Anda di halaman 1dari 14

 Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tujuan sebagaimana diamanatkan dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu “…


melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial... ”.
 Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan agar Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
bangsa yang diatur dalam undang-undang.
 Melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara
telah memberikan kerangka yang jelas kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional yang sesuai dengan amanat Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
 Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan
pendidikan nasional, tidak dapat dilepaskan dari amanat Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Pemahaman Aktualisasi Pancasila
 Pemahaman Kampus
 Pengertian Tridharma Perguruan Tinggi
 Pengertian Sivitas Akademika
 Pengertian Pendidikan Tinggi
 Pengertian Budaya Akademik
 Pengertian Kampus sebagai Moral Force
Pengembangan Hukum dan HAM
Aktualisasi adalah sesuatu mengaktualkan.
 Aktualisasi Pancasila secara objektif, yaitu melaksanakan Pancasila
dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara meliputi eksekutif,
legislative dan yudikatif dan dalam bidang kehidupan kenegaraan
lainnya.
 Aktualisasi Pancasila secara subjektif, yaitu pelaksanaan Pancasila
dalam setiap pribadi, perseorangan, warga Negara, dan penduduk.
Pelaksanaan Pancasila secara subjektif sangat ditentukan oleh
kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu untuk
mengamalkanancasila.
 Kampus, dari bahasa Latin; campus yang berarti "lapangan luas", "tegal".
 Dalam pengertian modern, kampus berarti, sebuah kompleks atau daerah
tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas atau perguruan
tinggi. Bisa pula berarti sebuah cabang daripada universitas sendiri.
 Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia, Kampus: daerah lingkungan
bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan
belajar mengajar dan administrasi berlangsung
 Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan
Tinggi.
Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan
Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Penelitianadalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang
memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan
masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
(UU No. 12 Tahun 2012)
Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi.
Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan
program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.
Pendidikan Tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pendidikan Tinggi berasaskan: kebenaran ilmiah; penalaran; kejujuran; keadilan;
manfaat;kebajikan; tanggung jawab; kebhinnekaan; dan keterjangkauan.
Sivitas
Akademika merupakan komunitas yang memiliki tradisi ilmiah dengan
mengembangkan budaya akademik.
Berfungsi:
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;
mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya
saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan
nilai Humaniora.

Bertujuan:
berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;
dihasilkannya
lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk
memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;
dihasilkannyaIlmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan
menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan
terwujudnyaPengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang
bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Akademik berasal dari academia, yaitu sekolah yang diadakan Plato (Pranarka,
1983:37-375).
 istilah akademi yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar,sebagai
tempat dilakukannya kegiatan mengembangkan intelektual.
 mencakup pengertian kegiatan intelektual yang bersifat refleksif, kritis, dan
sistematis.
 merupakan seluruh sistem nilai, gagasan, norma, tindakan, dan karya yang
bersumber dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sesuai dengan asas
Pendidikan Tinggi. (Pasal 11 UU No. 12 Tahun 2012)
 Kritis, senantiasa mengembangkan sikap ingin tahu segala sesuatu untuk
selanjutnya diupayakan jawaban dan pemecahannya melalui suatu kegiatan
ilmiah penelitian.
 Kreatif, senantiasa mengembangkan sikap inovatif, berupaya untuk
menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
 Obyektif, kegiatan ilmiah yang dilakukan harus benar-benar berdasarkan pada
suatu kebenaran ilmiah, bukan karena kekuasaan, uang atau ambisi pribadi.
 Analitis, suatu kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu metode ilmiah
yang merupakan suatu prasyarat untuk tercapainya suatu kebenaran ilmiah.
 Konstruktif, harus benar-benar mampu mewujudkan suatu karya baru yang
memberikan asas kemanfaatan bagi masyarakat.
 Dinamis, ciri ilmiah sebagai budaya akademik harus dikembangkan terus-
menerus.
 Dialogis, dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dalam masyarakat
akademik harus memberikan ruang pada peserta didik untuk mengembangkan
diri, melakukan kritik serta mendiskusikannya.
 Menerima kritik, sebagai suatu konsekuensi suasana dialogis yaitu setiap insan
akademik senantiasa bersifat terbuka terhadap kritik.
 Menghargai prestasi ilmiah/akademik, masyarakat intelektual akademik harus
menghargai prestasi akademik, yaitu prestasi dari suatu kegiatan ilmiah.
 Bebas dari prasangka, budaya akademik harus mengembangkan moralitas ilmiah
yaitu harus mendasarkan kebenaran pada suatu kebenaran ilmiah.
 Menghargai waktu, senantiasa memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien
mungkin, terutama demi kegiatan ilmiah dan prestasi.
 Memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, memiliki karakter ilmiah sebagai
inti pokok budaya akademik.
 Berorientasi ke masa depan, mampu mengantisipasi suatu kegiatan ilmiah ke
masa depan dengan suatu perhitungan yang cermat, realistis dan rasional.
 Kebebasan Akademik, merupakan kebebasan Sivitas Akademika dalam
Pendidikan Tinggi untuk mendalami dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi secara bertanggung jawab melalui pelaksanaan Tridharma.
 Kebebasan Mimbar, merupakan wewenang profesor dan/atau Dosen yang
memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan
bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu
dan cabang ilmunya.
 Otonomi Keilmuan, merupakan otonomi Sivitas Akademika pada suatu cabang
Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dalam menemukan, mengembangkan,
mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut
kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.
(UU No. 12 Tahun 2012)
Masyarakat kampus wajib senantiasa bertanggung jawab secara moral atas kebenaran obyektif,
tanggung jawab terhadap masyarakat bangsa dan negara, serta mengabdi kepada
kesejahteraan kemanusiaan.

Sikap masyarakat kampus tidak boleh tercemar oleh kepentingan politik penguasa sehingga
benar-benar luhur dan mulia.

Dasar pijak kebenaran masyarakat kampus adalah kebenaran yang bersumber pada ketuhanan
dan kemanusiaan.

Permasalahan utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka pendidikan Pancasila ini
adalah pembangunan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Apabila berbagai persoalan utama
dalam kehidupan ketatanegaraan kita semenjak kemerdekaan tidak lepas dari kekuatan moral
dari kalangan kampus, maka reformasi yang menjadi tuntutan utama kalangan kampus
tertentu tidak lepas dari upaya mereka dalam mencari solusi pemecahannya.

Kampus melalui kajian ilmiah, mimbar akademik yang bebas, budaya akademik, dan berfikir
rasional objektif dengan menggunakan metodologi ilmiah dalam kerangka pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi, akan mempunyai peluang yang sangat besar untuk berperan serta
sebagai kekuatan moral ( moral force) untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sekian...
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai