Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

HIPERTENSI EMERGENCY
DENGAN INTARGET ORGAN SUSPEK RETINOPATI HT
Disusun Oleh : Kartika Sari
NIM : FAB 118 022

Pembimbing :
Dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.KFR
dr. Tagor Sibarani
dr. C. Yuniardi Alriyanto

BAGIAN/SMF ILMU REHABILITASI MEDIK dan EMERGENCY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
2019
PENDAHULUAN
 Hipertensi  peningkatan tekanan darah sistolik di
atas sama dengan 140 mm Hg dan / atau darah
diastolik tekanan sama dengan atau di atas 90 mm
 Prevalensi 26,5 % dari total PTM
 Krisis HT  peningkatan akut tekanan darah sistolik
> 180/120 mmHg
 HT urgensi  kerusakan target organ (-)
 HT emergensi  kerusakan target organ (+)
 Tatalaksana harus dilakukan secara tepat dan cepat
KASUS
 Nama : Ny. S
 Usia : 45 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Palangka Raya
 Tanggal MRS : 17 Februari 2020
KASUS
Primary Survey
 Vital Signs

• Tekanan darah : 240/120

• Nadi : 98 x/menit
• Suhu : 36,4 C
• Pernapasan : 22 x/menit, thorakoabdominal
KASUS
 Airway : Bebas, tidak ada sumbatan jalan napas
 Breathing : Spontan, 22 x/menit, thorakoabdominal,
pergerakan thoraks simetris kanan/kiri
 Circulation : Laju nadi 98 kali/menit, reguler, pulsasi
kuat
 Disability : GCS (E4V5M6), pupil isokor 3mm/3mm
 Evaluasi Masalah : Termasuk priority sign, pasien
ditempatkan di ruang non bedah dan diberi label
kuning
 Tatalaksana Awal : pemberian oksigen, pemasangan IV
line
ANAMNESIS
 Keluhan utama : Nyeri kepala

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala terus menerus 6 jam
SMRS. Nyeri kepala dirasakan seperti terikat terutama di bagian
belakang kepala. Pasien juga mengeluh pandangan mata kabur.
Pandangan mata kabur sudah terjadi 1,5 tahun, semakin lama
keluhan semakin parah, pandangan berkabut seperti awan disangkal,
os masih bisa melihat wajah. Namun saat ini pandangan menjadi
berkunang-kunang bersamaan dengan badan yang terasa melayang.
Mual dan muntah disangkal. Badan terasa lemas namun tidak
ditemukan adanya kelemahan anggota gerak.. Napas terasa sesak (-),
dada terasa nyeri (+), seperti ditusuk-tusuk, dirasakan hilang timbul,
dada berdebar (-), keringat dingin (-), nyeri ulu hati (-).
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi (+) sejak 4 tahun lalu, tidak

terkontrol
• Riwayat DM (-), penyakit jantung (-),

hiperkolesterolemia (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga


• Anggota keluarga dengan keluhan serupa (-)

• DM, HT, asma, Jantung (-)


PEMERIKSAAN FISIK
 KU : Tampak Sakit Berat
 TTV : TD : 240/120 mmHg
N : 98 x/menit,
S : 36,4 0C
RR : 22x/menit
 Kulit : Pucat (-), sawo matang
 Mata : CA -/-, SI -/-, opasitas kornea (-), pupil isokor
ka=ki, refleks cahaya langsung (+), refleks cahaya tidak
langsung (+)
 Hidung : Simetris, discharge (-), epistaksis (-)
 Mulut : Labium oris pucat (-), faring hiperemis (-)
 Leher : Peningkatan JVP (-), pembesaran tiroid (-),
pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 THORAX
Pulmo
Inspeksi Simetris kiri = kanan, ketertinggalan gerak (-), bekas luka (-)
Palpasi Fremitus vokal simetris kanan = kiri
Perkusi Sonor di semua lapang paru
Auskultasi Vesiculobronchial sound +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Cor
Inspeksi Thrill (-)
Palpasi Ictus cordis teraba di intercostal space (ICS) V 2 cm ke arah lateral dari
LMCS
Auskultasi  S1-S2 tunggal dan regular, murmur (-), gallop (-)
 Heart rate = x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi Dinding cembeng, jejas (-), distensi (-)
Auskultasi Bising usus 12 x/menit (normal)
Palpasi Nyeri tekan (+) epigastrium
Perkusi  Pekak hepar teraba
 Timpani

EKTREMITAS
Superior Inferior
Akral hangat (+/+) (+/+)
CRT < 2” < 2”
Oedem (-/-) (-/-)
Motorik KO = 5 KO = 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
WBC : 9.470/uL
Hb : 14,6 g/dL
RBC : 4.390.000/uL
PLT : 384.000/uL
Cr : 0,80 mg/dL
GDS : 125 mg/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gambaran irama sinus, regular, frekuensi 100


x/menit, dengan gambaran axis normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thoraks
• Posisi Posterior-Anterior.
• Trakea berada ditengah
• Inspirasi cukup: >5.
• Sudut costofrenicus: lancip
• diafragma normal
• CTR: 70%  Kardiomegali
• Paru dalam batas normal
DIAGNOSIS KERJA
 Hipertensi Emergency
 Suspek Retinopati Hipertensi

TATALAKSANA
Tatalaksana awal di IGD :
• O2 nasal kanul 2-4 lpm
• Amlodipin 10 mg 0-0-1
• Candesartan 8 mg 1-0-0
• Monitoring TTV
• Konsul Sp.M
PROGNOSIS

PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia
PEMBAHASAN - TINJAUAN PUSTAKA

Kasus :
 RR = 21
x/m,
spontan
 CRT < 2
detik
 Kesadaran
(GSS
E4V5M6)

Label kuning
PEMBAHASAN - TINJAUAN PUSTAKA

Krisis Hipertensi

peningkatan akut tekanan darah sistolik > 180/120


mmHg

Hipertensi urgensi Hipertensi emergensi

- Kerusakan target organ +


PEMBAHASAN - TINJAUAN PUSTAKA

Kategori Sistolik Diastolik


 
tekanan darah    

Normal < 120 dan < 80


Kasus
Prehipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
TD : 240/120
mmHg
Hipertensi
140 – 159 atau 90 – 99
Stage 1

Hipertensi
> 160 atau 100/ >100
Stage 2

Krisis
> 180 atau > 120
hipertensi
PEMBAHASAN - TINJAUAN PUSTAKA

A. Sembilan puluh persen sampai 95% hipertensi bersifat idiopatik (hipertensi esensial). Beberapa faktor diduga berperan
dalam defek primer pada hipertensi esensial, dan mencakup, baik pengaruh genetik maupun lingkungan.

B. Penyakit ginjal
- Penyakit parekim ginjal
1. Pielonefritis kronik
1. Glomerulonefritis
- Vaskular / kelainan pada glomelurus
- Sistematik lupus eritomatosus
- Sistematik sklerosis
- Vaskulitis ginjal ( mikroskopik poliariteritis nodusa, wegener granulomatosis)
1. Nefritis tubulointersisial
- Penyakit vaskular pada ginjal
1. Stenosis arteri ginjal
- Fibromaskular displasia
- Penyakit Arterosklerosis renovaskular
1. Mikrosopik poliarteritis nodusa
C. Obat – obatan
- Abrupi withdrawal of a centrally acting a2 adrenergic agonist (clonidine methyldopa)
- Phencyclidme cocame or other sympathommetic drug mioxicanon interaction with monoomine inhibitors
(tanycypromine, pheneshine and selegiline

D.Kehamilan
E. Eklamsi berat
F. Endokrin
G. Pheochromocytomo
PEMBAHASAN - TINJAUAN PUSTAKA

Kasus
TD : 240/120
mmHg
Keluhan :
pandangan kabur
1,5 tahun

Pemeriksaan
lanjutan 
Funduskopi
PEMBAHASAN - TINJAUAN PUSTAKA

Kerusakan target
Tujuan : menurunkan <25% MAP organ belum
pada jam pertama, dan tegak
menurunkan pelan-pelan
setelahnya
Kasus
Antihipertensi oral
Kasus
Amlodipin 10 mg
TD : 240/120
Candesartan 8 mg
MAP : 160
25 % MAP : 40
Target TD : Sistol 200 Post Tx
TD : 190/100
mmHg
KESIMPULAN
 Telah dilaporkan seorang wanita Ny. S usia 45
tahun dengan Hipertensi emergensi suspek
retinopati HT
 Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan nyeri
kepala, pandangan kabur progresif dan nyeri dada
hilang timbul
 Berdasarkan pemfis didapatkan peningkatan TD
 Tatalaksana dilakukan dengan tujuan menurunkan
< 25% MAP pada jam pertama dan perlahan pada
jam selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
 S Fauci, A.S., Braunwald, E., Kasper, D.L., Hauser, S.L., Longo, D.L.,
Jameson, J.L., Loscalzo, J., 2008. Harrison’s: Principles of Internal Medicine.
17th ed. New York: McGraw-Hill Companies
 Houston, M., 2009. Handbook of Hypertension. Tennessee: Wiley Blackwell.
pp. 61, 62.
 Ismail., Soegondo, S., Uyainah, A., Trisnohadi, H., Atmakusuma, D., Alwi, I.,
Karyadi, H., Subadri, H., Tadjoedin, H., Syafiq, M., Wardhani, A, 2006,
Panduan Pelayanan Medik. Penerbit Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: halaman 67-71
 Kaplan NM. Clinical Hypertension. Baltimore: William & Wilkins 2002: 339-
354
 Katzung, B.G., 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Editor Agoes,
H.A., Jakarta: EGC. pp. 159, 160.
 Lange, McPhee, S.J., Papadakis, M.A., 2009. Current Medical Diagnosis &
Treatment: fourty-eighth edition. New York: The McGraw-Hill Companies.
pp.376.

Anda mungkin juga menyukai