Anda di halaman 1dari 22

HOSPITALISASI

Ns.Erni Suprapti,M.Kep.
• Kondisi anak harus dirawat di RS

• Pengalaman yang traumatik dan penuh


stres

• Anak menjadi cemas, marah, sedih,


takut dan merasa bersalah
Stressor Umum Hospitalisasi

1. Perpisahan
2. Kehilangan kendali
3. Perubahan gambaran diri
4. Nyeri dan rasa takut
Faktor-faktor yang
mempengaruhi hospitalisasi

1. Berpisah dengan orang tua


dan sparing
2. Fantasi-fantasi dan
unrealistik anxieties
3. Gangguan kontak sosial
5. Nyeri dan komplikasi akibat
pembedahan dan penyakit
6. Prosedur yang menyakitkan dan
takut akan cacat dan kematian
PENDEKATAN DALAM
HOSPITALISASI
• Pendekatan Empirik
– Melalui dunia pendidikan
– Melalui penyuluhan atau sosialisasi

• Pendekatan melalui metode permainan


REAKSI HOSPITALISASI PADA
ANAK SESUAI USIA

• BAYI (USIA 0-12 BULAN)


– Reaksi bayi
• Usia lebih dari 6 bulan == stranger anxiety
dan cemas karena perpisahan
• Respon : menangis, marah dan banyak
melakukan gerakan.
• Usia Toddler
– Reaksi == cemas karena perpisahan
dan merasa tidak aman.
– Respon :
• Tahap protes == menangis kuat, menjerit,
memanggil ibunya, tk laku agresif
( menendang, menggigit, memukul, mencubit,
mencoba untuk membuat orang tua tetap tin
ggal ), menyerang dgn rasa marah,
mengatakan pergi setiap orang yang tidak
dikenal datang.
• Tahap Putus asa ( Despair )
– Reaksi === tampak tegang, tangisnya
berkurang, tidak aktif, kurang minat bermain,
tidak nafsu makan, menarik diri, tidak mau
berkomunikasi, sedih, apatis dan regresi

• Tahap menolak ( Denial )


– Reaksi === samar2 menerima perpisahan, mulai
tertarik dgn lingkungan sekitar, membina
hubungan dangkal dengan orang lain,
• Usia Pra sekolah
– Reaksi === menolak makan, sering
bertanya, menangis perlahan, tidak
kooperatif dengan tenaga kesehatan

• Usia sekolah
– Reaksi === cemas berpisah dgn
lingkungan yg dicintai, kehilangan
kontrol, takut mati, kelemahan fisik,
reaksi nyeri verbal dan non verbal.
• Usia Remaja
– Menolak perawatan/tindakan
– Tidak kooperatif
– Bertanya-tanya
– Menarik diri
– Menolak kehadiran orang lain
• Reaksi orang tua akibat hospitalisasi :
– Cemas dan takut
– Sedih
– Frustasi
– Penolakan/ketidakpercayaan
– Marah atau merasa bersalah
– depresi
• Reaksi sibling akibat hospitalisasi :
– Kesepian
– Ketakutan
– Khawatir
– Marah
– Cemburu
– Benci
– Merasa bersalah
Intervensi keperawatan
• Meminimalkan stessor
– Mengurangi dampak perpisahan
• Melibatkan ortu
• Modifikasi ruangan
• Pertahankan kontak dgn sekolah
– Mencegah perasaan kehilangan kontrol
• Hindari pembatasan fisik
• Isolasi == modifikasi lingkungan
• Buat jadwal prosedur terapi, latihan dan
bermain
Intervensi keperawatan
• Mengurangi rasa takut akibat nyeri
dan perlukaan tubuh
– Mempersiapkan psikologis sebelum
tindakan ( pengkajian , pemberian
informasi )
– Lakukan permainan ( melalui cerita /
gambar )
– Menghadirkan ortu
– Tunjukkan sikap empati
Intervensi keperawatan
• Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
– Kesempatan ortu belajar
– Meningkatkan kemampuan kontrol diri
– Kesempatan sosialisasi
Intervensi keperawatan
• Memberikan dukungan psikologis
• Mempersiapkan anak sebelum masuk
ke rumah sakit/ sebelum dirawat
– Mengenalkan dgn petugas dan pasien lain
di rumah sakit
– Berikan identitas pada anak
– Jelaskan aturan RS
– Laksanakan pengkajian
– Lakukan pemeriksaan fisik
Manajemen asuhan
keperawatan anak dengan
hospitalisasi
• Usia balita
– Berikan askep yg konsisten
– Menyanyi dan berbicara dgn bayi
– Sentuh,pegang, gendong bayi dan terus
berinteraksi selama prosedur
– Rooming in dan anjurkan ortu untuk ijin
pada anak bila ingin pergi
– Berikan mainan yang aman dan nyaman
– Anjurkan ortu berada disamping anak
saat prosedur invasif
– Pertahankan kontak maksimal dgn
perawat
– Bantu kunjungan sibling
• Usia prasekolah
– Batasi aturan dan dorongan pada prilaku
– Anjurkan ortu kunjungan ke anak
– Ijinkan memilih dalam batasan yg bisa
diterima
– Berikan cara yg dapat membantu
perawatan
– Berikan pujian atas kerjasama anak
• Usia sekolah
– Monitor perilaku anak== menentukan
kebutuhan emosi terutama anak yg
menarik diri dan apatis
– Jelaskan prosedur secara rinci
– Anjurkan kunjungan teman sebaya
– Diskusikan tentang penyakit, perawatan
– Ijinkan anak memilih, berpartisipasi dan
menjaga privasi
– Ikuti keinginan anak ttg keberadaan ortu
• Usia remaja
– Fasilitasi perencanaan aktivasi teman
sebaya
– Jelaskan ke ortu ttg kebutuhan mandiri
– Monitor perilaku anak apabila ingin
bicara
– Berikan permainan dan aktivitas lain yg
membantu remaja berdiskusi
– Berikan penkes secara rinci
– Berikan privasi

Anda mungkin juga menyukai