Kelompok 3 HIsprung
Kelompok 3 HIsprung
PASIEN HISPRUNG
KELOMPOK 2
KELOMPOK 2
a.Prosedur Swenson
b.Prosedur Duhamel
c. Prosedur Soave
d.Prosedur Rehbein
PROLAPS
RECTUM
DEFINISI
Prolaps Rektum adalah keluarnya mukosa
maupun seluruh tebal dinding rektum
melewati anus. Apabila yang keluar
tersebut terdiri dari semua lapisan
dinding rektum, prolapse ini disebut
prosidensia.
ETIOLO
PADA ANAK
GI
1. Kelainan Bawaan
- Gangguan faal sfingter; mis : »
Meningokel » Agenesis sacrum
- Pasca anaplastik/rektoplastik pada
malformasi anorectal
- Kelainan bawaan vesika ektopik » simfisis
pubis terpisah
2. Hipotonik otot dasar panggul
3. Obstipasi
LANJUTAN
PADA DEWASA
1.Kurangnya daya tahan jaringan sistem penunjang
rektum
- Pasca bedah perineum atau genitalia wanita
- Kelainan neurologic
- Kelemahan otot usia lanjut, kurang gizi
2. Peninggian tekanan intra abdomen
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi prolaps rektum merupakan
jaringan ikat pada mukosa rektum yang
mengendur diiringi sistem saraf serta otot
pelvis yang melemah, dan tonus sfingter yang
menyusut. Kerja otot serta sfingter yang
hadapi kemunduran tersebut menimbulkan
gerakan rektum jadi tidak terkoordinasi, pada
keadaan kronis dapat menyebabkan rektum
jatuh ke dasar keluar dari lubang anus.
LANJUTAN
Tidak hanya itu, terdapat pula sebagian
teori yang menarangkan terbentuknya
prolaps rektum. Teori yang awal
merupakan prolaps rektum terjalin
akibat sliding hernia lewat defek pada
fascia pelvis. Teori yang kedua
menarangkan prolaps rektum diawali
dari intususepsi internal sirkumferensial
rektum sebesar 6-8 centimeter proksimal
mengarah ke kanalis analis.
LANJUTAN
Pada kondisi wajar, sistem saraf, otot, sfingter, serta
jaringan ikat pada pelvis bekerja secara sinergis kala
seorang berganti posisi, mengejan, ataupun batuk.
Pada kondisi defekasi ataupun mengejan, terjalin
gerakan volunter yang menimbulkan kenaikan
tekanan intraabdominal diiringi dengan kontraksi
otot- otot pelvis. Pada dikala yang sama, sfingter
hendak berelaksasi serta jaringan ikat hendak
mengendur biar feses bisa turun dari rektum ke anus.
Kenaikan tekanan intraabdominal yang terjalin akibat
asites, masa intraperitoneal, obstipasi, organomegali,
serta batuk kronis pula bisa pengaruhi pembuatan
hernia inguinalis.
MANIFESTASI
KLINIS
1. Riwayat gumpalan yang menonjol
2. Inkontinensi rinja dalam tingkat tertentu, yang
mungkin hanya dalam bentuk keluarnya lender
3. Sembelit juga digambarkan sebagai tenesmus (sensasi
evakuasi tinja yang tidak lengkap)
4. Perasaan mengejan
5. Pendarahan rektum
6. Diare dan kebiasaan buang air besar yang tidak
menentu
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Pemeriksaan imaging seperti: Barium enema
dan kolonoskopi, Video defekografi, Rigid
Proctosigmoidoscopy
PENATALAKSAN
AAN
Konservatif :
• Laxatif
• Mengurangi tekanan saat mengedan
• Perbaikan keadaan umum dan nutrisi
Operatif :
• Transperineal (THIER’S)
• Laparatomi : rektopeksia, sigmoidekto
TBC
DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
TB anak terjadi pada anak usia 0-14 tahun
(Kemenkes RI,2016).
ETIOLO
Penyebab tuberkulosis
GI
paru adalah
Mycobacterium Tuberculsis. Ada beberapa
spesies Mycobacterium, antara lain: M.
Tuberculosis, M. Africanum, M. Bovis, M.
Leprae dan sebagainya. Yang juga dikenal
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Kelompok mikobakterium selain
Mycobacterium Tuberculosis yang bisa
menimbulkan gangguan pada saluran nafas
dikenal sebagai MOTT (mycobacterium Other
Than Tuberculosis) yang terkadang
mengganggu penegakan diagnosis dan
pengobatan TB (Menkes RI, 2017).
MANIFESTASI
KLINIS
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
b. Batuk darah
c. Sesak napas
d. Nyeri dada