multiple sclerosis
Kelompok 8
Ervina A Putri 1041811032
Fatima Azzahri 1041811041
Apa itu multiple
sclerosis ?
Apa penyebab
Apa itu multiple
dari multiple
sclerosis ?
sclerosis ?
Apa itu multiple sclerosis
Multipel sklerosis yang dulu disebut juga
sklerosis diseminasi adalah
penyakit degenerative, bersifat kronis dan
progresif yang merusak myelinpada sususan
saraf pusat ( Hickey, 2008 )
Sklerosis Multipel atau Multiple Sclerosis
(MS) adalah penyakit autoimun kronik yang
menyerang mielin otak dan medula spinalis.
Penyakit ini menyebabkan kerusakan mielin dan
juga akson yang mengakibatkan gangguan
transmisi konduksi saraf.
penyebab terjadi multipel sklerosis masih belum diketahui secara pasti. Namun para ilmuan
memperkirakan bahwa terdapat beberapa factor penyebab Terjadinya multipel
Sklerosis. penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus
dan mekanis meautoimun (Clark, 1991)
Studi Kasus
Seorang anak perempuan berusia 13 tahun 7 bulan datang dengan keluhan utama kejang 6
jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Riwayat penyakit sekarang mendapatkan data
bahwa pasien sebelumnya juga telah mengalami demam sejak 9 hari SMRS, demam tidak
tinggi dan hilang timbul. Penglihatan semakin bertambah kabur sejak 6 hari SMRS. Buang
air kecil tidak lancar sejak 2 hari SMRS, buang air kecil keluar sedikit-sedikit dan merasa
tidak lampias setiap kali selesai berkemih
Buang air besar sulit keluar dan terakhir 2 hari SMRS. Kejang 6 jam SMRS, frekuensi 2
kali, durasi ± 5 menit, interval antar kejang ± 2 jam, kejang seluruh tubuh dengan mata
melihat keatas serta kedua anggota gerak atas dan bawah kaku, kejang berhenti sendiri dan
anak tampak banyak tidur serta tidak kontak dengan keluarga setelah kejang, ini merupakan
episode kejang yang pertama.
Subjektif
Umur : 13 tahun 7 bulan
Pasien : anak perempuan
Riwayat penyakit : riwayat penyakit dahulu didapatkan data bahwa pasien pertama kali
mengeluhkan penglihatan kabur sejak ± 1 tahun yang lalu, awalnnya keluhan tersebut
berkurang setelah pasien berobat ke dokter spesialis mata dan diberikan obat makan;
keluhan tersebut kembali muncul dan memberat, namun pasien tidak pernah lagi berobat ke
dokter spesialis mata dan hanya mengkonsumsi vitamin. Pasien merupakan siswa kelas VIII
SLTP dan sebelumnya merupakan murid yang berprestasi (masuk 5 besar), namun sejak ±
1 tahun terakhir prestasi menurun
Keluhan : pasien mengalami demam sejak 9 hari SMRS, demam tidak tinggi dan hilang
timbul. Penglihatan semakin bertambah kabur sejak 6 hari SMRS. Buang air kecil tidak
lancar sejak 2 hari SMRS, buang air kecil keluar sedikit-sedikit, buang air besar sulit keluar
dan terakhir 2 hari SMRS.
Objek
Nama Pemeriksaan Hasil Rentang Normal
Hemoglobin
Hemoglobin 13,6
13,6 g/dl
g/dl 12-16
12-16 g/dL
g/dL
Leukosit
Leukosit 13.660/mm3
13.660/mm3 5.000-10.000
5.000-10.000
leukosit/mcl
leukosit/mcl darah
darah
Hematokrit 39% 37-47%
Hematokrit 39% 37-47%
Trombosit 361.000/mm3 150.000-450.000 L
Trombosit 361.000/mm3
Frekuensi jantung 100 kali/menit 60-100 kali per menit
Frekuensi jantung 100 kali/menit 60-100 kali per menit
Frekuensi napas 24 kali/menit 14-20 kali permenit
Frekuensi napas 24 kali/menit 14-20 kali permenit
Tekanan darah 158/82 mmHg 90/60 mmHg hingga
Tekanan darah 158/82 mmHg 120/80 mmHghingga
90/60 mmHg
120/80 mmHg
Assesment
Nama obat Mekanisme
Metilprednisolon Bekerja dengan mekanisme imun
1 x 500 mg iv sehingga tubuh tidak melepas senyawa
(dosis 20 mg/kg berat badan) kimia yang memicu terjadinya
peradangan. Metilprednisolon memiliki
beberapa efek samping yang berbahaya
sehingga penggunaannya harus dalam
pengawasan dokter
Fenobarbital 2 x 60 mg iv
untuk mengontrol dan meredakan
kejang, bekerja dengan cara
mengendalikan aktivitas
listrik yang abnormal di sistem saraf dan
otak selama terjadinya kejang
DRP (Drug related problems )
Terapi dengan pemberian obat metil prednisolone sesuai
dikarenakan hal ini bersesuaian dengan kepustakaan yang menyatakan
bahwa metil prednisolon dosis tinggi selama 3-5 hari pemberian
merupakan terapi utama penyakit multipel sklerosis, dimana steroid ini
digunakan dalam dosis 20-30 mg/kg berat badan yang dapat diikuti dengan
steroid oral yang diturunkan secara bertahap dalam 2 hingga 6 minggu
Diberikan terapi cendolyteer ED perihal keluhan penglihatan dan terapi pencahar guna mengatasi konstipasi.
Plan
• Terapi Farmakologi
Pada pasien selanjutnya dilakukan rawat jalan dengan penurunan
bertahap dosis metil prednisolon oral untuk mengurangi peradangan
saraf akibat multiple sclerosis dan juga pasien direncanakan untuk
kontrol ulang
• Terapi Non Farmakologi
- Menghindari stress dan beristirahat
yang cukup
- Banyaknya dukungan dari keluarga
- Melakukan aktivitas ringan
- Menghentikan kebiasan merokok
karena mengandung banyak zat racun,
rokok juga merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya multiple
sclerosis
TERIMA KASIH