Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN HISPRUNG

KELOMPOK 2
KELOMPOK 2

1 Majid Nugraha (302018069)


2 Fikri Nurul Padhli (302018071)
3 Aini Novitasari (302018111)
4 Indah Fitriyani Sahroni (302018073)
5 Lastri Ayulandari (302018074)
6 Chikal Senjadea (302018072)
HISPRU
NG
DEFINISI
Penyakit Hirschprung adalah suatu
gangguan perkembangan dari sistem saraf
enterik dengan karakteristik tidak adanya
sel-sel ganglion (tidak adanya pleksus
meintrik) pada bagian distal kolon dan
kolon tidak bisa mengembang dengan
memberikan manifestasi perubahan
struktur dari kolon. Pada kondisi klinik
penyakit Hirschprung lebih dikenal
dengan mengkolon kongenital.
ETIOLO
GI
Penyebab penyakit hirschprung tidak diketahui,
tetapi ada hubungan dengan kondisi genetik.
Mutasi pada Ret Proto-onkogen telah dikaitkan
dengan neoplasia endokrin 2A atau 2B pada
penyakit hirschsprung familiar. Gen lain yang
berhubungan dengan penyakit hirschsprung
termasuk sel neurotrofik glial yang diturunkan
dari faktor gen, respon gen endothelin-B dan gen
endothelin-3. Penyakit hirschsprung juga terkait
dengan Down syndrome, sekitar 5-15% dari
pasien dengan penyakit hirschsprung juga
memiliki trisomy.
PATOFISIOL
OGI
MANIFESTASI
KLINIS
A. Tanda dan gejalah pada neonatus meliputi:
1. Kegagalan mengeluarkan mekonium dalam tempo 24 hingga 48
jam karena usus tidak mampu mendorong isinya ke arah distal.
2. Muntah dengan muntahan yang mengandung feses atau empedu
sebagai akibat obstruksi intestinal.
3. Distensi abdomen yang terjadi sekunder karena retensi isi usus dan
obstruksi usus.
4. Iritabilitas (anak menjadi rewel) akibat distensi abdomen yang
ditimbulkan.
5. Kesulitan menyusu dan kegagalan tumbuh kembang yang
berhubungan dengan retensi isi usus dan distensi abdomen.
6. Dehidrasi yang berhubungan dengan kesulitan menyusu dan
ketidakmampuan mengonsumsi cukup cairan.
7. Diare overflow yang terjadi sekunder karena peningkatan sekresi
air kedalam usus disertai obstruksi usus.
LANJUTAN
B. Tanda dan gejalah pada anak-anak meliputi:
1. Konstipasi persisten akibat penurunan motilitas
gastrointerstinal (GI)
2. Distensi abdomen akibat retensi feses.
3. Massa feses yang bisa diraba akibat retensi feses.
4. Ekstremitas yang lisut( pada kasus-kasus berat)
yang terjadi sekunder karena gangguan motilitas
intestinal dan pengaruhnya pada nutrisi serta
asupan makanan.
5. Kehilangan jaringan subkutan (pada kasus-kasus
berat) yang terjadi sekunder karena malnutrisi.
6. Abdomen yang besar dan menonjol akibat retensi
feses dan perubahan homeostatis cairan serta
elektrolit yang ditimbulkan.
LANJUTAN
C. Tanda dan gejalah pada dewasa ( yang lebih
jarang ditemukan dan prevalen pada laki-laki)
meliputi:

1. Distensi abdomen akibat penurunan motilitas


usus dan konstipasi.
2. Konstipasi intermitan yang kronis dan
merupakan keadaan sekunder karena
gangguan motilitas usus. (Kowalak, Welsh, &
Mayer, 2014)
KOMPLIK
1.Perforasi usus.
ASI
2.Ketidakseimbangan elektrolit.
3.Defisiensi gizi.
4.Enterokolitis.
5.Syok hipovolemik.
6.Sepsis (Kowalak, Welsh, &
Mayer, 2014)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Biopsi isap
2. Biopsi oto rectum
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari
hasil biopsy asap
4. Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan
biopsy usus (Ngastiyah, 1997)
5. Foto abdomen dan Enema Barium untuk
mengetahui adanya penyumbatan pada kolon
6. Biopsi rectal untuk mendeteksi ada tidaknya sel
ganglion
7. Manometri anorektal untuk mencatat respons
reflex sfingter interna dan eksterna (Betz, Cecily,
& Linda, 2002)
PENATALAKSAN
AAN
Tindakan Bedah Definitif

a.Prosedur Swenson

b.Prosedur Duhamel

c. Prosedur Soave

d.Prosedur Rehbein
PROLAPS
RECTUM
DEFINISI
Prolaps Rektum adalah keluarnya mukosa
maupun seluruh tebal dinding rektum
melewati anus. Apabila yang keluar
tersebut terdiri dari semua lapisan
dinding rektum, prolapse ini disebut
prosidensia.
ETIOLO
PADA ANAK
GI
1. Kelainan Bawaan
- Gangguan faal sfingter; mis : »
Meningokel » Agenesis sacrum
- Pasca anaplastik/rektoplastik pada
malformasi anorectal
- Kelainan bawaan vesika ektopik » simfisis
pubis terpisah
2. Hipotonik otot dasar panggul
3. Obstipasi
LANJUTAN
PADA DEWASA
1.Kurangnya daya tahan jaringan sistem penunjang
rektum
- Pasca bedah perineum atau genitalia wanita
- Kelainan neurologic
- Kelemahan otot usia lanjut, kurang gizi
2. Peninggian tekanan intra abdomen
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi prolaps rektum merupakan
jaringan ikat pada mukosa rektum yang
mengendur diiringi sistem saraf serta otot
pelvis yang melemah, dan tonus sfingter yang
menyusut. Kerja otot serta sfingter yang
hadapi kemunduran tersebut menimbulkan
gerakan rektum jadi tidak terkoordinasi, pada
keadaan kronis dapat menyebabkan rektum
jatuh ke dasar keluar dari lubang anus.
LANJUTAN
Tidak hanya itu, terdapat pula sebagian
teori yang menarangkan terbentuknya
prolaps rektum. Teori yang awal
merupakan prolaps rektum terjalin
akibat sliding hernia lewat defek pada
fascia pelvis. Teori yang kedua
menarangkan prolaps rektum diawali
dari intususepsi internal sirkumferensial
rektum sebesar 6-8 centimeter proksimal
mengarah ke kanalis analis.
LANJUTAN
Pada kondisi wajar, sistem saraf, otot, sfingter, serta
jaringan ikat pada pelvis bekerja secara sinergis kala
seorang berganti posisi, mengejan, ataupun batuk.
Pada kondisi defekasi ataupun mengejan, terjalin
gerakan volunter yang menimbulkan kenaikan
tekanan intraabdominal diiringi dengan kontraksi
otot- otot pelvis. Pada dikala yang sama, sfingter
hendak berelaksasi serta jaringan ikat hendak
mengendur biar feses bisa turun dari rektum ke anus.
Kenaikan tekanan intraabdominal yang terjalin akibat
asites, masa intraperitoneal, obstipasi, organomegali,
serta batuk kronis pula bisa pengaruhi pembuatan
hernia inguinalis.
MANIFESTASI
KLINIS
1. Riwayat gumpalan yang menonjol
2. Inkontinensi rinja dalam tingkat tertentu, yang
mungkin hanya dalam bentuk keluarnya lender
3. Sembelit juga digambarkan sebagai tenesmus (sensasi
evakuasi tinja yang tidak lengkap)
4. Perasaan mengejan
5. Pendarahan rektum
6. Diare dan kebiasaan buang air besar yang tidak
menentu
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Pemeriksaan imaging seperti: Barium enema
dan kolonoskopi, Video defekografi, Rigid
Proctosigmoidoscopy
PENATALAKSAN
AAN
Konservatif :
• Laxatif
• Mengurangi tekanan saat mengedan
• Perbaikan keadaan umum dan nutrisi

Operatif :
• Transperineal (THIER’S)
• Laparatomi : rektopeksia, sigmoidekto
TBC
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
TB anak terjadi pada anak usia 0-14 tahun
(Kemenkes RI,2016).
ETIOLO
Penyebab tuberkulosis
GI
paru adalah
Mycobacterium Tuberculsis. Ada beberapa
spesies Mycobacterium, antara lain: M.
Tuberculosis, M. Africanum, M. Bovis, M.
Leprae dan sebagainya. Yang juga dikenal
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Kelompok mikobakterium selain
Mycobacterium Tuberculosis yang bisa
menimbulkan gangguan pada saluran nafas
dikenal sebagai MOTT (mycobacterium Other
Than Tuberculosis) yang terkadang
mengganggu penegakan diagnosis dan
pengobatan TB (Menkes RI, 2017).
MANIFESTASI
KLINIS
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
b. Batuk darah 
c. Sesak napas
d. Nyeri dada

2. Gejala sistemik, meliputi:


a. Demam 
b. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia,
penurunan berat badan serta malaise.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.Uji tuberculin
2.Foto toraks
3.Pemeriksaan histopatologi
(PA)
4.MYCODOT
5.BACTEC
6.Pemeriksaan Sputum BTA
PENATALAKSAN
AAN
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
a. Jenis Obat (lini 1) yang digunakan:
Rifampisin, INH, Pirazinamid,
Streptomisin, Etambutol
b. Kombinasi dosis tetap
c. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2);
kanamisin, kuinolon, derivate
rifampisin dan INH
MALNUTRISI
DEFINISI
Malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak
seimbang. Ini berarti, malnutrisi tidak
hanya mengacu pada kondisi kekurangan
asupan makan (undernutrition).
ETIOLO
Malnutrisi bersifat
GI
primer, yaitu apabila
kebutuhan individu yang sehat akan protein
,energi atau keduanya,tidak dipenuhi oleh
makanan yang adekuat.Pada malnutrisi protein
energi primer, kekurangan kalori umumnya
dikaitkan dengan keadaan-keadaan perang,
kekacauan sosial, ketidaktahuan, kemiskinan,
penyakit infeksi, dan ketidakseimbangan
distribusi makanan. Dengan demikian gangguan
sosial ekonomi dapat dianggap sebagai penyebab
paling global kelaparan pada anak di sertai
efeknya yang buruk pada pertumbuhan dan
perkembangn anak.
LANJUTAN
Malnutrisi bersifat sekunder ,yaitu akibat adanya
penyakit yang dapat menyebabkan asupan
suboptimal,gangguan penyerapan atau pemakaian
nutrien,dan atau peningkatan kebutuhan karena
terjadi kehilangan nutrien atau keadaaan
stres.Malnutrisi protein-energi merupakan penyakit
gizi terpenting dinegara sedang berkembang dan
salah satu penyebab utama mordibilitas dan
mortalitas pada masa kanak-kanak di dunia.
PATOFISIOLOGI
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan dimana
kekurangan gizi disebabkan karena tubuh kekurangan energi
dan protein dalam makanan Sehari- hari sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan .Status penderita Kurang Energi Protein
termasuk dalam gizi kurang dan gizi buruk. Kurang Energi
protein dapat terjadi pada semua umur,baik,dewasa,maupun
anak-anak,terutama ibu hamil,ibu menyusui dan anak-anak
dibawah 5 Tahun atau balita .Pada orang dewasa kurang energi
protein dapat menurunkan derajad kesehatan sehingga
mengakibatkan rentan terhadap penyakit dan samping itu
menurunkan pula produktivitas kerja. Pada anak-anak kurang
energi protein dapat menghambat pertumbuhan badan,mudah
terserang penyakit serta mengakibatkan rendahnya kecerdasan
intelektual yang bersifat menetap. Pada prinsipnya gangguan
nutrisi pada anak merupakan akibat dari kebutuhan nutrisi
yang tidak adekuat sehinggga simpanan nutrisi yang dapat
menimbulkan anak terkena penyakit .
MANIFESTASI
1. Penurunan nafsu makan
KLINIS
2. Mudah Lelah
3. Sulit konsentrasi
4. Sering kedinginan
5. Kehilangan massa lemak, massa otot, dan jaringan
tubuh
6. Mudah sakit dan butuh waktu lama untuk sembuh
7. Luka yang lama sembuh
8. Risiko komplikasi yang meningkat setelah operasi
9. Depresi
10. Penurunan dorongan seksual
11. Gangguan kesuburan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Kaji BB dan TB
2. Kaji tumbuh kembang
PENATALAKSAN
AAN
Penatalaksanaan yang akan di beikan
kepada anak dengan malnutrisi yaitu
berupa pengobatan yang berbentuk
makanan yang mengandung banyak
protein bernilai tinggi,banyak cairan
,cukup vitamin dan mineral,masing-
masing masih sudah dicerna dan di
serap.
KASUS
Hirschprung + Prolaps Recti + Post Colostomy ke II + TBC +
Malnutrisi ( Usia Pre School )
An. R, laki-laki, usia 6 tahun, tiba-tiba setelah bermain mengeluh nyeri di
daerah abdomen kuadran kiri atas, perut kembung serta nyeri didaerah
abdomen, mual (+), muntah sehari 2 kali cair, warna kehijauan + 300 cc.
Dalam seminggu ini klien sering mengalami kesulitan BAB,ibu klien
selalu memberi pepaya supaya klien bisa buang air besar tetapi klien
tetap saja tidak bisa buang air besar , di anus klien terdapat jaringan yang
keluar. Klien dibawa ke puskesmas dan disarankan untuk ke RSHS.
Tanggal 23 April 2009 klien dibawa ke RSHS dan hasil pemeriksaan
Dokter bahwa klien harus dioperasi lagi karena pada anus terjadi prolaps
recti dan harus di colostomy lagi.
LANJUTAN
Hasil pemeriksaan fisik : Keadaan Umum: Klien lemah dan rewel ; Kesadaran: Compos mentis. Tanda- tanda
vital: TD : 100/70 mmHg, R : 26x/ menit, N: 92x/ menit, S: 37,0 C, BB : 13 kg, TB : 117 cm. Kulit kotor dan
berkeringat, konjungtiva anemis, telinga kotor, hidung kotor, mulut kotor, gigi kuning dan kotor, batuk (+) terus
menerus, di perut terdapat luka bekas jahitan sepanjang + 10 Cm, distensi abdomen (+), bising usus 5 X/menit,
klien sering menangis sambil memegang perut, mual (+), muntah (+) cair, warna kehijauan + 300 cc, nafsu
makan ( - ), di anus terdapat prolaps recti yang masih dijahit, kuku tangan dan kaki panjang. Tanggal 12 Mei
2009 klien dilakukan operasi colostomy ke II.
 Riwayat penyakit lalu : Pada usia 3 hari setelah lahir klien tidak BAB, perut kembung, muntah warna
kehitaman seperti mekonium, klien dirawat satu hari di RS dan dilakukan washout. Sampai usia 2,5 bulan BAB
klien sedikit- sedikit dan kadang tidak BAB, perut klien kembung lagi, sehingga oleh ibu klien dibawa ke RSHS
dan hanya dilakukan washout saja dan tidak perlu dirawat sampai usia 9 bulan. Klien operasi colostomy pada
usia 9 bulan, usia 2 tahun klien dilakukan operasi pullthrough dan usia 4 tahun operasi tutup colostomy.
Riwayat Neonatal : Bayi lahir matur, spontan, ditolong oleh paraji, BBL 2000 gram, PBL 52 Cm.
LANJUTAN
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
16 Mei 2009 Kimia Klinik    
  Natrium ( Na ) 130 mEq/ L 135- 145 mEq/ L
  Kalium ( k ) 2,9 mEq/ L 3,6- 5,5 mEq/ L

Hasil Pemeriksaan foto thorax :


Kesan:
- Curiga Tb paru aktif
Tidak tampak kardiomegali
Elevasi kedua diafragma terutama kiri
 
Terapi :
Ranitidine 2 x ½ ampul ( jam 16.00 dan 04.00 WIB /IV ).
Direncanakan pemberian therapi OAT
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen cedera


fisiologis d.d anak mengeluh nyeri
2. Konstipasi b.d aganglionik d.d
defekasi kurang dari 2x seminggu
Rencana keperawatan
PENATALAKSAN
AAN
Penatalaksanaan yang akan di beikan
kepada anak dengan malnutrisi yaitu
berupa pengobatan yang berbentuk
makanan yang mengandung banyak
protein bernilai tinggi,banyak cairan
,cukup vitamin dan mineral,masing-
masing masih sudah dicerna dan di
serap.

Anda mungkin juga menyukai