Anda di halaman 1dari 28

Tujuan,.

1. menahan sesuatu – misalnya bidai (spalk), kasa


penutup luka, dan sebagainya – agar tidak bergeser
dari tempatnya
2. menahan pembengkakan (menghentikan
pendarahan: pembalut tekanan)
3. menunjang bagian tubuh yang cedera
4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.
Prosedur Pembalutan
1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut
dengan menjawab pertanyaan ini:
· Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam
pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila
menggunakan pita)
· Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan
menghentikan perdarahan)
· Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
· Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak?
(untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau
kombinasi.
Lanjut,.
3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut
dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi
disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi
luka terbuka:
· Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan)
untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
· Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat
antiseptik.
· Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril
untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di
dalamnya.
· Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih
dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
· Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa.
Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
· Kemudian berikan balutan yang menekan.
Lanjut,.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan
dengan cara:
· Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai
pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
· Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling
lama 15 menit.
· Pengikatan dengan tourniquet.
o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan
lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan
kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket
kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang
ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan
dengan kasa steril.
· Elevasi bagian yang terluka
Lanjut,.
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
· Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh
yang memang perlu difiksasi
· Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh
yang lain
· Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk
kegiatan pokok penderita.
· Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan
berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
· Tidak mudah kendor atau lepas.

Anda mungkin juga menyukai