Anda di halaman 1dari 11

METABOLISME OBAT

Nurul Fatimah, M.Sc., Apt.


Pendahuluan
 Metabolisme obat sering juga disebut
“biotransformasi”
 Metabolisme obat terutama terjadi di hati, yakni di
membran retikulum endoplasma hepatosit
 Tempat metabolisme yang lain adalah di dinding usus,
ginjal, paru, darah, otak dan kulit, juga di lumen kolon
 Tujuan utama adalah mengubah obat yang non polar
(lipofilik) menjadi lebih polar (hidrofilik) sehingga
mudah di mudah diekskresi melalui ginjal dan
empedu
Definisi

 Metabolisme (biotransformasi) merupakan


reaksi biokimia yang terlibat dalam proses
perubahan xenobiotika menjadi turunan yang
lebih non polar dengan tujuan agar
xenobiotika lebih mudah dieliminasi dari
dalam tubuh
 Hasil dari metabolisme berupa metabolit
Fase Metabolisme Obat

 Metabolisme xenobiotik terdiri dari reaksi :


1. Reaksi fase 1 (reaksi oksidasi, reduksi,
hidrolitik) → inaktivasi obat
2. Reaksi fase 2, menghasilkan metabolit
dengan kelarutan yang dalam air yang
lebih baik dan meningkatkan bobot
molekul sehingga memfasilitasi
eliminasi obat
Tahapan reaksi biotransformasi

Reaksi fase 1 Reaksi fase 2

Xenobiotik Metabolit fase 1 Metabolit fase 2

Konjugasi dengan :
Oksidasi - Asam glukoronat
Reduksi - Sulfat
Hidrolisis - Asetat
- Glutation
Jenis reaksi dan enzim yang terlibat
pada metabolisme xenobiotika
Reaksi fase 1 (fase fungsionalisasi)

 Oksidasi, sistem monooksigenasi yang


bergantung pada CYP450
 Reduksi, mempunyai peran minor
dibandingkan reaksi oksidasi
 Hidrolisis
Reaksi fase 2
 Reaksi fase 2 disebut juga dengan reaksi konjugasi,
dimana gugus fungsi yang terbentuk akan dikopel
oleh senyawa endogen dengan bantuan enzim-
enzim tertentu
 Dengan penambahan konjugat endogen akan
meningkatkan kepolaran dari xenobiotika sehingga
akan lebih mudah dapat diekskresi melalui ginjal
Faktor yang mempengaruhi aktivitas
metabolisme obat
1. Faktor genetik, adanya variasi genetik yang
mempengaruhi tingkat aktivitas enzim akan
memberikan pula variasi dalam kecepatan
metabolisme obat
2. Faktor umur dan jenis kelamin, pada beberapa
penelitian membuktikan adanya pengaruh kecepatan
metabolisme obat anak-anak hampir 2x lipat lebih
besar dibandingkan dengan orang dewasa
3. Faktor interaksi obat, secara kompetitif dapat
mempengaruhi metabolisme obat bila digunakan
bersama-sama
Faktor yang mempengaruhi aktivitas
metabolisme obat

4. Faktor penyakit, pada kondisi pasien


dengan penyakit kronis yang
mempengaruhi fungsi hati akan
mempengaruhi juga metabolisme obat
5. Faktor nutrisi, kecepatan metabolisme obat
dihambat pada keadaan defisiensi vitamin
A, riboflavin, asam askorbat, vitamin E

Anda mungkin juga menyukai