kasus terjadi pada wanita. Sebanyak 11% kasus terjadi pada orang dewasa 22-55 tahun. Penyebab keracunan antara lain kesengajaan (43%), pekerjaan (37%) dan kecelakaan (16%) Penanganan intoksikasi organofosfat harus secepat mungkin dilakukan untuk menghindari komplikasi fatal yang dapat ditimbulkan. LAPORAN KASUS PRIMARY SURVEY : Tn. P, 33 tahun Vital Sign: Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 88 x/menit, regular, kuat angkat Respirasi : 24 x/menit, regular, pernapasan torakoabdominal Suhu : 37,1o C …primary survey Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas Breathing : spontan, 24 x/menit, pernapasan torakoabdominal Circulation : nadi 88 x/menit, regular, kuat angkat. CRT <2 detik Disability : GCS 15 (E4M6V5) Exposure : Tampak lemah …primary survey Evaluasi masalah: Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign karena pasien berdasarkan trias emergency, pasien tidak masuk dalam trias tersebut. Pasien kemudian ditempatkan di ruang non bedah dan diberi label warna kuning. Tatalaksana awal : Tata laksana awal pada pasien ini adalah memposisikan pasien di tempat aman, diberikan Oksigen 2 lpm dan memasang IV line dengan cairan fisiologis. Identitas Pasien Nama : Tn. P Usia : 33 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Ds. Telaken MRS : 21 Februari 2021 Tanggal pemeriksaan : 22 Februari 2021 Anamnesis Dilakukan Autoanamnesis kepada pasien dan Alloanamnesis kepada istri pasien di ruang ROE RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Keluhan Utama : Muntah, Menyesak Riwayat Penyakit Sekarang : Os merupakan rujukan dari RSU Kuala Kurun. Os datang dengan keluhan muntah lebih dari 10 kali sehari sejak 10 jam sebelum masuk rumah sakit dan menyesak. Muntah berisi air bercampur makanan, warna kecoklatan, bau asam (-), bau busuk (-), lendir (-) dan darah (-). Saat tiba di RSDS, Os sudah tidak muntah lagi. Sekitar 2 jam sebelum muntah, Os minum roundup di rumah. Os meminum sebanyak 4 tutup botol tetapi tidak semuanya tertelan karena pasien sudah mulai merasa menyesak. …anamnesis Menurut pengakuan Os, ia minum roundup yang disimpan di gudang belakang rumah dan meminumnya disana sebanyak 4 botol berturut-turut dan sedikit demi sedikit. Setelah kurang lebih 4 jam setelah itu pasien mengaku dada terasa menyesak dan meminta istri untuk memijat pasien. Tidak lama setelah itu, Os muntah- muntah dan pasien mengaku kepada istri bahwa sudah meminum roundap dan segera dibawa ke RSU Kuala Kurun dan langsung di rujuk ke RSUD doris. Sakit kepala (-), pusing (-), mual (+), nyeri ulu hati (+), nyeri dada (-), demam (-), nafsu makan menurun. BAB dan BAK tidak ada masalah. …anamnesis Menurut pengakuan istri, Os akhir-akhir ini (±1 bulan) os berubah menjadi lebih pendiam dan jarang mengajak anak-anaknya bermain. Os terlihat sering melamun dan susah tidur di malam hari. Menurut istri, Os pernah bertengkar dengan istri beberapa kali karena berbeda pendapat tetapi tidak lama kemudian berbaikan kembali. …anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu : 3 bulan yang lalu, Os pernah minum roundup dan mengalami gejala yang sama seperti sekarang. Saat itu pasien masuk IGD RSU Kuala Kurun tetapi tidak dirawat inap karena keluarga tidak punya biaya. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit serupa Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Kesan sakit : Tampak sakit sedang Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5) Vitalsign Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 88 x/menit, regular, kuat angkat Respirasi : 24 x/menit, regular, pernapasan torakoabdominal Suhu : 37,1o C …pemeriksaan fisik Kepala : Normocephal Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-) Leher : Tonsil dan faring hiperemis (-), Kaku kuduk (-), KGB dan tiroid tidak teraba membesar. Thorax Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea midclavicula sinistra Auskultasi: SI-SII tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-). Pulmo : Inspeksi : Simetris (+/+), Massa (-), Retraksi (-/-) Palpasi : Massa (-), Krepitasi (-) Perkusi : Sonor (+/+) dikedua lapang paru Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-) …pemeriksaan fisik Abdomen Inspeksi : datar, Massa (-), Jejas (-), Auskultasi : Bising Usus (+) Perkusi : Timpani Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba. Ekstermitas: Akral hangat, CRT <2 detik. Pemeriksaan Penunjang WBC : 11,24/uL SGPT : 24 U/L RBC : 4,66/uL HGB : 13,4 g/dL HbSAg : (-)Neg PLT : 355/uL CT/BT : 400/230 GDS : 111 mg/dL Ureum : 22 mg/dL PEMERIKSAAN DILAKUKAN Kreatinin : 0.85 mg/dL 21/02/2021 SGOT : 17 U/L Diagnosis Diagnosis Klinis : Vomitus Diagnosis Etiologi: Intoksikasi organofosfat (Roundup) Diagnosis Kerja : Vomitus ec Intoksikasi Organofosfat (Roundup) dan Episode Depresi sedang Penatalaksanaan di IGD Posisikan pasien berbaring terlentang Berikan O2 Pasang IV line dengan cairan fisiologis yaitu RL 20 tpm Inj. Pantoprazole 1 vial/12 jam/IV Oral Mucosta 3x1 tab Sucralfat syrup 3xI C Observasi keadaan umum, tanda-tanda dehidrasi dan percobaan bunuh diri yang lain Edukasi keluarga untuk menjauhkan benda-benda tajam dan bahan kimia lain agar tidak terjadi percobaan bunuh diri kembali. Pasien dikonsulkan ke Penyakit dalam dan dirawat bersama dengan Psikiatri. Prognosis Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam Quo ad sanationam : ad bonam PEMBAHASAN Pestisidayang termasuk ke dalam golongan organofosfat antara lain Azinophosmethyl, Chloryfos, Demeton Methyl, Dichlorovos, Dimethoat, Disulfoton, Ethion, Palathion, Malathion, Parathion, Diazinon dan Chlorpyrifos Golongan organofosfat bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim kolinesterase, sehingga asetilkolin tidak terhidrolisa. Oleh karena itu, keracunan pestisida golongan organofosfat disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan, mengakibatkan perangsangan secara terus- menerus pada saraf. Keracunan ini dapat terjadi melalui mulut, inhalasi dan kulit MEKANISME KERJA ORGANOFOSFAT DALAM TUBUH Organofosfat bekerja sebagai kolinesterase inhibitor. Kolinesterase merupakan enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme asetilkolin (ACh) pada sinaps setelah ACh dilepaskan oleh neuron presinaptik Inhibisi kolinesterase pada ganglion simpatis akan meningkatkan rangsangan simpatis dengan manifestasi klinis midriasis, hipertensi dan takikardia. Inhibisi kolinesterase pada ganglion parasimpatis akan menghasilkan peningkatan rangsangan saraf parasimpatis dengan manifestasi klinis miosis, hipersalivasi dan bradikardi. Besarnya rangsangan pada masing-masing saraf simpatis dan parasimpatis akan berpengaruh pada manifestasi klinis yang muncul. Tanda dan Gejala 1. Sindroma muskarinik Sindroma muskarinik menyebabkan beberapa gejala yaitu konstriksi bronkus, hipersekresi bronkus, edema paru, hipersalivasi, mual, muntah, nyeri abdomen, hiperhidrosis, bradikardi, polirua, diare, nyeri kepala, miosis, penglihatatan kabur, hiperemia konjungtiva. Didapatkan pasien mengalami mual dan muntah lebih dari 10 kali sejak minum roundup. Pasien juga mengeluh sakit kepala, pusing serta nyeri ulu hati. Berdasarkan gambaran klinis keracunan organofosfat di atas, kemungkinan pasien mengalami sindroma muskarinik. …tanda gejala 2. Sindroma Nikotinik Sindroma nikotinik pada umumnya terjadi setelah sindroma muskarinik yang akan mencetuskan terjadinya sindroma intermediate berupa delayed neuropathy. Hiperstimulasi neuromuscular junction akan menyebabkan fasikulasi yang diikuti dengan neuromuscular paralysis yang dapat berlangsung selama 2-18 hari. Paralisis biasanya juga mempengaruhi otot mata, bulbar, leher, tungkai dan otot pernafasan tergantung derajat berat keracunan …tanda gejala 3. Sindroma Sistem Saraf Pusat Sindroma sistem saraf pusat terjadi akibat masuknya pestisida ke otak melalui sawar darah otak. Pada keracunan akut berat akan mengakibatkan terjadinya konvulsi. 4. Organofosfat-Induced Delayed Neuropathy Organophosphaet-Induced Delayed Neuropathy terjadi 2 – 4 minggu setelah keracunan. Penatalaksanaan Hentikan paparan dengan memindahkan korban dari sumber paparan, lepaskan pakaian korban dan cuci/mandikan korban. Jika terjadi kesulitan pernafasan maka korban diberi pernafasan buatan. Korban diinstruksikan agar tetap tenang. Dampak serius tidak terjadi segera, ada waktu untuk menolong korban. Korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat. Berikan informasi tentang pestisida yang memapari korban dengan membawa label kemasan pestisida. Keluarga seharusnya diberi pengetahuan/penyuluhan tentang tentang pestisida sehingga jika terjadi keracunan maka keluarga dapat memberikan pertolongan pertama. …penatalaksanaan Beri atropine 2mg IV/SC tiap sepuluh menit sampai terlihat atropinisasi yaitu: muka kemerahan, pupil dilatasi, denyut nadi meningkat sampai 140 x/menit. Ulangi pemberian atropin bila gejala-gejala keracunan timbul kembali. Awasi penderita selama 48 jam dimana diharapkan sudah ada recovery yang komplit dan gejala tidak timbul kembali. Kejang dapat diatasi dengan pemberian diazepam 5 mg IV, jangan diberikan barbiturat atau sedatif yang lain …penatalaksanaan Dalam penanggulangan keracunan organofosfat penting dilakukan untuk kasus keracunan akut dengan tujuan menyelamatkan penderita dari kematian yang disebabkan oleh keracunan akut. Keracunan organofosfat apabila penderita tak bernafas segara beri nafas buatan, bila racun tertelan lakukan pencucian lambung dengan air, bila kontaminasi dari kulit, cuci dengan sabun dan air selama 15 menit. Bila ada berikan antidotum seperti pralidoxime (Contrathion).3 Pengobatan keracunan organofosfat harus cepat dilakukan. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian Pada pasien, pasien merupakan rujukan dari RSU Kuala Kurun sehingga saat pasien tiba di RSUD Doris Sylvanus, kegawatan pada pasien sudah ditatalaksana di RSU Kurun. Saat pasien tiba di RSDS, onset dari minum roundup adalah ±12 jam sehingga tatalaksana yang diberikan di RSDS adalah mengobservasi gejala intoksikasi yang dapat timbul kembali. Pasien diberikan injeksi Pantoprazole, obat oral mucosta dan Sucralfat sirup untuk mengatasi stress ulcer yang terjadi pada pasien akibat minum roundup Episode Depresi Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan dan rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. Gejala Klinis berdasarkan PPDGJ III Gejala Utama: Gejala Lain: Afek depresif, Konsentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri Kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurang Gagasan tentang rasa bersalah dan Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah tidak berguna lelah (rasa lelah yang nyata sesudah Pandangan masa depan yang suram kerja sedikit saja) dan menurunnya dan pesimistis aktivitas. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri Gangguan tidur Nafsu makan berkurang. Interpretasi Episode depresi ringan, sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala depresi ditambah dua dari gejala lainnya. Episode depresi sedang, sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala depresi ditambah tiga atau empat dari gejala lainnya. Episode depresi berat, harus ada tiga gejala utama ditambah sekurang-kurangnya empat dari gejala lainnya. Lama episode depresi sekurang-kurangnya dua minggu tetapi apabila gejala sangat berat dan onset sangat cepat, maka dibenarkan untuk menegakkan diagnosa dalam kurun waktu kurang dari dua minggu. Pada pasien, didapatkan berdasarkan anamnesa terhadap suami pasien jika pasien selama 1 bulan terakhir ini terlihat kehilangan minat dan kegembiraan (anhedonia) dan cepat lelah sehingga menurunnya aktivitas (anenergi) yang termasuk dalam gejala utama depresi, ditambah gejala lain yang ada pada pasien yaitu gangguan tidur, nafsu makan berkurang dan gagasan bunuh diri sehingga pasien memenuhi kriteria dua gejala utama dan tiga gejala lain dimana berdasarkan gejala depresi PPDGJ III, pasien mengarah ke diagnosis episode depresi sedang. Kesimpulan Telah dilaporkan pasien atas nama Tn.P, 33 tahun merupakan rujukan dari daerah Kuala Kurun (Ds. Telaken) dengan keluhan utama muntah setelah minum roundup. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap pasien, didapatkan diagnosis pasien mengarah ke intoksikasi organofosfat (roundup). …kesimpulan Selain itu berdasarkan PPDGJ III dari gejala utama dan gejala lain episode depresi, didapatkan dua dari tiga gejala utama dan tiga gejala lain dimana berdasarkan hal tersebut, diagnosis pasien di bidang psikiatri adalah episode depresi sedang. Tatalaksana awal pada pasien memposisikan pasien, memberikan oksigenasi 2 lpm dan memasang IV line. Pasien kemudian diobservasi tanda-tanda vital dan gejala intoksikasi yang dapat muncul kembali. Pasien dikonsulkan dan dirawat bersama bagian penyakit dalam dan psikiatri DAFTAR PUSTAKA 1. Rustia HN, Wispriyono B, Susanna D, Luthfiah FN. Lama pajanan organofosfat terhadap penurunan aktivitas enzim kolinesterase dalam darah petani sayuran. Makara Kesehatan Vol 14 No 2. Jakarta: 2010. 2. Raini M. Toksikologi pestisida dan penangan akibat keracunan pestisida.Media Litbang Kesehatan Vol XVII No 3. Jakarta: 2007. 3. Lubis HS. Deteksi dini dan penatalaksanaan keracunan pestisida golongan organofosfat pada tenaga kerja. Sumatera Utara: 2009. 4. Maslim, Rusdi. Diagnosa gangguan jiwa. PPDGJ. Direktorat Kesehatan RI. Jakarta. 2013.