Bertujuan:
berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;
dihasilkannya
lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk
memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;
dihasilkannyaIlmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan
menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan
terwujudnyaPengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang
bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Akademik berasal dari academia, yaitu sekolah yang diadakan Plato (Pranarka,
1983:37-375).
istilah akademi yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar,sebagai
tempat dilakukannya kegiatan mengembangkan intelektual.
mencakup pengertian kegiatan intelektual yang bersifat refleksif, kritis, dan
sistematis.
merupakan seluruh sistem nilai, gagasan, norma, tindakan, dan karya yang
bersumber dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sesuai dengan asas
Pendidikan Tinggi. (Pasal 11 UU No. 12 Tahun 2012)
Kritis, senantiasa mengembangkan sikap ingin tahu segala sesuatu untuk
selanjutnya diupayakan jawaban dan pemecahannya melalui suatu kegiatan
ilmiah penelitian.
Kreatif, senantiasa mengembangkan sikap inovatif, berupaya untuk
menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi masyarakat.
Obyektif, kegiatan ilmiah yang dilakukan harus benar-benar berdasarkan pada
suatu kebenaran ilmiah, bukan karena kekuasaan, uang atau ambisi pribadi.
Analitis, suatu kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu metode ilmiah
yang merupakan suatu prasyarat untuk tercapainya suatu kebenaran ilmiah.
Konstruktif, harus benar-benar mampu mewujudkan suatu karya baru yang
memberikan asas kemanfaatan bagi masyarakat.
Dinamis, ciri ilmiah sebagai budaya akademik harus dikembangkan terus-
menerus.
Dialogis, dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dalam masyarakat
akademik harus memberikan ruang pada peserta didik untuk mengembangkan
diri, melakukan kritik serta mendiskusikannya.
Menerima kritik, sebagai suatu konsekuensi suasana dialogis yaitu setiap insan
akademik senantiasa bersifat terbuka terhadap kritik.
Menghargai prestasi ilmiah/akademik, masyarakat intelektual akademik harus
menghargai prestasi akademik, yaitu prestasi dari suatu kegiatan ilmiah.
Bebas dari prasangka, budaya akademik harus mengembangkan moralitas ilmiah
yaitu harus mendasarkan kebenaran pada suatu kebenaran ilmiah.
Menghargai waktu, senantiasa memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien
mungkin, terutama demi kegiatan ilmiah dan prestasi.
Memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, memiliki karakter ilmiah sebagai
inti pokok budaya akademik.
Berorientasi ke masa depan, mampu mengantisipasi suatu kegiatan ilmiah ke
masa depan dengan suatu perhitungan yang cermat, realistis dan rasional.
Kebebasan Akademik, merupakan kebebasan Sivitas Akademika dalam
Pendidikan Tinggi untuk mendalami dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi secara bertanggung jawab melalui pelaksanaan Tridharma.
Kebebasan Mimbar, merupakan wewenang profesor dan/atau Dosen yang
memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan
bertanggung jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu
dan cabang ilmunya.
Otonomi Keilmuan, merupakan otonomi Sivitas Akademika pada suatu cabang
Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dalam menemukan, mengembangkan,
mengungkapkan, dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut
kaidah, metode keilmuan, dan budaya akademik.
(UU No. 12 Tahun 2012)
Masyarakat kampus wajib senantiasa bertanggung jawab secara moral atas kebenaran obyektif,
tanggung jawab terhadap masyarakat bangsa dan negara, serta mengabdi kepada
kesejahteraan kemanusiaan.
Sikap masyarakat kampus tidak boleh tercemar oleh kepentingan politik penguasa sehingga
benar-benar luhur dan mulia.
Dasar pijak kebenaran masyarakat kampus adalah kebenaran yang bersumber pada ketuhanan
dan kemanusiaan.
Permasalahan utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka pendidikan Pancasila ini
adalah pembangunan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). Apabila berbagai persoalan utama
dalam kehidupan ketatanegaraan kita semenjak kemerdekaan tidak lepas dari kekuatan moral
dari kalangan kampus, maka reformasi yang menjadi tuntutan utama kalangan kampus
tertentu tidak lepas dari upaya mereka dalam mencari solusi pemecahannya.
Kampus melalui kajian ilmiah, mimbar akademik yang bebas, budaya akademik, dan berfikir
rasional objektif dengan menggunakan metodologi ilmiah dalam kerangka pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi, akan mempunyai peluang yang sangat besar untuk berperan serta
sebagai kekuatan moral ( moral force) untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sekian...
Terima kasih